Bencana

Tiga hari pasca mirah melahirkan, semuanya tetap berjalan normal, wanita tersebut sudah mulai pulih namun belum sepenuhnya. Disah sangat telaten merawat ia dan putrinya, mirah merasa bahagia serta sangat bersyukur, meskipun suaminya pergi meninggalkan dia dan buah cinta mereka. Tapi setidaknya sang kakak ipar sangat menyayangi ia dan anaknya.

Kak disah mempunyai seorang anak laki laki yang bernama hamam, dia sudah berumah tangga dan mempunyai rumah sendiri, lrumahnya pun tak jauh dari tempat tinggal mirah. Hamam sangat baik terhadap bibinya, dan sangat menyayangi Ratna manggala bayi mungil yang dicammpakkan ayahnya, ia bahkan sudah menganggap Ratna seperti adik kandungnya sendiri.

Siang itu cuaca terlihat mendung seprtinya hujan akan turun, kak disah dan suaminya yang bernama musa sedang membuat gula aren.. "Pak, aku tinggal dulu ya..mau angkat jemuran, takutnya pakaian mirah dan ratna kebasahan, cuaca sudah mendung begitu, nanti hujan keburu turun lagi." Dengan tergesa kak disah segera melangkah pergi, "Iya..pergilah! lagipula sebentar lagi ini selesai" sahut kak musa.

Setelah selesai mengangkat jemuran, kak disah segera pergi kedapur untuk memasak, siang ia akan memasak pindang ikan mas, perkedel dan nasi jagung.

Aroma harum pindang ikan dan nasi jagung membuat perut mirah yang sedang menyusui bayinya keroncongan "kruyyyuuukkk" perut mirah berbunyi, "Hmmm..wangi banget sih masakan kakak" sambil menggendong bayinya mirah pergi kedapur menghampiri kakaknya yang sedang asyik memasak.

"Aduuhh..wangi banget sih kak masakannya!" seru mirah

"Sudah lapar kamu mir?" tanya lembut kak disah.

"he he he.. iya nih laper banget, habisnya harum banget pindang ikan buatan kakak, bikin perut aku keroncongan"

"Ya sudah, tunggu sebentar lagi selesai"

"Hmmm..iya kak"

Selesai masak kak disah dan mirah segera menyiapkan makanannya untuk makan bersama.

Sore hari~

Lepas sholat ashar kak disah dan suaminya sedang bersantai diteras depan sambil mendengarkan dongeng mang sofyan di saluran radio sturada tasikmalaya ,sudah menjadi kebiasaan keluarga mirah ketika sore hari di waktu bersantai mereka akan berkumpul dan mendengarkan dongeng mang sofyan. Bahkan para tetangga dekat pun akan berdatangan untuk ikut mendengarkan, waktu itu memang radio adalah sarana hiburan yang langka, Dikampung curug taneuh pun hanya kakak ipar mirah yang mempunyai radio.

Ketika mereka sedang asyik bercengkrama tiba tiba terdengar suara gemuruh dikejauhan, otomatis mereka yang sedang asyik pun terganggu dengan suara gemuruh yang mereka dengar..

"Shhhut.. kecilkan radionya! coba dengarkan suara gemuruh itu!" seru kak musa.

"Iya,suara apa ya? seperti sura mobil besar yang selip,ntapi kenapa semakin terasa dekat ya?" timpal kak disah.

"Ya Allah.. suara apa itu? kokk aku jadi was was begini ya," para tetangga yang ada pun menimpali.

Suara gemuruh itu terus mendekat dan semakin terasa menakutkan bagi siapapun yang mendengarnya, bersamaan dengan itu pula, terdengarlah suara riuh serta teriakan warga yang panik ketakutan, semua orang berhamburan melarikan diri kesana kemari..

"Ya Allah..Astagfirullah haladzim!!!

"Allahu Akbar..!!!

"Allahu Akbar..!!!

"La IlahaIllallah..!!!

"Ya Allah..maafkan hamba!!!

"Astagfirullah haladzim!!!

terdengar suara teriakan para manusia yang ketakutan, dengan teriakan memanggil sang pencipta,sungguh mereka sedang berada dalam kengerian.

