Bab : 3 Skadron dan Baba

Jika ada yang bertanya tempat apa yang paling Wine benci?.

Maka jawabannya adalah skadron tempat dimana Baba nya bekerja. Tempat dimana Babanya menghabiskan waktu dari pagi buta hingga tengah malam, tempat dimana Babanya lebih mencintai negaranya dari pada anaknya sendiri. Dan tempat dimana dirinya terlahir dulu.

Wine masih tak beranjak dari kursi mobil beberapa detik setelah pria yang menjempunya tadi membukakan pintu. Jangan bertanya dimana Ocha dan Anya, mereka bisa meloloskan diri, namun dirinya terkunci di mobil ini.

Wine harus bersiap, mengambil topi dari dalam tasnya dan sebuah masker hitam, serta wig panjang berwarna merah muda.

Wig merah muda itu Wine gunakan pertama kali.

“Penasaran yang bang, ini tas apa kantong doraemon?”

Pria itu tak menjawab. Wine mengerlingkan satu matanya kemudian mulai berjalan masuk sambil bersenandung ria. Setiap langkah kakinya yang berjalan zig-zag mengundang tawa beberapa abang tentara yang berpapasan dengannya, bahkan ada yang berani bersiul sebelum akhirnya langsung diam dan memberi hormat pada pria yang mengekor dibelakangnya ini.

“ Siapa tu?” bang Jaka— pria yang sering mondar-mandir ke rumah dulu berteriak dari lapangan. Sebelum digantikan pria yang entah siapa namanya ini, bang Jaka yang sering kali disuruh Baba untuk menjemputnya jika membuat ulah.

“ Lisa Black Pink bang. Drud du du” teriak balik Wine lengkap dengan gerakannya yang langsung mendapat sorakan dari bang Jaka dan teman-temannya itu.

Wine melepaskan wig nya, beralih menggunakan kaca mata hitam dan topi lalu berjalan dengan senandung lagu yang berbeda.

“ Siapa tuh?” lagi, pertanyaan yang sama kembali terdengar.

Wine menolehkan kepalanya kesumber suara. Disana ada bang Kenzo yang memiliki riwayat sama dengan bang Jaka itu.

“ Aura Kasih bang” jawab Wine yang lagi-lagi mendapat gelak tawa dari beberapa tentara.

“Tadi Laudya Cintia Bella, terus Maudy Ayunda, terus Lisa black pink, lah sekarang jadi Aura kasih”

Samar-samar Wine mendengar suara dari belakang, ucapan yang lebih kearah ocehan kesal dari pada sebuah ungkapan sederhana.

Wine tersenyum geli, langkahnya berhenti lalu membalikan badan menghadap pria yang barusan bergumam.

“ Kenapa bang?”

Pria dibelakangnya itu tersentak kaget saat Wine membalikan badan tiba-tiba. Dikit lagi maju mereka pasti bisa bertabrakan.

“Apa?” tanyanya balik dengan nada ketus.

Wine mengulum senyum. Dulu saat pertama kali bertemu bang Jaka— pria itu benar-benar berpura-pura tuli hingga tugasnya selesai. Tapi abang didepannya ini sepertinya sedikit berbeda, masih bisa terkena jebakan setelah digoda habis-habisan.

“ Hmm… ngga kenapa-kenapa bang. Saya kira abang tuli, soalnya di mobil macam patung aja ngga ngomong apa-apa, terus…” Wine menggantungkan kalimatnya. Menikmati ekspresi pria didepannya yang sepertinya berusia 8-10 tahun lebih tua darinya.

Godain pria yang sudah tua tapi tidak menikah itu benar-benar menyenangkan.

“Terus.. apa?”

Widih.. penasaran juga.

“ Terus.. aku jatuh cinta sama abang deh.. I love you bang. Bang siapa ya? bang…” lagi Wine sengaja menggantungkan kalimatnya. Kali aja pria didepannya ini kepancing dan bersedia memberi tahu namanya. Saat di mobil berbagai jurus gombalan dan bermacam pantun sudah Wine lontarkan, namun pria ini masih kekeh untuk tidak mengungkapkan namanya.

