...Hai semua,,,...
...Selamat membaca ya 🌸...
...Maafkan typo yang bertebaran 🙈🙏...
...🌸🌸🌸...
"Karina,,, Lihat ini Dion jadi telat kerjanya." mama Herna menyambut keduanya yang berlarian turun dari tangga.
"Bukan salah Karin ma,,, Dion tadi tiba tiba mules. Jadi musti ke toilet lagi deh."
"Oh gitu,,, Maafin mama ya Rina." mama Herna mendekap menantunya dan merasa menyesal.
"Gak apa apa kok ma. Karin malah makasi banget sama mama karena mama masih tetap peduli banget sama jadwal om papa." Karin tersenyum.
"Kamu itu kenapa sih panggil om papa. Panggil mas atau sayang aja gitu kan lebih enak,,, Om papa itu lucu lho kedengarannya." mama Herna menepuk pelan tangan Karin.
"Kamu juga Dion." seru mama Herna.
UHUUKK,,, Dion yang minum susu buru buru jadi tersedak.
"Kok jadi Dion kena juga??" protesnya sambil mengusap lelehan susu di sekitar bibir dan bajunya dibantu Karin.
"Panggil istri itu mbokya yang bagus gitu. Masak bocil,,," protes mama Herna.
"Yah mama,,, Kayak gitu aja kok dijadiin perkara sih. Justru lucu itu kan bikin ketawa dan awet muda. Panggilan itu mau apa aja asal nyaman gak masalah ma. Gak usah malu sama tetangga atau orang yang dengerin. Kalau mereka suka pasti mereka ketawa,,, kalau mereka gak suka ya itu urusan mereka hahaha,,,"
Dion yang memang begundalan mana pernah menganggap omongan mamanya itu serius atau sampai diambil hati.
"Dasar anak nakal,,," Mama Herna menjewer telinganya.
"Mamaaaa,,, Dion ni udah jadi suami Karin loh masak masih dijewer di depan istri gini sih?? Lagian ya,,, Mama protes mulu sama panggilan kita berdua,,, Lah mama sendiri gak mau panggil Karin aja,,, Selalu Karina. Kenapa hayoo,,,???"
"Apa salahnya memangnya kalau mama panggil Karina?? Orang emang itu namanya. Dan mama lebih nyaman panggil dia seperti itu. Karina,,, Rina,, Bagus kok menurut mama itu." Mama Herna tak mau kalah.
"Ya sama kalau gitu sama kita. Orang kita nyamannya gitu gimana hayooo,,,," Dion tetap menguji kesabaran Herna.
"Yowes terserah kamu aja wes." mama Herna menyerah juga.
"Cieee,,, logat jawanya keluar lagi nih istri papa. Hawaii ini ma,,, Hawaii,,," goda Dion.
"Kalau pun di Hawaii juga apa salahnya pakai bahasa Jawa. Jangan pernah lupa dari mana kita berasal Dion." papa Hengki yang baru turun mau ikut sarapan langsung ceramah subuh.
"Ya,,, Ya,,, Ya,,," Dion mengabaikannya seperti biasa.
"Selamat pagi papa,,," sapa Karin.
"Selamat pagi sayang. Sudah dua minggu tinggal sama kita,, Apa kamu sudah terbiasa dengan adu pendapat kami seperti ini???" tanya Papa Hengki.
"Hehehe,,, Papa bisa saja." Karin tau papa Hengki hanya sedang bercanda.
Begitulah suasana hangat yang tercipta dalam keluarga Dion. Mama yang meski bawel tapi sangat perhatian,,, Papa yang selalu suka meng"kuliah"i dengan kata kata mutiara atau kata kata bijaknya,,, Dan yang terpenting ada Dion yang selalu mencintai Karin.
Karin mengucap ribuan syukur untuk nikmat tuhan yang satu ini. Karin merasa jauh lebih beruntung daripada beberapa teman lamanya yang rumah tangganya tak seindah impian mereka dulunya.
Ada juga yang rumah tangganya bahagia,, Tapi mertuanya membuat perkara. Yah namanya saja rumah tangga ya,,, Kalau gak ada perkara atau cobaan namanya bukan rumah tangga tapi rumah rumahan barbie.
"Om papa berangkat dulu ya cil,,, Kamu baik baik di rumah. Uang yang aku berikan masih ada? Atau kamu butuh tambahan lagi?? Oh ya,,, Kenapa kartu kredit platinum yang aku berikan padamu masih tetap di atas nakas?? Kamu gak memakainya sayang??"
