Masa remaja memang masa-masa yang sangat indah, mulai dari kisah pertemanan hingga percintaan. Dehan Kavindra Perdana laki-laki yang sangat digilai para wanita, bahkan setiap hari ia selalu diberikan makanan atau minuman secara cuma-cuma di sekolah. Meskipun Dehan sudah memiliki kekasih bernama Lisa Dewinta, gadis cantik dan seksi seantero sekolah.
"Bubuuuu!!! Kamu pasti capek ya abis olahraga? Nih aku bawain minuman dingin"
Bubu adalah nama panggilan kesayangan dari Lisa untuk Dehan, dia juga senang jika Lisa yang seksi begitu manja padanya.
"Makasih baby girl" kata Dehan sambil mencium pipi Lisa sekilas.
Lisa dan Dehan bagaikan pasangan yang membuat iri semua orang. Bagaimana tidak, Dehan berasal dari golongan keatas yang tampan, baik, dan keren bisa bersanding dengan gadis cantik dan seksi yang selalu menjadi bahan fantasi kaum laki-laki. Seakan kisah mereka bahagia tanpa ada unsur keburukan, tapi seiring berjalannya waktu mereka harus berpisah karena Lisa akan melanjutkan kuliahnya di Inggris.
Sedangkan Dehan, dia akan melanjutkan bisnis orangtuanya sambil kuliah online di Stanford university. Malam itu ayah dan bunda Dehan menyuruh anak semata wayangnya untuk segera bersiap-siap karena ada perjamuan makan malam di rumah, tumben pikir Dehan.
"Dehan sudah siap?"
Bunda melihat putra semata wayangnya sedang memakai dasi dan merapikan jas hitam pemberian bundanya kemarin.
"Tampan sekali putraku! Dehan sayang, bunda harap kau akan mencintai wanita ini"
"Hah??"
Dehan kebingungan karena ucapan bunda, dia tidak tahu tentang apa itu.
"Sudahlah, nanti juga tamunya datang"
Bunda pergi meninggalkan kamar Dehan, tapi Dehan masih mencerna kata-kata bunda barusan.
...'Memang siapa yang mereka undang? Kenapa ucapan bunda aneh sekali'...
Ujar Dehan sambil menautkan kedua alisnya. Ia tidak mau memikirkannya terlalu dalam, hingga akhirnya Dehan beranjak ke lantai bawah dan duduk di meja makan.
"Mana tamunya Ayah dan Bunda ?"
"Sepertinya sudah ada yang tidak sabar untuk segera melihat gadis cantik"
Goda ayah pada Dehan
"Biasa yah, Dehan kan anak muda. Pasti selalu merasa penasaran"
Balas Bunda Dehan, dan pria itu hanya bisa tersenyum pasrah karna tidak tahu ingin menjawab apalagi. Hingga beberapa menit kemudian, pintu terbuka menandakan ada yang berkunjung ke rumah mewah Dehan. Lalu munculah wanita tua dan seorang gadis yang sedang mendorong kursi roda yang dinaiki wanita tua.
"Assalamualaikum, saya Ibu dari Rania Gandhita Wardhana. Dia anak saya dan mungkin kalian semua baru bertemu"
"Walaikumsalam.. Tentu saja! Anak gadis almarhum pak Wardhana yang cantik dan berbakti kepada orang tuanya."
Rania hanya tersenyum manis sambil membungkukkan badannya sopan. Dehan yang melihat itu langsung terpikat oleh pesona Rania rambut panjang ikal coklat, kulit putih, tinggi semampai dengan tubuh yang sedikit berisi membuat pria manapun pasti akan menilai Rania sebagai sosok wanita cantik yang sederhana karena tampilannya tidak berlebihan dalam berdandan.
"Rania, kau masih berkuliah ya?" tanya bunda Dehan
"Iya tante, Rania masih kuliah dan bekerja part time di restoran"
"Bagian apa di restorannya?"
"Akuntansi"
Rania yang sopan menjawab setiap pertanyaan dari kedua orangtua Dehan. Hal itu semakin membuat Dehan tertarik dengan Rania, meskipun Dehan terkenal cuek dan tidak peduli namun saat melihat Rania dia merasa seperti hidup kembali. Mereka semua makan malam bersama sambil mengobrol tentang perjodohan keduanya, Dehan sih tenang-tenang saja bahkan dia menerima Rania dengan sepenuh hati. Tapi Rania sepertinya tidak merasakan hal yang sama, gadis itu masih syok dan belum bisa menerima perjodohan dari Dehan.
"Maaf Om dan Tante. Rania masih belum mau menikah, Rania masih kuliah dan bekerja untuk Ibu."
"Astaga Rania sayang... Kami yang akan membiayai semuanya, jasa ayah mu dulu sangat besar terhadap perusahaan kami sekarang. Jadi aku ingin memiliki menantu dari keluarga Wardhana"
"Jasa?" Rania bingung dengan maksud yang diucapkan bunda Dehan
"Ayahmu dulu bekerja sebagai pengacara untuk perusahaan kami, saat itu ada kasus dan dia membela keluarga kami secara mati-matian. Tapi suatu hari ayahmu jatuh sakit dan menitipkan dirimu pada kami"
Rania menangis karena dia tidak pernah merasakan kasih sayang dan begitu besar jasanya untuk Rania meskipun ia tak pernah tahu ayahnya seperti apa. Dehan merangkul pundak Rania dan menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Dehan guna menenangkan Rania.
"Rania.. Ibu ingin kau dan Dehan menikah, kau lihat sendiri kondisi ibu yang sudah tidak bisa berjalan dan mungkin sebentar lagi waktuku tidak banyak di dunia ini"
Ibu mengatakan seakan-akan hidupnya tak lama lagi.
"Sayang... jangan sungkan untuk menikah dengan Dehan, anak kami laki-laki yang baik. Kami yang merawatnya dari kecil hingga sekarang, kami juga berhutang budi terhadap almarhum ayahmu dan ingin melaksanakan pesan terakhir beliau sekarang"
Rania menghapus air matanya kemudian melepas pelukan Dehan, disusul dengan menatap wajah tampan Dehan. Jika dilihat-lihat tampan juga calon suaminya pikir Rania, tapi di hatinya dia tak ingin menikah muda ingin terus bekerja dan menamatkan kuliahnya. Tapi ia juga memikirkan kondisi sang Ibu dan pesan terakhir ayah, Rania menarik nafas panjang dan membuangnya kemudian menjawab
"Baiklah. Om, Tante, Ibu, Dehan aku menerimanya dengan lapang dada dan karena itu juga pesan ayah jadi aku tidak akan mengecewakan nya yang sudah ada di surga"
"Alhamdulillah!!"
Mereka semua berucap syukur dengan jawaban Rania begitu juga dengan Dehan. Dia sangat senang karena bisa memiliki wanita sebaik dan secantik Rania Gandhita Wardhana, bahkan dia tidak sabar untuk meminangnya.
Hingga akhirnya hari itu tiba, Dehan mengucap janji suci di hadapan Allah SWT dan semua orang di pesta pernikahannya. Dehan terlihat bahagia dan tak henti-hentinya memandangi wajah cantik Rania yang membuat hatinya teduh.
"Rania, jangan berpikir bahwa aku menikahi mu karena perjodohan semata atau paksaan orangtuaku. Aku murni mencintaimu meskipun kita baru bertemu beberapa kali, jujur saja aku langsung jatuh cinta saat melihatmu malam itu"
"Mas Dehan. Aku hanyalah perempuan biasa yang tumbuh tanpa sosok lelaki di hidupku, tolong jangan kecewakan diri ini dan selalu berada di sampingku selamanya. Janji??"
Rania menunjukkan jari kelingkingnya di hadapan Dehan, dengan senang hati pria itu menautkan kelingkingnya pada kelingking Rania.
"Janji sayang. Aku mencintaimu Rania Gandhita Wardhana jadilah istri dan ibu yang baik untuk anak-anak kita"
Mereka berdua tersenyum manis sambil saling menatap satu sama lain dan kehidupan Rania mulai berbah saat itu. Rania yang pemurung berubah menjadi Rania yang ceria dan bahagia, seakan-akan hidupnya hanya untuk Dehan. Dirinya begitu tergila-gila oleh sosok suaminya sendiri, bahkan mereka hampir setiap malam melakukan hubungan intim karena Rania sangat ingin memiliki anak-anak.
Tak terasa hubungan pernikahan mereka sudah berjalan selama dua tahun, Sikap dan sifat Dehan juga sudah tak semanis dulu. Tapi di mata Rania, Dehan tetaplah Dehan. Suaminya yang sempurna tak ada celah kesalahan dalam dirinya bahkan Rania rela melakukan apa saja untuk TAKDIR CINTA nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments