Jessica terus berjalan mengikuti Iriana dengan pikiran yang entah kemana. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk menggapai lengan Iriana.
" Apa kamu serius ingin membiarkan Samuel dekat dengan mu?" wajah Jessica terlihat ragu menanyakan hal tersebut.
Tapi dia butuh jawaban apalagi setelah mendengar secara langsung seorang Iriana menyuruh Samuel untuk menghubunginya.
" Kapan aku mengatakan jika aku mengizinkannya dekat denganku?" alis Iriana terangkat saat menjawab pernyataan Jessica.
" Itu tadi kau memintanya menghubungi mu jika dia ingin lebih mengenal dirimu kan.?" tanya Jessica dengan alis berkerut.
" Ya aku memang mengatakannya." Sahut Iriana acuh.
" Berarti kau mengizinkannya dekat denganmu?" Jessica kembali mengulang pertanyaan nya.
Iriana tersenyum menyeringai, " Aku hanya mengatakan jika dia boleh mengenal ku lebih jauh bukan berarti dia bisa dekat denganku." jawab Irina datar.
" Siapa yang kau Izinkan untuk mengenalmu lebih jauh?" sahut Viktor yang sudah berdiri di belakang Iriana.
Iriana menoleh menatap Viktor, dia hanya mengangkat kedua bahunya acuh lalu berjalan pergi menuju mobil tanpa memberikan jawaban apapun.
Victor terdiam menatap kepergian Iriana, pasti ada yang disembunyikan Iriana darinya, dia pun akhirnya pergi menyusul Iriana dan meninggalkan Jessica yang masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mobil yang dikendarai oleh Barack kini sampai di halaman Mansion, sesuai dengan permintaan Iriana tadi bahwa dia tidak ingin diantar pulang ke rumah besar.
Gadis itu turun lebih dulu dan masuk ke dalam Mansion tanpa mengatakan apapun pada Victor dan Barack yang menatapnya heran.
Yang menjadi tujuan utama Iriana saat ini adalah lantai tiga yang bisa dikatakan sebagai lantai pribadinya tempat dimana kamarnya berada, tidak ada yang boleh datang ke lantai tiga selain dirinya sendiri, bahkan Victor dan Barack pun tidak pernah menginjakkan kakinya di lantai itu.
Iriana akan sangat marah jika ada yang berani pergi ke lantai tiga, seakan dirinya memiliki rahasia yang tersimpan di sana, semua anggota Genk yang merupakan penghuni Mansion sudah paham dengan aturan itu dan mereka pun tunduk saja dengan aturan yang dibuat Iriana di Mansion tersebut.
Mereka hanya tahu katanya ada tiga ruangan di lantai itu yang salah satunya kamar milik Iriana, dan dua ruangan lain yang entah digunakan untuk apa oleh gadis itu.
" Lady kenapa?" Diego menanyakan sikap Iriana yang menurutnya sedikit aneh itu kepada Victor dan Barack yang baru saja masuk.
Barack mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban sedangkan Victor seperti biasa dia hanya acuh tak menggubris pertanyaan temannya itu, dia terus berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
" Mereka sebenarnya kenapa?" gumam Barack yang dibalas gelengan kepala oleh Diego.
Di lantai tiga, Iriana tengah termenung cukup lama di salah satu ruangan yang ada di samping kamarnya, sudah menjadi kebiasaannya saat di Mansion, dia akan menghabiskan waktunya di dalam ruangan itu tanpa ada satupun orang yang tau apa yang sedang dia lakukan di dalam sana.
Sore harinya Iriana turun dengan pakaian yang sudah berbeda dari yang dia kenakan saat ke kampus tadi, kakinya melangkah menuruni anak tangga menuju ke kamar Victor.
Tanpa mengetuk pintu gadis itu langsung saja masuk ke dalam, Aroma Mint memenuhi indra penciuman nya saat dirinya sudah ada di dalam kamar yang terlihat kosong tanpa ada orang lain selain dirinya itu.
Iriana hendak keluar dan mencari keberadaan Victor tapi suara gemericik air dari dalam kamar mandi mengurungkan niatnya.
Dia yakin saat ini pasti Victor sedang mandi, dia memilih menunggu Viktor sambil memainkan ponselnya di Sofa yang ada di kamar tersebut.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka, Victor keluar dengan sehelai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya, sedangkan dadanya dibiarkan terbuka tanpa penutup apapun, terlihat tato berbentuk sayap terlukis indah di dada bidangnya.
Tubuhnya yang berotot itu semakin terlihat sempurna saat beberapa bulir air jatuh dari rambutnya yang masih basah, hingga mampu membuat siapapun terpesona oleh ketampanannya terutama para wanita.
Berbeda dengan Iriana yang memang memiliki banyak teman lelaki jadi dia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti ini, dengan sengaja dia malah menggoda Victor yang masih belum menyadari keberadaan nya.
Cicuit
Iriana bersiul membuat Victor menoleh ke arahnya dengan wajah yang terkejut, tapi sedetik kemudian wajahnya kembali datar.
" Ada apa?" dengan santainya Victor berjalan mendekati Iriana yang masih setia duduk di sofa.
" Aduh mataku sudah tidak suci lagi." Victor memutar bola matanya malas saat melihat tingkah Iriana yang sok menutup matanya.
" Drama!" sinis Victor. " Aku tau Kau sudah melihat yang lebih dari ini kan?" Imbuhnya.
Mata Iriana seketika melotot. " Terserah, aku hanya ingin mengatakan jika besok aku mulai bekerja menjadi sekertaris mu." Iriana langsung mengatakan hal lain yang menjadi tujuannya datang ke sana tanpa menyahuti ucapan Victor.
" What?" Victor langsung berdiri dari posisi duduknya saat mendengar perkataan Iriana.
" Jangan berlebihan Vic." sinis Iriana.
Victor tak menyahuti ucapan Iriana dia lebih memilih masuk ke dalam walk in closet untuk memakai pakaiannya.
Dia pun keluar dengan pakaian yang sudah lengkap, kemudian berjalan mendekati Iriana yang ternyata belum pergi dari kamarnya.
" Pakai." Iriana menatap kemeja yang baru saja dilempar Victor ke arahnya.
Iriana paham dengan maksud Victor, dia hanya mengangguk kemudian kembali berucap, " Aku tidak menerima penolakan, aku akan bekerja di Perusahaan mu sebagai sekretaris." dengan terampil Iriana mengancingkan kemeja yang kini sudah melekat di tubuhnya tanpa melepaskan baju yang tadi dia kenakan.
Helaan napas terdengar berat dari mulut Victor, selama ini dia memang tidak pernah bisa menolak permintaan Iriana.
" Kau bisa lakukan sesuka mu, tapi katakan apa rencana mu dengan Samuel?"tanya Victor.
Senyum sinis terbit di wajah Iriana, " Dia bilang aku tidak semenyeramkan yang dikatakan orang lain, jadi aku memberinya kesempatan untuk lebih mengenal ku, lagipula Jessica menyukainya, aku ingin menjadikan Samuel milik Jessica seutuhnya." Iriana berdiri dan melangkah menuju kaca untuk melihat penampilan dirinya.
Ekor mata Victor terus mengikuti gerak tubuh Iriana, membiarkan sahabatnya itu bertindak sesuka hati di kamarnya.
" Ku kira kau benar-benar ingin dekat dengannya." sahut Victor.
Kepala Iriana menggeleng, bukan sebagai jawaban atas ucapan Victor tapi karna melihat kemeja Victor yang terlihat kebesaran di tubuhnya.
" Kau sengaja memberiku kemeja sebesar ini.!" tuding Iriana yang sudah melayangkan tatapan tajamnya ke arah Victor.
" Aku sudah berkali-kali bilang padamu jangan memakai celana di atas lutut dan kaos putih polos tanpa jaket saat berada di tempat lain selain rumah besar." Victor berkata dengan wajah datarnya, " Kelakuan mu memang seperti laki-laki, tapi kau tetap seorang perempuan." lanjutnya.
" Memangnya kenapa jika aku seorang perempuan, di sini tidak ada orang lain, hanya ada aku, kau dan anak-anak yang lain, mereka tidak akan berani macam-macam padaku." balas Iriana tak mau kalah.
Victor tersenyum sinis menatap Iriana dari atas sampai bawah, dia akui Iriana memang tangguh dan bisa menjaga dirinya sendiri selama ini, tapi mau seperti apapun penampilan dan kelakuan Iriana, bagi Victor dia tetap seorang perempuan yang memiliki kelemahan dan memiliki hati yang lembut, sebagai sahabat Victor hanya ingin menjaga Iriana dan memberikan yang terbaik untuknya.
" Mereka laki-laki normal yang pasti akan tergoda jika melihat tubuh mu yang....hot itu." goda Victor membuat Iriana memutar bola matanya malas, sikap mesum dan menyebalkan sahabatnya yang hanya diketahui olehnya itu sudah mulai muncul.
Victor dan Iriana akan menjadi diri mereka sendiri saat sedang berdua seperti sekarang ini, mereka akan sama-sama berubah menjadi pribadi yang hangat, saling menggoda dan terbuka, berbeda dengan saat mereka sedang berkumpul dengan yang lain, sifat kejam dan dingin keduanya akan terlihat dan lebih mendominasi.
Hanya Iriana yang tahu seperti apa sifat asli dan kelemahan yang dimiliki Victor, begitupun sebaliknya hanya Victor yang tahu kelemahan dan sifat asli yang dimiliki Iriana.
Iriana akui yang dikatakan Victor memang benar tapi dia enggan menyahuti dan lebih memilih keluar dari kamar sahabatnya.
Sebelum benar-benar keluar, Iriana kembali menoleh ke arah Victor yang masih duduk di tempatnya.
" Apa yang kau katakan tadi benar Vic, aku sudah melihat hal yang lebih dari apa yang kulihat darimu tadi, bahkan aku sudah pernah menco-" perkataan Iriana terhenti saat Victor memotongnya.
" Keluar!" Seru Victor membuat Iriana tertawa dan segera keluar dari kamar Victor.
" Sial." dengan kasar Victor mengusap wajahnya dengan kedua tangannya saat mendengar ucapan Iriana, dia tahu gadis itu hanya menggodanya tapi tetap saja dia tidak suka jika Iriana berkata seperti itu.
Membayangkannya saja sudah membuat Victor sangat marah, apalagi sampai Iriana disentuh oleh laki-laki, dia pasti akan merasa sangat menyesal karna sudah gagal menjaga Iriana.
~IP
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments