"Shirena, kamu sadar gak sih kalau Pak Chan itu sebenarnya ada feel sama kamu? Kenapa kamu gak coba untuk dekati Pak Chan, siapa tau memang Pak Chan jodoh yang selama ini kamu cari-cari. Coba deh dekatin pelan-pelan, dikasih pancingan sedikit biar tau aja responnya gimana"
"Apaaaaa!!!" ucap Shirena.
"Iya dekati Pak Chan. Apa perlu aku yang turun tangan biar kalian bisa lebih dekat lagi? Kan gak mungkin dong. Kamu yang seharusnya lebih tau cara dekati Pak Chan, soalnya tiap hari Pak Chan kan nempel terus sama kamu" kata Azkia salah satu sahabat Shirena dikantor.
"Apa sih, kok jadi ngebahas Pak Chan. Entar orangnya dengerin kita loh. Dinding kantor ini bisa transfer ke dia apa yang kita bicarakan" canda Shirena.
"Ciee .. Shirena. Langsung deh sok gak mau. Padahal ada kesempatan emas loh" kata Azkia.
"Azkia please jangan bahas yang tidak-tidak deh, jangankan niat, kepikiran saja pun tidak. Aku gak mau ya sampai orang kantor pada tau masalah ini, aku itu bukan tipe dia, masa iya seorang Direktur bisa suka saman bawahannya, jangan mimpi. Jauh-jauh deh" ucap Shirena.
"Huss, hati-hati loh entar bisa termakan cakap bisa suka beneran. Aku orang pertama yang harus kamu traktir kalau beneran itu terjadi haha" canda Azkia.
"Sudah sudah jangan dibahas, tuh orangnya datang tuh. Panjang umurnya kan, apa jangan-jangan batinnya terpanggil karena tau kita lagi bicarakan dia" ucap Shirena terheran.
"Ahh aku kabur dulu lah, entar bisa kenak semprot pulak sama Pak Chan karena gangguin bawahan tersayangnya haha" ucap Azkia tertawa sambil keluar dari ruangan Shirena.
Tiba-tiba ruangan terasa panas dan gerah saat Pak Chan masuk ke ruangan Shirena. Shirena mengambil secarik kertas dan mulai mengipas wajahnya yang penuh dengan keringat. Padahal AC diruangan begitu dingin, tapi entah kenapa Shirena tampak gelisah dan mulai gugup saat Pak Chan duduk dihadapannya.
"Hei, kamu kenapa? Kenapa keringatan begitu. AC kamu mati rusak atau bagaimana? Tapi sepertinya disini dingin tidak ada masalah. Kamu sakit Shirena?" tanya Pak Chan.
"Oh tidak Pak, saya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan saya" jawab Shirena.
"Khawatir? Memangnya saya ada bilang saya khawatir sama kamu? Saya cuma bertanya kamu kenapa? Salah memangnya? Kamu jangan kege-eran deh ya" ucap Pak Chan.
Shirena merasa malu, pipinya merah merona hatinya terasa mau copot karena salah tingkah dengan kedatangan Pak Chan ke kantornya. Apa yang dikatakan Pak Chan tidak direspon baik olehnya. Kehadiran Pak Chan membuat pikirannya tidak fokus.
"Ini ada data untuk meeting sore kita, kamu cek dan tolong kamu kirimkan hasil pemeriksaan kamu ke email saya ya, hapus itu keringat kamu. Aneh banget, dingin begini kok malah kepanasan" kata Pak Chan.
"Apa sore ini Pak? Berarti lembur dong Pak? " tanya Shirena
"Iya kenapa emangnya? Kamu keberatan? Customer kita bisa sore ini, emangnya kamu mau customer kita pada kabur hanya karena kamu tidak bisa datang? Jangan bilang kamu tidak bisa ya. Sepertinya kamu udah mulai bosan kerja disini ya? " tanya Pak Chan.
"Bukan bosan kerja disini, kerja disini mah udah enak banget apalagi dengan pencapaian yang udah susah payah di raih sampai saat ini. Yang buat bosan itu lihat Bapak yang selalu saja ngerepotin saya Pak" ucapa Shirena dalam hati.
"Bukan begitu Pak, saya hanya bertanya. Maaf Pak. Nanti akan saya coba cek mengenai data data customer kita" jawab Shirena.
"Oke saya tunggu, cepat ya gak pakai lama. Jangan ngobrol terus kamu, kalau udah ngobrol pasti pada lupa kerjaan dan tanggung jawab" ketus Pak Chan.
