Siang ini di kelas jurusan Desain, gadis cantik yang memiliki rambut hitam legam sepinggang dan dibiarkan teruari itu sedang melamun ketika pelajaran berlangsung, memikirkan jika kurang lebih 10 hari lagi dia akan dibayar tunai oleh seorang Dosen dingin menyebalkan yang sedang mengajar dikelasnya sekarang. Ya Zel yang sedang melamun tak sadar jika kelas berubah mencekam karna sang dosen tengah menatap tajam dirinya. Zel yang asik melamun pun mendapat senggolan dari sahabatnya.
“Sst..sst.. Zel loe dengerin Pak Damian gak sih, dia lagi liatin loe tuh” bisik Ana sambil menyenggol Zel, tapi yang ada Zel tetap tak sadar dari lamunannya.
“Woi Zeline, loe gak tau apa kalo Pak Damian matanya dah melotot kayak mau keluar liat loe ngelamun pas dia kasi materi. Di hukum lagi mampus loe” cerocos Echa sambil memukul paha Zeline, tapi entah kenapa tuh gadis gak sadar-sadar.
“Zeline Putri Anggara” Akhirnya suara Pak Damian pun menggelegar seantero kelas. “Kalau kamu tidak memperhatikan materi saya hari ini, mending kamu keluar tunggu di ruangan saya !” Tegas Pak Damian sambil berjalan menuju tempat Zeline. Zeline terkejut mendapat teriakan Damian dan langsung menyahut.
“Kamu apaan sih teriak-teriak, aku tuh lagi pusing mau nikah nih” ucap Zeline tanpa dosa. Gak sadar apa kalau dia itu masih di kelas, di kampus. Dan akhirnya membuat seisi kelas melongo tak percaya. Damian yang mendengar apa yang Zeline ucapkan hanya mengulum senyum, rupanya peonny nya sedang memikirkan pernikahan mereka, gemes banget.
“Ekhem, kamu mikir pernikahan kamu pas jam kelas saya. Kalau mikirin nikah gak usah kuliah. Cepet kamu keluar dari kelas saya dan tunggu saya di ruangan saya” Tegas Damian lagi, untuk mengingatkan gadisnya yang setengah slebor itu bahwa dia sedang ada di kampus bukan di rumah.
“Ini tuh gara-gara kam—“ belum selesai Zeline menjawab dia baru tersadar dimana dia berada, sambil tengok kanan kiri dengan cengirannya. Malu dong, imejnya sebagai cewek seribu aura bakal ilang kalo slebornya keluar.
“Baik Pak” Jawab Zel lesu, mengalah dia dari pada citranya sebagai cewek seribu aura hilang gara-gara berdebat dengan calon suami dinginnya. Berdiri melangkah keluar kelas menuju ruangan Dosen yang sialnya bakal jadi suaminya itu sembari mengutuk suaminya dalam hati, gak berani dia bilang langsung bisa murka tuh si dosen.
Melewati kantin menuju ruang Pak Damian, seorang lelaki menyapa Zel.
“Hai Zel, mau kemana kok lewat aja ?” ucap si lelaki. Zel pun berhenti dan menoleh kepada lelaki yang tak asing baginya karna setaun ini selalu suka dekat Zel.
“Mau keruangan Pak Damian Jo, gue duluan ya” jawab Zel, tapi saat ia ingin pergi tiba-tiba tangan kekar mencekal tangannya.
“Ngapain, kena hukum lagi ? Mau aku temenin ?” tanya Johan lembut. Ya, Johanlah yang mencekal tangan Zeline. Lelaki itu sudah setaun ini menyimpan rasa suka pada Zeline, pernah mengutarakan tapi yang di sambut tolakan halus dari Zeline. Dan beginilah mereka sekarang berteman baik, meskipun dalam hati Johan masih menyimpan rasa sukanya bahkan bertambah rasa itu.
“Gausah Jo, orang deket doang tuh. Yaudah gue duluan ya” Jawab Zel, sambil melepas cekalan tangan Jo. ‘Susah banget si Zel buat dapetin kamu’ batin Jo yang menatap dalam punggung Zeline yang sudah masuk ruangan Pak Damian.
Lama Zeline menunggu di ruangan Pak Damian hingga bosan Zeline pun merebahkan tubuhnya di sofa panjang depan meja kerja Pak Damian. Menatap langit-langit ruangan sambil merenungkan sisa harinya sebagai single, karna 10 hari lagi statusnya sudah berganti. Saking khusyuk nya Zeline merenung dan karna mulai bosan menunggu Pak Damian yang sedang mengisi matkul, dia pun ketiduran di sofa Pak Damian.
Entah berapa lama dia tertidur, hingga terbangun karna terusik dengan usapan lembut di kepalanya, mengerjap matanya, samar dia melihat pria yang menatap wajahnya dekat. Ketika pandangannya jelas dia pun secepat kilat mendudukkan tubuhnya yang entah kapan sudah dalam posisi tidur.
“Bapak ngapain, jangan aneh-aneh ya ini di kampus kalo bapak lupa” Sergah Zeline melotot horor, tapi di mata Damian itu sangat menggemaskan melihat mata setengah sipit peonny nya yang di paksa melotot.
“Kamu yang ngapain, di suruh nunggu malah tidur di ruangan saya, kamu kira hotel” jawab Damian acuh. Menetralisir rasa ingin memeluk gemas calon istrinya.
“Ish.. aku tuh ketiduran karna nunggu Bapak juga ya.” Jawab Zeline tak mau kalah.
“Bapak bapak, emang saya bapak kamu. Kita mau nikah panggil saya yang benar.” Tegas Damian. Enak aja masih muda gini di panggil Bapak.
“Hah” cengo Zeline. Bingung dia mau panggil calon suami apa.
“Panggil saya dengan sebutan lain jika sedang berdua atau diluar kampus” Ucap Damian.
“Hemm, Yaudah. M-mas ngapain nyuruh aku keruangan m-mas ?” tanya Zeline gugup, karna menurutnya panggilan mas itu untuk orang yang sudah akrab. Tapi dia kan belum begitu akrab dengan sang calon suami Damian. Sedangkan Damian hatinya berdesir hangat karna panggilan mas yang Zeline ucapkan terasa merdu di pendengarannya.
“Habis gini kamu gak ada kuliah lagi kan, tadi Mommy nyuruh kita fitting baju nikah di butik Mommy, mau berangkat bareng apa gimana ?” Tanya Damian.
“Aku kan bawa mobil m-mas, sendiri aja deh. Ketemu di sana, oh iya alamat butik nya kirim ke WhatsApp aku ya” Jawab Zeline setengah gugup, masih belum terbiasa panggil Damian dengan sebutan "Mas"
“Mana Handphone kamu” Minta Damian sambil menyodorkan tangannya.
“Hah ngapain minta Hp aku ?” tanya Zeline bingung.
“Yah kan aku gak punya nomor whatsapp kamu” jawab Damian. Menepuk jidat, Zeline lupa jika mereka tidak bertukar nomor handphone setelah acara ngelamar dan lamaran yang dadakan kemarin. Di ambilnya handphone di saku kanan celana jeansnya kemudian di sodorkan ke tangan Damian. Damian sibuk mengutak atik Hp Zeline sampai Hp nya berdering, Dan selesai, dikembalikan lagi Hp Zeline setelah menyimpan nomornya di Hp Zeline.
Tak lama mereka pun pergi menuju parkiran ke mobil masing-masing. Saat Zeline akan melajukan mobilnya dia menelepon kedua sahabatnya dulu untuk mengabari jika dia ada acara keluarga dan tak bisa menemui mereka. Setelah selesai, Zeline yang ingin melihat pesan yang Damian kirim untuk tempat janjian mereka seketika membola saat melihat nama Damian di Hp nya.
“Dasar calon suami sok kecakepan . Ck !” Decak Zeline menggerutu karna damian menamai kontaknya dengan nama “Nampyeon” . Tau dari mana si dosen itu bahasa Negara Ibunya. Meletakkan Hp di jok sebelahnya lalu mengemudikan mobil sportnya pergi ke butik Mommy Shenna.
Aloha~ gimana ceritanya guys, ngebosenin yaa.. sabar guys maklum author masih amatiran. Btw jangan lupa like dan vote author ya guys.. love love kalian ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments