Hujan mengajarkan kita untuk selalu ikhlas, menerima takdir yang Tuhan gariskan kepada kita.
Nara menyadari hal buruk yang terjadi pada dirinya. Namun ia tak bisa menyerah. Bahkan ia tak bisa marah.
..."Siapa pun pria itu, jika Tuhan mentakdirkan ku untuk bertemu dengannya. Maka Iblis pun tak akan mampu untuk menghalangi."...
Nara masih terus mencoba mengingat gambaran pria yang membawanya semalam. Ia bisa mengingat rangkaian peristiwa demi peristiwa yang di alami, tapi kenapa wajah pria itu seakan enyah tak ingin singgah? Nara benar-benar tak bisa mengingatnya.
..."Tok tok tok."...
Seseorang mengetuk pintu kamar, Lalu membukanya.
..."Ra, buruan keluar, Tuan Aditya datang.!"...
Fika menemui Nara mengabarkan kedatangan Tuan besar.
Nara yang tengah mengelap kaca pintu kamar yang menuju balkon segera beranjak. Ia mulai merapikan alat pembersihnya, Fika sudah berhambur lebih dulu tadi.
Nara mulai melangkah tergesa, setengah berlari hendak meninggalkan tempat, namun saat ia melangkah keluar, ia justru menabrak tubuh tinggi nan kekar sang Tuan Rumah.
..."Aaahh!"...
Aditya dengan sigap menangkap tubuh Nara. Peralatan kebersihan Nara berhambur kelantai.
Tatapan Aditya begitu tajam. Nara mulai ketakutan. Bu Fatma segera datang.
..."Maaf Tuan. Saya, saya akan memberinya pelajaran.!"...
Sepertinya Bu Fatma pun sama, ia mulai ketakutan. Aditya melepas tangannya, Nara menunduk berkali-kali, ia lalu membersihkan peralatannya dan lekas pergi.
Bu Fatma mencerca Nara dengan segala makian. Ia bahkan berniat memberhentikan Nara. Namun tiba-tiba Fardan datang.
Fardan adalah sekretaris pribadi Tuan Aditya. Ia selalu mengekor kemanapun Aditya pergi, bahkan ia juga yang mengemudi setiap kali Aditya melakukan perjalanan.
..."Nona Nara?"...
..."Ah, iya Tuan,?"...
..."Jangan panggil saya Tuan, Nama saya Fardan, bisakah anda ikut bersama saya?"...
..."Aku?"...
..."Ganti baju anda, segera, Tuan Aditya menunggu!"...
..."Tuan Aditya?"...
..."Ah, aku sudah memarahinya Fardan, aku akan memecatnya hari ini juga."...
..."Kau memang harus melakukannya Bu Fatma, karna mulai sekarang, Nona Nara akan bekerja sebagai Assistant pribadi Tuan Aditya yang akan mempersiapkan semua kebutuhan pribadi nya"...
..."Apa?"...
..."Aku?"...
Nara dan Bu Fatma seakan tak percaya. Mereka berdua nampak kaget.
Seringkali takdir berubah-ubah. Tangis yang berganti tawa. Ataupun keadaan sebaliknya.
Nara tengah berada di kamar Tuan Aditya, ia dan Fardan berdiri mematung menunggu Tuannya yang berada di ruang ganti.
Di luar hujan mulai turun dengan derasnya. Nara melihat rintikan itu dari balik kaca-kaca yang sempat dibersihkannya tadi.
..."Kau suka hujan, Tuan Fardan?"...
Fardan menoleh. Ia baru menyadari jika kini Nara berada di dekat jendela kaca.
..."Hujan itu sangat ikhlas, Ia di turunkan ke bumi dari langit yang tinggi, untuk memberikan kerahmatan bagi makhluk hidup."...
Nara terlihat tersenyum. Ia memang sangat menyukai hujan.
..."Tapi kini, ada satu hal yang aku kecewakan darinya. Hujan ternyata tidak mampu menghapus jejak-jejak noda manusia. Sangat di sayangkan bukan?"...
Aditya sudah berdiri disana. Fardan membungkukkan badan. Sedangkan Nara masih larut dalam lamunannya.
..."Khem.!"...
Fardan berdehem untuk memberi kode pada Nara. Dan Nara pun menoleh. Sontak ia kaget mendapati Tuan Aditya yang sudah berdiri gagah disana.
Nara langsung berhambur mendekat, dan membungkuk.
Sebenarnya Nara merasa sangat bingung dengan pekerjaan barunya. Meski tadi Fardan sudah mejelaskan. Tapi ia masih kaku.
Nara bisa membersihkan kamar Aditya saat ia tidak ada, tapi saat Aditya datang, ia harus meninggalkan semuanya dan langsung memfokuskan diri untuk melayani serta menyediakan semua kebutuhannya.
Bahkan Fardan meminta Nara untuk tinggal di rumah ini, tapi Nara menolak, ia masih mempunyai pekerjaan lain, sebagai waiters di KV Klub malam hari.
Aditya duduk di atas sofa. Ia hanya mengenakan Celana dan kemeja. Fardan melihat ke arah Nara yang hanya diam tak bergeming. Nara menangkap sorot mata Fardan itu seperti ungkapan.
..."Ayo, lakukan pekerjaanmu."...
Nara masuk ke kamar ganti, mengambil, jas, sepatu, dasi, dan jam tangan.
Lalu ia mulai memakaikan semuanya pada Tuannya, ini justru terlihat seperti seorang istri yang sedang melayani suaminya.
Siap.
Aditya sudah berdiri. Dan dia hendak pergi lagi dengan Fardan.
..."Aku akan pulang jam 7 malam, siapkan dirimu.!"...
Nara membulatkan mata mendengar titah Tuannya. Ia kebingungan sekarang. Tapi Nara harus segera menjelaskan.
..."Kau bisa menerima gajimu dari Fardan mulai sekarang.!"...
Aditya mulai melangkahkan kaki.
..."Ayaah, tunggu Tuan.! Maaf, saya tidak bisa tetap tinggal sampai malam. Saya harus kembali ke kosan saya.!"...
..."Kamu bisa tidur di salah satu kamar di rumah ini, dan kamu bisa tinggal disini."...
..."Tapi Tuan?"...
Nara merasa ragu, tapi ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Aditya.
..."Saya mempunyai pekerjaan lain Tuan. Saat malam."...
..."Tinggalkan itu, dan aku akan membayarmu 3 kali lipat."...
..."Tapi saya tidak bisa langsung berhenti Tuan, saya harus."...
Nara terhenti, Aditya menatapnya tajam. Nara hanya bisa menelan salivanya kasar. Ia lalu menampakkan senyum anehnya.
..."Saya akan mengundurkan diri malam ini. Dan mengemasi barang saya yang ada di kos."...
Aditya kembali melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Nara dan Fardan yang masih berdiri disana.
..."Apa mau saya transfer sekarang Nona?"...
..."Hah?"...
..."Gaji anda!"...
..."Aaaah, tidak!"...
Nara menggelengkan kepala.
..."Saya baru bekerja, bagaimana bisa menerima gaji secepat itu?"...
..."Baiklah."...
Fardan membungkukkan badan. Lalu meninggalkan Nara.
Nara terduduk di sofa. Ia seakan tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini.
..."Apa ini semua mimpi?"...
...****************...
Aditya dan Fardan tengah berada di dalam mobil saat ini, mereka akan kembali kekantor. Jam sudah menunjukkan pukul 2. Hujan yang tadi mengguyur dengan lebat mulai berhenti.
..."Apa yang kulakukan ini sudah benar Fardan?"...
..."Saya Rasa iya, Tuan.!"...
..."Aku menyesal melakukannya, dia masih virgin, dan bahkan masih sangat muda."...
..."Anda hanya berniat menolongnya Tuan."...
..."Tapi akhirnya nafsu mengalahkan ku."...
Pria malam itu yang membawa Unara dari Klub ke hotel adalah Aditya.
Pertemuan pertama mereka saat Aditya keluar dari Klub dan Nara menabraknya, lalu Nara yang tiba-tiba datang ke rumahnya sebagai pelayan baru, dan di malam itu, teman-teman Nara yang tidak menyukainya menjebak Nara dengan memberinya obat perangsang. Hingga Aditya menolongnya namun malah tak dapat menahan nafsunya sendiri, dan justru menodai Nara. Semua peristiwa itu terekam rapi dalam memori Aditya.
...****************...
Dalam hati Fardan, ia merasa senang, karna Tuannya Aditya mengambil keputusan yang benar ini. Sebelumnya, saat Aditya memutuskan meninggalkan Nara di Hotel malam itu, Fardan merasa sangat kasihan pada Unara gadis yang tak di kenalnya.
Apalagi mendengar cerita Bosnya jika dia adalah gadis perawan. Pasti Nara adalah seorang wanita muda dengan setumpuk permasalahan hidup.
Gadis seusianya yang harusnya masih sekolah malah banting tulang bekerja. Siang dan malam. Meski bekerja di sebuah Klub malam. Tapi ia masih perawan, itu membuktikan jika dia bukan wanita nakal.
..."Jika dia meninggalkan pekerjaan lamanya dan tinggal di rumah. Kau bertanggung jawab untuk mengurus pendidikannya. Daftarkan dia sekolah."...
..."Baik, Tuan!"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sinaga wulan
hiiii terbaik lah kau Aditya 😍😍😍
2022-03-10
0
🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸
moga lama² ada percukan cinta antara nara dan aditya... moga baiknya aditya sama nara bukan hanya sekedar tanggung jawab karena malam itu
2021-12-12
2
💋ꪜꫝ𝓲ꍏ_ᵛʰⁱⁱ💋༆𝕷𝕶༄ˡᵒᵛᵉʳ༆🥀
baiknya dirimu tuan🤩🤩🤩
2021-12-06
0