Bab 4 : Rumah Ibu

“ Sudah makan?”

Wajah yang hampir 3 hari berturut-turut tak Wine lihat kini berada didepannya. Tidak ada tatapan balik dari Baba, pria yang bersetatus sebagai ayah bahkan sebelum dirinya lahir hanya menatap layar laptop.

“ Sudah makan?!” tanyanya lagi, suara lebih tegas membuat siapa saja yang mendengarnya langsung paham, jika dibalik pertanyaan itu ada kemarahan yang ditahan sekuat tenaga.

“ Baba mau tanya apa?, Wine siap jawab”

Itu dia Wine, gadis yang selalu menampilkan sederet senyuman pada semua orang itu selalu berubah tak berekspresi sama sekali didepan sang ayah. Gossip jika hubungan sang komandan dan putrinya tidak baik memang benar adanya. Entah siapa yang penyebar gossip itu, dia pantas mendapat trofi tukang gossip terbaik di wilayah skadron.

“ Ngeliat kamu yang bahkan berani bolos walau ada pelajaran Biologi kesuakaan kamu dan matematika kesukaan Ocha. Itu berarti kamu bangun kesiangan. Dan itu berarti kamu juga belum makan apapun”

Raut waja Wine masih sama, datar bahkan nyaris ketus seperti ekspresi milik Ocha.

“ Makan”

Tak perlu mendengar perintah untuk ke dua kalinya. Wine langsung menyantap gado-gado dengan sambal kacang melimpah disertai satu cup jus alpukat disampingnya.

Wine menyingkirkan semua sambal kacang, menyisakan beberapa jenis sayuran yang mau tidak mau mulai ia kunyah sedikit demi sedikit.

Tidak ada yang bicara, ruangan itu sangat hening. Hanya suara sendok yang beradu dengan piring dan suara keyboard yang diketik cepat. Wine hanya perlu memakannya kemudian angkat kaki dari tempat ini.

“ Baba sudah nambahin jadwal private kamu. Jam 5 sore nanti ada miss Anis yang datang buat ngajarin kamu matematika”

“ Sama Ocha bisa”

“ Sama miss Anis”

“ Baba”

“ Tidak ada bantahan”

Wine menutup mulutnya. Setelah 5 suapan yang berisi dengan sayuran mentah itu. Dirinya bangkit berniat untuk pergi segera. Setidaknya harinya tidak akan buruk jika ia tidak terbayang-bayang dengan sang ayah yang lebih sering bicara tanpa melihatnya.

“ Ada jus alpukat kesukaan kamu. Dibawa, minum”

Ada banyak hal yang tersirat dari senyuman Wine saat ini yang terbilang singkat itu. Namun meski berulang kali senyuman itu ditunjukan kepada babanya, sang ayah masih kunjung tak melihat kearahnya.

Tanpa mengucapkan permisi atau bahkan jenis salam apapun, Wine langsung keluar sambil meminum jus lewat sedotan plastik yang ada ditangannya. Hanya sekali dan langsung dimuntahkan begitu berada diluar ruangan.

Wine benci segala bentuk jus, Wine benci segala kacang-kacangan di dunia ini, Wine benci dan tidak bisa menelan segala yang hal yang bertekstur kental. Semua pasti akan ia keluarkan bahkan belum sampai ke kerongkongan sekalipun.

Wine mendungkuk dalam beberapa detik. Kembali mengatur ekspresinya seperti yang biasa ia tunjukkan kepada orang lalin, sebelum akhirnya berjalan keluar dari skadron sambil menyanyikan salah satu lagu kesukaannya.

Suara klakson mobil terdengar bersamaan dengan kakinya yang sudah melewati batas pagar. di sana, sebuah mobil yang sangat ia kenal, yang seharusnya tidak muncul dijam-jam kerja seperti ini menunjukkan siapa orang yang berada dibalik kemudi.

“ Hai Cantik. Butuh tumpangan ngga?”

Wine tersenyum lebar saat melihat sosok pria yang kini sudah keluar dari mobil dan berjalan mendekatinya. Mas Akhtar Adiyasa— pacar mbak Alin yang mendekat kemudian memberikan satu botol air mineral. Tak perlu lama-lama, Wine langsung mengambilnya dan meneguknya hingga habis setengah bagian.

“ Haus dek kamu?”

“Habis minum jus mas. Masih terasa kental di lidah”

“ Siapa yang berani ngasih adek mas yang cantik ini jus? Emang ngga tahu apa kalau kamu ngga suka jus?”

“Baba”

Sebaik mungkin Wine menahan tawa melihat ekspresi mas Akhtar sekarang, mulutnya tertutup rapat kemudian beralih membuka pintu penumpang seolah tidak ada yang ia katakan barusan.

