Di ruangan CEO perusahaan terbesar MX Group berdiri seorang pria berjas hitam menghadap dinding kaca belakang meja kerjanya, memandang padatnya jalan dari tempatnya berdiri di lantai 15, lantai khusus CEO. Pandangan matanya bak elang menatap lurus dengan dahi berkerut memandakan pria itu sedang berpikir keras. Berpikir bagaimana caranya mendekati mahasiswi bernama Zeline Putri Anggara. Tak terasa setahun ini dia menjadi dosen di salah satu Univ terbaik hanya untuk menjalankan misinya, tapi setahun itu juga si cuek Zeline tak menunjukan respon dengan segala caranya menarik perhatian primadona kampus itu. Gusar, itulah yang di rasakan pria dengan paras bak pahatan Dewa Yunani dengan kulit tubuh putih kekuningan, menunjukkan jika dia lelaki dewasa. Ya, pria itu adalah Dosen Jurusan Desain di Univ terbaik di Jakarta sekaligus CEO MX Group, Damian Shaka Maxwell. Ada alasan kenapa dia mengambil Dosen di jurusan Desain, karna dia ingin dekat dengan peony nya – Zeline. Tapi yang ada hasilnya sia-sia karna Zeline tak tertarik oleh setiap caranya mendekati Zeline. Lamunannya buyar tatkala pintunya di ketuk oleh seseorang di luar, mendengus kemudian berbalik sambil mempersilakan seseorang itu masuk yang ternyata sang Asisten pribadi Arseno Dekie Mahendra, anak tunggal dari seorang pengusaha di bidang pertelevisian. Tapi entah kenapa dia malah hanya ingin menjadi Personal Assistant dari sahabatnya yang dingin dan menyebalkan itu.
“loe ganggu gue tau gak !” sembur sang atasan. Arseno yang di panggil Ars itu hanya menghela nafas lelah dengan kelakuan atasan yang sialnya merangkap sahabatnya itu.
“Pak, 15 menit lagi rapat dengan AG Group, kita harus berangkat ke Resto yang sudah di janjikan untuk tempat pertemuan” jawab sabar Ars, meskipun dalam hati dongkol setengah mati pada sang atasan.
“Pak, Pak. Emang gue Bapak loe apa. Gue gak nikah sama nyokap loe ya Ars.” Semprot lagi sang atasan Damian.
“Tuan, mari kita berangkat” masih menjawab dengan sabar, walau dalam hati Ars mengutuk atasannya itu. 'Huh, sabar dia lagi kumat gilanya, gue tau karna apa ini mah.' Batin Ars mengoceh.
“Ars, gue lagi puyeng nih, Si Zeline kenapa susah banget sih di bikin suka ke gue nya” sahut Damian. 'Nah kan apa gue bilang, pasti karna si pujaan hati ga takluk-takluk.' Batin Ars lagi menanggapi, tapi Ars hanya diam mendengarkan saja.
“Ars, bantuin napa. Cariin ide kek gimana caranya biar Zeline ngelirik gue. Setaun ini boro-boro ngelirik, yang ada gedeg ke gue rupanya tuh gadis. Apa cara gue buat narik perhatiannya salah ya ?” tanya Damian. Dia lagi bingung karna Zeline seolah tak tertarik padanya. 'Yaiyalah, orang elu bukannya nyari perhatian malah nyari musuh yang ada. Masa ada orang pendekatan sukanya ngasih tugas, mana targetnya ke Zeline mulu, suka kagak gedeg mah yang iya. Ogeb.' Ingin sekali Ars nyerocos seperti itu, tapi ia hanya menyimpannya dalam hati. Bisa ngamuk si atasan jika Ars sampai mengucapkan apa yang di dalam hatinya. Ars tau jika Damian adalah orang yang tidak mau di salahkan.
“Dam, kita mau rapat sama AG Group loh, udah di tungguin si Zayn nih sekalian kumpul dah lama kita ga ketemu tuh cunguk.” Hilang sudah mode formalnya Ars. Sengaja di kode biar paham tuh si anak galau. Sontak saja Damian membulatkan matanya baru teriangat akan sesuatu.
“Oh iya, Zayn kan abangnya si Zeline, bisa nih gue caper biar di terima jadi adik ipar.” Kata Damian dengan berbinar seolah telah menemukan semangat yang sempat meredup. Ars hanya melongo tak percaya, cuman karna Zeline, sahabatnya yang menjunjung tinggi harga dirinya itu bisa jatuh rendah seperti ini. Astaga.
