Akan Ada Pelangi Setelah Hujan
“Aku tidak mau Bu” tolak Shirena memohon di hadapan ibunya sambil meneteskan air matanya.
“Kamu harus mau nak, kamu harus bangkit kembali, dia pria yang baik dan cocok untuk kamu” ucap ibu Shirena yang tak kalah sedih melihat putri pertamanya belum bisa melupakan trauma pada dirinya.
“Tapi aku tidak kenal dengan dia bu, dan tolong jangan paksa Shirena” ucap Shirena dengan suara dinginnya dan pergi masuk ke dalam kamarnya.
Ibu Shirena hanya bisa menangis melihat kepergian Shiren, Kania sang adik langsung memeluk ibunya.
“Ibu tenanglah, Kania akan membujuk kakak agar kakak mau menikah dengan bang Ilham, dan Kania juga sepemikiran dengan ibu, kalau kakak bisa bahagia dengan bang Ilham” ucap Kania adik Shirena.
“Semoga saja nak” sahut ibu Shirena yang masih menatap ke arah pintu kamar Shirena.
Sementara di dalam kamar, Shirena menatap ke luar jendela sambil melihat ke arah bunga bunga yang ada di halaman depan rumahnya.
Maafkan Shirena bu, bukan Shirena tidak mau menikah, tapi untuk saat ini Shiren belum bisa dekat dengan lelaki mana pun, batin Shirena kemudian menghapus air matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Tok
Tok
Tok
“Kakak boleh Kania masuk?” panggil Kania dari depan pintu.
“Masuk aja dek” sahut Shirena dalam dalam kamar.
"Kak, maaf ya kalau Kania mengganggu. Sebenarnya apa yang dikatakan Ibu ada baiknya kak, itu juga untuk kebaikan hidup kakak. Kakak jangan takut, kami akan selalu berada disamping kakak apapun yang terjadi. Kita semua sayang sama kakak, kita juga pastinya mau yang terbaik untuk kakak, udah 3tahun berlalu, jangan terus terjebak dalam masa-masa sulit itu lagi kak", ucap Kania sambil memegang tangan Shirena yang mulai terasa dingin.
"Kakak mengerti dengan apa yang kalian inginkan dek, tapi kakak belum bisa untuk saat ini dan kakak belum yakin apa kakak bisa", ucap Shirena.
"Emangnya gak ada lelaki satupun yang kakak sukak? Entah itu satu kerjaan dengan kakak atau yaa teman-teman sekumpulan?" tanya Kania.
"Untuk saat ini belum ada dek, kakak belum mau juga sih. Entar kalau udah waktunya pasti bakalan datang juga, gak harus dikenalin atau dijodohin. Terkadang kakak merasa seperti kakak gak laku aja gitu. Sedih lucu kesal aja rasanya" ucap Shirena sambil tersenyum.
"Tapi kakak udah 28tahun loh kak, belum ada lelaki satupun yang datang kerumah. Itu yang buat kami khawatir kak"
"Ya do'ai aja Kakak terus dek biar cepat datang jodohnya" Shirena tersenyum.
"Jadi kalau misalnya belum ada juga gimana dong?" tanya Kania.
"Harus tetap sabar sabar dan sabarrr dek" ucap Shirena.
"Iya sabar sabar sabar, tapi tiap malam termenung terus lihatin jendela terus tiba-tiba nangis keluar tuh air matanya, hayoo" Kania tertawa.
"Ih kamu sok tau nih, ngarang aja" ucap Kania tersipu malu.
"By the way, bagaimana kalau kita buat kesepakatan. Kalau dalam waktu sebulan ini kakak belum ada cowok, nah kakak harus mau ya dijodohin dengan pilihan Ibu, please .." tanya Kania.
Shirena berdecak. Ia tidak tau harus jawab apa dengan tantangan yang diberikan adiknya kepadanya.
"Oke. Oke, silahkan", ucap Shirena akhirnya untuk menyelesaikan pembahasan tentang perjodohan yang tak kunjung selesai.
"Deal ya kak, kakak harus berusaha dong. Jangan cuma diam duduk menunggu gak jelas begitu. Emangnya jodoh bisa datang dengan sendirinya gitu? Kan gak mungkin juga seperti itu kan kak?" tanya Kania sambil menatap wajah Shirena yang suasana hatinya mulai membaik.
