Aunty, Kesepian

Aunty, Kesepian

1

Happy reading to all,,,,

Semoga cerita ini dapat menghibur,,,,,,

Mohon maaf kalau ceritanya kurang menarik atau katanya kurang baik,,,,,

Mohon kritik dan sarannya,,,,,

Terimakasih,,,,,

######

"Hewan memberikan teladan untuk kesetiaan sementara manusia memberikan teladan untuk pengkhianatan."

Sebuah kalimat yang entah mengapa sampai saat ini begitu melekat dalam pikiran Devina, seorang ibu beranak satu. Setiap kali ia membaca Kalimat itu hatinya selalu bertanya-tanya, mana mungkin ada manusia yang berkhianat jika keduanya saling mencintai. Dalam kamusnya, kalimat itu adalah suatu kebohongan meski mungkin akan terjadi pada sebagian manusia.

Pemikiran ini terjadi tentu saja karena pernikahannya dengan sang suami dari 6 tahun yang lalu sampai sekarang nampak baik-baik saja. Bahkan mereka telah dikaruniai seorang anak perempuan yang imut. Dan dengan kelahiran anak mereka membuat hubungan mereka semakin menghangat. Sebagai pasangan, mereka jarang sekali berdebat. Jika ada persoalan menyangkut diri masing-masing, pasti salah satu di antara mereka akan akan mengalah. Jadi perdebatan besar tidak pernah terjadi selama mereka melangsungkan pernikahan.

Devina sendiri merasa begitu bahagia dengan keadaan keluarga kecilnya saat ini. Di mana dia menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi anak perempuannya dan suaminya. Dia begitu menikmati pekerjaan yang awalnya ia kira membosankan itu. Mulai dari menyiapkan sarapan pagi, menyiapkan pakaian untuk suami ke kantor dan bahkan mengantar serta menjemput anaknya dari sekolah merupakan rutinitas yang ia sukai. Namun dalam relung hatinya, ingin sekali ia kembali pada dirinya yang dulu. Ketika ia masih memiliki mimpi untuk menjadi wanita career. Karena sebelum menikah dengan Erpan yaitu suaminya saat ini, dia merupakan wanita primadona yang memiliki kecantikan dan kepintaran.

Sejak sekolah dasar, dirinya selalu menjadi siswa yang berkompeten dalam bidang akademik. Banyak penghargaan yang berhasil ia capai selama ini. Dengan bakatnya, bukan suatu keanehan bila ia tidak menjadi sorotan di setiap tempat yang ia pijaki. Bahkan untuk kuliah saja dirinya tidak perlu khawatir masalah biaya. Bakatnya dalam akademik membuat salah satu perusahaan internasional mau menjadi sponsor dirinya untuk terus belajar. Padahal dalam kondisinya saat itu, tidak memungkinkan baginya untuk lanjut kuliah. Dan dengan beasiswa itu pula ia dapat bertemu dengan Erpan, suaminya.

Awalnya mereka berdua hanyalah orang asing yang saling tidak peduli satu sama lain. Tapi dalam suatu kondisi, keduanya terpaksa harus saling berkomunikasi hingga akhirnya Erpan menyatakan perasaan yang disusul dengan pernikahan mereka setahun setelahnya. Dan kebahagiaan semakin membanjiri kehidupan Devina. Walaupun, pada awal pernikahan ada sebuah perdebatan di antara mereka. Hal itu tentu saja tentang Devina yang menolak untuk menjadi ibu rumah tangga. Dirinya yang sangat berkompeten saat itu merasa sayang sekali bila ia harus menjadi ibu rumah tangga. Namun dalam prospektif Erpan menganggap dirinya sanggup menafkahi keluarga mereka. Sehingga Devina harus mengalah dan mencoba menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Dan dalam 5 tahun pernikahan mereka, Devina sudah tidak merasa keberatan sama sekali menjadi ibu rumah tangga. Dirinya sadar ternyata menjadi ibu rumah tangga tidak seburuk apa yang ia pikirkan sebelumnya. Kebahagiaan menjadi ibu rumah tangga terus bertambah setiap harinya, seperti saat ini ketika ia sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Dia sedang berada di dapur memasak makanan untuk pagi ini.

"Hhhmmm, enak sekali baunya." Gumam Devina ketika sedang mengaduk penggorengan yang berisi sayuran. Nampaknya ia sedang membuat cap cay sebagai lauk pauk untuk anak dan suaminya. Sebagai istri dan juga ibu, Devina sangat memperhatikan kesehatan keluarganya. Setidaknya setiap mereka makan, harus ada sayur yang ikut masuk ke dalam perut mereka.

Tak terasa, ternyata jam sudah menunjukkan waktu untuk keluarganya bangun. Namun karena Devina salah satu orang yang perfeksionis, ia tidak bisa meninggalkan masakannya sebelum ia selesai dengan sempurna bahkan sekedar untuk membangunkan anaknya. Untungnya, anaknya yang imut dan cantik sudah bangun duluan dan langsung menghampirinya di dapur.

"Ma,,,ma?" Ucap gadis yang berusia 5 tahun itu sambil mengucek matanya.

Terpopuler

Comments

Muawanah

Muawanah

mampir nieh

2024-05-15

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!