"Jgeeer ..."
"Jgeeer ..."
"Jgeeer ..."
"Suara apaan tuh? Petir? Hujankah? OMG diluar gelap banget" ucap Irena saat melihat keluar jendela kamar
"Terlalu sibuk dengan make-up, diluar gelap pun aku gak tau. Harus pergi ke kantor sekarang juga nih. Kalau tiba-tiba hujan deras aduhh jangan. Kalau pesan taxi online, udah gak heran lagi tarif ongkos nya bisa naik drastis hahaha" ucap Irena sambil merapikan hijabnya dan barang-barang dengan buru-buru.
"Brrukkk ..."
"Aww ..."
"Aww ..."
Karena buru-buru kaki Irena menabrak lemari yang ada dikamarnya. Ia merintih kesakitan. Tapi terus berjalan mengambil kunci motor dan helm, tak lupa mengecek jas hujan didalam jok motornya. Karena itu adalah barang paling terpenting disaat hujan turun nanti.
"Irena Irena, sarapan dulu nak .." teriak Ibu Iren dari ruang makan"
"Sarapan diluar aja Bu, buru-buru nih takut hujan lebat nanti" balas teriakan Irena.
"Ibu bontotin ya nak" balas teriakan Ibu lagi.
"Gak usah Bu, Irena beli diluar aja nanti sekalian singgah ke Coffee Shop dekat kantor" jawab Irena sambil menghidupkan mesin motornya.
"Memang Ibuku ini paling the best banget, khawatir banget sama anaknya kalau gak sarapan eakkk" ucap Irena dalam hati.
Irena kembali lagi kedalam rumah menyalami dan mencium pipi Ibunya, Ibunya pun membalas mencium pipi anaknya itu. Hal yang biasa dilakukan lrena saat ia hendak pergi kemanapun.
"Hati-hati nak, baca Doa. Jangan buru-buru banget bawak motornya, jalanan pasti licin kalau hujan nanti" ucap Ibu Irena.
"Siap Bu, perintah siap dilaksanakan" ucap Irena sambil berjalan menuju motornya.
Saat dijalan mengendarai motornya, Irena tampak bingung dan menerka-nerka, hujan gak ya hujan gak ya pikirnya. Kalau tiba-tiba hujan deras, ia pasti buru-buru harus mencari tempat berteduh untuk memakai jas hujan.
"Beep, beep ..."
"Beep, beep ..!!"
"Beepp ...!!!"
Suara klakson mobil berbunyi berkali kali menyuruh Irena minggir kesebelah kiri, karena Irena menggunakan lajur kanan dengan kecepatan rendah, sementara lajur kanan digunakan untuk pengendara dengan kecepatan tinggi. Irena tampak kesal dan tetap tidak mau minggir. Lagian pun jalanan tampak macet.
Akhirnya Irena berhenti saat traffict light berwarna merah. Mobil itu berhenti juga tepat disamping Irena. Irena menoleh kesamping mobil denga raut wajah yang kesal dan ingin rasanya memarahi orang itu, Irena melihat dengan jelas wajah pria itu dari luar kaca mobil.
"Siap sih ini orang bunyi klakson mobil kayak jalanan punya dia saja, sudahlah mungkin dia mau BAB" pikir Irena sambil tertawa.
Traffict light berubah warna hijau. Disaat berbarengan, hujan turun tiba-tiba sangat deras, Irena mengambil lajur kiri mencoba mencari tempat berteduh. Saat berteduh tiba-tiba ...
"Byurrrrrr ...!!!!"
Becekan air hujan mengenai baju dan wajah Irena saat ia hendak membelokkan motornya ke salah satu toko.
"Arghh .. pelan-pelan woy!!" teriak Irena.
Irena tampak makin kesal, lagi-lagi mobil itu. Mobil sport mewah Porsche warna putih. Hanya itu yang bisa dia ingat, tidak terpikir olehnya untuk melihat berapa nomor plat mobilnya. Dalam ingatannya hanya teringat jelas bagaimana wajah pria didalam mobil itu.
"Astaghfirullah lazim, cobaan apa lagi ini"? dalam hatinya.
Irena membersihkan wajahnya dengan tisu dan mencoba untuk membersihkan bajunya juga, tapi pasti butuh waktu yang lama pikirnya, lagian dikantor ada baju ganti yang sudah lama ia sediakan bilamana sewaktu-waktu bajunya kotor, maklum ya Irena itu fashionable, tidak mau terlihat tidak rapi didepan orang-orang sekitar kantornya.
Irena langsung memakai jas hujan dan segera bergegas kembali mengendarai motornya.
"Alhamdulillah sampai" dalam hati Irena.
Suasana kantor masih begitu sepi, mungkin karena hujan karyawan pada datang telat pikirnya. Dia langsung masuk ke ruangan kantornya mengambil baju dan mulai bergegas ke toilet untuk bersih-bersih.
****
"Irena! Kamu kenapa saya lihat masuk keruangan kantor seperti maling begitu" tanya Pak Chan.
"Itu pak baju saya kotor banget, kenak becekan air hujan. Bapak tumben udah datang pagi-pagi banget Pak? Saya kira dikantor masih belum ada orang" jawab Irena.
