Bab 5 : Ikat Rambut

“ Jadi gimana? Ikut ya?”

Arka tidak menjawab. Ini adalah pertanyaan ke tiga kalinya Alan semenjak kabar bang Jaka yang baru saja membeli rumah akan mengadakan pesta makan di rumah barunya. Rumah barunya tidak jauh dari skadron, hanya berjarak sekitar 2 km, perumahan elit itu terpampang jelas didepan mata. Hanya saja, Arka tahu, komandannya tinggal disana, Jaka dekat dengan Wine, dan itu berarti Wine juga akan ada di sana.

Bukanya pendendam, Arka tak mempermasalahkan kejadian itu sejak awal, hanya saja rasa malunya itu entah kenapa tak kunjung hilang. Jika berada di rumah Jaka, itu berarti beberapa tentara lain yang melihatnya hari itu juga pasti akan ada disana.

“ Arka cepetan. Mau ikut ngga? Udah pada jalan nih”

Alan kembali berteriak, menggedor pintu kamar mandi tiga kali kemudian kembali mengoceh tak jelas.

“ Kaya emak-emak tahu ngga loe? Berisik."

Arka keluar dari kamar mandi, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kemudian membuka ponselnya. Satu group penuh dengan pembahasan pesta daging di rumah Jaka malam ini. Memang sayang untuk dilewatkan apalagi ditanggal tua seperti ini, bahkan sang komandan yang biasanya sangat ketat, kali ini mengizinkan semua anak buahnya untuk berpesta di rumah Jaka. Tanpa komandan yang jelas akan menjadi lahan gossip nanti.

Setelah serentet pikiran itu datang, Arka merutuk dirinya dalam hati. Jika dia tidak ikut maka dia yang akan menjadi bahan gossip nanti, dan itu berarti kejadian memalukan ditaman 2 hari yang lalu akan menyebar ke seluruh tentara di skadron.

“Oke gue ikut”

Alan langsung mengalungkan tangannya di pundak Arka, berjalan keluar kemudian bergabung dengan beberapa tentara lain yang mulai berjalan kaki menuju kediaman Jaka.

Hanya butuh sekitar 10 menit mereka sampai di rumah dua tingkat dengan cat warna biru laut itu. Beberapa daging sudah berjejer rapih di atas meja dekat dengan alat pembakaran. Disisi meja yang tak jauh dari meja utama, beberapa minuman kaleng bersoda hingga botol air mineral tersedia disana. Semuanya datang, jelas karena halaman ini disulap layaknya surga dunia dengan berbagai makanan pendamping.

“ Yak! Dipagar aja? Ngga masuk?” teriak Alan.

Arka yang sejak tadi memang hanya mengamati dari pintu pagar menggeleng pelan. Nanti, dirinya akan masuk setelah semuanya selesai. Rambut yang baru keramas tadi tidak boleh berakhir dengan bau asap arang. Jika ada acara seperti ini, biasanya semua temannya akan memainkan sebuah game, dan yang kalah akan di sulap layaknya pemilik restoran daging malam ini.

“ Yeay”

Suara yang berasal dari arah luar menarik perhatian Arka. Disana, dilapangan basket yang tak jauh dari dari rumah Jaka— Wine terlihat tengah berjoget riang setelah bola yang ia lempar berhasil masuk ke keranjang. Arka menatapnya dalam, mengamati ekpresi gadis itu yang kini terlihat jauh lebih bebas dari biasanya, senyumannya jauh lebih merekah.

Cantik, satu kata yang terlintas dipikiran Arka sekarang. Rambut panjang yang tergerai melambai tertiup angina, sesekali ekspresi Wine berubah lucu saat gadis itu memarahi rambutnya yang terus bergoyang setelah berulang kali diselipkan di balik telinga.

Tanpa sadar langkah Arka semakin mendekati Wine, bahkan dirinya juga tak sadar saat Wine menyapanya dengan cengiran girang. Fokus Arka hanya satu, mengikat rambut gadis itu agar tak menghalangi pandangannya.

“ Loh loh mau buat apa bang?”

Arka tak menjawab, mengambil ikat rambut dari tangan gadis itu kemudian mulai mengikat rambut Wine tanpa sepatah katapun. Arka adalah tipe orang yang terkadang mengikuti kata hatinya yang begitu kuat tanpa peduli dengan pikiran orang lain.

“Ciee.. perhatian bener bang sama aku”

“Rambut kamu nyusahin” jawab Arka singkat kemudian mengambil alih bola basket ditangan Wine.

Arka tahu jika dirinya sudah melemparkan diri dilubang kesialan. Mungkin setelah ini dirinya harus benar-benar ke THT untuk memeriksakan telinganya.

“ Nyusahin? Lah rambut-rambut aku, kenapa abang yang ribet?”

Nyusahin, karena abang ngga bisa leluasa ngeliat muka kamu.

“ Kalau orang yang lebih tua ngomong itu didengerin aja, ngga usah banyak tanya apalagi ngebantah” oh dirinya pasti terdengar sangat tua.

“ Bang”

“Apa?”

Arka berhasil memasukan bole ke keranjang, kemudian memberikannya ke Wine “ Lempar lagi” titahnya pelan.

“ Abang ko ganteng sih, apalagi kalau pake baju biasa begini”

“ Lempar dulu, baru ngegombalnya” titah Arka lagi.

Wine mengangguk kemudian melempar bola ke keranjang.

1 kali lemparan, gagal.

2 kali lemparan, gagal.

3 kali lemparan, berhasil.

Dan Arka yakin dirinya kini menikmati dengan sepenuh hati bagaimana sebuah sorakan gembira yang diikuti oleh tawa itu terdengar sangat renyah ditelinga. Jatuh cinta?. Oh tidak, Arka masih meragukan hal itu.

“ Bang taruhan yuk?”

“ Apa?”

“ Kalau Wine berhasil masukin bola lagi, abang gendong Wine sampai rumah bang Jaka”

“ Jangan gila kamu” tolak Arka. Oh jelas dirinya harus menolak dari pada gossip baru dengan pemain utama dirinya dan Wine menjadi pembicaraan hangat besok di skadron.

“ Ya udah ganti, kalau antar jemput Wine selama 3 hari gimana?”

“Saya bukan tukang ojek”

“ Ganti lagi kalau begitu, jalan sama Wine malam minggu?”

“ Mimpi aja kamu”

“ Idih judes, oke ganti lagi deh. Ajarin Wine main basket 1 minggu penuh?”

“Saya sibuk”

Dan seperti itu terus hingga 5 kali berulang. Wine dengan otak cemerlangnya itu selalu saja menciptakan ide-ide gila, bahkan Arka hampir kehabisan ide untuk menolak ajakan gadis berumur 18 tahun ini.

“ Kasih Wine uang 200.000”

“ Itu mah kamu sama Alin kemarin”

“ Idih ada yang masih ngambek nih?”

Arka menggeleng cepat. “ Oke, 200.000. tapi kalau kamu gagal saya dapat apa?”

Kedua bola Wine mengarah keatas, menandakan jika gadis didepannya ini tengah berpikir keras. Satu yang Arka harapkan, jangan ide aneh-aneh yang keluar dari bibir tipis itu.

“ Kalau abang butuh orang yang dibawa ke pelaminan, Wine siap sedia bang”

Aneh sebenarnya jika Arka mengharapkan bukan ide gila yang keluar dari otak gadis ini. tanpa berpikir aja Wine selalu menciptakan sesuatu yang membuat semua orang menggelengkan kepala. Apa lagi kalau berpikir.

“ Itu mah untung di kamu, rugi di saya”

“ Ya kali abang rugi nikahin gadis jelita macam adek ini. ngga mungkin bang”

“ Itu menurut kamu, bukan menurut saya”

Dahi Wine berkerut dengan bibir yang manyun sedikit “ Ya terus abang maunya apa?”

“ Ikat rambut kamus setiap kali ketemu saya”

Arka langsung bersiap saat melihat perubahan ekspresi Wine sekarang. Gadis didepannya ini mengulum senyumnya penuh arti, alisnya bergerak beberapa kali kemudian dilanjutkan dengan sebuah kerlingan mata. Arka yakin ada kalimat aneh yang akan keluar dari mulut gadis ini sekarang.

“ Setiap ketemu saya?” ucap Wine mengulangi perkataan Arka tadi.

“ Abang ngarep banget ketemu adek lagi berarti ya bang. Ada yang kepincut nih kayanya”

“ Menurut kamu. Udah cepetan lempar”

Wine mengangguk, mendribel bola basket yang menghasilkan suara seirama dengan detak jantung Arka. Tatapan mata Wine sangat tajam menatap ke ranjang diatas sana. Baru kali ini Arka melihat ekspresi Wine yang terlihat begitu serius, biasanya ekspresi dagelan yang ia lihat dari gadis ini.

“ Berapa kesempatan bang”

“1”

“1?” Wine menghentikan kegiatannya, tatapan tajamnya kini beralih menatap Arka tak percaya.

“ Dimana-mana itu 3 kali kesempatan bang” lanjutnya lagi.

Arka tak ingin memberikan peluang besar pada gadis didepannya ini. maka dari itu dirinya yang sudah duduk di kursi penonton menunjukkan jari telunjuknya kepada Wine. Satu tetaplah satu kali kesempatan.

Meski dengan ekspresi cemberut, Wine mulai kembali mendribel bola ditangannya. “Kalau Wine berhasil, jadi 400.000 ya bang”

“Deal”

Dibalik semua kejadian yang ada di lapangan, dua pasang mata tengah mengamati Arka dan Wine dengan penuh ketenangan, tidak ada ekspresi apapun yang terlihat.

***

Bekasi

26 November 2021

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

2pasang nii.. siapakah??

2022-11-10

1

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

mampus nohh babang arkha😂😂😂wine dilawan

2022-11-10

0

Is Wanthi

Is Wanthi

ah bang Ar ngelesnya pintar

2022-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2 Bab 2: Anak Pak Komandan
3 Bab : 3 Skadron dan Baba
4 Bab 4 : Rumah Ibu
5 Bab 5 : Ikat Rambut
6 Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7 Bab 7 : Pak Muis
8 Bab 8 : Nilai Matematika
9 Bab 9 : Lamaran Dadakan
10 Bab 10 : Masalah Keluarga
11 Bab 11: Arena Balap
12 Bab 12: Pria Lain
13 Bab 13 : Genggaman Tangan
14 Bab 14: Pengakuan
15 Bab 15 : Ibu dan Ayah
16 Bab 16 : Pengakuan 2
17 bab 17 : Kafe
18 Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19 Bab 19: Mati Kutu
20 bab 20 : begitu doang.
21 Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22 Bab 22: Angkatan Udara
23 Bab 23: Malioboro
24 Bab 24: keputusan berpisah
25 Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26 Bab 26: Anggi
27 bab 27 : Pertemuan Kembali
28 bab 28: Basa-basi
29 Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30 Bab 30: Pengakuan
31 Bab 31: Tangisan
32 Bab 32: Cepat atau Lambat?
33 Bab 33: Pendengar sembunyi
34 bab 34: Kembali ke pelukan
35 Bab 35: koplak ending?
36 Cerita Baru
37 Extra Part
38 Extra Part 2
39 Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40 SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41 SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42 SDW 3 : Arsya dan Aaras
43 SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44 Info Penting
45 SDW 5 : Kru Televisi
46 SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47 SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48 SDW 8 : Sogok
49 Bab 8 : Foto
50 Bab 9 : Rumah Ibu
51 Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52 Bab 11 : Daftar Audisi
53 Novel Baru
54 Bab 12 : Mas Arka Sakit
55 Bab 13 : Kabar Buruk
56 Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57 Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58 Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59 Bab 17 : Di Balik Senyuman
60 Bab 18 : Audisi
61 Bab 19 : Surprise
62 Bab 20 : Duit Dulu
63 Bab 21 : Baba
64 Promo Cerita Anya
65 Bab 22 : Wine Pulang.
66 Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67 Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68 Bab 25 : Ending
69 Pengumuman
70 Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71 Extra Part : Manjat Pohon
72 Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73 Tetangga (½ ons)
74 Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75 Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76 Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2
Bab 2: Anak Pak Komandan
3
Bab : 3 Skadron dan Baba
4
Bab 4 : Rumah Ibu
5
Bab 5 : Ikat Rambut
6
Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7
Bab 7 : Pak Muis
8
Bab 8 : Nilai Matematika
9
Bab 9 : Lamaran Dadakan
10
Bab 10 : Masalah Keluarga
11
Bab 11: Arena Balap
12
Bab 12: Pria Lain
13
Bab 13 : Genggaman Tangan
14
Bab 14: Pengakuan
15
Bab 15 : Ibu dan Ayah
16
Bab 16 : Pengakuan 2
17
bab 17 : Kafe
18
Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19
Bab 19: Mati Kutu
20
bab 20 : begitu doang.
21
Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22
Bab 22: Angkatan Udara
23
Bab 23: Malioboro
24
Bab 24: keputusan berpisah
25
Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26
Bab 26: Anggi
27
bab 27 : Pertemuan Kembali
28
bab 28: Basa-basi
29
Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30
Bab 30: Pengakuan
31
Bab 31: Tangisan
32
Bab 32: Cepat atau Lambat?
33
Bab 33: Pendengar sembunyi
34
bab 34: Kembali ke pelukan
35
Bab 35: koplak ending?
36
Cerita Baru
37
Extra Part
38
Extra Part 2
39
Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40
SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41
SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42
SDW 3 : Arsya dan Aaras
43
SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44
Info Penting
45
SDW 5 : Kru Televisi
46
SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47
SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48
SDW 8 : Sogok
49
Bab 8 : Foto
50
Bab 9 : Rumah Ibu
51
Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52
Bab 11 : Daftar Audisi
53
Novel Baru
54
Bab 12 : Mas Arka Sakit
55
Bab 13 : Kabar Buruk
56
Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57
Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58
Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59
Bab 17 : Di Balik Senyuman
60
Bab 18 : Audisi
61
Bab 19 : Surprise
62
Bab 20 : Duit Dulu
63
Bab 21 : Baba
64
Promo Cerita Anya
65
Bab 22 : Wine Pulang.
66
Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67
Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68
Bab 25 : Ending
69
Pengumuman
70
Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71
Extra Part : Manjat Pohon
72
Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73
Tetangga (½ ons)
74
Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75
Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76
Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!