Nama yang ada di bajunya? Oh.. pria itu menutupi namanya dengan selotip hitam sejak pertama kali bertemu di kantor tadi. Persis dengan yang bang Jaka lakukan pertama kali.

Namun, alih-alih terjebak dan mengungkapkan namanya, pria itu malah berjalan meninggalkannya memasuki ruangan Baba didepan sana.

Langsung mengekor? Oh tidak. Wine akan tetap berdiri disini sampai pria itu memanggilnya.

“ Wine ya?”

Merasa dipanggil Wine menolehkan kepalanya ke sumber suara. Satu kebahagiaannya berjalan mendekat.

Mbak Alin, wanita yang umurnya 5 tahun lebih tua itu mendekatinya dengan senyuman merekah, baju yang dia kenakan sama dengan pria tadi. Mbak Alin adalah satu-satunya wanita muda yang ada di hidup Wine selama 10 tahun lamanya.

“ Ngapain kamu dek disini?"

"Ngga sekolah?"

"Bolos ya?”

meski selalu melontarkan pertanyaan bertubi-tubi, Wine masih sangat menyayanginya.

“Mbak ngapain disini?” tanya balik Wine. Pertanyaan yang jelas bodoh setelah melihat baju yang Alin gunakan.

“ Ngosrek kamar mandi, nyambut rumput, sama habis ngecat tembok tadi” candanya yang mengundang gelak tawa Wine.

Begitulah caranya mereka bisa dekat hingga 10 tahun lamanya. Tingkat level candaannya setara, ngga jomplang seperti Anya dan Ocha.

“ Bikin ulah lagi? Ya Allah dek sadar, udah kelas 3, mau lulus sebentar lagi”

Wine tak marah, tak tersinggung karena memang begitulah adanya. Lagi pula yang mengomelinya adalah mbak Alin, tidak ada tempat untuk marah pada kakaknya satu ini.

“ Mbak, ngga ada yang baru?”

“ Apanya?”

“ Abang-abangnya, baru lihat bang Jaka, bang Kenzo sama temennya tadi. Kali aja ada yang baru terus bisa nyangkut mbak”

Alin tertawa. Tawa riang yang akan diingat terus oleh Wine selama didalam ruangan babanya nanti.

Alin mengedarkan pandangannya. Mbak satunya ini benar-benar luar biasa.

“ Noh yang baru”

Mata Wine mengekor kearah yang Alin tunjuk. Disana ada 2 pria tinggi tegap berjalan kearahnya sambil mengusap wajah mereka dengan lap.

“ Suitt…. Suitt…, adek cantik kenalan dong”

“ Suitt…, suit… abang item mandi dulu dong” jawab Wine.

Satu pukulan dari Alin jelas langsung mendarat dipundaknya. Sedangkan dua tentara tadi, oh jangan tanya, mukanya langsung berubah asam. Lebih asam dari pada ketek bang Jaka.

“ Asem mbak kaya ketek bang Jaka” bisik Wine

“ Astagfirullah, mulut mu dek”

Bang Jaka dulu sering kali menjemputnya dengan pakaian lapangan. Entah apa yang dilakukan pria itu sebelumnya, baunya hampir buat Wine muntah didalam mobil dulu.

“ Mbak mbak, kalau abang satu itu boleh ngga digodain?”

“Yang mana?”

“ Yang itu” Wine menunjuk abang tentara tanpa nama itu yang baru saja keluar dari kantor Babanya dan berjalan mendekat.

“ Kalau yang itu, mbak bakal traktir kamu makan enak 1 minggu kalau berhasil ngerobohin temboknya” bisik Alin.

Wine bersorak gembira “ Bener ya mba. janji loh” makan enak ala mbak Alin itu sangatlah luar biasa. Wine tidak boleh menyia-nyiakannya.

“ Uang 100 ribu. Sebutin namanya dalam 3 kali kesempatan” lanjut Alin.