“Yaudah kita berangkat takut telat kesananya, yuk Ars cepet loe lelet banget sih, gue pecat juga nih jadi PA gue” cerocos Damian, begitulah sifat Damian kalau pada orang yang dikenalnya lama, menyebalkan. Ars hanya melongo tak percaya, kemudian mencebikkan bibirnya. Emosi dia lama-lama jadi PA nya si gila Damian, yang kadang kalo ngomong gak ada aturannya. Akhirnya mereka pun berangkat menuju Restoran tempat pertemuannya dengan Zayn yang merupakan sahabat sekaligus abang dari peonny nya. 20 menit akhirnya mereka sampe di parkiran Resto, berjalan cepat memasuki ruangan VIP yang sudah di pesan karna dia yang terlambat 5 menit dari waktu janjian. Ketika pintu di buka Damian terkejut karna bukan hanya Zayn yang disana, orang tuanya dan pasangan pasutri yang seumuran dengan orangtuanya. 'Ada apa ini, kan gue mau meeting sama Zayn doang.’ Batin Damian.
“Loh Mom, Dad kenapa disini. Dan juga maaf---”
“Ini orang tua gue Dam, loe gak pernah ketemu mereka. Loe kan cuman pernah ketemu adek gue doang.” Jelas Zayn memotong yang tau kebingungan Damian. Damian hanya ber-Oh ria. Kemudian tersenyum dan sedikit membungkukkan badan tanda hormat kepada calon mertuanya. Eh
Ternyata tanpa Damian dan Zayn tahu, kedua orangtua mereka bersahabat dari dulu saat ayah dan daddy mereka menjalankan perusahaan yang di wariskan pada mereka, berawal dari pertemuan bisnis menjadi sahabat sampai sekarang. Makan siang berlanjut bercengkrama itu terasa hangat sampai pertanyaan dari Zayn yang penasaran kenapa mereka mengacau acara meetingnya dengan sahabatnya, membuat para orang tua senyam senyum.
“Ayah, Ibu kenapa tiba-tiba dateng ngerecokin acara meeting Zayn sama Damian sih ?” tanya Zayn penasaran. Para orang tua kembali diam dengan mengulum senyum masing-masing, sampai akhirnya suara deheman seseorang menginterupsi.
“Ekhem, Zayn. Kamu udah lama sahabatan sama anak om kan ?” tanya Derrick Maxwell Daddy dari Damian lelaki blasteran Eropa-Indo itu.
“Iya waktu kuliah di London dulu om ketemunya, trus sahabatan sampe sekarang sama si cunguk satu yang di pojokan itu” jawab Zayn sambil menunjuk Ars dengan dagunya. Ars hanya merotasi bola matanya jengah karna Zayn juga sama menyebalkannya dengan atasan yang juga sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Damian.
“Dia pernah ada cerita ke kamu gak kalau lagi kesemsem sama anak gadis yang baru pertama di liatnya” tanya Derrick sambil mengulum senyum melirik putra satu-satunya yang wajahnya sudah memerah. Malu.
“Hmm, belum pernah cerita sih om. Emang iya ada Dam ?” jawab Zayn sambil bertanya kearah Damian. Damian hanya diam tak menjawab membuat Derrick Maxwell sang Daddy dan Shenna Maxwell sang Mommy semakin gencar ingin menggoda putra mereka. Tapi karena Shenna yang tidak sabaran akhirnya terjabarlah niat para orang tua yang ada di ruangan VIP itu.
“Gini Zayn, Mommy sama Ibu mu dulu udah pernah buat janji mau jodohin anak kami nanti kalau udah gede. Nah sekarang kan Zeline udah gede udah jadi mahasiswi, jadi kami sepakat mau menikahkan mereka. Gimana setuju gak ? Karna kita para orangtua sudah setuju, tinggal kamu abangnya gimana ?” Kata Mommy Shenna berbinar. Sontak saja Zayn membulatkan matanya terkejut. Sebenarnya dia setuju saja karna sudah tau bagaimana sifat Damian, tapi di mata para orangtua dan Damian keterkejutannya seperti penolakan. Sontak membuat Damian putus asa. Tapi itu tak berselang lama karna selanjutnya Zayn berucap.
“Zayn sih setuju aja, karna Zayn juga sudah sahabatan lama sama Damian dan tau Damian orang yang bagaimana.” Jawab lugas Zayn, yang langsung memberi angin segar untuk Damian. Damian terus tersenyum di sela percakapan para orangtua yang menentukan kapan acara lamaran dan pernikahannya di laksanakan. Dalam hati impian dan usaha Damian pun akhirnya berbuah. ‘I got you my peonny’ batinnya dengan terus menampilkan senyum terindahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
StAr 1086
dapat tanpa banyak usaha lagi donk....
2023-06-11
0
Aurel Devany
suka critanya tp kurang suka sm bhsanya lbh suka aku kamu
2022-01-27
1
Mogu
mesem2 ga jls dech klu bca yg bgnian😂😂😂😂
2022-01-14
1