"Biar saya antar kamu pulang, saya mau ke kamar mandi dulu, kamu jangan kemana-mana, tunggu saya, jangan bergerak duduk diam saja disitu" ucap Pak Chan.
"Iya baik Pak" jawab iren.
Ada apa ini gerangan dengan Bapak satu ini, biasa juga aku pulang sendiri. Tumben banget ini orang nganterin pulang pikirnya.
"Yok, sudah jam segini Ibu kamu pasti khawatir nunggui kamu dirumah. Biar saya antar, kalau Ibu kamu marah biar saya yang hadapi" kata Pak Chan sambil jalan menuju parkiran mobil.
Shirena cuma bisa terdiam mendengar perkataan pria itu. Hatinya terasa tersentuh walau hanya mendengar kalimat itu.
*****
"Terimakasih Pak sudah ngantar saya sampai rumah" ucap iren sambil keluar membuka pintu mobil.
"It's oke, sudah seharusnya saya nganterin kamu, udah jam segini juga soalnya" jawab Pak Chan.
Kaki iren mulai melangkah menuju rumahnya. Dalam pikirannya masih terbayang setiap kalimat yang rasanya menyentuh hatinya.
"Ciee ..."
"Ciee .. siapa tuh?" teriak Kania dari ujung dapur.
"Apa sih Kania cuma dianterin doang sama si Boss, apanya yang cie cie, jangan mikir yang enggak enggak deh" sahut Shirena sambil menuju dapur.
"Kalian kenapa sih kakak beradik? Bicara apaan sih? Ibu baru selesai Sholat langsung ke dapur kirain entah kenapa" sahut Ibu.
"Biasa Bu, Kak Iren diantar cowok" jawab Kania.
"Alhamdulillah beneran nak? Cowok kamu? "tanya Ibu ke Iren penasaran.
"Bukan dong Bu, itu Boss Iren loh" jawab Iren tersipu malu.
"Yah Ibu kirain, ehh tapi Ibu ada kabar baik loh. Besok anaknya teman Ibu baru pulang dari London. Katanya sih mau stay di Medan terus. Rencana sih, anaknya teman Ibu itu yang mau Ibu kenalin ke kamu. Siapa tau kalian bisa ya kan" kata Ibu.
"Bisa apa sih Bu?" tanya Iren.
"Ya bisalah pokoknya lah. Kamu mau kan ren Ibu kenalin ke dia? Barengan Ibu berangkatnya, besok malam dinner bareng sama teman Ibu juga" tanya Ibu dengan wajah yang serius berharap Iren tidak menolak ajakannya seperti yang dulu dulu lagi
" Hemm lihat besok ya Bu, takutnya Iren lembur sih" jawab Irena.
Sebenarnya jawaban Iren adalah tidak, tapi Irena mencoba memberi jawaban yang tidak membuat Ibunya merasa tersinggung dengan penolakannya.
"Mau aja deh kak, London London pasti cowok itu tampan deh seperti Aktor Bruce Lee" sahut Kania
"Aduh Kania, apa iya Bruce Lee dari London? Aktor bela diri dong dia berarti ckckckk. Kakak sih kalau bisa yang dikenalin itu yaah mirip mirip Daniel Radcliffe lah ya, biar kalau kami kencan gak usah ribet dijalanan macet, naik sapu terbang Harry Potter nya aja lebih romantis kali ya" jawab Iren sambil tertawa lepas.
"Tapi kalau nanti pas ketemu kakak gak mau, kasih ke Kania aja ya kak, feelling Kania sih kakak pasti gak mau deh. Soalnya kakak sepertinya udah ada pacarnya" kata Kania.
"Cowok? Sotoy deh kamu nih" jawab Iren.
Dari meja makan Ibu Iren terus melihat ke arah wajah anaknya. Ada yang tidak biasa yang terjadi malam ini. Irena begitu ceria tertawa lepas, seperti dia melihat anaknya yang dulu suka bercerita, bercanda, dan tertawa. Hati Ibu Iren terasa sejuk, Ia bersyukur dan berharap kepada Allah semoga Ia terus melihat raut wajah kebahagiaan dalam diri anaknya itu.
Ibu Iren begitu menyayangi putri-putrinya, terutama Irena, dia berharap anaknya cepat mendapatkan jodoh di usianya yang sekarang. Ia ingin ada yang menjaga putri-putrinya kelak disaat ia tiada lagi. Hal yang biasa jika seorang Ibu terpikir hal seperti itu.
Jelas besok adalah hal yang sangat ia tunggu-tunggu. Perkenalan antara putrinya dengan putra temannya. Berharap apa yang ia dan temannya rencanakan berjalan dengan lancar.
"Kriingg ..."
"Kringg ... "
"Kringg ..."
Handphone Ibu Iren berbunyi. Di layar tertera nama Jeng Rina memanggil. Jelas tidak disangka itu adalah temannya Ibu Iren yang akan mereka temui besok malam. Benar-benar takdir, apa yang dipikirkan tiba-tiba menelpon. Semoga kabar baik, itulah yang ada dipikiran Ibu Iren saat Jeng Rina menelpon.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, ya Jeng baru aja kami bicarakan utk rencana kita besok sama anak saya, eh udah ditelpon aja. Kenapa ya?" tanya Ibu Irena.
"Iya nih, untuk dinner besok saya share location ya dimana tempatnya. Kalau saya telat, tunggu aja disitu ya Jeng" jawab Rina.
"Iya oke Jeng, terima kasih ya" kata Ibu Iren
"Siapa Bu" tanya Iren.
"Biasa teman Ibu" jawab Ibu Iren.
"Jeng Rina yang dulu sering main kerumah kita kan Bu? yang mau kita jumpai besok Bu Rina itu?" tanya Irena.
"Bukan bukan kamu tenang saja, gak usah kamu pikirkan siapa yang menelpon, siapa yang mau kita jumpai besok dan dimana kita dinner, gak usah kamu pikirkan ya Ren, yang penting kamu besok jangan telat pulang dan dandan yang cantik secantik cantiknya. You must be a prince tomorrow night" kata Ibu Irena.
"ckckckckkk"
"ckckckckkk"
"cckckckkck"
Irena tertawa terbahak bahak, sejak kapan Ibunya bisa berbicara bahasa Inggris seperti itu. Apa dia yang selama ini tidak menyadari karena terlalu sibuk dengan dirinya dan dunianya. Ahh sudahlah pikirnya. Mungkin Ibu terlalu happy karena perkenalannya dengan anak temannya besok. Tapi apa dirinya harus menyetujui perjodohan itu. Untuk kali ini sulit baginya untuk menolak, karena sudah banyak penolakan yang dia lakukan. Dan setiap penolakan yang ia lakukan, membuat Ibunya merasa sedih dan suka melamun didalam kamar..
"Sudah sudah malam, kamu sudah makan kan Ren?" tanya Ibu Iren.
"Sudah Bu, Iren masuk kamar dulu ya. Mau bersih-bersih. Besok ada meeting pagi-pagi dikantor, jadi mau langsung istirahat aja" jawab Irena
"Makan sama pacarnya loh Bu" teriak Kania dari dalam kamar.
"Bising dek, nanti tetangga pada dengar dengan teriakan kamu. Dikira beneran" balas teriakan dari Irena.
"Kalian ini, teriak-teriakan ya malah beneran didengar sama tetangga dong" kata Ibu Iren.
"Ren, Ibu senang melihat kamu seperti ini, jangan berubah ya. Ibu selalu doakan yang terbaik untuk putri putri Ibu"kata Ibu sambil memeluk Iren.
"Ibu kenapa sih? Iren jadi sedih loh, kan jadi baper Bu, bukan karena laper ya Bu" canda Irena
"Tidak apa, Ibu hanya ingin memeluk kamu saja nak. Sudah lama juga Ibu tidak memeluk anak Ibu seperti ini kan" kata Ibu Iren.
Hati Iren terenyuh dengan pelukan hangat Ibunya, hatinya seketika runtuh, tanpa disadari tangisnya pecah saat ia jalan menuju kamar tidurnya. Pikiran yang kacau kembali menghampirinya, yang membuat hatinya tenang adalah dengan bewudhu dan segera melaksanakan Sholat. Hal itu yang ia lakukan saat hatinya mulai terasa gelisah. La tahzan, jangan bersedih Irena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Fenti
iya juga sih, pasti ibu sangat khawatir dengan usia anaknya yang sudah segitu tapi belum ada yang datang melamar
2022-11-10
2
Fenti
posesif bangat pak Chan sama Shirena, apa suka sama Shirena atau hanya perhatian bos kepada bawahannya??, kalau suka yaa ngomong dong pak Chan
2022-11-10
2
Hiatus
kok aku merasakan firasat buruk dengan ibunya Irena huhu semoga tak terjadi
2022-11-10
2