Terlihat lah gunung sangkur yang yang sedang mendekat, gunung itu seperti tengah berjalan dengan segala keangkuhan dan kegagahannya siap untuk menghancurkan dan menguburkan siapapun dibawahnya, manusia, hewan, tumbuhan, tempat tinggal dsb, longsoran tanah yang bercampur air membuat gunung tersebut perlahan lahan meluluh lantak kan segala apapun yang dilewati.

teriakan histeris dan ketakukan semakin santer terdengar, tak terkecuali dengan keluarga kak disah, mirah yang kala itu sedang tertidur dikamarnya ia pun langsung terbangun dan sangat terkejut dengan suara gemuruh serta jeritan yang bersahut sahutan, wanita itu bangkit dari kasurnya untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi, namun seketika mata indahnya terbelalak lebar.

"Astagfirullah haladzim..!!!"

"Astagfirullah haladzim...!!" teriak mirah, seketika tungkai lututunya lemas, wanita yang masih pemulihan dari melahirkan merasa bingung dan ketakutan, tubuh nya belum pulih benar, sehingga tak kuat jika harus berlari, maka dengan segera ia berteriak memanggil kakak nya.

"Kak..kakak..kak disaaahhh, kak musaaa!!!"

teriak mirah, kak disah dan musa segera berlarian ke kamar mirah, dan tanpa ba bi bu lagi ia segera meraih lalu menggendong bayi ratna yang masih merah menggunakan kain jarik, sedangkan tangan sebelahnya ia pakai untuk memapah mirah dengan bantuan kak musa, semua hanya menangis, bingung dan takut menjadi satu, bingung harus kemana dan takut jika gunung itu akan melahap mereka, tapi dalam lubuk hatinya yang terdalam semua orang pasrah dan berserah diri kepada sang penguasa takdir.

Dengan segala kepanikan dan ketakutan yang ada mereka saling menggenggam tangan dan berdo'a, semoga yang maha kuasa menolong mereka, srdangkan dibawah sana rumah rumah sudah mulai tertimbun longsoran, korban jiwa berjatuhan, gunung sangkur itu murka!!! kebetulan rumah kak disah berada di atas bukit jadi untuk sementara rumah tersebut masih aman.

"Ya Allah.., bagaimana ini?" suara kak disah bergetar, bagaimana dengan anak anaku?" kak disah terus menangis sambil mendekap ratna manggala.

Tak berapa lama longsoran gunung itu pun berhenti tepat didepan perbukitan rumah keluarga mirah, segera saja para warga yang bertahan dan mengetahui bahwa rumah kak disah selamat mereka pun mendatangi rumah tersebut untuk ikut berlindung, sebab rumah rumah mereka telah tertimbun, maka seketika rumah disah ramai oleh para warga yang mengungsi, tapi untungnya disah dan suaminya adalah orang orang yang terkenal baik, jadi mereka tidak keberatan rumah nya dijadikan barak pengungsian.

Disah dan suaminya adalah spasangan petani yang rajin serta tekun, bermacam macam hasil pertanian seperti padi, gadung, singkong hasil olahan, pisang, petai, jagung yang dikeringkan, ketan, gula aren, dsb.

Hasil kerja keras mereka selalu di simpan di gudang penyimpanan. Itupun setelah membagi2 kan nya kepada para tetangga, jadi disaat saat genting seperti ini kak disah tidak keberatan para warga ikut mengungsi kerumahnya, lagipula hunian mereka sangat luas, belum lagi halaman rumah yang juga tak kalah luas, jadi warga yang tidak muat di dalam rumah bisa mendirikan tenda diluar.

Dan tentunya tidak perlu khawatir akan kelaparan karena saking melimpahnya hasil tani kak disah digudang penyimpanan, sementara mereka menunggu bantuan pemerintah datang bisalah mengandalkan keluarga musa untuk sekedar mengisi perut.

para warga yang selamat bersyukur dan sangat berterima kasih, mereka masih bisa makan dan tidur nyenyak, bersyukur ada manusia sebaik keluarga musa yang mau menerima mereka.

"Alhamdulilah, kengerian ini sudah berhenti Ya Allah.." ucap syukur mirah dan kak disah, sambil terus mendekap dan menciumi pucuk kepala ratna manggala.

Keesokan harinya~

Para warga yang sedang melakukan pencarian jenazah korban longsoran gunung dibingungkan dengan salah satu korban yang belum ditemukan, korban tersebut adalah seorang nenek tua yang biasa mereka panggil dengan sebutan nenek ito, nenek tua yang hidup sebatang kara, jenazah yang lain sudah terkumpul tetapi jenazah nek ito belum juga ditemukan para warga sudah menggali dan mencari tapi tak kunjung jua ditemukan, ketika mereka sedang kebingungan tiba tiba...

"cit..cit..cit" seekor anak ayam yang baru menetas sedang mengais ngais tanah dan mematuk matuk sesuatu, para warga yang mendengar dan melihat anak ayam itu segera berlari menghampirinya, dan merekapun menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Terlihat lah sebuah jempol kaki yang menyembul dari timbunan tanah itu, ternyata jempol kaki lah yang sedang dipatuk patuk oleh anak ayam tersebut, seolah anak ayam itu mengatakan, "kemari..aku menemukannya!" para warga yang melihat nya segera melakukan penggalian tanah untuk mendapatkan jasad siapakah itu, dan ternyata jasad orang yang sedang mereka cari, yaitu jasad Nenek ito.

Selesai menggali mereka kebingungan karena tidak menemukan anak ayam yang tadi mereka lihat, mau lari kemana anak ayam itu? sangat mustahil kalau pergi jauh, dia seperti baru menetas dan terlihat lemah, sedangkan kondisi saat itu tidak memungkinkan ada ayam yang selamat atau induk ayam yang mengerami, apalagi sampai menetaskan telur.

Jadi..??

Benarkah itu anak ayam? ataukah hanya sebuah petunjuk dari SANG ILAHI

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

Episodes
1 selamat datang ke dunia
2 peduli
3 Bencana
4 Kakek misterius
5 kue
6 Bisakah?
7 Bisakah 2
8 Bisakah 3
9 ...
10 ....
11 Beres
12 Bertemu
13 Bayanganmu
14 Bahagia
15 Mirah'ku.
16 Ya,aku mau...
17 Sah...
18 izin
19 Pamit
20 Rumah baru
21 Rindu emak
22 Pengakuan amir
23 Tekad
24 Ki Cabul
25 Kena pelet
26 Amarah
27 keputusan musa
28 Ruqyah
29 Pulang
30 Rumah
31 Memaafkan
32 Tak percaya
33 Piknik
34 Tek dung
35 Fakta
36 Keputusan ki cabul
37 Sakit
38 Sekayu
39 Keguguran
40 Mengunjungi emak...
41 Kecelaka'an
42 Berita duka cita
43 mirah memutuskan kembali untuk tinggal di rumah disah
44 Aku ingin melihat ibu tak sedih lagi
45 Draft
46 Pergi ke bandung
47 Mirah sibuk
48 Makan di saung sawah
49 terlambat pulang
50 Ada apa dengan meja bundar?
51 Seramm
52 Pencarian
53 Pencarian dua
54 Mentri kehutanan itu ditemukan
55 cerita kardan
56 Herman siapa 'bu?
57 Berjalan tanpamu
58 Perpisahan
59 Rumah yang menyimpan kenangan indah dan buruk
60 Sebuah kejujuran
61 kembali ke bandung
62 oleh oleh
63 Menginap di rumah anisah
64 Kengerian yang dialami cu'eng
65 opor ayam
66 Harinya ratna manggala
67 Cemburu? entahlah...
68 Rohanah menggila
69 Makhluk sialan!
70 Jalan jalan sore
71 nonton si kabayan
72 Dongeng sebelum tidur
73 Dongeng sebelum tidur end
74 Hadiah
75 Terbuai
76 Sepucuk surat
77 isi surat yang menyakiti hati
78 Kedatangan yang mengejutkan
79 Kehangatan ditengah cahaya rembulan
80 Wayang
81 Cu'eng hilang part 1
82 Cu'eng hilang part 2
83 godaan
84 Alhamdulillah
85 Cerita cu'eng
86 Rencana kembali ke bandung
87 Tawa cu'eng yang pertama kali
88 dekapan
89 hareudang
90 Amethyst
91 Perjalanan luar biasa bertemu bung Karno!
92 Kebakaran 1
93 Kebakaran 2
94 kepulangan herman
95 Nana pulang
96 pertemuan
97 Terpesona oleh mantan istri
98 permohonan herman
99 Tinju ratna
100 Talak
101 Terpaksa
102 tuntas
103 cemburu??
104 menyerahkan semuanya
105 Wo'o,kamu ketahuan,selingkuh lagi dengan dirinya wanita sundal...
106 Hampir saja
107 Kembali melintasi waktu
108 penyergapan
109 kembali
110 kaget
111 Kedatangan cu'eng
112 Dilamar cu'eng
113 Kenyataan yang Mirah sampaikan kepada cu'eng
114 keributan Herman dan rohanah
115 Jerit kesakitan rohanah
116 Ratna hilang part 1
117 Ratna hilang part 2
118 Ratna hilang part 3
119 Ratna hilang part 4(Cambukan Mak nenah)
120 Ratna hilang part 5(Hampir ditemukan)
121 Ratna dan Mirah ditemukan
122 Dori mengajak Mirah untuk kembali.
123 Nasi goreng
124 Dongeng kabayan
125 Ceraikan
126 Resmi bercerai dan kedatangan cu'eng
127 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 127 Episodes

1
selamat datang ke dunia
2
peduli
3
Bencana
4
Kakek misterius
5
kue
6
Bisakah?
7
Bisakah 2
8
Bisakah 3
9
...
10
....
11
Beres
12
Bertemu
13
Bayanganmu
14
Bahagia
15
Mirah'ku.
16
Ya,aku mau...
17
Sah...
18
izin
19
Pamit
20
Rumah baru
21
Rindu emak
22
Pengakuan amir
23
Tekad
24
Ki Cabul
25
Kena pelet
26
Amarah
27
keputusan musa
28
Ruqyah
29
Pulang
30
Rumah
31
Memaafkan
32
Tak percaya
33
Piknik
34
Tek dung
35
Fakta
36
Keputusan ki cabul
37
Sakit
38
Sekayu
39
Keguguran
40
Mengunjungi emak...
41
Kecelaka'an
42
Berita duka cita
43
mirah memutuskan kembali untuk tinggal di rumah disah
44
Aku ingin melihat ibu tak sedih lagi
45
Draft
46
Pergi ke bandung
47
Mirah sibuk
48
Makan di saung sawah
49
terlambat pulang
50
Ada apa dengan meja bundar?
51
Seramm
52
Pencarian
53
Pencarian dua
54
Mentri kehutanan itu ditemukan
55
cerita kardan
56
Herman siapa 'bu?
57
Berjalan tanpamu
58
Perpisahan
59
Rumah yang menyimpan kenangan indah dan buruk
60
Sebuah kejujuran
61
kembali ke bandung
62
oleh oleh
63
Menginap di rumah anisah
64
Kengerian yang dialami cu'eng
65
opor ayam
66
Harinya ratna manggala
67
Cemburu? entahlah...
68
Rohanah menggila
69
Makhluk sialan!
70
Jalan jalan sore
71
nonton si kabayan
72
Dongeng sebelum tidur
73
Dongeng sebelum tidur end
74
Hadiah
75
Terbuai
76
Sepucuk surat
77
isi surat yang menyakiti hati
78
Kedatangan yang mengejutkan
79
Kehangatan ditengah cahaya rembulan
80
Wayang
81
Cu'eng hilang part 1
82
Cu'eng hilang part 2
83
godaan
84
Alhamdulillah
85
Cerita cu'eng
86
Rencana kembali ke bandung
87
Tawa cu'eng yang pertama kali
88
dekapan
89
hareudang
90
Amethyst
91
Perjalanan luar biasa bertemu bung Karno!
92
Kebakaran 1
93
Kebakaran 2
94
kepulangan herman
95
Nana pulang
96
pertemuan
97
Terpesona oleh mantan istri
98
permohonan herman
99
Tinju ratna
100
Talak
101
Terpaksa
102
tuntas
103
cemburu??
104
menyerahkan semuanya
105
Wo'o,kamu ketahuan,selingkuh lagi dengan dirinya wanita sundal...
106
Hampir saja
107
Kembali melintasi waktu
108
penyergapan
109
kembali
110
kaget
111
Kedatangan cu'eng
112
Dilamar cu'eng
113
Kenyataan yang Mirah sampaikan kepada cu'eng
114
keributan Herman dan rohanah
115
Jerit kesakitan rohanah
116
Ratna hilang part 1
117
Ratna hilang part 2
118
Ratna hilang part 3
119
Ratna hilang part 4(Cambukan Mak nenah)
120
Ratna hilang part 5(Hampir ditemukan)
121
Ratna dan Mirah ditemukan
122
Dori mengajak Mirah untuk kembali.
123
Nasi goreng
124
Dongeng kabayan
125
Ceraikan
126
Resmi bercerai dan kedatangan cu'eng
127
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!