Pak Ilham sang Scurity mengantar Nara menemui Bu Fatma. Bu Fatma adalah Head of Assistant di rumah mewah yang akan menjadi tempat Nara bekerja ini.
..."Siapa nama kamu?"...
Seorang wanita dewasa berusia 40 tahunan. Yang memegang kendali dan pengawasan pada seluruh para pelayan. Ia terlihat tegas. Dan berwibawa.
..."Nara, Unara Callista, di panggil Nara Bu."...
Bu Fatma memeriksa berkas yang di bawa Nara. Ia lalu melihat Nara dari ujung kaki sampai ujung kepala. Bu Nara menghembuskan nafasnya kasar.
..."Kamu bisa bekerja mulai sekarang, ini seragam kamu, Fika, Tunjukkan Nara ruang ganti."...
..."Baik Bu."...
Fika adalah salah satu pelayan di rumah ini yang sudah lebih dulu berkerja. Sama halnya dengan Nara, Fika juga bekerja pulang-pergi. Alias tidak tinggal di rumah ini.
..."Dan dengar, besok jangan sampai telat. Atau kau akan langsung bisa pergi dari sini. Tanpa pesangon."...
..."Aaaahhh, iya Bu."...
Nara menundukkan kepalanya.
..."Kok bisa telat sih di hari pertama, baru nglamar juga."...
Fika kelihatannya gadis yang baik. Dia terlihat sedikit lebih dewasa dari Nara, mungkin usianya sekitar 23 tahun.
..."Aku baru lihat beritanya pagi ini, jadi tidak ada persiapan."...
..."Oohh, ini ruang gantinya, kamu bisa menaruh tas kamu disini. Disini aman kok, kamu gak akan kehilangan apapun. Semua tempat di fasilitasi dengan CCTV, hanya kamar itu yang tidak."...
Fika menunjuk sebuah kamar kecil, itu adalah ruang gantinya.
..."Iya, terimakasih."...
..."Ya sudah, aku harus kembali bekerja lagi. Nanti kamu balik lagi aja keruangan Bu Fatma yang tadi, biar di jelaskan apa saja tugas kamu."...
..."Iya, terimakasih, Fika."...
Nara mengulurkan tangan, mengajak Fika berjabat tangan. Fika tersenyum dan membalas jabatan tangan itu.
..."Sama-sama, Nara."...
Bu Fatma menjelaskan pada Nara tentang tugas-tugasnya, sangat simpel. Hanya membersihkan dan merapikan satu kamar tidur. Itu adalah kamar utama rumah ini. kamar pemilik rumah.
Nara yang di antar Bu Fatma memasuki kamar tempat nya bekerja itu terkagum saat pertama kali memasukinya.
Sebuah kamar yang sangat luas. Bernuansa seperti istana, semua barang-barang disana sangat mewah.
Ranjang tidur yang sangat indah, meja rias seperti singgasana seorang raja atau ratu. Semuanya benar-benar mewah.
..."Kau bisa memasuki kamar ini saat Tuan Aditya sudah keluar. Dia tidak suka jika ada orang di dalam ketika dia di kamar."...
Nara mengangguk. Ternyata nama pemilik rumah ini adalah Tuan Aditya.
..."A**pa dia pria tampan yang Nara lihat di dalam mobil tadi?"...
..."Bersihkan semuanya secara teliti. Jangan sampai ada satu pun debu yang masih tertinggal."...
Nara kembali mengangguk.
..."Kamar mandi, Toilet, Dan ruang ganti Tuan Aditya. Semua menjadi tanggung-jawab mu mulai sekarang. Jangan sampai ada kesalahan."...
Nara lagi-lagi mengangguk.
Bu Fatma meninggalkannya. Ia mulai mengamati semua keindahan ruangan ini.
..."Waaahhh, kalau tidurnya di kamar se nyaman dan se indah ini, gak usah bangun aja.!"...
Nara memang suka asal nyeletuk. Nara mengelus Bad Cover.
..."Halus banget.!"...
Nara sampai ingin menangis terharu. Tapi ia cepat sadar dan mulai melaksanakan tugasnya, membersihkan setiap inci kamar yang luasnya sama dengan satu rumah ini.
Hari sudah sore. Langit kembali mendung karna gulungan awan hitam.
Nara dan Fika keluar dari rumah bersama.
..."Sepertinya akan turun hujan."...
..."Iya, memang lagi musim hujan."...
..."Kamu pulang naik apa?"...
..."Aku mau naik bus aja, mau ke tempat lain."...
..."Lho, kamu gak pulang?"...
