Mobil mewah berwarna hitam menarik perhatian seluruh mahasiswa yang ada di halaman kampus Universitas terbesar di negara itu, banyak pasang mata yang tertuju pada tiga orang yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.
Siapa lagi jika bukan Iriana, Victor dan Barack yang memang selalu menjadi pusat perhatian semua orang di manapun mereka berada.
Iriana yang saat ini berjalan lebih dulu diikuti oleh Victor dan Barack yang berada di belakangnya perlahan melepaskan kacamata hitam yang sejak tadi bertengger di hidung mancungnya.
Jaket biru dan celana jeans hitam melekat sempurna di tubuh ramping Iriana, Tote bag yang terbuat dari kulit buaya asli tersemat di salah satu pundaknya.
Gadis itu mengibaskan rambut pirangnya hingga mampu menghipnotis para mahasiswa dengan pesonanya, beberapa dari mereka mulai bergumam pelan.
" Lady Black roses sungguh mempesona."
" Tidak masalah jika tidak bisa memilikinya, setidaknya aku masih bisa melihat kecantikan Iriana."
" Maha sempurna ciptaan Tuhan."
" Penampilan tomboi saja bisa secantik itu apalagi jika menggunakan mini dress, pasti gitar spanyol saja kalah seksi dari tubuhnya."
" Jangan sembarang bicara, jika mereka sampai mendengar ucapan mu sudah pasti kau akan dicekik hingga mati." Tukas salah satu mahasiswa yang mendengar celotehan temannya.
Meskipun pada kenyataannya memang benar bahwa tubuh Iriana lebih seksi dibandingkan gitar spanyol tapi semua orang sudah tahu jika dia tidak akan suka jika tubuhnya dibicarakan oleh orang lain terlebih seorang pria, begitu juga dengan Victor dan Barack yang tidak akan segan merobek mulut orang yang membicarakan kemolekan tubuh Iriana.
Iriana tersenyum miring saat melihat tatapan kagum dari mahasiswa yang ada di sana. Semua orang bisa melihat kecantikannya secara langsung tapi tidak berani mengucapkan satu katapun untuk mengungkapkan rasa kagum mereka sekalipun itu sebuah pujian.
" Lihatlah wajah orang-orang itu, terlihat jelas jika mereka sangat tersiksa, ingin memuji tapi takut mengeluarkan suara."sinis Barack yang juga menyadari tatapan semua orang yang tengah tertuju pada gadis di depannya.
Victor hanya diam tidak menanggapi ucapan Barack, namun dalam hatinya membenarkan perkataan sepupunya itu.
Kaki ketiga anak manusia itu terus melangkah menuju ke kelas mereka, Ketiga orang itu sama-sama mengambil jurusan bisnis.
Sebenarnya Barack tidak benar-benar berminat mempelajari bisnis tapi karena Iriana dan Victor memilih jurusan itu akhirnya dengan terpaksa dia mengambil jurusan yang sama.
Iriana duduk di kursinya dengan tenang sedangkan tangannya sibuk memainkan ponsel.
Brakk
Sebuah buku sengaja dibanting di depan Iriana hingga menyita perhatian teman sekelasnya.
" Ingin ku patahkan jari-jari mu itu Jes?" sahut Iriana tanpa menoleh ke arah orang yang dengan sengaja membanting bukunya.
" Kau tahu Iriana, kau itu sangat menyebalkan." tuding Jessica yang merupakan teman wanita satu-satunya yang Iriana miliki.
Wajah Jessica terlihat merah padam seperti tengah menahan amarah.
" Kenapa?." Jessica mendengus sebal mendengar respon Iriana yang terlampau santai, kemudian mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di samping Iriana.
" Samuel terus mengejar ku." keluh Jessica sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah Iriana.
" Itu bagus, bukankah kau memang menyukainya?" lagi-lagi Iriana menyahuti dengan santai tanpa menatap wajah Jessica yang saat ini menatapnya dengan tajam.
Setahu Iriana, Jesicca memang menyukai Samuel yang merupakan Kakak tingkat mereka sejak pertama kali mereka bertemu, Ralat! tepatnya sejak pertama kali Jessica melihat laki-laki itu, anggap saja seperti cinta pada pandangan pertama.
" Ya itu bagus jika dia mendekati ku karna memang menyukai ku, tapi pada kenyataannya dia mendekatiku karna ada maksud lain." Ketus Jessica sambil melipat tangannya di dada.
Kening Iriana berkerut tipis saat mendengar celotehan sahabatnya, dia pun menoleh sekilas menatap ke arah Jessica.
" Maksudmu?" tanyanya.
Jessica menghela napasnya lalu menatap Iriana dalam, " Dia mendekatiku karna ingin meminta nomor ponselmu, dia selalu menitipkan coklat dan bunga untukmu padaku." wajah Jessica terlihat sangat nelangsa saat mengatakan itu.
Dia mengakui jika Iriana sangat cantik, tapi dia tetap tidak rela jika laki-laki yang dia sukai justru menyukai wanita lain sekalipun itu sahabatnya sendiri.
" Sudah berapa kali dia menitipkan coklat padamu?" tanya Iriana dengan wajah datar tanpa ekspresi.
" Setiap hari selama enam bulan belakangan ini."
" Lalu kenapa aku tidak pernah menerima satu pun coklat selama ini?"
" Hehe aku tau kau tidak suka coklat itu sebabnya saat dia memberikan coklat itu aku langsung memakannya." Jessica tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Iriana hanya manggut-manggut karna apa yang dikatakan Jessica memang benar, dia sangat tidak menyukai coklat. Barack yang sedari tadi menyimak pembicaraan kedua gadis yang duduk di depannya hanya geleng-geleng, sedangkan Victor dia tidak peduli dan hanya fokus pada ponsel miliknya.
Kelas pun di mulai saat seorang dosen laki-laki memasuki kelas mereka.
Akhirnya kelas hari ini telah usai, Victor dan Barack sudah lebih dulu pergi ke parkiran, sedangkan Iriana masih menemani Jessica yang tiba-tiba dipanggil oleh dosen mereka.
Iriana duduk di bangku kosong yang ada di taman sambil menunggu kedatangan Jessica, semilir angin menerpa wajah dan rambutnya membuatnya semakin terlihat cantik.
" Hay." Mata tajam Iriana tertarik ke arah seseorang yang baru saja menyapanya.
Senyum menyeringai terbit di bibir berwarna pink alami itu, saat tahu jika orang yang sudah berani menyapanya adalah Samuel.
" Boleh aku duduk di sini?" tanya Samuel seraya menunjuk bangku kosong di samping Iriana dengan dagunya.
" Hm " singkat Iriana. Keheningan sempat tercipta setelah Samuel mendaratkan tubuhnya di samping Iriana, hingga suara laki-laki itu kembali terdengar.
" Kamu sedang apa di sini?"
" Apa mata mu sakit?" bukannya menjawab Iriana justru balik bertanya.
Samuel sempat terdiam menatap heran Iriana yang menanyakan matanya, tadi tak lama dia pun menjawab.
" Tidak, mataku baik-baik saja." jawabnya.
" Lalu kenapa kau masih bertanya bukankah sudah jelas aku sedang duduk." sahut Iriana datar.
Samuel tertawa mendengar jawaban Iriana, dia tidak merasa kesal sedikitpun, Samuel justru semakin penasaran dengan gadis yang ada di sampingnya, sebenarnya Iriana ini gadis yang seperti apa hingga membuatnya semakin tertarik untuk mengenal Iriana lebih dekat.
" Kamu ternyata tidak semenyeramkan seperti yang orang-orang katakan." Samuel tersenyum ke arah Iriana yang tengah menatapnya datar.
" Kau tidak mengenalku, jadi jangan buru-buru menilai diriku." sahut Iriana dingin.
" Maka biarkan aku mengenalmu lebih jauh lagi." wajah Samuel terlihat sangat serius saat mengatakan itu pada Iriana, membuat gadis itu tersenyum penuh arti, entah apa yang sedang Iriana pikirkan saat ini.
Samuel sempat terkejut melihat senyuman Iriana, sebelumnya gadis itu terlihat sangat cuek dan dingin terhadapnya tapi tiba-tiba saja tersenyum seperti sekarang ini, senyuman yang terlihat sangat manis di mata Samuel.
Pria itu membenarkan dua fakta yang dia dengar mengenai Iriana, pertama Fakta bahwa Iriana memang sangat cantik dan fakta kedua bahwa tidak ada yang bisa menebak seperti apa sosok Iriana yang sesungguhnya.
" Baiklah kemari kan ponselmu." pinta Iriana.
" Untuk apa?" Samuel kembali dibuat bingung tapi tetap menyerahkan ponselnya pada Iriana, dan diterima begitu saja oleh gadis itu.
Iriana mengetikkan nomornya di ponsel milik Samuel dan kembali mengembalikan ponsel itu pada Samuel setelah selesai.
Dia segera beranjak lalu berjalan menghampiri Jessica yang berdiri tidak jauh dari mereka tanpa berpamitan pada Samuel.
Sebenarnya sejak tadi Iriana sudah menyadari jika Jessica tengah memperhatikan interaksi antara dirinya dan Samuel tapi dia bersikap seolah tidak tahu.
" Hubungi aku jika kau ingin lebih mengenal seperti apa diriku yang sebenarnya." Setelah sampai di hadapan Jessica, Iriana kembali berucap tanpa berbalik menatap Samuel, setelah mengatakan itu dia segera melenggang pergi diikuti oleh Jessica di belakangnya.
~IP
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments