Gadis cantik berambut pirang sebahu terlihat sedang menuruni anak tangga, pesona yang dia tampilkan selalu mampu membuat banyak lelaki tunduk dan takjub akan kesempurnaan wajahnya.
Mata tajam berwarna abu kebiru-biruan itu selalu mampu melemahkan siapa saja yang menatapnya, ditambah segudang keindahan lain yang ada dalam dirinya, jangan lupakan bentuk tubuhnya yang benar-benar sempurna bagai malaikat bersujud manusia.
Kaki jenjangnya kini berhenti tepat di ujung anak tangga saat netranya menangkap sosok lelaki yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.
" Viktor kau urus sisanya aku harus pulang, Grandma sudah telpon sejak tadi." ucapnya pada Victor.
" Apa perlu ku antar?" tanya Victor yang hanya mendapatkan gelengan kepala dari lawan bicaranya.
" Kalian kenapa masih di sini, semua sudah menunggu di bawah, malam ini waktunya kita pesta." seru Barack yang baru saja datang.
" Kalian bersenang-senang lah, aku harus pulang tidak baik gadis sepertiku berada diantara banyak laki-laki apalagi saat malam hari." gadis itu segera melenggang pergi seraya melambaikan jari lentiknya tanpa berbalik menatap Victor dan Barack yang tengah menatap kepergiannya.
" Aku semakin yakin dia bukan manusia, Pesonanya benar-benar memabukkan, dia memiliki aura yang sangat mendominasi." gumam Barack.
" Ya dialah Iriana, Black Roses yang indah tapi berduri bahkan beracun, memabukkan tapi juga mematikan, Keindahannya hanya bisa dilihat tanpa bisa dimiliki ." Sahut Victor dengan senyum menyeringai, pandangan matanya menerawang jauh ke depan.
" Hmm kau benar, dia cantik tapi tidak ada yang bisa menyentuh hatinya, duri dalam dirinya akan melukai siapa saja yang berusaha memilikinya." sahut Barack, Victor mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Barack.
" Wait! kita mengadakan pesta ini untuk keberhasilannya tapi kenapa dia justru pergi?" Barack yang baru tersadar pun hendak mengejar Iriana yang mungkin saja sudah meninggalkan area Mansion.
" Kau tak perlu mengejarnya, kita adakan lain kali untuknya." Setelah mengatakan itu Victor segera berbalik lalu berjalan menuju ruang bawah tanah.
Barack terdiam menatap ke arah pintu utama dan Victor secara bergantian, dia bingung harus mengejar Iriana perempuan yang mereka panggil Black hanya saat di arena balap atau mengejar Victor dan melanjutkan pesta mereka.
Helaan napas panjang terdengar dari mulut Barack, akhirnya dia memilih untuk menyusul Victor dan melanjutkan pesta bersama teman-teman mereka lainnya.
Sementara itu Iriana menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa segera sampai di kediaman milik Grandpa nya yang sering dia sebut rumah besar, selain ahli dalam mengemudikan motor sport gadis ini juga tak kalah ahli dalam mengendarai mobil.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit dirinya kini sudah sampai di depan rumah besar, rumah yang selama ini dia tempati bersama orangtua dari Daddy-nya.
Iriana adalah putri tunggal dari pasangan Robert Louis dan Rabecca Exiel, mereka sengaja menitipkan Iriana kepada orangtua Robert dengan alasan keduanya sama-sama sibuk kerja jadi tidak ada yang bisa menjaga Iriana dengan baik.
Jadi wajar jika Iriana lebih dekat dengan Taomasa Alvonso dan Lilyana Alvonso yang merupakan Kakek Nenek nya dibandingkan dengan kedua orangtua kandungnya.
Bagi Iriana kedua orangtuanya sudah membuangnya sejak lama karna lebih memilih pekerjaan daripada merawat Iriana yang merupakan Putri mereka sendiri.
Hubungan antara orangtua dan anak itu semakin merenggang sejak lima tahun terakhir, dimana selama lima tahun ini Robert dan Rabecca sudah tidak pernah lagi pulang untuk menemui Iriana, bahkan mereka tidak pernah lagi mengirimkan atau menanyakan kabar kepada Iriana.
Taomasa dan Lily selalu bungkam jika Iriana menanyakan kabar orangtuanya, mereka akan selalu memberikan jawaban yang sama yaitu mengatakan jika mereka juga tidak tahu mengenai kabar Putra dan menantunya itu.
Keadaan inilah yang membuat Iriana menjadi pribadi yang keras, mandiri, berani dan sedikit liar, berbagai kegiatan Ekstrim dan berbahaya yang sering dilakukan oleh laki-laki sering dia lakukan juga, bahkan Iriana hanya punya satu teman wanita, sebagai besar teman dan sahabatnya adalah seorang laki-laki salah duanya adalah Victor sahabat yang tumbuh bersama dengannya sejak kecil dan Barack yang merupakan sepupu dari Victor, sebenarnya dulu Iriana dan Barack adalah musuh mereka sering sekali bertengkar tapi seiring berjalannya waktu mereka menjadi semakin dekat dan akrab, tapi terkadang mereka juga masih terlibat dalam pertengkaran.
Suasana rumah besar saat ini sudah terlihat sepi, hanya ada beberapa Bodyguard saja yang berjaga di luar, Iriana membawa kakinya melangkah memasuki rumah besar dengan penuh kehati-hatian, dia tidak ingin Grandma Lily tahu jika dia pulang sangat larut di jam satu dini hari.
Iriana menghela napasnya lega saat dirinya sampai di depan pintu kamarnya, namun saat dia hendak membuka pintu kamarnya suara seseorang yang sangat familiar di telinga mengejutkannya.
" Dari mana saja Ana!" suara Grandpa Taomasa terdengar dingin, Pria yang sudah berumur ini memang memiliki kepribadian yang keras, tegas dan sedikit terkesan kejam pada orang-orang yang dengan sengaja mengusik kehidupannya dan keluarganya.
Taomasa memiliki aura yang kuat dan tatapan yang selalu mengintimidasi, dia mampu menekan orang lain hanya dengan tatapan matanya itu.
Sama halnya dengan Iriana saat ini, dirinya memang sedikit liar tapi jika sudah berhadapan langsung dengan Grandpa Taomasa dia juga akan berubah menjadi kelinci manis yang sangat penurut.
" Hay Grandpa kenapa belum tidur?" Iriana mencoba mengalihkan pembicaraan, kedua bola matanya bergerak liar tidak berani menatap manik mata milik Grandpa nya.
Taomasa semakin menajamkan matanya mendengar pertanyaan dari cucunya, menurutnya cucunya terlalu bodoh saat mencari bahan untuk mengalihkan pembicaraan.
" Pertanyaan yang dia gunakan untuk mengalihkan pembicaraan kenapa sangat kontras dengan topik utama, cucuku benar-benar terlihat bodoh dan menggemaskan diwaktu yang bersamaan." Batin Taomasa.
" Jangan mengalihkan pembicaraan!" sinis Taomasa, membuat Iriana menghela napasnya berat mendengar ucapannya.
Jika sudah seperti ini dengan terpaksa Iriana harus berkata dengan jujur, sebenarnya dia sudah bisa menebak jika sebenarnya Grandpa Taomasa sudah tahu semua kegiatannya tapi Grandpa nya itu belum merasa puas jika belum mendengar langsung dari mulutnya.
" Biasa kegiatan anak muda." dengan santai Iriana menjawab pertanyaan Grandpa nya.
" Ya sudah segera masuk dan istirahat ini sudah hampir pagi." bagi Taomasa mendengar jawaban langsung dari mulut Iriana itu sudah cukup untuknya, dia hanya ingin memastikan jika Iriana tidak berbohong tentang kegiatan yang membuatnya pulang larut seperti sekarang ini.
Taomasa tidak akan menghukum Iriana hanya karna gadis itu pulang larut atau melakukan kegiatan Ekstrim, dia percaya sepenuhnya pada Iriana bahwa cucunya itu mampu menjaga dirinya sendiri dengan baik, tapi Taomasa akan sangat marah jika Iriana sampai berbohong apalagi terluka meskipun hanya sedikit saja.
Tanpa banyak kata Iriana segera pamit dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.
~IP
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments