Happy reading to all,,,,
Semoga cerita ini dapat menghibur,,,,,,
Mohon maaf kalau ceritanya kurang menarik atau katanya kurang baik,,,,,
Mohon kritik dan sarannya,,,,,
Terimakasih,,,,,
#######
Sebuah getaran dirasakan oleh Devina pada dalam tas selempangnya. Ia menepikan mobilnya karena mulai terasa terganggu. Ternyata ponselnya asal dari getaran tersebut. Maka dengan segera ia mengangkat telpon yang namanya tertulis sebagai ibu.
"Halo, bu?" Sapa Devina kepada ibunya yang ada di ujung telpon.
"Halo, nak. Kamu sedang di mana nak?" Tanya ibu Devina secara langsung.
"Mau pulang ke rumah habis antarkan Lissa ke sekolah, Bu."
"Oh, bagus. Bisa tolong jemput ibu?"
"Loh, ibu kenapa?"
"Ini mobil ibu mogok mendadak di tengah jalan. Padahal mau nyamperin kamu di rumah."
"Yasudah, bu. Aku langsung ke sana ini. Daerah mana, bu?" Kemudian ibu Devina menyebutkan tempat yang sekiranya ada di sekitarnya. "Oh di sana. Enggak jauh kok dari sekarang aku berhenti. Ibu sama siapa?"
"Biasa sama kang Atep, ini lagi coba manggil tukang dia."
"Oh, baik, bu. Aku ke sana."
Devina langsung menancapkan gas mobilnya ke arah yang dibicarakan oleh ibunya. Tanpa perlu mencari terlalu lama, ia sudah melihat kehadiran ibunya dari jarak yang cukup jauh. Segera dia menghampiri ibunya yang sedang melihat kang Atep membuka bagasi mobil.
"Ibu," Salam Devina menyalami tangan ibunya dan dilanjut dengan pelukan hangat. Ia juga menyalami kang Atep yang notabenenya adalah supir ibunya. Tapi baginya, kang Atep seperti omnya karena sedari kecil ia sudah mengenalnya. "Kenapa kang mobilnya, Ibu?"
"Aduh gak tau nih, non. Tiba-tiba mati sendiri tadi. Untung masih sempet akang pinggirin tadi, kalo gak bisa macet ini jalan."Terang kang Atep menerangkan Kronologi kejadian mogoknya mobil majikannya.
"Udah coba hubungin bengkel, kang?"
"Sudah, Non. Barusan aja akang panggil. Cuman katanya sampai paling 30 menit-an. Macet gitu alasannya." Jawab kang Atep yang masih mencoba mencari kesalahan yang ada pada mobil.
"Kang, saya lanjut sama anak saya saja. Kamu tolong tungguin mobilnya. Kalau harus di bawa ke bengkel, kamu tinggal aja di bengkel. Terus kamu langsung balik aja. Nanti saya pulang juga bareng anak saya. Tapi kalau langsung selesai, kamu ke rumah anak saya." Perintah ibu Devina pada kang Atep.
"Baik, Nyonya. Hati-hati di jalan."
"Iya," Mereka berdua pun langsung menaiki mobil milik Devina dan meninggalkan kang Atep di sana sendirian.
"Ibu kenapa gak bilang aku dulu kalo mau dateng? kan nanti bisa aku jemput." Kata Devina ketika mereka berdua sudah berada di perjalanan.
"Memangnya ibu butuh izin kalau mau menjenguk anaknya?"
"Enggak sih. Cuman kan kalau kayak gini kan kasihan ibu."
"Ini masalah kecil sayang, gak usah khawatir. Lagian ibu juga gak nunggu lama kok tadi."
"Iya, sudah. Terserah mama," Balas Devina pasrah. Dia tahu betul berdebat dengan ibunya hanya akan berujung kekalahannya.
"Gimana kabar keluargamu?" Tanya ibunya.
"Baik kok, Bu" Jawab Devina seadanya. Bukannya ingin menutupi sesuatu. Hanya saja, dalam pandangannya keluarganya baik-baik saja. Tidak ada masalah berarti yang terjadi di antara mereka. Semuanya nampak bahagia dalam pandangan Devina.
"Syukur lah." Balas ibunya sambil mengelus dadanya. Ibunya terlihat seperti lega tentang suatu hal. Tentu Devina yang melihatnya langsung keheranan.
"Emangnya kenapa, Bu?" Giliran Devina yang mengajukan pertanyaan.
"Hhhmmm,,, aslinya sih nggak ada apa-apa. Cuman,,"
"Cuman apa, bu?"
"Aduh, ibu ragu ngomongnya."
Rasa penasaran Devina semakin meningkat. Tak biasanya ibu seperti ini. Dirinya yakin mama seperti karena ada sangkut pautnya dengan keluarganya. Dan Devina berharap itu bukanlah sesuatu hal yang buruk.
"Bu, ngomong aja. Aku dengerin, kok." Yakin Devina agar ibunya mau bercerita.
"Hhhmmm, Jadi, ibu mimpi kalau suami kamu itu ternyata selingkuh."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
meris dawati Sihombing
manggil ibu, atau mama sehhh..
2024-12-18
0