“ Silahkan putri cantik, kita mau kemana?”

Wine tak langsung masuk, ia menatap Akhtar dengan dahi berkerut seolah bertanya ‘apa yang loe lakuin disini mas?’.

“ Jemput kamu dek” sehati, benar-benar sehati. Meski tak mengatakan langsung, baik mas Akhtar ataupun mbak Alin langsung tahu arti dari kerutan di dahi Wine.

“ Mbak Alin yang ngasih tahu aku disini ya?”

Wine bertanya sambil masuk kedalam mobil. Menjauh dari tempat ini adalah sebuah keputusan baik bagi emosinya. Ya lebih baik dirinya tak melihat sosok baba, dari pada melihatnya namun tak dianggap sama sekali.

“ Iya, tadi Alin telfon. Berhubung mas habis meeting diluar, jadi mas bisa mampir dulu.”

Jawab bang Akhtar yang sudah duduk di kursi pengemudi dan mulai memasang seatbelt nya.

“Mas Cuma ada waktu 30 menit. Harus balik lagi ke kantor. Jadi mau kemana?.” Tanyanya lanjut.

“ Ke rumah ibu”

Satu hal rumah yang selalu Wine kunjungi adalah rumah ibu. Bukan ibu kandung, tapi ibu mbak Alin yang sudah merawatnya sejak Wine masuk taman kanak-kanak. Sosok ibu yang hangat dan sosok pria yang Wine anggap sebagai ayah ada di rumah itu. Apapun masalahnya Wine selalu kembali ke rumah itu, alih-alih kembali ke rumahnya yang sangat sepi dan dingin.

“ Yakin ke rumah ibu? Pakai seragam, dijam sekolah?”

Wine mengangguk. Jika ke rumah Ocha, dirinya pasti akan di omelin habi-habisan oleh temannya itu, sedangkan jika ke rumah Anya, Wine yakin 100% sahabatnya itu tengah mendengar khotbah dari mamahnya. Ya, meski pergi ke rumah ibu juga pasti akan bernasib sama dengan Anya. Mbak Alin sangat mirip dengan ibu.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit, Mobil yang mereka kendarai mulai memasuki pelataran rumah dengan halaman yang lumayan luas. Beberapa anak kecil terlihat berkumpul di taman yang berisi berbagai macam mainan di dampingi 4 wanita yang menggunakan seragam yang sama.

Rumah ibu sudah hampir 15 tahun disulap menjadi tempat penitipan anak. Bangunan depan digunakan untuk daycare dan bangunan dibelakang digunakan untuk tempat tinggal sang pemilik usaha. Mobil bang Akhtar langsung menuju pelataran belakang, menampilkan rumahan minimalis dengan dua sosok sejoli tengah duduk di teras sambil menyesap teh pagi.

Tepat setelah Wine keluar dari mobil, sebuah sandal melayang tepat mengenai bahu kanannya. Siapa lagi yang melemparnya jika bukan ibu yang kini sudah berdiri di teras dengan tatapan geramnya.

“YAK! BOLOS AJA TERUS. JADI GEMBEL AJA NGGA USAH SEKOLAH!”

Teriakan itu menggema ke segala penjuru. Wine yang sudah melihat ibunya berjalan mendekat buru-buru bersembunyi dibelakang bang Akhtar. Kalau sama Wine pukulan ibu benar adanya, tapi ngga mungkinkan kalau ibu memukul pacar anaknya sendiri?.

“Akhtar minggir!” titahnya tegas dan tajam.

“ Mas jangan minggir mas. Kalau minggir Wine ogah jadi adik mas lagi”acam Wine yang jelas tak berbuah hasil apapun.

Akhtar menggeser badannya hingga sosok wanita paruh baya yang sudah menggenggam sapu terlihat jelas dihadapan Wine. Dengan jurus tenaga dalamnya Wine kini langsung melesat lari ke teras dan bersembunyi di balik badan tegap ayah.

“ Mah anak orang ini”

“ Bukan, Itu anak saya. Minggir kamu juga”

Tak ada yang bisa mengalahkan sosok ibu didepannya ini, ayah mencium kening Wine kemudian perlahan minggir dan bergabung dengan mas Akhtar di depan mobil. Oh, sungguh Wine menyesali keputusannya untuk datang kerumah pertamanya ini.

“ KALO BOLOS TERUS PADAHAL UDAH KELAS 3, MAU JADI APA KAMU HAH!!”

“Wine? Mau ngumpulin tenaga dalam mah, sama sekalian belajar ilmu hitam sama pak Bondan. Jadi nanti tinggal buka tempat bimbel ilmu hitam dan tenaga dalam bu”

Wine sadar jika jawabannya barusan akan membuat darah ibu semakin tinggi. Tapi mulutnya yang sudah biasa mengeluarkan hal nyeleneh ini mengeluarkan kalimat barusan begitu saja. Mata ibu semakin mendelik sedangkan mas Akhtar dan ayah tertawa mendengarnya.

“ Siapa itu pak Bondan?”

“ Pak polisi yang nilang Wine tadi bu”

“ Bocah Edan!!”

Wine langsung lari ketika ibu mulai mengejarnya. Entah sudah berapa kali mereka memutari kursi kayu di teras, ibu masih dengan semangatnya sementara Wine sudah hampir kelelahan.

“ Ibu maaf. Wine janji ngga lagi-lagi deh”

“ Kamu pikir ibu percaya? Ngga bakal. Jadi sinih kamu”

“ Ya jangan lah bu, percaya sama Allah bu, jangan sama manusia”

“Yak!!!”

Wine kembali menghindar saat sapu yang di pegang ibu melayang tepat kearahnya. Dulu saat masih kecil Wine dititipkan disini, berbagai ulah Wine buat namun ibu, ayah dan mbak Alin selalu menerimanya tanpa banyak komentar.

Bukan hanya 5 hari dalam seminggu, Wine bahkan sempat menginap disini hingga 2 minggu lamanya ketika Baba memiliki banyak pekerjaan. Hanya disini Wine mau dititipkan, selainnya tidak dan memang diusahakan oleh Wine kecil tak ada tempat selain rumah ibu.

“ Udah makan belum kamu dek?”

Ayah yang sepertinya mulai kasihan kepada Wine menggambil sapu dari tangan ibu paksa, setelah itu mengajak Wine yang langsung bergelayut dilengan untuk masuk kedalam. sedangkan ibu melepas kepergian bang Akhtar sebelum akhirnya ikut masuk kedalam.

“ Ibu Wine yang cantik jelita, baik hatinya, ngga suka marah”

“ Apa?!”

Wine nyengir kemudian mencium kedua pipi ibunya “ Mau soto boleh?” lanjut Wine.

Apapun permintaan Wine, tak ada satupun yang menolak di rumah ini jika permintaannya masih sebatas hal normal. Mbak Alin adalah anak sematawayang di rumah ini, karena itu saat Wine kecil data dulu, semua tangan terbuka dan mempersilahkannya.

“ Udah ketemu baba-mu?”

Wine mengangguk menjawab pertanyaan ayah yang kini sedang mengelap batu giok koleksinya.

“ Terus gimana?”

“ Ngga gimana-gimana, cuman disuruh makan gado-gado sama minum jus alpukat”

Ayah langsung menoleh dengan dahi berkerut penuh khawatir “ Terus Kamu muntah dek?”

Wine kembali menggeleng. Semua yang mengenalnya tahu jika Wine tak suka dengan jus, kecuali babanya.

“ Kenapa ngga kasih tahu ke baba mu, kalau kamu ngga suka dan ngga bisa minum jus?”

Wine tak menjawab, biarkan, biarkan semua berlalu seperti itu. Lebih menarik jika babanya tidak tahu hingga Wine hilang dari muka bumi ini.

***

Bekasi

25 November 2021

Terpopuler

Comments

Erni Nofiyanti

Erni Nofiyanti

kasian wine,sama waktu aku kecil hidupnya.

2024-11-19

0

Is Wanthi

Is Wanthi

tambah ngaco aja Wine,🤦🤦🤦

2022-09-01

0

Is Wanthi

Is Wanthi

wine ternyata baba kamu tuh perhatian banget sampai kamupelajaran MTK kesukaan ocha yg sahabat kamu ,baba tau ,kamunya aja x yg selalu caper

2022-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2 Bab 2: Anak Pak Komandan
3 Bab : 3 Skadron dan Baba
4 Bab 4 : Rumah Ibu
5 Bab 5 : Ikat Rambut
6 Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7 Bab 7 : Pak Muis
8 Bab 8 : Nilai Matematika
9 Bab 9 : Lamaran Dadakan
10 Bab 10 : Masalah Keluarga
11 Bab 11: Arena Balap
12 Bab 12: Pria Lain
13 Bab 13 : Genggaman Tangan
14 Bab 14: Pengakuan
15 Bab 15 : Ibu dan Ayah
16 Bab 16 : Pengakuan 2
17 bab 17 : Kafe
18 Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19 Bab 19: Mati Kutu
20 bab 20 : begitu doang.
21 Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22 Bab 22: Angkatan Udara
23 Bab 23: Malioboro
24 Bab 24: keputusan berpisah
25 Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26 Bab 26: Anggi
27 bab 27 : Pertemuan Kembali
28 bab 28: Basa-basi
29 Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30 Bab 30: Pengakuan
31 Bab 31: Tangisan
32 Bab 32: Cepat atau Lambat?
33 Bab 33: Pendengar sembunyi
34 bab 34: Kembali ke pelukan
35 Bab 35: koplak ending?
36 Cerita Baru
37 Extra Part
38 Extra Part 2
39 Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40 SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41 SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42 SDW 3 : Arsya dan Aaras
43 SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44 Info Penting
45 SDW 5 : Kru Televisi
46 SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47 SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48 SDW 8 : Sogok
49 Bab 8 : Foto
50 Bab 9 : Rumah Ibu
51 Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52 Bab 11 : Daftar Audisi
53 Novel Baru
54 Bab 12 : Mas Arka Sakit
55 Bab 13 : Kabar Buruk
56 Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57 Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58 Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59 Bab 17 : Di Balik Senyuman
60 Bab 18 : Audisi
61 Bab 19 : Surprise
62 Bab 20 : Duit Dulu
63 Bab 21 : Baba
64 Promo Cerita Anya
65 Bab 22 : Wine Pulang.
66 Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67 Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68 Bab 25 : Ending
69 Pengumuman
70 Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71 Extra Part : Manjat Pohon
72 Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73 Tetangga (½ ons)
74 Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75 Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76 Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 : Ketilang Pak Polisi
2
Bab 2: Anak Pak Komandan
3
Bab : 3 Skadron dan Baba
4
Bab 4 : Rumah Ibu
5
Bab 5 : Ikat Rambut
6
Bab 6 : Ikat Rambut (2)
7
Bab 7 : Pak Muis
8
Bab 8 : Nilai Matematika
9
Bab 9 : Lamaran Dadakan
10
Bab 10 : Masalah Keluarga
11
Bab 11: Arena Balap
12
Bab 12: Pria Lain
13
Bab 13 : Genggaman Tangan
14
Bab 14: Pengakuan
15
Bab 15 : Ibu dan Ayah
16
Bab 16 : Pengakuan 2
17
bab 17 : Kafe
18
Bab 18 : Kejutan yang tak mengejutkan
19
Bab 19: Mati Kutu
20
bab 20 : begitu doang.
21
Bab 21: Alasan Angkatan Udara (1)
22
Bab 22: Angkatan Udara
23
Bab 23: Malioboro
24
Bab 24: keputusan berpisah
25
Bab 25: kembali ke kehidupan biasa
26
Bab 26: Anggi
27
bab 27 : Pertemuan Kembali
28
bab 28: Basa-basi
29
Bab 29: Kesempatan dalam sandiwara
30
Bab 30: Pengakuan
31
Bab 31: Tangisan
32
Bab 32: Cepat atau Lambat?
33
Bab 33: Pendengar sembunyi
34
bab 34: Kembali ke pelukan
35
Bab 35: koplak ending?
36
Cerita Baru
37
Extra Part
38
Extra Part 2
39
Salto Dunia Wine (sequel Dunia Wine) SDW : Prolog
40
SDW 1 : Modus Bapak-Bapak.
41
SDW 2 : Ini Namanya Cabai ya Bun?
42
SDW 3 : Arsya dan Aaras
43
SDW 4 : Bapak Jaga Anak
44
Info Penting
45
SDW 5 : Kru Televisi
46
SDW 6 : Aku nggak mau mandi ayah!
47
SDW 7 : Ribut Sama Wine? Kalah pasti.
48
SDW 8 : Sogok
49
Bab 8 : Foto
50
Bab 9 : Rumah Ibu
51
Bab 10 : Ibarat Kaca Mobil
52
Bab 11 : Daftar Audisi
53
Novel Baru
54
Bab 12 : Mas Arka Sakit
55
Bab 13 : Kabar Buruk
56
Bab 14 : Misi Pencarian VS Misi Menunggu Pesan
57
Bab 15 : Kabar Baik Apa Kabar Buruk?
58
Bab 16 : Masa Kelam Berakhir
59
Bab 17 : Di Balik Senyuman
60
Bab 18 : Audisi
61
Bab 19 : Surprise
62
Bab 20 : Duit Dulu
63
Bab 21 : Baba
64
Promo Cerita Anya
65
Bab 22 : Wine Pulang.
66
Bab 23 : Pertemuan Yang Tidak Diharapkan
67
Bab 24 : Sebenci Itu Hingga Tak Bisa Memaafkan
68
Bab 25 : Ending
69
Pengumuman
70
Extra Part : Kelahiran Baby Ibel
71
Extra Part : Manjat Pohon
72
Extra Part : Alasan Abel menjadi Erin
73
Tetangga (½ ons)
74
Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
75
Extra Part : Lomba 17 Agsutusan.
76
Extra Part : Lomba 17 Agustusan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!