Kekesalan Dehan belum sepenuhnya reda, dari tadi Dehan membawa mobilnya berputar-putar di jalanan sepi dan itu membuat Rania merasa mual serta pusing. Sial! Dehan benar-benar menyiksa diri Rania.
"MAS DEHAANNN!!! HENTIKAN!! AKU MUAL!!"
Tak menggubris, Dehan terus saja membuat Rania mabuk berat dan pingsan. Hingga saat ia melihat wanita di sebelahnya pingsan barulah Dehan memberhentikan mobilnya.
"Jadi istri harus penurut, kau sudah membuatku kesal Rania. Mana kau belum bisa hamil apa yang harus ku lakukan dengan wanita seperti mu di kedepannya ?"
Rania sudah pingsan tapi ia masih mendengar ucapan Dehan walaupun tidak begitu jelas karena telinganya berdenging akibat mual. Maka Dehan melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah, karena besok mereka harus pergi ke Jogjakarta untuk berlibur.
Jam menunjukkan pukul 7 malam itu berarti Rania sudah pingsan lebih dari 8 jam. Aku melihat sekeliling mencari keberadaan suamiku, dia akhirnya muncul dari kamar mandi dengan membawa perlengkapan mandi dan memasukkannya kedalam koper.
"Sudah siuman ?" tanya Dehan yang melihatku membuka mata dan terduduk di ranjang.
"Kau pikir aku sudah meninggal apa ?"
Dehan tidak menjawab ku, dia masih sibuk membereskan baju kami untuk besok pergi ke Jogja.
"Jangan bawa masalah ini besok ke Jogja, kita akan liburan bukan membawa beban"
"Terserah!" kataku yang masih kesal dengan kejadian tadi pagi
Dia yang melihatku memalingkan muka langsung beranjak dari tempat dan mendekatiku, seperti biasa Dehan memelukku dengan manja sambil menciumi tengkuk leher.
"Sayang... Gladys hanya karyawan biasa, kau jangan menganggap nya lebih. Aku tidak akan selingkuh dari wanita secantik dirimu, kita sudah menikah selama dua tahun kau pikir aku mempermainkan perasaan mu saja hah?!"
Ucapan Dehan ada benarnya juga sih, selama pernikahan kami aku yang selalu kekanak-kanakan sedangkan Dehan dia sangat dewasa. Bahkan aku tak pernah bisa menjadi wanita kuat apalagi mengenai tentang Dehan, aku lemah! Ya aku lemah karena cinta.
"Mas.. Aku takut kau meninggalkanku, aku tau aku belum bisa hamil anakmu dan mungkin kau akan mencari wanita lain yang memiliki peluang besar untuk hamil. Sedangkan aku ? Kau tidak bahagia hidup dengan wanita yang memiliki seribu kekurangan"
Tanpa sadar aku menjatuhkan air mataku, rasanya sakit. Sakit sekali menerima kenyataan bahwa sampai detik ini aku belum hamil, dokter bilang rahimku baik-baik saja dan tidak mandul. Namun peluang untuk hamil tidaklah besar, meskipun aku cantik untuk apa jika tidak menghasilkan keturunan.
"Rania, jangan bicara seperti itu.. Kita akan berusaha lagi ya ?"
Kata-kata Dehan yang selalu membuatku semangat untuk bangkit. Karena bagaimanapun Dehan yang menerimaku apa adanya, aku ingin selalu bersama Dehan.
"Mas Dehan.. Terimakasih untuk selalu ada di samping ku, aku akan berusaha untuk hamil dan aku akan mengikuti jejak Shelly"
"Shelly ? Siapa dia ?" tanya Dehan penasaran
"Dia sahabatku saat SMP. Kemarin aku menghubunginya, dia bilang dulu juga susah hamil lantas ia pergi berobat alternatif di tabib langganan saudaranya dan akhirnya setelah menunggu lima tahun pernikahan ia memiliki anak"
Setelah mendengar itu, mata Dehan berbinar-binar. Aku tahu dia sangat senang mendengarnya, apalagi aku.
"Ayo sayang! Coba saja! Aku akan mendukung mu apapun itu!"
"Ay! Ay!! Captain!!" jawabku semangat
Entah mengapa saat ini kami saling bertatapan mata dan melihat wajah satu sama lain.
"Rania Gandhita Wardhana, kau sangat cantik dan seksi malam ini" ucapnya dengan suara berat
Aku tahu apa yang terjadi setelah mas Dehan mengucapkan kata seperti ini, dia akan meminta jatahnya. Dia bodoh atau apa sih? Sudan jelas-jelas tadi siang aku disiksa oleh nya dan pingsan akibat mabuk kendaraan. Dan sekarang, dia hendak menyiksa harga diriku? Yang benar saja Dehan!
"Maaf mas, aku sedang tidak enak badan"
Jawabanku membuat wajah tampan Dehan yang tadinya tersenyum berubah menjadi cemberut.
"Kita istirahat saja ya? Aku janji di Jogja nanti kau bisa sepuasnya menikmati ku"
Dehan kembali tersenyum manis, dia memeluk sambil mencubit pipi chubby ku. Aku tidak tahu lagi mengapa perubahan hormon Dehan meningkat drastis, ku pikir hanya wanita saja yang bisa PMS ternyata Dehan juga. Akhirnya kami bermanja-manjaan sejenak sebelum pergi ke alam mimpi, Dehan mencium dan dia juga memeluk tubuh ku sampai kami tertidur lelap.
Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya mereka sampai di kota Jogjakarta, lewat jalur darat. Aku sengaja tidak ingin naik transportasi umum karena aku ingin jalan-jalan dengan mobil kami saat di sana, apalagi Jogja itu kota istimewa.
Aku melihat sekeliling tempat penginapan kami , lokasinya sangat dekat dengan candi Borobudur sangat cantik dengan pemandangan alam.
"Mas Dehan, kamu kok tahu tempat ini ?"
"Aku pernah ke sini bersama teman-teman kantorku"
Pernah? Sejak kapan? Mengapa Dehan tidak berbicara denganku.
"Pernah ?" tanyaku heran
"Em.... Itu setahun yang lalu, saat aku ada bisnis di sini" jawab Dehan dengan gagu
Aku terus menyoroti tingkah lakunya dan memasang wajah penuh curiga. Biasanya mas Dehan selalu meminta izin padaku, tapi mengapa dia tidak pernah cerita
"Sudahlah jangan bahas pekerjaan atau apapun. Kita di sini ingin liburan sayang"
Dehan mengalihkan perhatian ku dan langsung memeluk, aku masih heran dengan perubahan sikapnya. Setiap aku tanya tentang sesuatu hal, Dehan selalu gagap saat menjawab. Padahal jika tidak ada sesuatu yang disembunyikan untuk apa seseorang harus ragu menjawab pertanyaan, Dehan aku seorang perempuan dan setiap perempuan pasti peka terhadap pasangannya. Baiklah, aku akan mengalah saat ini karena tujuan kami untuk berlibur.
Dia mulai menciumi tengkuk leher ku semakin lama aku terbawa suasana, Dehan menggendong ku untuk masuk kamar lalu mengunci pintu penginapan. Hingga terjadilah hal yang membuat kami berkeringat, jika kalian bertanya mengapa aku dan Dehan sering melakukan hal itu? Jawabannya karna aku ingin punya anak. Meskipun kemungkinan kecil untuk mengandung tapi aku masih bisa hamil jika sering melakukannya, Dehan malah senang namanya juga pria pasti hal tabu seperti hal yang menyenangkan.
Tepat pukul setengah lima pagi aku terbangun dari tidur, melihat mas Dehan masih terlelap dalam mimpi tanpa menggunakan busana. Aku bergegas mandi dan sholat Subuh, setelah itu membangunkan Dehan juga
"Mas.. Bangun! Solat subuh dulu, nanti kita joging di sini yuk?"
Kataku lembut sambil mengelus rambut gondrong Dehan
"Aku capek sayang" jawabnya dengan suara berat khas pria saat bangun tidur
Capek apanya? Aku seharusnya yang bilang capek karena semalam Dehan tanpa ampun menyiksa ku.
"Iiih... Mas ga boleh gitu, ayo bangun! Kita joging di Borobudur!"
Lantas Dehan pun bangun dari kasur sambil memakai celananya, sebelum menuju kamar mandi dia mencium bibir ku sekilas
"Semalam kau sangat hebat Rania sayang"
Aku tersipu malu dan jantungku berdegup kencang, baru kali ini Dehan memujiku biasanya juga dia cuek-cuek saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments