Malam Kelam 1

Jam makan siang kini tengah berlangsung dan Disha di suruh oleh seorang karyawan untuk di belikan makanan karena dia malas.

Disha hanya menurutinya saja karena itu juga termasuk tugasnya.

Setelah mengantri di stand makanan akhirnya Disha mendapatkan pesanannya, buru-buru Disha membawa pesanan itu menuju lantai 5.

'Pesanannya Bu dan ini kembaliannya" Disha menyerahkannya

'Makasih yaa, siapa namanya?" tanya karyawan itu

'Disha Bu, nama saya Disha" Disha memperlihatkan namanya

'Oh iya makasih ya Disha, ini ambil saja kembaliannya sebagai jasa jalannya" wanita bernama Sania itu tersenyum manis menatap wajah imut Disha

'Tidak usah Bu, saya ikhlas kok" Disha merasa tidak enak sekarang

'Ambil saja gapapa kok, makasih ya sekali lagi" Sania mengelus punggung tangan Disha

'Kalau begitu terimakasih ya Bu, saya pamit, permisi" pamit Disha beranjak pergi

Sania menatap kepergian Disha, entah kenapa dia merasa kasihan pada Disha.

***

Sedangkan di tempat lain terlihat seorang pria berusia 28 tahun tengah sibuk dengan berkasnya.

Pria itu adalah LUIGI GALVANI HARRISON, pria yang merupakan pemilik perusahaan G.H COMPANY, perusahaan itu awalnya adalah milik orangtuanya tetapi sudah di wariskan padanya sejak dirinya berusia 20 tahun, dia sudah terjun ke dunia kerja sejak usia 17 tahun tepatnya saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Luigi tengah fokus pada beberapa berkasnya hingga kesadarannya kembali saat seseorang membuka pintu ruang kerjanya di buka secara paksa.

'Hi brother" sapa seorang pria berusia 25 tahun

Luigi menoleh dan melihat adiknya yang bernama LARRY GEORGE HARRISON, tengah berdiri di depan pintu sambil membawa sekantong kresek berwarna putih bening.

'Ngapain ke sini?" tanya Luigi sedikit ketus

'Santai Brother, nih kiriman Mom buat kamu, katanya tadi pagi tidak sarapan pagi" Larry meletakkan kantong kresek berwarna putih bening itu tepat di depan Luigi

'Mom atau kamu?" Luigi menatap adiknya dengan tatapan kesal

Luigi sangat hapal dengan tingkah adiknya itu, usia mereka hanya beda tiga tahun tetapi kadang Larry bersikap layaknya seorang anak kecil apalagi jika sudah berhadapan dengan sang Mommy, sifat aslinya akan keluar membuat satu rumah heboh.

'Hehehe tau aja nih, aku sungguh bosan di rumah sakit" Larry membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang setelah melepaskan jas putihnya itu

'Betapa malangnya seluruh dokter dan pasien di sana memiliki seorang pemimpin yang tidak becus sepertimu" kekeh Luigi sambil menyindir adiknya itu

Larry adalah seorang dokter dan sebentar lagi rumah sakit tempatnya bekerja akan beralih atas namanya, rumah sakit terbesar bahkan sudah mempunyai cabang di beberapa tempat.

Keduanya beda profesi sehingga harta warisan tidak membuat keduanya saling bersaing untuk mendapatkannya, terlebih keduanya tidak terlalu memikirkan harta warisan tetapi kedua orang tua merekalah yang melakukan itu dan mereka berdua hanya bisa menerima.

'Oh ayolah Kak, aku sedang tidak mood sekarang, tidak bisakah kamu menghiburku hanya untuk sesaat" rengek Larry membuat Luigi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekanakan adiknya itu

'Jangan mengacau di sini, pergilah ke habitat mu Larry!" kesal Luigi

'Ck, saudara apaan yang bisanya cuma menyindir, betapa malangnya Mom memiliki anak seperti dirimu!" sinis Larry

'Terserah" balas Luigi tidak mau menanggapi pembicaraan adiknya itu

'Bangunkan aku jam 4 sore Kak, aku ada operasi jam 6 nanti" Larry memilih menutup matanya karena merasa ngantuk

Menjadi dokter membuat dirinya kurang tidur apalagi kini rumah sakit miliknya tengah mendapat pasien yang cukup banyak, entah kenapa Larry merasa semua orang tengah sakit padahal Larry berharap jika menjadi dokter membuatnya sedikit berleha-leha.

'Pergilah ke kamar Larry, tubuhmu terlalu besar tidur di sofa itu" Luigi merasa kasihan melihat adiknya yang terlihat kelelahan itu

Salah siapa? Larry lah yang salah, mengapa dia bercita-cita jadi seorang dokter, giliran cita-citanya terkabul malah pusing sendiri.

'Jangan lupa bangunkan aku Kak" Larry bangkit dari sofa menuju sebuah pintu yang di dalamnya adalah sebuah kamar

Luigi hanya berdehem sebagai jawaban karena kini dirinya tengah fokus memeriksa berkas berupa proposal pengajuan kerja sama.

Hingga tidak terasa kini sudah jam setengah 5 sore, dengan cepat Luigi berdiri dan berjalan menuju pintu dimana kamarnya berada.

CEKLEK

Pintu terbuka dan terlihat sebuah ruangan ber cat abu-abu bercampur putih, kamar yang cukup besar dan terlihat di atas ranjang Larry yang tengah tidur pulas.

Luigi merasa ragu untuk membangun sang adik, dia bisa melihat dengan jelas kantong mata adiknya itu menghitam, Larry beberapa minggu ini kerap mengeluh mengenai pasien yang selalu berdatangan membuatnya seluruh dokter dan suster kewalahan menghadapinya membuatnya kurang istirahat.

'Bangunlah" Luigi mengguncang bahu adiknya itu

Larry adalah tipe pria yang mudah di bangunkan, sedangkan Luigi cukup susah di bangunkan bahkan jika sang Mommy membangunkannya malah semakin membuatnya nyenyak karena menganggap suara sang Mommy begitu merdu, kadang inilah yang menjadi perdebatannya dengan sang Daddy yang bernama LEDGAR GAMANNUEL HARRISON sedangkan sang Mommy bernama ALINA ANGGELA WIDIADMAJHA, Luigi dan Daddy Ledgar sering adu mulut perihal Mommy Alina, Daddy Ledgar merasa jika Luigi merebut istrinya sedangkan Luigi merasa berhak atas Mommy Alina karena dia adalah ibunya, jika keduanya terlanjur adu mulut maka Mommy Alina akan mengancam akan pergi dari rumah membuat keduanya langsung diam.

'Jam berapa sekarang?" tanya Larry setelah kesadaran kembali

'Setengah 5" jawab Luigi enteng

'Ooo.. masih tengah lima" guman Larry hingga Larry kembali menatap jam yang melingkar di tangannya

'WHAT! JAM SETENGAH LIMA!" teriak Larry frustasi

'Mengapa tidak membangunkan aku jam 4 tadi Kak, sudah ku katakan jika aku masih ada operasi jam 6" Larry terlihat mencak-mencak membuat Luigi menggelengkan kepalanya

'Lebih baik kamu pergi ke timbang kamu mengomel-ngomel seperti istri yang tidak dapat jatah bulanan dari suami!" kesal Luigi

Sudah baik dirinya membangunkan Larry, jika tidak maka sudah pasti Larry akan tidur hingga pagi.

Larry melirik kakaknya kesal, dengan wajah masamnya Larry pergi dari ruang kerja kakaknya.

Luigi kembali lagi ke meja kerjanya untuk menyambung kerjanya, hingga tidak terasa jam kini sudah menunjukkan pukul 7 malam, satu jam lagi Luigi akan pulang.

TOK... TOK... TOK...

'Masuk" perintah Luigi

CEKLEK

Pintu terbuka memperlihatkan sekretaris yang bernama Rilia, penampilan Rilia begitu menggoda malam ini tetapi jujur saja Luigi sedikitpun tidak tertarik dengan wanita yang suka mengumbar tubuhnya, tipenya adalah wanita yang kalem dan pemalu dan tentunya baik.

'Ada apa?" tanya Luigi acuh

'Saya membawakan teh buat Tuan, silahkan di nikmati" ucap Rilia dengan suara yang di buat-buat manja

'Saya tidak memesannya" Luigi merasa tidak memesan apapun

'Saya tau Tuan, tetapi tuan masih ada satu jam lagi disini jadi saya berinisiatif" balas Rilia masih mempertahankan suara manja yang dia buat-buat

'Baiklah, terimakasih dan silahkan keluar" Luigi menerimanya dan kebetulan tenggorokannya kering karena botol minumannya sudah habis

Rilia pamit tetapi saat menutup pintu Rilia tersenyum misterius tanpa Luigi ketahui.

❄️❄️❄️

Wow ada apa nih dengan Rilia? Jangan-jangan Rilia berniat jahat lagi...

Semoga kalian suka yaaa dan jika ada typo tolong beritahu author agar diperbaiki lagi, terimakasih.

riri-can

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

semoga teh nya ga di minum

2021-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!