Dosen Dingin Suamiku
Zeline Putri Anggara, anak bungsu dari pasangan Jerry Anggara pemilik AG Group dan Ara Anggara. Gadis cantik slebor turunan Indo-Korea yang sekarang berumur 19 tahun itu baru saja menjadi Maba di Universitas terbaik di Jakarta. Zeline yg biasa di sapa Zel itu memilih jurusan desain karna dia ingin menjadi seorang desainer, biarlah perusahaan ayahnya itu di urus oleh abangnya Zayn Putra Anggara yang sangat di sayangi Zel, dan abangnya yang sangat menyayangi adiknya yang kadang absurb itu. Sungguh, hubungan persaudaraan yang manis !.
Pagi datang menyambut hari baru, hari dimana itu adalah hari pertama Zel jadi Maba. Gadis cantik itu mengerjapkan mata setengah sipitnya yang indah itu tatkala sinar matahari melewati gorden menerpa wajahnya, di raihnya benda tercinta sejuta umat itu di nakas sebelah bed nya dan kemudian bangun menggeliat syantik ketika dilihatnya jam di Hp menunjukkan angka 6. Di turunkannya kaki jenjang nan putih mulus itu sembari merenggangkan tubunya lalu melangkah ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Setelah selesai, di langkahkan kakinya melewati tangga ke lantai 1 menuju dapur membantu ibunya menyiapkan sarapan keluarga, ya, begitulah keseharian Zeline, meskipun dari keluarga konglomerat tapi dia dan abangnya diajarkan mandiri agar tidak menjadi anak konglomerat yang manja dan bertindak sesukanya. Ya meskipun di luar rumah mereka agak dingin dan cuek. Hanya kepada orang yang mereka sayangi saja, sifat mereka berbeda jadi hangat dan manja, apalagi Zeline dengan setengah slebornya.
“Pagi ibuuu..” sapa Zel sesampainya di dapur dan melihat ibunya sudah berkutat dengan bahan masakan.
“Pagi bungsu ibu”
“Ish.. ibu jangan panggil Zel bungsu, malu tau, emang Zel gigi bungsu apa. Zel udah 19 tahun juga” sewot manja Zeline, biasalah mode merajuk.
“lah emang kamu bungsunya ibu, kan kamu bukan sulungnya ibu” Goda ibu ara. Mencebikkan bibirnya, Zel diam tak menanggapi godaan ibunya, justru itu yang membuat ibu Ara terkekeh gemas melihat tingkah anak gadisnya yang manja kadang slebor itu.
“Bu, mau masak apa ? Zel bantu apa nih ?” tanya Zeline sambil melihat lihat bahan yang sudah disiapkan ibunya.
“Ibu mau buat sayur sop, ayam goreng telur, mendoan tempe plus sambel terasi. Ibu lagi bikin bumbunya ayam, kamu masak gih sopnya Zel.” Jabar ibu Ara. Begitulah menu sederhana mereka, meskipun konglomerat tapi masakan rumahan yang sederhana itulah yang mereka paling sukai. Katanya enaknya plus-plus karna dimasak dengan cinta dan kehangatan rumah.
“Oke bu” jawab Zeline. Ibu dan anak itupun sibuk dengan pertempuran di dapur. 45 menit kemudian, masakan rumahan sudah di tata rapi di meja makan, tinggal menunggu para penghuni yang lain datang untuk makan bersama. Lantas Zeline pun naik ke kamarnya di lantai 2, bersiap untuk berangkat ngampus .
“Dek, cepet dong turun ayo sarapan, udah di tunggu ayah sama ibu lo. Kamu ngapain sih lama banget di kamar, abang laper nih aelah nungguin kamu doang. Kaya orang penting aja dateng sarapan mesti yang paling akhir” cerocos Zayn si abang.
“Iya iya bentar lagi nih keluar, cari kunci mobil nih ilang. Lagian juga suka banget hangout” teriak zel dari dalam kamar. Sontak Zayn mengernyit heran, maksudnya apa sih ?.
“Emang sapa dek yang suka hangout ? Kamu ? Kamu kan anak rumahan ?” tanya Zayn heran. Setelah itu pintu kamar terbuka bersama keluarnya gadis cantik sambil pamer kunci. Apaan coba maksudnya.
“Nih yang suka hangout bang, padal aku tuh naruknya dah jelas di nakas, Eh ko dia hangout di bawah nakas, udah aku bilangin juga jangan sering hangout ngabisin uang aja eh dia ga terima” kelakar si adek yang kemudian dapat jitakan dari si abang. Gemas si abang karna tadi buang waktu buat ngeladenin si adek yang setengah slebor. Berlalu begitu saja turun ke bawah menuju meja makan tanpa menghiraukan di belakangnya si adek ngedumel mengutuk dirinya dengan berbagai cacian.
Di meja makan sepasang pasutri menatap dengan heran anak mereka, karna si sulung berjalan santai tanpa menghiraukan si bungsu di belakangnya berjalan dengan tangan terkepal meninju seolah-olah akan meninju target didepannya dengan mulut yang tak berhenti mengumpati si target. Pemandangan yang sudah biasa dilihat oleh pasutri tersebut, lantas mengacuhkan perdebatan unfaedah kedua anak mereka. Begitula sarapan mereka setiap hari, selain sarapan nasi mereka juga sarapan dengan melihat perdebatan adik dan abang setiap harinya, tapi mereka suka karna bikin rumah rame katanya.
-----------------------------------------------
Sebuah mobil sport putih, berjalan memasuki parkiran sebuah kampus terbaik di Jakarta. Keluarlah seorang gadis cantik berpakaian simple dengan celana jeans panjang yang menutupi kaki jenjangnya, kaos polos putih di padukan dengan jaket jeans denim dengan sneakers berwarna putihnya tak lupa kacamata hitam yang menghiasi hidung mancungnya pas dengan rambut hitam legam sepinggang bergelombang dibagian bawahnya di biarkan teruari. Berjalan menuju gedung jurusan desain yang menjadi tempatnya menempuh cita-citanya, decakan kekagumam dan godaan-godaan ia hiraukan sepanjang ia berjalan menuju kelasnya, memang paras ayu dan di tunjang dengan tubuhnya yang proporsional bak model yang sedang fashion show. Siapa yang tidak terpesona dengan kecantikan dan aura yg memikat dari Zeline Putri Anggara, semua di buat terkesima olehnya, dan itu pun berlaku untuk seorang pria yang tengah memandangnya dengan mata elangnya di depan ruangan yang bertuliskan “Ruang Dosen”. Senyum tipis pun di torehkan oleh pria itu “kita bertemu lagi my peony” ujarnya.
Sampai di kelasnya Zeline di kejutkan dengan teriakan cempreng dua sahabatnya, Anara Gadis Kusuma yang kerap disapa Ana dan Leticha Ananda Wijaya yang kerap disapa Echa. Sahabatnya mulai jaman jahiliya SMP sampe sekarang pun kuliah di Univ yang sama.
“Zeline Putri Anggara !” Teriak Ana dan Echa.
“Apasih loe pada, gue gak budeg ya. Ish.. sakit nih telinga gue denger suara flat kalian” cerocos zeline sambil mengusap-usap telinganya yang sebenernya gak kenapa-napa. Sontak kedua sahabatnya itu memutar bola matanya jengah.
“loe, jangan sok kecakepan deh. Bisa ga sih tuh kacamata di buka, emang loe kira lagi fashion show apa.” Sambar si Echa.
“Dih, kayak netizen nyinyir aja loe. Biasanya juga gini gaya gue, kenapa baru komen sekarang loe” jengah juga zeline sama si echa nih. Dia pun menuruti perintah Echa membuka kacamatanya dan menyelipkan di kerah kaos putih polosnya. Auto menambah kadar keren dalam diri Zeline.
“loe mau nambah fans fanatik loe di kampus Zel. Loe mah dandan simple ga pake kacamata aja banyak yang antri mau kencan sama loe, nah sekarang lo pake kacamata sok keren gitu. Malah bejibun fans loe” kata Ana. Dua sahabatnya ini yang juga setengah slebor tapi Ana masih dewasa diantara dua sahabatnya itu.
“Kan gue biasa aja. Yaudah sih biarin. Yuk ah gue mau duduk nih bentar lagi dosennya kan dateng” jawab zeline tanpa memperdulikan cerocosan sahabatnya Echa, memang begitulah Echa yang paling cerewet.
Hari ini kelas Zeline hanya pagi jadi setelah selesai dia memutuskan pulang, menolak ajakan dua sahabatnya yang mengajak nonton di mall, karena agenda Zeline ingin menuntaskan maraton drakornya. Ketika berjalan kearah parkir dimana mobilnya berada, tak sengaja Zeline menubruk seorang pria berjas di depannya karena zelina yang berjalan sambil mencari kunci mobil di dalam tasnya. Sontak saja bokong sintalnya mendarat cantik di lantai.
“Aduh, pantat gue aish” gerutu Zeline mengaduh.
“Makanya jalan itu liat depan jangan sambil nunduk nyari barang di tas” sergah orang yang di tabrak Zeline. Zeline menggerutu sambil mendongak ingin mengumpat orang yang tidak membantu malah ngomel-ngomel itu. Netra mata coklat Zeline menatap netra hitam pekat bak elang milik orang tersebut, tak lama menatap karna Zeline merasa canggung menatap mata tajam elang yang menelisiknya. Zeline memperhatikan gaya berpakaian pria tersebut dan baru menyadari jika pria tersebut bukan mahasiswa, tapi dosen karna pria tersebut memakai jas formal.
“Maaf Pak saya gak sengaja, permisi. Sekali lagi maaf” kata Zeline sambil berdiri dan berlalu setelah menunduk meminta maaf. Zeline tak tau jika pria tersebut masih memperhatikan Zeline dengan tatapan penuh arti sampai mobil Zeline keluar dari kampus, kemudian pria tersebut tersenyum smirk “dua kali kamu nabrak aku Zel” katanya.
~Siapa sih pria itu, kayak kenal banget sama Zeline. Kalau mau tau pantengin terus ya man-temanku. Happy reading, maaf kalau ceritanya agak panjang dan membosankan. Maklum author bayyuuu... Uhu~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
StAr 1086
mampir, baru nemu ini.....
2023-06-11
0
Erina Situmeang
mampir
2022-02-01
1
Mogu
ok aku dtg bawa booooooommmmm like mudah2n ceritanya bkin baper
2022-01-14
3