BIDADARI TAK BERSAYAP
...Halo semuanya,,,...
...Selamat membaca ya🌸...
...Semoga gak keganggu dengan banyaknya typo 😀🙏...
...❤️❤️❤️...
Meski keputusannya menikah dengan duda keren yang lebih pantas menjadi papanya karena memang usianya sama dengan papanya itu cukup membuat hati Karin galau,,, Tapi nyatanya pria yang tak lagi muda itu mampu membahagiakan dirinya.
Meski dulu harus ada dilema takut tak direstui oleh papanya karena pria yang akan menikahinya ini adalah pria yang menjebloskan papanya ke penjara atas tindakan kriminalnya di masa lalu,,, Tapi nyatanya papanya kini juga turut berbahagia dengan pernikahannya.
Meski suami tuanya itu tak pernah sekali pun mengenalkan dirinya pada keluarganya,,, Namun nyatanya baik mama atau pun papa mertuanya sangat menerima dirinya dan mengabaikan usianya yang tertinggal jauh dari putra kesayangannya.
Di sinilah kisah Karina Saswita di mulai,,,
"Saya terima nikah dan kawinnya Karina Saswita binti Adi Saswita dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai."
Masih begitu terngiang di telinga Karin saat Dion suaminya mengucapkan kalimat itu dalam satu hentakan napasnya. Karin begitu bahagia saat pria itu resmi menghalalkannya.
"Kok senyum senyum sendiri gitu sih?? Mikirin apaan cil??"
Suara pria yang dicintainya terdengar lembut menyapa di telinganya. Pelukan tangan kekar yang sudah dikenalnya dengan baik itu pun makin dieratkan di pinggangnya seakan tak mau kalau mereka terpisahkan.
Dion memang paling suka memeluk Karin dari belakang seperti ini. Karena dengan begitu dia bisa leluasa menyentuh semua benda yang membuat gairahnya selalu terbakar karena melekat di tubuh istri kecilnya itu dengan leluasa.
"Om papa,,,Udah siang ini. Jangan raba raba terus dong." ucap Karin.
"Masih mau nih si Joni." rengek Dion.
...Masih kenal dan ingat sama Joni dong? 🤭...
"Kan udah semalam tiga kali,,,Masak masih mau lagi?? Gak capek apa Joninya??" Karin geleng kepala heran dengan ulah suaminya yang walau sudah berumur tapi jangan ditanya seberapa besar jiwa muda benda pusakanya.
"Tanyain sendiri tuh sama anaknya." jawab Dion sambil menggesek gesekkan Joni ke tubuh belakang istrinya.
"Ya ampun,,, Udah main bangun aja nih anak mama,,," Karin gemas dan tangannya pun menggapai barang alot yang terbuat dari urat urat penyalur kebahagiaan baginya dan suaminya itu.
"Kecup dong Joni,,," pinta Dion.
Karin melepaskan tangan Dion dari pinggangnya lalu memutar tubuhnya menghadap Dion. Dengan gerakan cepat Karin membungkuk dan mengecup tepat di kepala Joni yang selalu tampak mengkilat dan licin tanpa pelindungnya itu.
Cup,,,
"Udah ya." Karin berdiri tegak lagi.
"Gitu doang??" protes Dion.
"Om papa,,, Ini hari senin dan om papa bilang ada meeting kan?? Ini jam berapa coba,,," Karin menunjuk ke jam dinding yang ada di kamar mereka.
"What the hell,,,?? Cepat banget sih jamnya. Kasihan nih si Joni gak sempat sarapan dulu deh. Bajuku udah disiapin belum cil??" Dion tergopoh gopoh setelah tau jam sudah tidak mau kerjasama dengannya memanjakan Joni.
Hari ini adalah hari pertamanya kembali kerja setelah cuti dua minggu sejak dia menikahi Karin. Dion yang workaholic tentu sangat benci jika harus telat ngantor.
"Sudah Karin siapin di atas kasur bajunya. Tapi maaf kalau mungkin bajunya kurang pas paduannya,,,Karin kan baru pertama kalinya nyiapin baju kerja om papa." Karin terdengar tidak percaya diri dengan pilihannya sendiri untuk baju kerja Dion.
"Bocil sayang,,, Mulai sekarang apa pun yang kamu siapkan,, itu yang kupakai. Tidak ada rasa tidak percaya diri atau apa pun itu karena aku percaya,,, istri kecilku tersayang ini pasti memilihkannya dengan penuh cinta dan tak pernah ada keinginan sengaja buat suaminya yang kece badai ini jadi jelek. Iya kan??"
Dion mencubit gemas dagu Karin karena istrinya itu tersipu malu. Dion juga mencium puncak kepala istrinya yang ditutupi kerudung itu,,,Tidak luput juga kening,,pipi,, hidung,,, mata,,, dan bibirnya.
Semua tak ada yang tidak diabsen oleh Dion. Perlakuan Dion itu selalu membuat Karin merasa sangat dicintai.
"Eh sudah sudah,,,kok malah bablas sih,,," tegur Karin sambil mundur selangkah karena Dion malah keasyikan menikmati bibirnya dan tangannya mulai merayap di gundukan kembarnya.
"Hehehe,,, Habisnya kamu itu memabukkan sih cil." Dion meringis.
"Ya bagus dong kalau gitu,,,Daripada wanita lain yang lebih memabukkan om papa. Bisa bahaya kan kalau itu. Oh ya,,, Kira kira akan ada wanita lain gak di antara kita??" tanya Karin sambil membantu memakaikan kemeja Diob dan kancingnya.
"Ada,,,," sahut Dion membuat mata Karin mendelik.
"Ada mama kan??" tanya Dion tanpa rasa bersalah.
"Serius dong om papaaaa,,,," Karin memukul kecil dada Dion karena gemas.
"Loh serius,,, Itu ada mama di luar kamar kita lagi panggil kamu." kata Dion sambil menunjuk pintu.
Karin menoleh ke pintu dan memfokuskan telinganya agar bisa lebih jelas mendengar mama mertuanya memanggilnya.
"Karina,,,, sayang,,, Sudah bangun belum??" suara mama Herna terdengar.
Cup,,, Secepat kilat Dion mencium pipi putih kemerahan milik Karin yang masih terpampang di depan matanya itu.
"Tuh kan benar dipanggil mama." ucap Dion sebelum Karin protes karena dia curi curi cium.
"Karinaaa,,,"
Belum sempat Karin protes,, suara mama Herna kemnali terdengar. Mau tidak mau Karin harus menjawabnya dulu.
"Iya ma. Karina sudah bangun. Ini lagi bantu pakein bajunya om papa." jawab Karin dari dalam kamar.
"Iya sayang. Cepat turun ya. Dion musti sarapan sebelum kerja." suara mama Herna kembali terdengar.
"Iya ma."
Karin lebih mempercepat gerakan tangannya membantu Dion memakai semua perlengakapannya. Tanpa sengaja tangannya menyenggol Joni yang langsung bangun lagi.
"Aduh nakalnya anak mama ini,,, Bobo lagi ya sayang. Gak boleh nakal ikut papa kerja. Cari duit buat mama hihihi,,," Karin bicara sendiri sambil mengusap usap bagian menonjol itu dengan harapan si Joni mau tidur lagi.
"Ah persetan sama meeting,,,"
Dion mendorong tubuh Karin dan memutarnya membelakanginya. Dibungkukkannya tubuh Karin dan menyingkap gaun panjang istrinya itu tanpa lupa dengan cepat juga mengeluarkan Joni dari sarangnya.
Joni pun dengan girangnya dilepaskan. Dengan tegangnya namun lihai bergoyang menari nari di dalam lubuk terdalam milik Karin,,,Joni pun menyanyi.
Menumpahkan semua yang sudah sedari tadi meluap luap menuntut dibebaskan walau dengan gerakan berdiri begitu.
"Ahh,,," suara penanda kebahagiaan Dion karena Joni tak lagi menyiksanya.
"Om papa telat Cil,,," Dengan cepat Dion berlari ke kamar mandi membersihkan diri.
Karin hanya mengerucutkan bibirnya ditinggal begitu saja dengan cairan yang meluber saking banyaknya dan meleleh di sepanjang belahan kakinya.
...❤️❤️❤️...
...Author belum belum udah memanas aja isi ceritanya 😀...
Kirim vote, like dan komen kalian ya 🌸❤️🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Kholifah
lah iya ini episode pertama oii
2022-12-18
1
Dedeh Dian
up Thor..makasih
2022-11-15
1
Andriyah Nurhidayati
nyimak thor
2021-11-23
1