"Iya loh adikku yang bawel, tenang tenang nanti jodohnya juga bakalan datang melewati pintu rumah kita kok" ucap Shirena sambil tertawa.
Kania tertawa "ahh kakak bisa aja, nanti kalau beneran melewati pintu ditanyain Ibu malah jawabannya tidak mau tidak mau"
"Udah ahh jangan bahas itu terus, bosan juga itu terus yang dibahas dek" ucap Shirena.
"Oke deh kak, yang penting kakak jangan sedih lagi ya. Kakak harus semangat semangatt!!" ucap Kania.
"Iya oke, udah ya dek kakak mau mandi dulu nih. Mau siap-siap berangkat kerja. Dari habis sholat subuh belum selesai juga pembahasan kita" ucap Shirena.
"Oke oke kak, Kania pergi" ucap Kania sambil menutup pintu kamar Shirena.
Shirena akhirnya bisa bernafas lega setelah usai membahas masalah perjodohan itu. Dia kembali merenggangkan tubuhnya diatas tempat tidurnya seperti merasa lelah untuk memulai hari ini sambil menguap. Dia merasa nyaman hingga seketika matanya tertuju kepada jam dinding besar yang ada dihadapannya, tanpa disadari sudah jam tujuh, dia mulai bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, tapi matanya kembali teralihkan ke sudut ruangan kamarnya dimana laptop, semua peralatan kerja dan persiapan untuk presentasi hari ini belum ia bereskan.
"Aduh nanti sajalah, kebanyakan melamun membuat pikiranku entah kemana. Semua tampak begitu berantakan" gumam Shirena.
Omong-omong Shirena adalah seorang Manajer di bagian produksi di salah satu perusahaan di bidang pengelolaan hutan sebagai pemasok utama bahan baku industri kayu yaitu PT . Sinar Wijaya. Seorang wanita yang selalu menjadi the number one and the only dikantornya, bijak dan bertanggung jawab atas pekerjaan dikantornya. Maklum sajalah, dia menjadi orang kepercayaan oleh atasannya dikantornya itu. Siapa pula yang tidak kenal dengan Shirena, cantik ramah dan humble terhadap siapapun. Tapi selalu diam dan murung tiap kali pulang kerumah karena selalu diteror oleh Ibu dan adiknya soal jodoh yang tak kunjung datang dalam hidupnya.
Ada sebab lain juga mengapa dia seperti itu, dalam hidupnya dia juga merasa seperti seseorang yang tidak percaya diri dan tidak berani untuk melangkah lebih jauh dalam hidupnya. Menganggap semua yang terjadi dalam hidupnya begitu menyeramkan.
****
Akhirnya semua persiapan kantor sudah beres. Pakaian sudah rapi, make-up dan lipstik yang natural tampak begitu mempesona diwajahnya.
Dan tidak lupa untuk minyak wangi yang selalu standby didalam tas kecilnya beserta perlengkapan make-up yg lainnya yg selalu dia bawa ke kantor. Karena Shirena adalah wanita yang selalu memperhatikan kebersihan dan penampilan dalam setiap hari-harinya.
"Ternyata capek dan ribet juga ya seperti ini, mungkin ada benarnya juga kalau aku menikah gak perlu seribet ini juga, gak capek kerja" gumamnya.
"Ahh kenapa sih ini, mungkin kebanyakan ngopi tadi malam pikiran ku pun jadi eror" gumamnya.
"Situasi seperti ini benar-benar menyiksa, boro-boro untuk menikah, pacar saja belum punya. Shirena Shirena, kenapa sih kamu ini kok malah jadi kepikiran perkataan Ibu dan Kania tadi subuh lagi sih" gumamnya lagi.
Berkali kali dia bergumam terus di depan kaca tanpa sadar jam dinding besar dihadapannya sudah menunjukan jam 8 lewat.
"What? .. Aduh jam 8 matilah aku. Sadar Shirena sadar Shirena" Shirena menjerit pelan sambil bergegas keluar dari kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
jarang q liat hubungan yg awet klo cari sndr ujung2 nya pasti perjodohan
2023-08-11
2
naumiiii🎈✨
Mampir nih kak, udh ku kasih daftar faf yah🙏😊
2022-12-07
1
Fenti
Memang rasa trauma kandang jadi penghalang besar dalam kehidupan kita.. apalagi rasa trauma itu dari seseorang yang pernah dicintai..
2022-11-07
1