Disha menangis sesenggukan di kamar kosannya, sudah dua hari dirinya tidak masuk kerja karena masih trauma dengan apa yang telah terjadi padanya.
Bahkan Disha tidak merasa lapar sama sekali, pikirannya begitu kosong, hatinya terasa tercabik-cabik sebilah pedang.
'Bunda hiks... hiks... maafin Disha tidak bisa menjaga diri hiks.." isaknya untuk kesekian kalinya
Dua hari ini Disha hanya bisa menangis dan menangis, Disha merasa dunianya begitu hancur.
Jika kalian bertanya mengapa Disha berada di lantai 75 ataupun lantai khusus untuk CEO ataupun untuk para petinggi, maka jawabannya adalah dia di suruh.
Flashback on
Disha dan beberapa teman kelompoknya tengah membersihkan lantai satu dan dua.
'Kita ngumpul bareng yok sehabis kerja" ujar Weni
'Boleh tuh usulannya, aku juga gabut di rumah, pusing banget" tambah Fika
'Dis, kamu ikut kan?" tanya Weni menatap Disha yang tengah mengangkut sampah berubah kertas
'Umm... enggak deh Kak, aku sedikit merasa tidak enak badan hari ini" Disha menampilkan wajah bersalahnya
'Oh iya, tadi pagi juga wajah kamu pucat, kamu bisa kok pulang duluan biar kami yang melanjutkan" celutuk Fika
Memang di kelompoknya Disha di perlakukan dengan baik, karena mereka merasa jika Disha adalah yang paling istimewa, usianya yang masih muda dan Disha begitu baik kepada semua orang, tetapi tak jarang banyak juga yang membencinya dari kelompok lain karena iri dnegan kecantikan Disha.
'Enggak usah Kak, kan sebentar lagi juga selesai" Disha tidak mau membuat masalah yang nantinya di tanggung oleh semua anggota kelompoknya
'Ya sudah, kalau tidak tahan lagi bilang aja okay" Weni tersenyum manis pada Disha
Sedangkan Burhan yang merupakan pengurus kelompoknya hanya tersenyum melihat ketiganya akur, Disha sudah mereka anggap sebagai adik mereka, apalagi mengingat jika Disha bekerja untuk meringankan beban ibu panti asuhan membuat mereka kagum pada Disha
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam membuat mereka memilih pulang, setelah mengisi absen daftar hadir mereka pun keluar dari kantor besar nan mewah itu.
Tetapi saat akan membuka pintu tiba-tiba mereka di hadang oleh putri yang merupakan cleaning servis di lantai 75 khusus para petinggi saja.
'Ada apa?" ketus Fika melotot marah pada putri
'Heh Disha anak haram, kamu ke lantai 75 sekarang buat ngepel lantai!" Putri begitu benci pada Disha
'Apa-apaan kamu nyuruh orang seenaknya, Disha hanya kerja di lantai satu sama dua aja, itukan pekerjaan kalian" Weni sangat kesal sekarang karena Putri begitu seenaknya
'Kalian mau aku aduin karena tidak mau membantu!" ancam Putri membuat ketiganya kaget
Memang benar jika salah satu kelompok meminta bantuan pada kelompok lainnya tetapi mereka menolak maka kelompok mereka akan mendapatkan masalah.
'T..tapi Kak, Disha udah absen tadi jadi gimana dong" Disha merasa bingung sekarang
'Halah tinggal ngepel doang, nggak bakalan ada yang tau juga, Sono pergi" Putri tidak mau tau padahal itu adalah tugasnya tetapi malah di limpahkan pada Disha
'Jangan seenaknya dong Put, kami kan udah absen, lagian itu tugas kamu ataupun kelompok kalian" Fika sangatlah ingin menjambak rambut Putri saking kesalnya
'Okay aku aduin sama kepala!" ancam Putri mengeluarkan ponselnya membuat ketiganya takut
'Iya Kak, Disha mau, jangan hubungi kepala" Disha takut sekarang
'Yasudah buruan sana!" bentak Putri sambil pergi meninggalkan ketiganya
'Si Putri merasa paling hebat saja, kita bantuin yaa" Weni merasa kasihan pada Disha yang selalu di perlakukan tidak baik oleh beberapa cleaning servis lainnya yang merasa iri padanya
'Gapapa kok Kak, kan cuma ngepel lantai aja, kalian pulang aja, kan tadi kalian janji mau kumpul-kumpul bareng, Disha tidak ikut" Disha tersenyum tipis melihat keduanya yang cemberut
'Beneran nggak perlu di bantu?" tanya Fika
'Iya Kak, nggak usah, Disha pergi dulu yaaa...." Disha berlari menuju lift dan memencet angka 75
Sejujurnya baru kali ini Disha naik ke. Lantai 75, lantai paling tinggi yang pernah dia injak adalah lantai 20 itupun karena membeli makanan untuk karyawan.
Pemilik perusahaan saja dia tidak tau karena dia tidak pernah bertemu.
Buru-buru Disha mengepel lantai karena merasa takut berada di lantai paling atas sendirian, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan tentunya seluruh pegawai sudah pulang meskipun masih ada satu atau dua orang tengah melakukan lembur malam, tetapi lantai 75 ini sangat menakutkan bagi Disha, pencahayaan yang redup membuatnya takut.
Hingga pas di lorong panjang Disha melotot saat seseorang berjalan ke arahnya, tetapi Disha mencoba berpikir jika orang di depan sana adalah salah satu petinggi yang belum pulang.
Disha membulatkan bola matanya saat tangannya di tarik dan tubuhnya di hempaskan ke atas ranjang, ketakutan menghantuinya, matanya melotot melihat pria yang tengah menindihnya, malam itu Disha merasa dunianya hancur saat harta berharganya sebagai seorang perempuan di ambil dengan paksa oleh orang yang tidak Disha kenal.
Flashback off
Begitulah cerita sebenarnya mengapa Disha bisa sampai di lantai paling atas, jika Disha boleh memilih maka Disha akan menolak dengan kukuh agar kejadian ini tidak terjadi.
Seandainya Disha tidak menolak bantuan Fika dan Weni pasti dirinya masih baik-baik saja sekarang.
Seandainya Disha punya kekuatan pasti dia bisa lolos dari kejadian kelam itu.
Tetapi semuanya hanya andai, Disha tidak pernah meminta akan kejadian yang terjadi padanya.
Dirinya hanyalah gadis ralat wanita berusia 17 tahun yang tengah membantu ibu pantinya untuk memenuhi kebutuhan adik-adiknya di panti asuhan, tetapi niat baiknya sepertinya sia-sia.
Disha merasa kotor dan hina sekarang, Disha merasa tidak layak berdiri di muka bumi ini dengan kondisi yang hina.
'Bunda hiks... maafkan Disha hiks.. maaf" isak Disha menjambak rambutnya
Disha merasa hidupnya begitu menyedihkan, dirinya sudah di buang semenjak bayi dan sekarang dia kehilangan keperawanan.
'Sedikit saja Tuhan... sedikit saja berikan aku kebahagiaan hiks... aku juga ingin bahagia hiks... Bunda hiks..." Disha takut Dan marah sekarang
Hingga pada akhirnya Disha tertidur setelah menangis selama dua hari ini, entah seberapa sakit perasaan Disha sekarang hanya dia dan Tuhan saja yang tau.
Niatnya bekerja untuk meringankan beban Bunda pantinya tetapi malah berimbas harta berharganya hilang begitu saja, Disha tidak bisa menyalahkan siapapun karena yang salah adalah dirinya, andai dirinya bisa menolak dan melawan pasti kejadian ini tidak akan terjadi.
❄️❄️❄️
Sedih banget menjadi Disha, author tidak bisa membayangkan kondisi para perempuan yang sama seperti Disha, bagaimana kondisi mental mereka?
Author sampai nangis ngetik part ini, bahkan author tidak bisa membayangkan jadi Disha karena tidak akan kuat.
Sejujurnya author tidak mau buat nulis beginian tetapi imajinasi author menyuruh author buat ngetik beginian jadi mohon maaf kepada kalian jika kalian tidak suka.
riri-can
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Porman Siahaan
pasti didlm derita ada bahagia
2023-07-11
0
@shiha putri inayyah 3107
kasian disha jd korban gara² sekertaris kurang ajar,,, dan si putri yg seenaknya....
2023-01-18
0
inayah machmud
gara2 sekertaris rilia yg kurang ajar ngasih luigi obat perangsang, ,, akhirnya disha yg jd korban. ..
2022-12-30
0