Tak terasa 7 hari lagi Damian dan Zeline akan menikah, persiapan pernikahan yang awalnya ingin mewah dan meriah, berubah menjadi pernikahan sederhana namun tetap terkesan mewah karna hanya mengundang kolega bisnis kedua orang tua dan teman dekat dari Damian dan Zeline.
Hari ini Zeline hanya ada kuliah siang jam 10 nanti, tapi jam 9 dia sudah nangkring di kantin kampus. Meminum Es jeruk kesukaannya sembari menunggu 2 sahabatnya yang sudah ia suruh berangkat sebelum jam 10. Tak lama langkah kaki terdengar di barengi gerutuan salah satu sahabat Zeline.
“Ngapain sih Zel, suruh kita dateng lebih awal. Mau piket kelas dulu apa.. Aelah ini kan kampus Zel bukan sekolah SMP” cerocos Echa sambil menyerobot es jeruk Zel yang tinggal setengah gelas.
“Ish.. es jeruk gue tuh. Napa lo abisin, loe gak kuat beli es jeruk, kenapa ? Om Ted udah bangkrut usahanya” sindir kesal Zeline karna es jeruk kesukaannya habis di sosor Echa.
“Astagfirullah Zel, kalo ngomong gada aturannya nih cewek. Aus Zel aus elah pelit banget loe. Bokap gue gak bangkrut ya ! Masih berdiri tegak tuh perusahaannya, enak aja loe ngatain” Sembur Echa gedeg sama sahabat setengah slebor nya itu.
“Udah-udah, gausah berantem deh. Zel kenapa nyuruh kita ngampus lebih awal ? Ada yang loe pengen ceritain ? Sahut Ana, memang dia yang selalu dewasa dan menjadi penengah jika kedua sahabatnya itu berdebat unfaedah, bahkan dia peka dengan maksud Zeline.
“Gue mau nikah” ucap Zeline. Spontan 2 sahabatnya langsung melotot tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Ah, atau mungkin mereka salah dengar, gak mungkin Zeline tiba-tiba mau nikah, orang pacar aja gak punya.
“Gue serius. Gue mau nikah seminggu lagi” ucap Zeline lagi karna melihat 2 sahabatnya yang melotot tak bergeming seolah mengira Zeline hanya bercanda.
“Hah, beneran” jawab kompak 2 sahabatnya itu. Sungguh ajaib pikir mereka. Karna Zeline yang selalu dingin dan cuek tak meladeni setiap cowok yang ngajak dia kencan. Lah tapi, sekarang udah mau nikah aja.
“Sama siapa ?” tanya kompak mereka lagi. Udah kayak anak kembar aja tanya selalu kompakan.
“Tapi kalian jangan kaget dan harus rahasiain in—“
“What, jangan bilang loe hamidun duluan Zel” Pekik Echa heboh. Belum juga Zeline selesai ngomongnya udah di sambar aja.
Pletak !
Sentilan pun diberikan Zeline untuk Echa yang seketika mengaduh sambil menggosok keningnya.
“Kebiasaan loe, belum juga gue selesai ngomong. Udah maen sambar aja loe kayak petir” sungut Zeline kesal sama sahabat nya satu itu.
“Gue mau nikah sama Pak Damian” ucap Zeline setengah berbisik.
“Pak Damian yang mana, emang loe pernah ngenalin ke kita tuh si Pak Damiannya ?” sekarang giliran Ana yang bertanya penasaran.
“Kalian gausah gue kenalin juga dah kenal, yang mau bayar tunai gue tuh Pak Damian dosen kita” Jawab pelan Zeline.
“What ?!!” pekik Ana dan Echa barengan.
“Pak Damian ? Sumpah ?” Tanya Echa dengan pandangan yang sulit di artikan.
“Yaiyalah cha, emang gue kenal Pak Damian mana lagi, gue di jodohin sama dia. Karna ortu gue ternyata sahabatan sama ortu nya Pak Damian” jawab Zeline.
Ana yang paham pun hanya manggut-manggut, berbeda dengan Echa yang diam memandang Zeline dengan tatapan yang entahlah sulit di artikan.
Setelah pemberitahuan sekaligus undangan mendadak itu, mereka bertiga ngobrol ngalor ngidul tapi Echa si cerewet itu tiba-tiba menjadi banyak diamnya. Awalnya membuat Zeline dan Ana bingung, tapi yaa mereka tak mau memaksa Echa, mungkin dia ada pikiran yang belum bisa diceritakan ke sahabatnya.
“Eh udah mau jam masuk nih, yuk ah kita ke kelas” ucap Ana. Mereka pun berdiri dan segera berjalan ke kelas mereka.
Seusai kelas, Zeline mengajak Ana dan Echa kerumahnya karna mereka sudah lama tak kerumah Zeline. Ana pun mengiyakan, tapi tidak dengan Echa yang bilang jika ada acara dirumah. Entahlah itu benar atau tidak. Zeline dan Ana hanya mengiyakan saja. Setelah itu mereka masuk ke mobil masing-masing dan pergi ke tujuan yang sudah mereka bicarakan sepanjang jalan menuju tempat parkir tadi.
--------------------------------------
Di sisi lain..
Di kantor lantai 15 MX Group, seorang pria tengah disibukkan dengan dokumen menumpuk yang perlu goresan tintanya. Ya, siapa lagi jika bukan Damian, hari ini dia tidak ada matkul, dan artinya dia harus bekerja di kantor menyelesaikan setumpuk berkas. Damian harus segera menyelesaikan nya agar nanti saat hari pernikahan nya dia dapat tenang mengambil cuti.
Tok tok tok !
Suara pintu ruangan Damian di ketuk dari luar, dan muncul lah Bella sekertaris nya. Bella memasuki ruangan Damian dengan langkah genit menggoda sembari membuka satu kancing atas kemejanya, menunjukkan belahan dadanya. Tapi sia-sia karna Damian tidak menatapnya sama sekali, dia sibuk dengam berkas-berkas di tangannya.
“Maaf Pak, rapat manajemen akan dimulai 5 menit lagi” ucap Bella si sekertaris mengalun manja, mencoba memancing Damian, kali aja tergoda.
“Ok” Jawab Damian singkat sembari merapikan berkas dan melangkah keluar ruangan. Bella berdecak kesal karena usahanya mendekati CEO idaman semua wanita itu gagal, berjalan membuntuti sang atasan dengan menghentakkan heelsnya yang membuat bunyi nyaring mengganggu pendengaran Damian.
“Mulai besok ganti heelsmu dengan hak yang lebih rendah, suaranya membuat telinga sakit” sarkas Damian sembari terus melangkah keruang meeting.
“Baik Pak” jawab Bella setengah hati.
“Dimana Arsen ?" Tanya Damian sekali lagi tanpa menoleh ke sekertaris nya itu.
“Pak Arsen menyiapkan jalannya meeting Pak” jawab Bella sengaja di manjakan suaranya. Tapi hanya di balas deheman oleh Damian tanpa melihat Bella. Membuat Bella semakin dongkol saja karna godaannya tak bersambut baik.
Begitulah Damian, dia tak akan tergoda oleh wanita lain, karna dia hanya melihat satu wanita yang selalu menggoda menurutnya, yaitu Zeline Putri Anggara.
Pukul 8 malam, Damian baru sampai di rumah orangtuanya. Selama ini Damian tinggal di apartemen kawasan elit yang ia beli sendiri, sengaja dia mencoba mandiri tinggal terpisah dengan orangtuanya. Meskipun awalnya mendapat penolakan dari sang Mommy yang tak tega membiarkan anak tunggalnya tinggal sendiri, namun dengan alasannya yang logis akhirnya disetujui juga oleh sang Mommy meskipun sedikit tak rela tinggal terpisah dengan sang anak.
Langkahnya menuju kamarnya di lantai 2 terhenti tatkala mendengar suara wanita cinta pertamanya.
“Dam, tumben pulang. Inget rumah juga kamu” sindir Mommy Shenna, karna setelah pindah ke apartemen Damian bisa di hitung jari mengunjungi rumah orangtuanya.
“Iya mom, Dam inget. Makanya ini pulang. Udah ya mom, Dam mau tidur capek” Jawab malas Damian, dia lelah seharian bekerja menguras otak dikantor, jadi dia memilih mengalah menanggapi sindiran Mommy nya.
“Jangan terlalu di forsir, nanti pas nikah kamu K.O lagi”ejek sang Mommy yang sebetulnya khawatir melihat muka lesu sang anak.
“Iya mom, Daddy kemana mom ?” tanya formalitas Damian.
“Daddy lagi di ruang kerja sama om Sammy” jawab santai Mommy nya. Damian hanya ber-oh ria dan kembali melangkahkan kakinya masuk ke kamarnya. Dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.
15 menit setelah mandi, Damian keluar dari kamar mandi dengan wajah yang fresh. Melempar handuk ke sandaran sofa di bawah bed king sizenya, kemudian d benamkannya tubunya masuk kedalam bed cover abu-abu itu. Membuka Hp dan pertama yang ia lihat adalah gadis cantik yang tersenyum cerah, siapa lagi jika bukan Zeline. Foto yang diambil Damian secara sembunyi-sembunyi saat Zeline tengah bercanda dengan sahabatnya di taman kampus. Senyum terbit di wajahnya yang tampan.
"I miss you my peonny” monolog Damian, kemudian terlelap damai setelah memandang wajah pujaan hatinya yang menjadi wallpaper hand phone nya.
~Ai.. ai.. othor balik lagi nih.. gimana ceritanya ? ngebosenin ya.. sabar bentar lagi juga ga ngebosenin, karna akan ada lika liku rumah tangga Damian dan Zeline. stay tune man-teman online kuu~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Yuli Sing Ndeso
itu echa suka dech kya nya sma damian
2022-09-26
1