Sesuai perjanjian, siang ini Al memutuskan datang ketempat yang key janjikan. Dengan style formalnya, Al memasuki sebuah cafe. Dan memilih duduk dipojok, sembari fokus dengan layar ponselnya.
Sebenarnya malas bertemu ditempat terbuka seperti ini, rasanya risih ditatap seperti itu. Tapi Al berusaha acuh, dan memilih fokus kelayar ponselnya dengan gelisah.
"Maaf, gue telat."
Al mematikan layar ponselnya, beralih ke arah key yang duduk tepat dihadapannya.
"10 menit, 5 detik."
Sekejap key diam mematung, menatap Al dengan tatapan tidak percaya.
"Iya maaf." Ucap key ketus.
"Hm."
"Langsung to the point."
Al hanya menganggukkan kepalanya, menatap manik key serius. Entah apa yang diinginkan wanita ini, yang terpenting key mau menuruti permintaannya semalam.
"Silahkan ini baca, dan tanda tangani."
Al menaikkan alisnya, menatap kertas putih tepat dihadapannya. Ck, wanita ini susah diajak kompromi. Apa salahnya menikah dengannya, wajah Al juga gak burik-burik amat. Uangnya juga banyak. Jadi apa lagi mauannya.
Dengan ragu Al mengambil kertas putih itu, dan membacanya satu persatu.
1. Dilarang jatuh cinta satu sama lain.
2. Jangan ikut campur urusan satu sama lain.
3. Tidur terpisah
4. Berlaku untuk satu tahun.
"No. 4?" Tanya Al kearah key, dengan menaikkan alisnya.
"Apa?"
"Maksudnya?"
"Oh, jadi gini. Gue setuju permintaan Lo, tapi dengan syarat itu. Dan hanya berlaku untuk satu tahun, yang artinya pernikahan itu hanya berlaku untuk satu tahun tidak lebih."
"Oke." Dengan cepat Al menandatangani surat pernyataannya, dan menyerahkan kembali kehadapan key.
"Apa lagi?" Tanya Al dingin.
"Oh iya gue lupa. Jadi semalam gue datang ke kantor buat ngurus sesuatu."
"Hm."
Key tersenyum manis, berpindah duduk tepat disamping Al. Dan bergelanyut manja dilengan kekarnya. Awalnya Al tersentak, bahkan hendak mendorong tubuh kecil key. Tapi sayangnya Al lupa, key resmi calon istrinya mulai detik ini.
"Bisa bantu gue gak?" Ucap key lembut, dan berusaha mengodanya.
"To the point."
"Jadi gini. Restoran gue lagi turun, butuh pemasukan."
"Berapa?"
Sontak Key melototkan matanya, dengan cepat melepaskan lengannya dari lengan kekar Al. Apa tidak salah dengar? Secepat itu Al menyetujui permintaannya. Malu-maluin saja, bahkan key harus menahan malu melakukan itu barusan. Kenapa tidak ngomong langsung saja mulai dari tadi kalo semudah itu.
Key menundukkan kepalanya, sembari mengigit bibir bawahnya. Wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus. Tapi demi bisnisnya, key rela melakukan hal memalukan itu barusan.
"Kenapa?" Key mengerutkan dahinya, menatap layar ponsel Al tepat didepan wajahnya.
"Nomor."
Key menganggukan kepalanya, mengetik nomor hpnya dilayar ponsel Al.
"Makasih sebelumnya." Key tersenyum manis, sembari menyerahkan ponsel Al kembali.
Siempunya hanya mengangguk kan kepalanya, mengambil alih ponselnya. Dan berdiri menjulang tinggi tepat dihadapan key.
"Gue duluan, terimakasih." Ucap Al kearah key, dan berlalu pergi meninggalkan key sendirian. Key hanya mengangguk kan kepalanya, mengikuti langkah Al sampai punggung tegapnya berlalu dari pintu kaca cafe.
"Akhirnya." Teriak Key mengema seisi cafe, bahkan menarik perhatian pengunjung.
"Kita tetap buka!" Teriakannya kearah pelayan cafe, dan bersahutan dengan sorak senang dari karyawannya. Key memang sengaja mengajak Al bertemu disini, buang-buang uang jika ketempat yang lain. Bahkan karyawannya sebagian diliburkan, takutnya key tidak mampu membayar satu persatu.
"Mulai besok, kita kembali seperti semula." Key beranjak dari tempatnya, melangkah lebar kearah kasir.
"Hubungi semua karyawan yang libur, suruh besok mendatangi saya."
"Akhirnya, kita gak jadi tutup."
