Hari ini key resmi menjadi keluarga Mahendra, dan istri dari pria dingin yang kini berdiri tepat disampingnya. Selama sesi berfoto, Al hanya memasang wajah datarnya. Bahkan sesekali tersenyum terpaksa. Kalo bukan key mencubit lengan kekarnya, mungkin semua foto pernikahan mereka akan hancur.
"Senyum Al, muka Lo jelek banget." Bisik key sembari terkekeh.
Al menghembuskan napasnya kasar, kembali tersenyum terpaksa kearah kamera.
"Memuakkan."
"Siapa suruh nikah."
"Diam!"
"Jangan lupa tuan, saya istrimu. Bersikaplah yang sopan."
Sontak Al mengarahkan tatapannya kearah key, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa?" Sergah key, menatapnya tak kalah tajam.
'Menarik' batin Al, dan tersenyum smirk.
"Jangan lupa nanti malam." Bisik Al sengaja mengodanya. Sekejap key bungkam, menatapnya kesal.
"Jangan macam-macam Lo sama gue."
"Jangan lupa nona, saya suamimu. Bersikaplah yang sopan." Ucap Al meniru ucapan key.
Key memilih diam, mengarahkan tatapannya kearah yang lain. Kenapa jadi merinding? Bagaimana kalo ucapan Al benar-benar terjadi. Key harus apa? Dia belum siap. Bahkan pernikahan ini hanya sekedar mewujudkan permintaan bunda Al, tidak lebih dari itu.
Al tersenyum tipis melihat reaksi key, dan semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh kecil Istrinya. Sepertinya key termakan ucapannya, dan ini benar-benar menarik.
"Persiapankan dirimu." Bisik Al tepat ditelinga key, dan semakin gencar menggodanya.
"Apaan sih."
"Gue pria normal."
"Gak nanya." Sergah key, sembari mendorong paksa tubuh kekar Al yang semakin merapat dengannya.
Acara demi acara berlalu, tamu perlahan berkurang. Akhirnya key bisa menghela napas lega, dan duduk bersandar sembari memejamkan matanya. Berdiri saja melelahkan, ditambah make up tebal diwajahnya membuat key semakin tersiksa.
Untung tamu hanya sedikit, hanya beberapa rekan bisnis, dan kedua keluarga besar mereka. Key sendiri yang menginginkan itu, publik tidak perlu tau kehidupannya.
"Ekhm."
Key hanya diam, tanpa berniat mengubris manusia yang duduk disampingnya. Baru beberapa jam menjadi istri, key sudah pusing tujuh keliling melihat kelakuan pria ini. Apalagi wajah datarnya.
"Jangan tidur!"
Key hanya mengangguk kan kepalanya, perlahan membuka matanya. Dan pemandangan pertama yang key lihat, keluarga besarnya yang sedang bercanda gurau sembari makan bersama. Rasanya bahagia, bercampur sedih. Bagaimana jika mereka tau tentang perjanjian dibalik pernikahan ini? Key tidak tega jadinya.
Tapi kebahagiaannya gimana? Key juga ingin menikah dengan pria idamannya, yang benar-benar key cintai. Bukan terpaksa seperti ini.
"Al."
"Hm?"
"Gak jadi."
Al hanya mengakat bahunya acuh, melipat kedua tangannya menatap lurus kedepan. Emang pernikahan seperti ini? Datar gak ada yang menarik. Gadis disampingnya juga terlihat biasa saja, bahkan senyuman manis seperti biasanya pun tidak ada. Al merasaa bersalah salah akan hal itu.
"Maaf."
Key menautkan alisnya, menoleh kearah Al.
"Kenapa?"
"Gara-gara gue hidup Lo berantakan."
Awalnya key tersentak, namun dengan cepat menormalkan ekspresinya.
"Santai aja, gak papa kok. Orang gue sendiri yang setuju."
"Tapi–" Al menghembuskan napasnya kasar, beralih menatap wajah key yang sedari tadi menatapnya.
"Setelah pernikahan ini. Lo gak usah mikirin apa-apa. Terserah mau ngapain, lakuin semua semau Lo. Tapi dengan syarat, didepan kedua orangtua kita gue harap Lo ngelakuin hal yang semestinya."
Key terkekeh, sembari menganggukan kepalanya.
"Tenang aja, gue tau apa yang bakalan gue lakuin."
"Terimakasih sebelumnya."
"Lo mah gak seru, tegang mulu jadi manusia."
Al hanya tersenyum tipis menangapi ucapan key, dan menghela napas lega. Untung gadis yang satu ini enak diajak kerjasama, jadi Al aman sejauh ini. Mudah-mudahan orangtuanya tidak tau yang mereka rencanakan. Terutama bundanya.
