Mobil Pria tampan yang membawa Unara itu telah sampai di parkiran hotel. Ia lantas lekas membawa Nara menuju lift untuk segera ke kamarnya.
Ini adalah Hotel miliknya, ia memiliki kamar pribadi VVIP disini. Dengan jalur Lift pribadi menuju lantai kamarnya.
Tanpa menurunkan Nara dari gendongannya, Pria tampan itu membuka pintu hanya dengan sekali tekan menggunakan sidik jari jempolnya, pintu kamar terbuka sempurna.
Ia lantas membaringkan Nara yang tengah kacau karna pengaruh obat.
Nara merasa tubuhnya seperti terbakar, ia berusaha melepaskan pakaiannya. matanya terpejam sempurna. Dan dia juga menangis.
..."Panaaasss, aaah"...
Nara menangis berusaha membuka bajunya sendiri.
Pria tampan itu lantas membawa Nara ke bathtub, mengguyur tubuh Nara dengan air dingin berharap efek dari obat itu bisa segera hilang.
Namun sialnya, ia justru tergoda dengan keadaan Nara saat ini. Tubuhnya yang basah dengan pakaian yang sudah acak-acakan. Membuat yang di bawah sana merespon sempurna.
Ia tidak tahan untuk tidak semakin mendekat. Pria itu akhirnya menautkan bibirnya pada bibir Nara. Ia mulai memainkannya dengan lembut. Dan Nara membalas.
Menjelajahi leher, dada, dan bagian dari tubuh Nara yang lainnya.
Nara di bawa kembali ke atas ranjang. Dan semuanya terjadi di luar kendali.
Sang pria mulai menelusuri setiap titik bagian Nara. Semakin Nara mendesah, semakin pria tampan itu bersemangat. Dia mulai melakukan penyatuan.
..."You're a Virgin?"...
Nara tidak menjawab. Dia bahkan sudah tidak membuka mata sama sekali. Apalagi bisa di ajak berkomunikasi?
Setelah 1 jam lebih. Mereka berdua sama-sama sampai pada pelepasan. Menyadari jika ini adalah pertama kalinya bagi Nara. Pria tampan itu mengeluarkannya di luar. Ia menyadari bahayanya jika sampai benih itu di tanam di dalam.
Pria tampan itu sudah selesai membersihkan diri. Jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Ia menelepon Driver nya untuk segera mengantar pesanannya ke kamar.
Tak berapa lama seseorang mengetuk pintu. Itu adalah Driver yang membawa pesanan yang di perintahkan Tuannya.
Sebuah tas handbag yang berisi pakaian ganti lengkap dengan **********.
Ia berniat meninggalkan Nara. Ia tak ingin terikat oleh seorang wanita. Meski dalam hatinya kini ia merasa sangat kejam telah meninggalkan gadis yang ia renggut mahkotannya.
Handbag itu ia taruh di atas nakas. Di sampingnya ada sebuah Debit Card yang ia tinggalkan. Ia menyelimuti tubuh Nara, kembali melihatnya intens, gadis kecil yang manis.
Pria tampan itu lantas meninggalkan Nara yang sudah terlelap dalam mimpinya.
...****************...
Nara membuka matanya. Jam menunjukkan pukul 7:15 Ia merasa pegal di sekujur tubuhnya. Terlebih sakit di daerah itu.
Nara mulai panik. Melihat dirinya sendiri yang hanya memakai rok span tanpa dalaman. Di tubuhnya bagian depan begitu banyak tanda kepemilikan disana.
Nara membulatkan mata. Ia mengingat dengan keras apa yang terjadi semalam. Ia mulai menangis ketika samar-samar kejadian malam tadi muncul di kepalanya.
..."Tidak, tidak.!"...
Nara menangis. Hatinya sakit. Ia juga takut. Noda darah di sprei itu menjelaskan semuanya.
Nara semakin gelisah ketika ia tidak dapat mengingat wajah dari laki-laki itu. Ia hanya ingat bagaimana rasanya tangannya menyentuh dada bidang laki-laki itu.
Nara melihat ke sekeliling. Tidak ada tanda-tanda ada orang lain disini.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk dari luar.
..."Service room!"...
Nara melangkah, ia merasa nyeri dan sakit yang dominan. Ia berjalan lebih pelan sekarang, menutupi tubuhnya yang kacau menggunakan selimut tebal milik hotel. Nara membuka pintu itu. Seorang pria Office Boy yang datang.
..."Breakfast Mom!"...
OB itu membawa menu sarapan di atas meja trolly. Nara hanya bisa minggir memberi jalan pada sang OB untuk masuk ke dalam.
Saat OB itu hendak keluar, Nara menghentikannya.
..."Maaf pak, apa anda tahu, siapa yang membawa saya kemari? Em, maksud saya, apa anda tahu kamar ini check in atas nama siapa?"...
..."Mohon maaf Mom, saya tidak tahu. Ada bisa mencari tahu di bagian Customer Service di loby bawah."...
OB itu pergi meninggalkan Nara sendirian.
..."Berhenti menangis Nara, dunia tidak sedang hancur hanya karna kejadian seperti ini."...
Nara mencoba menguatkan dirinya sendiri. Ia berhambur ke kamar mandi. Membersihkan diri. Ia melihat pakaiannya yang sudah tidak mungkin bisa di pakai lagi.
Lalu ia melihat ada sebuah handbag di atas nakas.
..."Pakaian ganti"...
Ia memakainya. Lalu ia memakan menu sarapan yang dibawakan Mas OB tadi. Saat ia hendak melangkah keluar, Nara melihat kartu Debit Card di samping handbag. Nara meraihnya dengan kesal.
..."Kau menghargai ku dengan ini Tuan? Baiklah."...
Nara menyimpan Card itu dan dia langsung pergi meninggalkan kamar. Tempat pertama yang di tuju adalah meja CS. Ia ingin menanyakan kamar yang di tempatinya semalam atas nama siapa.
Sayang sekali. Para Customer Service tidak bisa memberitahu Nara tentang data pengunjung. Itu termasuk Privasi Hotel.
Dengan perasaan yang campur aduk. Nara meninggalkan Gedung mewah bertingkat itu. Ia kini harus segera ke rumah mewah milik Tuan Aditya. Ia sudah terlibat.
..."Sudah hampir jam 9.? Oh tuhan, kumohon jangan sampai aku kehilangan pekerjaan ku ini."...
Nara sampai di depan gerbang utama Rumah Mewah milik Tuan Aditya. Ia membunyikan Bel. Pak Ilham sang Scurity membuka gerbang.
..."Kau? Terlambat lagi? Apa kau tidak niat bekerja hah?"...
..."Maaf pak.!"...
Nara berlari masuk kedalam meninggalkan Pak Ilham. Baru berapa langkah memasuki halaman rumah. Nara bertemu dengan Bu Fatma yang sudah berdiri disana. Mengawasi Assistant lain membersihkan halaman.
..."Kau? Jam berapa sekarang? Beraninya kau baru datang jam segini. Keluar. Kau di PECAT."...
Bu Fatma terlihat sangat emosi. Sejak kemarin Nara memang sudah di peringati agar tidak terlambat.
..."Bu, Saya mohon jangan. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya mohon jangan pecat saya Bu. Saya berjanji ini yang terakhir kalinya."...
Nara memohon pada Bu Fatma m, ia memang membutuhkan banyak uang. Dan pekerjaan ini sudah sangat bagus baginya. Selain menjadi waiters di Klub Malam.
Tiba-tiba mobil Tuan Aditya lewat dan berhenti.
..."Biarkan dia bekerja."...
Aditya bicara dari dalam mobil yang kacanya terbuka.
..."Ah, Tuan Aditya, baik."...
Bu Fatma hanya bisa menjawab patuh. Nara hanya bisa melihat Tuannya itu yang sudah mulai menjauh.
..."Apa yang kau lakukan disini? Kau sudah mendengarnya kan? Cepat kerja.!"...
..."Ah, iya, iya Bu."...
Nara bergegas pergi meninggalkan Bu Fatma di halaman. Ia berlari memasuki Rumah lewat pintu belakang seperti kemarin. Mengganti pakaiannya lalu segera menuju kamar utama di lantai atas. Milik sang Tuan Rumah.
..."Untunglah dia baik. Masih membolehkan aku untuk bekerja disini."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸
ky nya pemilik rumah itu aditya deh
2021-12-12
1
💋ꪜꫝ𝓲ꍏ_ᵛʰⁱⁱ💋༆𝕷𝕶༄ˡᵒᵛᵉʳ༆🥀
nah kan sudah ku dugong...itu s aditya
2021-12-06
0
💋ꪜꫝ𝓲ꍏ_ᵛʰⁱⁱ💋༆𝕷𝕶༄ˡᵒᵛᵉʳ༆🥀
pasti lakinya itu s aditya ya🤔🤔🤔
2021-12-06
0