Ucap key heboh, tanpa menyadari pria yang berdiri tepat dibelakangnya.
"Yang lain kembali kerja."
Semua karyawan menuruti ucapan key, dan tersenyum geli seakan mengodanya. Key yang menyadari tingkah berbeda karyawannya mengikuti tatapan matanya, dan perlahan berbalik.
Sekejap key diam mematung, dengan napas yang tercekat. Aroma ini, mampus. Apa mulai dari tadi pria ini melihat tingkah konyolnya? Malu-maluin.
"Ekhm."
Key mengigit bibir bawahnya, perlahan mendongakan kepalanya melihat wajah pria dihadapannya. Key tersenyum lebar, dengan menautkan kedua tangannya. Ingin rasanya menghilang saat ini juga saking malunya.
"Ikut saya." Ucapnya dan berlalu dari hadapan key.
Key hanya mengangguk kan kepalanya, mengikuti Al dengan ragu. Kenapa pria ini gak bilang-bilang mulai dari tadi, hancur sudah image key dimatanya.
"Kemana?" Tanya key ragu, dan mencoba menyamakan langkahnya dengan langkah lebar Al.
"Fitting baju."
Sontak key menghentikan langkahnya, mengerjapkan matanya berkali-kali. Apa harus secepat itu? Baru juga key setuju. Al hanya mengakat bahunya acuh, melangkah masuk kedalam mobilnya meninggalkan key yang masih setia diam mematung.
Menghembuskan napas kasar, dan ikut masuk kedalam mobil. Key hanya bisa pasrah, lagian juga sudah setuju. Bagaimana pun juga harus mengikuti prosesnya. Proses mempersiapkan pernikahan maksudnya.
Padahal selama ini key mengidamkan ini dari dulu. Nyatanya calon suaminya berbeda. Mana berlaku untuk satu tahun, yang berarti key harus cerai dari pria ini. Hancur sudah nasibnya, demi bunda Al, key rela melakukan ini.
"Al!"
"Hm."
"Makasih udah bantuin gue."
"Hm."
"Jawab iya kek."
"Iya."
Sontak key terkekeh, melirik kearah Al yang masih setia memasang wajah datarnya. Kayaknya seru dijahili.
"Al."
"Hm?"
"Gue cantik gak?"
Al hanya diam, fokus menyetir.
"Jawab iya kek."
"Iya."
Sontak key tertawa terbahak-bahak, sembari memukul kecil lengan kekarnya. Kenapa pria ini aneh? Selalu saja memasang wajah datarnya. Padahal ekspresi wajah banyak. Al hanya mengakat bahunya acuh, membiarkan key melakukan semaunya.
"Senyum Al, mumpung gratis."
"Gak minat."
"Bilang aja malu." ejek key, dan kembali tertawa terbahak-bahak.
Tak menunggu lama, key dan Al memasuki sebuah butik. Melangkah beriringan dengan tampang wajah yang berbeda. Bahkan key berulang kali berdecak kesal, dan sesekali mencubit pinggangnya.
Semua pengunjung yang datang ke butik ini kebanyakan berpasangan. Dan mereka berdua, yang terlihat berbeda. Terlihat tidak serasi.
'Menyebalkan.' batin key, dan mendahului Al. lama-lama kesal juga dengan pria itu, gak ada romantis-romantisnya jadi pria. Mana wajahnya datarnya bikin kesal, ditambah lagi tingkahnya.
"Hai Al, lama tidak bertemu." sapa seorang wanita, dan hendak memeluknya.
"Don't touch." ucap Al dingin.
Sontak key terkekeh, memilih melangkah ke deretan gaun pengantin yang terpampang indah disana. Sepertinya wanita itu sok kenal dengan Al, dan sekarang malu sendiri.
"Mempermalukan diri sendiri."
"Siapa?"
Key tersentak, dan berbalik kearah suara. Ternyata pria dingin ini, yang berdiri tepat dibelakangnya dengan wajah datarnya.
"Gak."
"Hm."
"Gak jelas." ucap key kesal, dan melangkah menjauh dari Al. ada-ada saja pria yang satu ini, untung kesabaran key besar. jadi wajah tampannya aman.
"jangan lama-lama, pekerjaan gue masih banyak."
Key hanya mengangguk kan kepalanya, memilih baju pengantin yang pas untuk tubuhnya.
"Jangan terlalu terbuka!"
"Iya bising."
"Tapi kalo sama gue gak papa."
"Mesum."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rita
lucu masih ngikutin💜💜💜💜💜💜💜
2021-12-19
1
Dewi15
next next next next semangat ngetiknya Thor
2021-11-27
1