Pukul 20:00 acara pernikahan selesai. Key masuk kedalam kamar yang disediakan, dan langsung masuk kedalam kamar mandi. Suami dinginnya entah kemana, key tidak peduli.
Tak menunggu lama, key selesai dengan ritual mandinya. Melangkah keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya.
Tepat didepan pintu, ada Al yang duduk di tepi ranjang sembari mengunakan ponselnya tanpa menyadari keberadaannya. Key hanya mengakat bahunya acuh, berjalan dengan santainya kearah sofa.
Tok tok.
"Masuk." Teriak key, tanpa berniat membuka pintu.
"Maaf, mama sama papa mengangu?"
Key mengerutkan dahinya, menoleh kearah pintu. Ternyata mama sama papanya.
"Gak kok ma, masuk aja." Tukasnya, dan kembali fokus dengan skincarenya.
Al yang sedari tadi diam, tersenyum hangat kearah mertuanya dan mengajaknya duduk disofa yang ada didalam kamar. Al memilih duduk disamping key, agar tidak terlalu mencurigakan.
"Jadi papa sama Mama datang kesini, mau ngomong sesuatu." Ucap Ervin papa key.
"Ngomong aja pa."
"Gimana mau ngomongnya, kamu aja sibuk mulai dari tadi."
Key tersenyum lebar kearah papanya, dan meletakkan alat skincarenya.
"Maaf deh."
Orangtua key hanya bisa mengelengkan kepalanya, melihat tingkah putrinya. Padahal sudah menikah, tapi sifat buruknya masih melekat.
"Jangan diulangi, terutama sama suami. Harus sopan." Nasehat Agatha bunda key.
"Iya ma."
Al mengulum senyumnya melihat tingkah laku istri kecilnya. Apalagi wajahnya yang ditekuk, dan bibirnya yang dimanyukan kedepan. Al jadi gemas sendiri.
"Langsung to the point. Papa sama Mama menitipkan key sama kamu Al. Kami percaya sepenuhnya sama kamu."
Al hanya menganggukkan kepalanya, dan tersenyum hangat kearah mertuanya.
"Dan kamu key, jangan bandel. Ingat umur, udah punya suami. Buang sifat buruk, perbaiki yang perlu diperbaiki. Lupakan masa lalu, fokus kedepan. Yang berlalu biarlah berlalu."
Al mengerutkan dahinya, dan menoleh kearah key yang menundukkan kepalanya. Sepertinya ada yang terjadi dimasa lalu, dan Al hanya bisa menyimpan rasa penasarannya. Mengingat surat perjanjian yang ditulis key.
Pantasan surat perjanjiaanya aneh, ternyata ada yang key sembunyikan. Sayangnya bukan Alterio namanya, sebelum mendapatkan apa yang ia mau.
Terutama masa lalu key, yang menjadi istrinya sekarang.
"Kalo soal momongan, kita tunggu secepatnya." Ucap Agatha seakan mengoda key dan menantunya.
Sontak key dan Al melototkan matanya, dengan wajah yang memerah. Kenapa yang itu diucapkan? padahal key sudah meramalkan doa supaya tak satupun orang yang mengatakan kalimat itu. Dan dengan santainya, mamanya mengucapkan kalimat itu. Menyebalkan.
"Mama sama papa pamit pulang, jaga key yah Al." ucap Agatha, sembari mengelus lembut pucuk rambut putrinya.
"iya ma, Al bakalan jagain key gak usah khawatir. Key udah jadi tanggung jawab Al sekarang, mama sama papa jaga kesehatan aja."
"Makasih yah nak."
Al hanya menganggukkan kepalanya, menyalim mertuanya secara bergantian.
jujur key tersentuh mendengar ucapan Al, key tidak menyangka Al bakalan mengatakan kalimat itu.
"Pa," Lirih key, dengan melengkung bibirnya kebawah.
"Jangan nangis, ada suami kamu disini." Ervin melontarkan candaan, agar putrinya menghentikan aksi cengengnya. Apalagi mengungkit masa lalu.
"Iya." sungut key, dan langsung memeluk tubuh papanya.
"Papa sama Mama pamit yah."
Al dan key menganggukan kepalanya, menatap punggung kedua orangtuanya berlalu dari balik pintu. Dan kembali bungkam.
Berselang beberapa menit, ponsel key berdering dengan nama bunda Al yang tertera dilayar. Sontak key dan Al melototkan matanya, sembari melempar tatapan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
:)
2021-12-24
0