“ 1”

“ Bondan. Eh.. tunggu mbak bukan, itu mah nama bapak polisi tadi. Tono”

“Bukan. 2”

“ Rusman” tebak Wine lagi

“Nama siapa tuh?”

“ Nama tukang kebon disekolah mbak”

Alin tertawa. Menggeleng kemudian menekuk satu jari terakhirnya “ 3”

“ Budi?, Udin?, Upin?, Ipin?”

Wine tidak hanya mengatakannya, kepalanya ikut bergerak ke kanan ke kiri seirama dengan semua tebakannya yang salah barusan, sedangkan mbak Alin entah sudah berapa kali wanita itu tertawa.

“ Udah ah mba nyerah. Wine harus jaga image. Mas gantengnya makin deket soalnya”

Wine langsung merapikan penampilannya saat pria itu mulai mendekat. Tapi sebelum benar-benar dekat ide gila Wine muncul seketika. Dirinya membisikan sesuatu pada Alin yang masih berdiri disebelahnya.

“ Mbak transfer 200.000 ya”

Saat pria itu semakin mendekat, Wine juga ikut melangkahkan kakinya maju, dan..

Srettt….

Dengan tangan kilat Wine berhasil membuka selotip yang sejak tadi menutupi nametag pria itu.

Arka Birgantara Mahersa.

nama yang sangat tegas dan berwibawa seperti orangnya.

oh, untuk sekarang sepertinya tidak.

Jangan tanya bagaimana ekspresi bang Arka sekarang. Matanya masih berkedip berulang kali, seakan berusaha untuk menyadarkan diri sendiri yang terkejut bukan main hingga berakhir terjengkang kebelakang dan pantatnya mencium aspal.

“Ke Ciamis cari kopiah, Kopiah indah pasti kan didapati, Begitu banyak pria yang singgah, Hanya abang Arka yang memikat hati”

Wine langsung berlari meninggalkan Arka yang masih duduk di aspal. Masa bodo, yang penting 200.000 masuk rekening.

“ Yahuy.. 200.000 mbak Alin. Jangan lupa” teriak Wine sebelum akhirnya memasuki ruangan yang paling ia benci 10 tahun terakhir.

***

Srett…

Tindakan gadis didepannya yang tiba-tiba itu membuat Arka tak bisa menjaga keseimbangannya hingga akhirnya terjengkang kebelakang. Jangan tanya seberapa sakitnya, tapi tanya seberapa malunya dirinya karena saat ini semua tentara yang ada di lapangan menertawainya diam-diam. Tentara angkatan udara terbaik di skadron ini yang telah disandang dirinya hilang seketika dalam hitungan detik.

“Ke Ciamis cari kopiah, Kopiah indah pasti kan didapati, Begitu banyak pria yang singgah, Hanya abang Arka yang memikat hati”

Pantun yang diucapkan Wine membuat Arka langsung mendungkuk melihat nametag nya. Lepas, selotipnya berhasil lepas dan tulisan Arka Brigantara Mahersa terpampang jelas disana.

“ Yahuy.. 200.000 mbak Alin. Jangan lupa”

Arka langsung menatap tajam Alin yang kini tersenyum kikuk didepannya sebelum akhirnya melesat pergi.

Jadi dirinya, seoarang Arka Birgantara Mahersa, wakil komandan, usia sudah lebih dari 25 tahun, berakhir jadi bahan taruhan anak SMA berusia 18 tahun. Miris sekali hidupnya ini.

Dari pada semakin menjadi bahan tawaan karena Wine mengucapkannya lantang barusan. Arka langsung berdiri tegak dan membersihkan beberapa debu yang menempel. Kantor, kerja, dan menghilang dari pandangan gadis itu.

“ Jadi gimana? Cantik ngga?”

Seperti tidak tahu wajah Arka yang sudah menahan amarah, Alan langsung melemparkan pertanyaan begitu dirinya masuk kedalam kantor.

“ Siapa? Laudya Cintia Bella? Maudy Ayunda? Lisa black pink?, Atau Aura kasih?” jawab Arka kesal.

Memang saat minim kepekaan Alan sepertinya. Sahabatnya itu malah mendorong kursi yang dia duduki kearah Arka.

“ Loe ngomong apa sih? Ga jelas banget. Ngapa nyebutin nama artis? Wine, anak komandan, gimana cantik ngga?”

Saat nama Wine kembali terdengar. Kejadian memalukan tadi juga terekam ulang di otaknya. Rasanya Arka ingin sekali menenggelamkan wajahnya di air dingin mengingat betapa malunya ia tadi.

“ Cantik biasa aja. Gendeng iya!” jawabnya kesal.

Alan tertawa kencang, membuat beberapa tentara yang ada di ruangan itu saling pandang penasaran, namun tidak ada yang bicara karena sudah takut melihat ekspresi Arka yang menatap geram sahabatnya itu.

“ Katanya ngga percaya? Kuat iman ngga loe?”

“ Berisik loe. Gue kuat iman, pantat gue ngga kuat aspal”

Lagi, Alan kembali tertawa. Pundaknya bahkan menjadi korban kebiasaan Alan yang memukul orang saat tertawa. Naas benar harinya ini.

Entah apa yang dipikirkan sebelumnya, setelah melihat Wine semua yang ia kira ada pada gadis itu hilang semua. Arka sudah percaya 100% dengan gossip yang ia dengar, karena semua itu memang ada pada sosok Wine.

“Bang F-27 udah balik ke markas”

Dari pada kesal sendiri memikirkan sikap Wine, kembali bekerja adalah hal yang paling benar.

Setelah mendengar kabar dari Jaka, Arka langsung keluar untuk melihat kondisi pesawat pengangkut itu. Namun baru saja satu langkah keluar dari kantor. Gadis itu muncul lagi didepannya. Meludah beberapa kali, lalu membuang minuman yang berada ditangan.

Entah apa yang tengah dilakukan olehnya, Wine mendungkuk dalam beberapa detik seolah ada sebongkah emas dibawah kakinya sebelum akhirnya berjalan melewatinya sambil kembali bersenandung dengan volume kecil.

Wine tak menyadari keberadaannya, gadis itu terus berjalan lurus seperti kebanyakan orang. Tidak zig-zag layaknya cacing kepanasan.

Di sana, tepat setelah gadis itu keluar dari skadron sebuah mobil hitam membunyikan klaksonnya, membuat senyuman jail khas Wine kembali muncul bertepatan dengan seorang pria menyembulkan wajahnya dari kaca pengemudi.

Perbincangan mereka terlihat begitu akrab dan mengasyikan, bukan hanya Wine yang tertawa, pria itu juga ikut tertawa.

Siapa lagi korbannya kali ini?

Siapa juga pria itu?

Pacarnya kah?

“Bukan”

Arka tersentak kaget, saat suara tiba-tiba terdengar disampingnya. Alin berdiri disampingnya, menatap kearah yang sama, kemudian menoleh kearahnya.

“Bertanya-tanya siapa yang jemput Wine bang?” tebak Alin sambil menunjuk kearah kepala Arka. Ngga ada sopan santunnya emang.

“ Dia bukan pacarnya bang, tenang aja. Cuman posisi spesial pria itu ngga akan bisa Abang rebut”

Alin menepuk pundaknya 2 kali kemudian berjalan meninggalkannya.

“ Siapa juga yang mau rebut. Amit-amit” ucap Arka lirih.

***

Bekasi

Rabu, 24 November 2021

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

si baba kah??

2022-11-10

1

Try Wasono

Try Wasono

sukaa ama ceritanya

2022-09-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2 Bab 2: Anak Pak Komandan
3 Bab : 3 Skadron dan Baba
4 Bab 4 : Rumah Ibu
5 Bab 5 : Ikat Rambut
6 Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7 Bab 7 : Pak Muis
8 Bab 8 : Nilai Matematika
9 Bab 9 : Lamaran Dadakan
10 Bab 10 : Masalah Keluarga
11 Bab 11: Arena Balap
12 Bab 12: Pria Lain
13 Bab 13 : Genggaman Tangan
14 Bab 14: Pengakuan
15 Bab 15 : Ibu dan Ayah
16 Bab 16 : Pengakuan 2
17 bab 17 : Kafe
18 Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19 Bab 19: Mati Kutu
20 bab 20 : begitu doang.
21 Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22 Bab 22: Angkatan Udara
23 Bab 23: Malioboro
24 Bab 24: keputusan berpisah
25 Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26 Bab 26: Anggi
27 bab 27 : Pertemuan Kembali
28 bab 28: Basa-basi
29 Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30 Bab 30: Pengakuan
31 Bab 31: Tangisan
32 Bab 32: Cepat atau Lambat?
33 Bab 33: Pendengar sembunyi
34 bab 34: Kembali ke pelukan
35 Bab 35: koplak ending?
36 Cerita Baru
37 Extra Part
38 Extra Part 2
39 Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40 SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41 SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42 SDW 3 : Arsya dan Aaras
43 SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44 Info Penting
45 SDW 5 : Kru Televisi
46 SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47 SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48 SDW 8 : Sogok
49 Bab 8 : Foto
50 Bab 9 : Rumah Ibu
51 Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52 Bab 11 : Daftar Audisi
53 Novel Baru
54 Bab 12 : Mas Arka Sakit
55 Bab 13 : Kabar Buruk
56 Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57 Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58 Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59 Bab 17 : Di Balik Senyuman
60 Bab 18 : Audisi
61 Bab 19 : Surprise
62 Bab 20 : Duit Dulu
63 Bab 21 : Baba
64 Promo Cerita Anya
65 Bab 22 : Wine Pulang.
66 Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67 Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68 Bab 25 : Ending
69 Pengumuman
70 Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71 Extra Part : Manjat Pohon
72 Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73 Tetangga (½ ons)
74 Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75 Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76 Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2
Bab 2: Anak Pak Komandan
3
Bab : 3 Skadron dan Baba
4
Bab 4 : Rumah Ibu
5
Bab 5 : Ikat Rambut
6
Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7
Bab 7 : Pak Muis
8
Bab 8 : Nilai Matematika
9
Bab 9 : Lamaran Dadakan
10
Bab 10 : Masalah Keluarga
11
Bab 11: Arena Balap
12
Bab 12: Pria Lain
13
Bab 13 : Genggaman Tangan
14
Bab 14: Pengakuan
15
Bab 15 : Ibu dan Ayah
16
Bab 16 : Pengakuan 2
17
bab 17 : Kafe
18
Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19
Bab 19: Mati Kutu
20
bab 20 : begitu doang.
21
Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22
Bab 22: Angkatan Udara
23
Bab 23: Malioboro
24
Bab 24: keputusan berpisah
25
Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26
Bab 26: Anggi
27
bab 27 : Pertemuan Kembali
28
bab 28: Basa-basi
29
Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30
Bab 30: Pengakuan
31
Bab 31: Tangisan
32
Bab 32: Cepat atau Lambat?
33
Bab 33: Pendengar sembunyi
34
bab 34: Kembali ke pelukan
35
Bab 35: koplak ending?
36
Cerita Baru
37
Extra Part
38
Extra Part 2
39
Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40
SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41
SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42
SDW 3 : Arsya dan Aaras
43
SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44
Info Penting
45
SDW 5 : Kru Televisi
46
SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47
SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48
SDW 8 : Sogok
49
Bab 8 : Foto
50
Bab 9 : Rumah Ibu
51
Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52
Bab 11 : Daftar Audisi
53
Novel Baru
54
Bab 12 : Mas Arka Sakit
55
Bab 13 : Kabar Buruk
56
Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57
Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58
Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59
Bab 17 : Di Balik Senyuman
60
Bab 18 : Audisi
61
Bab 19 : Surprise
62
Bab 20 : Duit Dulu
63
Bab 21 : Baba
64
Promo Cerita Anya
65
Bab 22 : Wine Pulang.
66
Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67
Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68
Bab 25 : Ending
69
Pengumuman
70
Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71
Extra Part : Manjat Pohon
72
Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73
Tetangga (½ ons)
74
Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75
Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76
Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!