****
Shirena mulai bingung luar biasa. Bagaimana bisa mengecek data data customer sesingkat ini. Palingan biasanya data dikasih hari ini, besok dikirim hasilnya. Ini kenapa harus dadakan begini. Menghela napasnya, Shirena memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya dulu. Jelas biasanya pulang kantor jam lima sore, tapi kali ini sepulang kantor dia harus meeting lagi dengan customer Pak Chan. Itu berarti dia akan makan malam diluar dengan Bos nya. Dan yang ia pikirkan sekarang adalah ia harus menghubungi Ibunya bahwa ia pulang terlambat dan tidak makan malam dirumah. Tapi setelah dipikirnya, lebih baik menyelesaikan apa yang disuruh Pak Chan dulu sebelum Pak Chan mengamuk karena data hasil laporan pengecekan nya belum masuk ke emailnya.
Akhirnya dia berhasil menyelesaikannya, dan berharap tidak ada lagi masalah setelah apa yang terjadi hari ini yang membuat Shirena hampir jantungan karena hampir membuat seisi kantor berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya hari ini hanya karena seorang Direktur yang digosipkan suka dengan dirinya.
Jam sudah menunjukkan jam lima sore, waktunya untuk pulang . Shirena merapikan segala barang-barang yg berantakan diatas meja kantornya, dan keluar dari ruangan kantor. Ia mengalihkan pandangannya keluar tepatnya didepan kantor, mobil sudah ada tepat di hadapannya. Shirena berjalan dan masuk kedalam mobil.
"Oke, Bismillahirrohmanirrohim. Yuk bisa yuk Shirena" ucapnya.
****
Selama 4 tahun dia bekerja, Shirena selalu memprioritaskan pekerjaannya. Ia tidak pernah merasa lelah mengerjakan pekerjaannya sampai selesai. Karena Pak Chan direktur dikantornya itu tidak suka menunda-nunda pekerjaan, sehingga pekerjaan hari ini harus selesai di hari yang sama juga. Apa jadinya kalau Shirena tidak mempunyai atasan seperti Pak Chan, mungkin ia tidak akan bisa berhasil sampai seperti ini. Yah mungkin memang Pak Chan lah pikirnya.
Omong-omong, Shirena seperti patung didalam mobil. Ia hanya diam. Bahkan untuk bergerak pun dia tidak bisa, tubuhnya terasa kaku. Padahal udah sering juga dia berpergian dengan Bos nya itu, tapi untuk hari ini benar-benar kacau. Hati dan pikiran tidak karuan.
Matanya mulai mengantuk, namun dalam beberapa saat Pak Chan menepuk-nepuk pundak Shirena, membuat dirinya terkejut. Pria itu menyuruh supir untuk berhenti di depan Coffee Shop. Pria itu berjalan menuju kasir dan memesan tiga kopi take a way. Oke dia berhenti dan memesan, tapi untuk siapa. Pria aneh. Belum pernah sebelumnya dia seperti ini. Oh mungkin untuk customer yang sudah menunggu kami pikirnya.
Saat pria itu masuk kembali ke mobil membawa kopi, Shirena berpura-pura menatap keluar jendela seolah ia tidak tau apa yang terjadi. Pria itu memberikan kopi kepadanya dan juga supir. Shirena terheran tak percaya ada apa ini kenapa dengan Pria ini.
"Ini minum" ucap Pak Chan ketus tapi tidak dengan Pak Supir.
"Ini juga buat kamu Jok"
"Eh buat saya Pak?" tanya Shirena.
"Iyalah buat kamu, masak iya buat Ibu kamu dirumah" ketus Pak Chan lagi.
"Makasih Pak" ucap Shirena.
Tanpa disadari hal seperti itu membuat pikiran Shirena yang tadi tenang menjadi bingung dan gak karuan lagi. Kenapa bisa seperti ini. Apa jangan-jangan malah dirinya yang mulai menyukai Direktur itu tanpa disadari.
"Well, tenang Shirena harus tenang, buang jauh-jauh pikiran itu? Jangan jangan jangan sampai ya" ucap Shirena dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Neunek Ulka
Eisss Pak Cha.. mulai terang terangan nie memberi perhatian pada shireen, mulai dari yang kecil dulu ya Pak hehehe😁
2022-11-11
2
Neunek Ulka
Sherena, jangan sampai kemakan omongan seperti teman bilang tuk, 😁😁, kamu traktir pertama untuk nya🤣🤣, ucapan do'a lhoo 🤣🤣🤣
2022-11-10
2
Fenti
ampun deh, apa begini ya kalau laki-laki memiliki rasa, jadinya serba salah si perempuannya.. kayak pak Chan ini??
2022-11-07
0