"Jadi maksud kamu sayang bukan orang? Hantu gitu? Kamu masih bertanya sama saya kenapa cepat datang? Kita ada meeting pagi-pagi banget mau keluar kota, kamu lupa?" ucap Pak Chan dengan nada tinggi.
"Marah lagi marah lagi, sial banget hari ini kayaknya, belum sarapan juga udah keburu kenyang dengar repetannya, ucap Irena dengan suara yang sangat pelan.
"Kamu bilang apa? Kenapa bisik-bisik begitu?" tanya Pak Chan lagi.
"Enggak Pak, saya belum sarapan saya mau beli sarapan dulu ya Pak, sekalian beli kopi, bapak mau saya belikan juga?" jawab Irena dengan wajah takut.
"Kamu ini, bukannya sarapan dari rumah. Kalau tadi tau hujan kenapa tidak telepon saya, kan bisa saya jemput langsung dari rumah, jadi kamu gak perlu ke kantor lagi sampai baju kamu kotor begitu" ucap Pak Chan
"Kenapa ini si Boss, tumben amat perhatian. Buat orang kege-eran aja" dalam hati Irena.
"Sudah pergi sana sarapan, cepat balik jangan lama-, saya gak mau kita telat sampai disana" ucap Pak Chan sambil keluar dari ruangan kantor Irena.
"Pak, kopinya gimana pak? Paakkk ..." tanya Irena
"Ahh, sudahlah orang bertanya dianya sudah pergi. Marah-marah terus siapa coba yang mau sama dia. Bisa tertekan batin dan cepat mati juga kali ya pasangannya" ucap Irena.
Hujan akhirnya reda, Irena pun bergegas ke Coffee Shop untuk membeli roti dan segelas kopi. Saat melangkah masuk kedalam, tatapan Irena menuju salah satu barista dikasir, seperti tidak asing baginya melihat wajah barista itu, Irena memesan minuman favouritenya. Ia terus menatap wajah barista itu.
"Mas, Caramel Machiato dinginnya satu, Oatmeal Scones nya satu ya" pinta Irena sambil terus menatap wajah barista itu.
"Dingin mbak? Yakin dingin mbak? Atas nama?" tanya Barista itu.
"Upss maaf, panas maksud saya Mas. Irena Mas" jawab Irena.
"Oke ditunggu ya mbak" ucap Baris itu.
Irena mencoba melihat ID Card barista itu, tapi tidak ada. Baju yang dipakai barista itu juga tidak seperti layaknya seorang barista, dan baju itu juga tampak tak asing baginya. Irena terus menerus mengingat sambil duduk menunggu disalah satu meja. Akhirnya dia ingat siapa pria itu.
"Mbak Irena" panggil salah satu barista.
"Iya Mas" jawab Irena.
"Loh kemana pria itu? Kemana dia? Kok baristanya beda lagi?" ucap Irena dalam hati.
Sambil berjalan matanya terus mencari-cari dimana pria itu. Saat ia hendak berbalik badan menuju meja tiba tiba ...
"Gubrakkk...."
"Awww ..." Irena menjerit.
Kopi dan roti jatuh mengotori baju Irena, ia melihat siap yang ditabraknya sambil membersihkan bajunya dengan tanga. Siap sangka, ternyata Pria itu.
"Kamu?" teriak Irena.
"Sudah dua kali kamu mengotori baju saya ya, kamu sengaja kan? Dendam sama saya atau bagaimana, lihat-lihat dong kalau ada orang disamping dibelakang dikanan atau dikiri kamu" ucap Irena sambil marah.
"Lupa atau pura-pura lupa?" ucap Irena lagi.
"Dasar Pria sinting, dua kali ketemu kamu sial terus" teriak Irena.
Pria itu hanya tersenyum dan tidak meminta maaf kepada Irena, ia malah pergi meninggalkan Irena, Irena semakin murka. Mengejar dan menarik tangan pria itu, tapi siapa sangka Irena malah terjatuh saat mencoba meraih tangan pria itu.
"Aduhhh .. Hey kamuuu. Pria sintingg" teriak Irena kesakitan.
"Siapa sih Pria sinting itu? Bukannya minta maaf malah kabur kayak maling, aduhh Pak Chan nungguin pasti nih, bisa kenak semprot lagi aku nih" ucap Irena.
Irena bergegas kembali ke kantor dengan keadaan baju yang kotor. Ia berlari sambil menahan rasa sakit dan marah karena terjatuh tadi.
SIAPA PRIA SINTING YANG DISEBUT IRENA?
APAKAH PRIA ITU MENGENALNYA?
ATAU MEMANG PRIA ITU MEMANG SINTING?
Wahh, semakin buat penasaran banget nih ceritanya kan Readers ..
Yuk, difollow dilike dan dicomment dulu ya Readers biar author semakin semangat nulisnya nih hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Dede Dewi
😄😄darting..darah tinggi kali ya matinya nanti kalo suka marah²
2022-11-13
1
🌸Santi Suki🌸
jangan-jangan jodohnya Irene 🙈
2022-10-28
0
Rossemarry
bontotin itu apa?🙈
"my lovely bodyguard" mampir lagi🥳 semangat berkarya 🥰
2022-10-09
1