Mirah wanita cantik dan anggun
Disah kakak ipar mirah
Musa suami disah
Herman sumi mirah
Rohanah selingkuhan herman
si kecil Ratna manggala
oke segini dulu visual nya😊
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tiga tahun berlalu, kini ratna manggala sudah tumbuh menjadi balita yang aktif dan sehat dia sangat menggemaskan, walaupun dia hidup tanpa kasih sayang ayahnya tapi dia selalu bahagia, mirah sang ibu selalu berusaha keras untuk memenuhi semua kebutuhannya. Untungnya mirah tidak berjuang sendirian ada kakak iparnya yaitu disah dan musa yang berhati malaikat mereka selalu mendukung mirah apapun yang terjadi, mirah sangat bersyukur ia tidak sendirian.Setidaknya ada keluarga yang selalu menyayangi dan mendukungnya.
Setelah melaksanakan kewajibannya sekitar pukul setengah lima pagi mirah sudah bersiap siap untuk berangkat kepasar. Ya' sudah tiga tahun ini mirah menjalankan usaha kecil kecilan, ia membuat kue kue basah jajanan pasar.
"Sayang, ibu berangkat dulu ya nak," mirah berpamitan kepada putrinya yang masih terlelap. Lalu diapun menuju kamar kakaknya untuk menitipkan ratna dan sekalian pamitan juga. "Kak, aku pergi kepasar dulu ya, titip ratna" pamitnya.
"Iya mir...hati hati ya!"
"Iya kak, assalamualaikum!"
"Waalaikumussalam!"
Mirah berangkat dengan berjalan kaki, ia membawa tas jinjing yang berisi dagangannya dan sebelah tangannya mirah gunakan untuk membawa obor karena memag hari masih sangat gelap, berhubung mirah tinggal di kaki gunung jadi dia memerlukan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke pangkalan becak dekat jalan utama, dari situ ia akan naik becak sampai ke pasar.
Mirah biasa bangun pukul dua pagi setelah melaksanakan shalat tahajjud ia akan langsung membuat kue kue itu untuk dijual dipasar, pukul sembilan pagi biasanya mirah sudah sampai kerumah dan bergiliran menjaga ratna kecil, karena kak disah akan berangkat keladang menyusul musa yang sudah terlebih dulu berangkat, kue kue yang dijual mirah selalu habis tak bersisa karena rasanya yang enak.
Malam hari ketika mereka sedang bercengkrama tiba tiba musa dan disah membuka obrolan yang membuat mirah bimbang.
"Mir..." jeda musa, ia ragu ragu untuk menyampaikan maksudnya.
"Hmmm, kenapa kak?"
"Begini mir...,tapi kamu jangan marah ya," tekan musa.
"Apa sih kak?"
"Tiga tahun sudah herman meninggalkan kalian tanpa kabar apapun jangankan menafkahi bathinmu menafkahi lahirmu saja dia tidak, dia juga samasekali tidak ingat anaknya tidak ada apapun yang bisa kamu harapkan darinya mir!" emosi musa seketika meluap ketika dia membicarakan herman.
"Iya mir...jujur, kakak merasa sangat sedih dan malu dengan sikap nya herman yang tega meninggalkan kalian, kami ingin kamu dan ratna bahagia." sambung disah.
"Lalu maksud kakak apa?" mirah penasaran.
"Lupakan herman!" ucap musa dengan nada dingin dan tajam.
"Deg!
Mirah kaget dengan ucapan kakaknya ia langsung tertunduk dan meneteskan air mata, bukan hal mudah bagi mirah untuk melupakan suaminya walaupun dia sakit hati tapi masih berharap suatu saat suaminya akan sadar dan kembali kepadanya.
"Kakakmu benar mir, kamu berhak bahagia," ucap disah sendu
"Hiks..., tadinya aku masih berharap, kang herman menyadari kesalahannya dan meminta maaf padaku, hiks..., walaupun aku sakit hati karena dia pergi dengan wanita lain, tapi di lubuk hatiku yang terdalam aku masih menyayanginya aku anggap dia sedang khilaf, aku berharap dengan hadirnya buah cinta kita dia akan kembali kepada kami, hiks hiks hiks!" tubuh mirah bergetar ia menangis menumpahkan segala kesedihannya.
"Aku dan kakakmu hanya ingin kalian berdua bahagia mir, herman bukan laki laki yang pantas untuk mendapatkan cintamu, laki laki egois macam herman tidak pantas kamu tunggu, lihat saja apa dia pernah mengirimi kamu surat atau apapun yang menandakan dia menyesal telah mencampakkanmu? tidak kan?!" kembali emosi musa meledak, dia memang sangat membenci kelakuan herman.
"Ceraikan herman! dan carilah jodohmu, kebetulan aku ada seorang kenalan dia seorang pemborong bangunan dan sedang mencari istri, dia juga seorang duda beranak satu istrinya sudah lama meninggal, bagusnya dia juga masih kerabat dekat kita, aku kenal betul sama dia, orangnya baik dan sudah mapan!" tutur musa.
"Deg! lagi lagi mirah dikejutkan dengan ucapan kakaknya itu,seketika ia termenung mendengar hal itu.
"Tolong dipertimbangkan mir, kakak tidak ingin kamu terus menunggu herman." ucapan disah membuyarkan lamunan mirah.
Mirah tidak menjawabnya ia hanya mengangguk dengan pandangan sendu.
"Sudah malam, sebaiknya kamu segera istirahat, besok kamu kepasar 'kan?" lanjut disah.
"Hmm..., iya kak,"disah mengangguk kemudian melangkah pergi ke kamarnya diiringi tatapan sendu kakak kakaknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Like dan komen jika kalian suka ya...😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments