...Haiii,,,...
...Selamat membaca ya 🌸...
...Pokoknya ikuti terus ceritanya 🤗...
...Maafkan typo yang bertebaran 🙈🙏...
...🌸🌸🌸...
"Udah udah,,, jangan bahas Joni mulu. Kapan mau kasih tau mbak Meghanya? Udah makin berkurang nih jam makan siangnya." sungut Karin.
"Oh iya hampir lupa hehehe,,,Sebenarnya kalau pun gak usah makan siang asal kamu temenin gini juga om papa gak akan lapar lapar lho cil,,,"
"Gombal,,, Lapar emang nggak tapi besok kena serangan magh akut yang ada. Hmmm gaya gayaan kayak Abg aja." sungut Karin yang setelah menikah pernah mendapati Dion meringis menahan perutnya yang sakit akibat telat makan.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya,,, Dion itu perfeksionis dan on time. Jadi makan pun juga harus on time. Telat sedikit maka lambungnya akan unjuk rasa.
"Baiklah kalau gitu kamu mau suruh om papa makan apa hari ini cil??
"Mmm,,, bagaimana kalau nasi goreng aja?? Karin juga lagi pingin nasgor nih soalnya."
"Ok sayang. Kamu mau beli sendiri nasgornya apa sekalian Megha aku suruh belikan dan kirim kurir ke rumah??"
"Boleh juga seperti itu. Tapi kok jadinya malah terkesan Karin yang enak enakan ya kalau gini?? Kok malah suami yang repot ngurusin makan istrinya." Karin seperti malu.
"Memang apa salahnya kalau suami yang berbuat begitu?? Apa selalu harus istri yang repot repot dan suami terima beres?? Konsep menikah itu gak kayak gitu sayang,,, Menikah artinya saling kerjasama antar pasangan. Bukan saling meletakkan beban. Hari ini om papa yang urus makanmu,,, besok kamu. Gantian seperti itu. Jadi jangan merasa gak enak begitu ya."
Dion memang tak mempermasalahkannya.
"Tapi kalau orang lain melihat kan gak gitu pikirannya om papa."
"Lah ngapain peduli sama apa yang orang lain pikirkan sayang? Ini rumah tangga kita. Isinya ya om papa sama kamu aja. Jangan berikan celah bagi orang lain untuk terlalu masuk atau mempengaruhi pikiran kamu. Yang tau baik dan buruknya cuma kita sayang,,,, Orang lain itu tidak lebih hanya sekedar penonton yang bisanya hanya tepuk tangan kalau adegannya memuaskan hati mereka. Kalau tidak puas mereka menggerutu tanpa tau bagaimana rasanya menjalani peran kita. Intinya,,, keberadaan mereka hanya pemanis buat kita. Tidak lebih."
"Iya om papa. Karin mengerti sekarang."
"Stop mikir aneh aneh ya. Ingat kita ini lagi proses buat generasi penerus kita loh,,,Om papa mau kamu bahagia selalu sayang biar om papa tidak merasa gagal memikul tanggung jawab dan kepercayaan yang papamu berikan."
"Iya om papa bawel,,,"
"Mulai kan si bocil berulah. Ya sudah om papa telpon Megha dulu ya. Kamu tunggu makan siangnya segera diantar ke rumah. Apa mama sama papa ada di rumah juga?? Biar sekalian kirim buat mereka juga."
"Papa sama mama keluar dari tadi. Katanya mau ketemu rekan bisnis papa sekalian makan siang."
"Ok. Bye sayang. See you later di ranjang panas kita hahaha,,,"
Dion dan Karin menyelesaikan percakapan mereka setelah saling berucap salam. Tangan Dion langsung mencari kontak telpon Megha di ponselnya.
"Iya pak. Ada apa?" suara Megha sudah terdengar setelah nada sambung ke dua.
"Belikan aku nasi goreng biasanya. Bawa segera ke kantor. Satu lagi,,, kirim ke rumah. Carikan kurir untuk itu. Yang kirim ke rumah dahulukan."
"Baik pak." Megha tak banyak protes dan langsung memesan nasi goreng via order online sebelum dirinya sendiri buru buru menuju ke restorannya untuk mengambil yang sebungkus dibawa ke kantor.
"Gue cabut duluan ya." Pamit Megha buru buru pada teman teman sejawatnya yang makan siang bersamanya.
"Kemana sih buru buru banget??" tanya Dinda, salah satu pegawai Dion juga.
"Nih si bos minta makan. Sekalian kirim satu ke rumahnya." jawab Megha.
"Lah bukannya tadi lo bilang si bos udah disiapin makam sama bininya??"
"Tau ah,,," Megha angkat bahu.
"Gue heran deh sama si bos. Padahal selama ini tuh elo yang udah selalu urusin dia. Tapi kok malah nikahin wanita yang makan siang aja juga musti lo yang urus. Penasaran deh kita,,, kayak apa sih istri si bos?? Enak banget jadi dia kayaknya ya." Dewi, rekan satunya berkomentar.
"Aduh dasar netizen julid ya. Udah ah ghibahin istri pak Dion. Gue yang kebagian kerja aja gak ngeluh kok kalian yang pada heboh sih. Udah ah,,, gue duluan. Bye,,,"
Megha menyambar tasnya dan setengah berlarian keluar meski sepatu high heelsnya sedikit mempersulit larinya. Begitulah Megha yang selalu tidak pernah mau diajak membicarakan keburukan seseorang. Megha cenderung tidak mau tau bahkan kalau memang itu di luar kapasitasnya.
Tanpa Megha sadari,,, sifat itulah yang buat Dion juga mempertahankannya sebagai sekretarisnya. Tidak banyak protes dan selalu sigap.
"Kasihan ya si Megha. Pontang panting ngurus si bos. Sekarang malah ada bu bos juga. Itu wanita baru muncul di kehidupan bos udah bertingkah aja ya." ucap Dinda yang melihat Megha sudah naik ke taksinya.
"Gue heran deh,,,Kenapa si bos gak mau pernikahannya di ekspos ya?? Isi kawinnya di luar negeri lagi. Kita kita kan juga perlu tau wajah bu bos seperti apa. Ya gak??" Dewi menimpali.
"Ada skandal lah pastinya." Sandra angkat bicara.
"Masak sih???"
"Gue gak percaya kalau Megha sebenarnya gak punya hubungan khusus sama si bos deh. Mereka loh gue rasa deketnya itu udah lebih dari sekedar bos dan sekretaris."
"Iya sih,,Malah ya,, Dulu pernah kan Megha diajak ke pernikahan putra sahabat si bos yang katanya itu tertutup juga acaranya. Kalau Megha cuma sekretaris biasa,,, Pasti gak akan diajak juga."
"Mencurigakan gak sih??"
"Gue rasa Megha perlu dicurigain juga sih kalau gini. Bentar lagi pasti bakalan seru kalau istri bos udah dikenalin sama Megha. Seru nih,,, Seruuuu,,,,"
Ghibah ternyata masih berlanjut di antara kerumunan karyawan Dion. Dan makin seru membicarakan istri baru bosnya. Berbagai spekulasi pun dimunculkan meski mereka sama sekali belum tau siapa dan seperti apa istri bosnya. Tudingan tudingan jadi simpanan juga dilayangkan pada Megha meski Megha adalah teman mereka sendiri.
"Thank you Megha." ucap Dion begitu Megha masuk membawakan nasi goreng pesanannya.
"Sama sama bapak. Saya permisi keluar dulu." pamit Megha.
"Megha tunggu,,," seru Dion.
"Ya pak." Megha menahan langkahnya.
"Jangan punya pikiran atau tanggapan buruk pada istriku mengenai ini."
"Baik pak. Bapak tidak perlu mengatakan apa apa, saya sudah tau dan paham." Megha tersenyum.
"Terima kasih. Kamu boleh keluar." ucap Dion diiringi anggukan sopan Megha.
...🌸🌸🌸...
...Dasar netizen yaa,,, 🧐...
...Emang paling pinter kalau suruh memperkeruh keadaan 😀...
Yuk dukung author dengan beri vote, like dan komen ya 🌸❤️🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Dedeh Dian
wah netizen julid mulai beraksi...hati hati Karina
2022-11-15
1
Samiati Ati
next
2021-11-24
1
Bundanya Robby
gibah gibah gibah aja lah....
2021-11-24
1