Dion bertubi tubi melempar pertanyaan sambil berjalan keluar buru buru menuju mobilnya. Dia sudah sangat terlambat gara gara ulah Joni tadi.
"Satu satu nanyanya kenapa sih om papa??? Kan Karij bingung jawab yang mana dulu,,," protes Karin dengan wajah manjanya.
"Aduh please deh sayang jangan manis manis manja gitu. Joni berontak lagi nanti." bisik Dion.
"Ya ayo lagi kalau gitu,,," tantang Karin menggodanya.
"Hhmm nantang yaaa. Pokoknya malam ini giliran kamu di atas."
"Okeh,,, Mau berapa ronde??" tantang Karin lagi.
"Cil please,,, Om papa bisa cuti lagi nih,,," Dion mulai tak kuat menahan gejolak si Joni.
"Hahaha,,, Jangan ah. Kasihan kerjaannya udah ditinggal lama. Karyawannya juga pasti udah kangen lihat bos kece badainya ini. Udah sana,,,Berangkat dulu cari duit yang banyaaaakkkk,,," seru Karin.
"Hmmm bilang kayak gitu emang gak takut kalau beneran ada yang kangen sama suamimu ini di kantor???" goda Dion.
"Kalau pun ada yang berani begitu Karin datangin aja dia." sahut Karin cuek.
"Mau ngapain?? Dicakar cakar ala ala Abg kalau pacarnya ketauan selingkuh???" cibir Dion.
"Gak lah,,, Karin ajak duduk ngopi bareng aja sambil bahas kapan mau diresmiin hubungan kalian biar om papa dan Joni tau rasa suruh nyemprotin kita berdua terus terusan. Biar copot,, copot deh tuh pinggang!!!" nada Karin terdengar kesal sekarang tapi lucu bagi Dion.
"Hahahha,,, Keren keren!! Seru kayaknya ya kalau gitu,,," Dion malah mengiyakan.
Karin mendelik dan berkacak pinggang membuat Dion merasa gemas lalu mendekap erat tubuh istrinya itu.
"Tidak ada wanita seperti itu di kantor atau di mana pun sayang. Sekali om papa menikahimu,,, maka hanya kamu yang akan terus dihajar Joni. Aaawww,,," Dion mengaduh karena Karin mencubit pinggangnya lumayan keras saking gemasnya.
"Diiiioooonnnn,,, Masih belum berangkat juga kamu???? Jam berapa ini????" teriak mama Herna yang sedari tadi belum mendengar deru mobil anaknya.
"Mama ganggu aja nih,,," Sungut Dion.
"Mama benar kali,,, Udah sana berangkat dulu om papa,,,," Belum selesai Karin bicara Dion sudah melahap bibir mungil itu.
Karin megap megap kehabisan napas dibuatnya. Tanpa sepengetahuan kedua insan yang tengah saling melilit itu,,, dua orang dewasa berdiri di depan pintu tengah tersenyum sambil saling merangkul dan melihat ke arah mereka.
"Lihat itu Dion. Mirip papa dulu pas masih baru baru kita menikah. Maunya nempeeeelll mulu sama mama." ucap Mama Herna.
"Sampai sekarang juga masih gitu kan???" papa Hengki tak memungkiri.
"Kita doakan semoga rumah tangga Dion kali ini langgeng ya pa. Semoga juga segera dikaruniai anak. Aamiin,,," mama Herna berdoa.
"Aamiin,,, Yang jelas walau sangat menginginkan cucu,,, kita jangan terlalu menuntut biar tidak jadi beban mental untuk mereka ma." papa Hengki menasehati.
"Iya pa,, Mama ngerti."
"Eh mama,,, papa,,," Karin malu banget ternyata aksinya dan Dion dilihat mereka.
"Santai,,, kami malah seneng lihat kalian bahagia begitu." Mama Herna menarik Karin ke sebelahnya.
Semuanya lalu melambaikan tangan pada Dion.
... ❤️❤️❤️...
...Author ikut bahagia melihat mereka bahagia 🤗...
...Kalian gimana?? Bahagia juga gak?? ...
Dukung author dengan vote, like dan komen yaa 🌹🌸❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sri Ariesto
awal yg bahagia dan semoga selamanya akan indah jangan ada pelakor ya thor klo ada certa pelakor rasanya males baca. 😊😊😊😊🙏👌
2023-03-28
1
Dedeh Dian
ikut bahagia dong..
2022-11-15
1
Bundanya Robby
klw gak mau terpisah ya di ajak ke kantor aja biar Deket terus Joni .kapan mau tinggal embat om Dion....kan seru tuh
2021-11-24
1