Nara tersenyum lalu menggeleng.
..."Aku masih ada kerjaan lain sekarang, harus cepat agar tidak telat."...
..."Seharian Kan kamu udah kerja, masa kerja lagi."...
Unara hanya tersenyum.
..."Aku butuh banyak uang."...
Lalu Unara meninggalkan Fika yang berdiri di tepi jalan raya menunggu ojek onlin yang di pesannya. Dan Nara menaiki bus yang sudah tiba.
...****************...
Setelah makan malam. Nara langsung masuk menuju KV Klub.
Ia langsung bekerja. Tidak mempedulikan tatapan kedua teman seprofesinya Syela dan Ema yang terlihat sangat tidak suka.
..."Gimana kalau kita kerjain aja dia."...
..."Apa? Gimana caranya?"...
Syela tersenyum sinis menyunggingkan bibirnya sebelah.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Nara meminta izin pada Kak Key untuk bisa pulang lebih awal mulai sekarang. Jam 12, karna ia masih harus bekerja esok harinya lagi. Jadi Nara minta pengurangan jam kerja, meski gajinya juga harus di potong.
Tentu saja Key setuju. Dia tengah berjuang untuk bisa mendapatkan hati Nara.
Nara biasa istirahat sebentar saat jam 10, ia membawa minuman mineralnya sendiri di dalam tas.
Malam ini pun sama, ia beristirahat sebentar di ruang karyawan. Mengambil botol minumannya lalu meminum air itu setengah. Dan dia kembali lagi bekerja.
..."Kok gak ada reaksinya?"...
Ema berbisik pada Syela, mereka tengah membereskan botol dan gelas minuman yang sudah di tinggal pemiliknya di meja-meja.
..."Tunggu aja. Kita lihat bagaimana nanti dia bisa menahan diri."...
Syela dan Ema terdengar tertawa yang tertahan.
Seorang pria tampan yang tengah duduk di sofa belakang Syela dan Ema mendengar semua obrolan mereka. Ia melihat ke arah Nara yang menjadi target kejahatan mereka.
Setelah satu jam kemudian. Nara mulai merasa sedikit pusing pada kepalanya. Ia juga mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya.
..."Kenapa tubuhku terasa panas?"...
Ia tidak sengaja menabrak seorang pria, dadanya menyentuh bahu pria itu, dan ada gelanyar aneh yang dia rasa. Matanya mulai terpejam menahan gejolak gairah.
Nara yang mulai tak bisa mengontrol kenaikan libidonya yang tiba-tiba. Meraih tangan pria itu menempelkan tubuhnya pada si Pria.
Mendapat perlakuan seperti itu si Pria merespon dengan cepat. Ia membawa tubuh Nara untuk semakin menempel pada tubuhnya.
Tiba-tiba Pria yang duduk di sofa tadi menarik tangan Nara, dan Nara berbalik memeluk tubuh Pria itu.
..."Kau?"...
Si Pria yang mendapat pelukan pertama tidak terima dengan yang di lakukan oleh Pria yang baru datang.
..."Dia tunangan saya."...
Lalu Pria tampan itu menggendong tubuh Nara seperti seorang Suami yang menggendong Istrinya di malam pertama.
Nara mulai mendesah tidak jelas. Ia terus berusaha mencoba membuka kancing kemejanya yang lekat membentuk lekuk tubuhnya. Dadanya yang semakin membusung menandakan ia benar-benar pada puncaknya.
..."Jalan ,cepat."...
Pria yang membawa Nara memerintahkan Supirnya untuk segera pergi.
..."Ke Rumah Tuan?"...
..."Hotel."...
Akhirnya Pak Supir pun menjalankan mobil dengan cepat menuju arah Hotel Tuannya.
..."Aaaahhh, lakukan sesuatu."...
Nara meracau. Dari sudut matanya air matanya mulai mengalir.
Pria yang membawa Nara mencoba mengendalikan Nara dengan memegang kedua tangannya yang berusaha menanggalkan pakaiannya sendiri.
..."Aaaahhh"...
Nara mulai menangis. Ia semakin meronta karna efek rangsangan obat pada tubuhnya.
Kancing kemejanya tak mampu lagi menahan. dan satu persatu terlepas dari jahitan. 2 kancing kemeja atasnya telah hilang. Membuat belahan itu terpampang sempurna di depan mata sang Pria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
BTS_Jk
aku suka episodenya sedikit,singkat padat jelas
2022-01-03
0
Diankeren
Eike demen nihh yg bgini
2022-01-03
0
Elsa Naila
lanjutttt
2022-01-02
0