Kiran masih menatap takjub pada sekeliling kamar, memperhatikan segala hal yang ia tidak pernah lihat sebelumnya secara langsung, dia merupakan gadis yang kritis, ingin tahu, cepat belajar dan mudah beradaptasi.
Sesekali ia melihat kepada Luke duduk didepan mini bar disisi lain kamar sedang menghubungi seseorang, Kiran yang sudah duduk di ujung ranjang memiringkan kepalanya terus melihar Luke, memperhatikan dari ujung kaki hingga kepala, bisakah lelaki itu dipercaya?
Sosok tampan berwajah bule, bebicara dengan sangat lugas dan jelas, bersikap sangat tegas, dia mencari calon istrinya yang hilang? bagaimana bisa?
"Hi Om, Sir atau Mister? Kau bahkan tidak memperkenalkan namamu tapi aku bisa sampai disini."
Luke yang sedang menghubungi seseorang disana menoleh, lalu ia menyeringai, "Om? uncle? Kau memanggilku itu, lanjutkan! Apa pentingnya nama?"
Kiran menaikan kakinya diatas ranjang kemudian menekuk dan memeluknya, "Aku tidak tahu senang atau sedih berada disini namun setidaknya aku merasa lebih aman untuk beberapa jam kedepan, aku baru 2 bulan di kota ini, dulu aku di kampung sebuah daerah terpencil di kota Lampung, kau pasti tidak tahu dimana itu. Singkat cerita ledua orang tuaku sudah bercerai lama dan baru-baru saja ibuku di kampung menikah membuat aku sampai disini mencari ayahku. Aku fikir, aku akan mendapatkan kehidupan yang baik, ternyata tidak sama sekali."
Luke meletakkan ponselnya, cerita Kiran terdengar menarik untuk didengar, "Tidak baik sama sekali? Kenapa kau tidak kembali saja?"
"Kembali?" Kiran lantas tertawa, "Ibuku sudah menikah dan pergi entah kemana bersama suaminya dan aku hanya ada seorang nenek mana mungkin aku belum jadi apapun."
"Kau mau jadi apa?"
Kiran tertawa, "Jadi apa? Entahlah aku hanya ingin punya penghasilan dan pekerjaan yang baik, namun begitu sulit aku rasa yang mana bapakku membuat semuanya semakin sulit, dia bersikeras menawarkan aku kepada orang-orang kaya ditempat dia bekerja."
Sebuah senyuman terbit dari bibir Luke, "Kau menjalani hal yang sama seperti yang di jalani Dayana orang sedang ku cari jalani, sayangnya kau masih terlalu kecil."
"Apa? Calon istrimu itujuga?"
"Hemm... aku terlambat, dulu aku terlalu sibuk bekerja, sibuk dengan semua kewajibanku hingga aku lalai dan harus kehilangan dia yang sedari lama bersamaku. Bibinya yang sama seperti orang tuamu itu."
Kiran menjadi serius menatap Luke, "Kau ada dinegara ini karena dia?"
Luke pun tertawa, "Bukan hanya di negara ini, aku juga sudah dari Hongkong dan Singapura, si pengusaha itu membawa gadisku kemanapun bahkan sampai di negara ini."
"Dia memperistri gadismu?"
"Hemmm, mungkin."
"Apakah dia bahagia?"
"Ku rasa tidak, kami sudah berencana menikah, aku menyesali semuanya andai aku tidak terlambat pasti saat ini kami sudah bersama."
"Apa yang kau lakulan? Jika kau mencintai dia bagaimana kau bisa lalai?"
"Kucing kecil kau mengatakan cinta?" Luke mentertawakan Kiran, "Ya baiklah, keadaan membuat kau lebih matang jauh di atasmu."
"Apa yang salah, rasaku pertanyaanku benar, kalian akan menikah bagaimana bisa kehilangan dia."
Luke tertawa lagi lalu bangkit dari tempatnya, "Hubunganku baik-baik saja namun pekerjaanku terlalu rumit, tidurlah kucing kecil fikirkan dirimu, urusanku biar aku yang fikirkan."
"Kau mau pergi saat aku tidur?"
"Menurutmu seperti itu?"
"Hemm entahlah!"
Tawaan masih terpancar pada wajah Luke, sungguh gadis kecil ini jenis langka jika dinegaranya, "Ayo ikut aku, kita belajar buka pintu, dan cara menggunakan elevator."
Luke menarik tangan Kiran dari tempa tidur dan Kiran pun pasrah begitu saja mengikutinya, "Jika dari dalam kau bisa membukanya dengan mudah seperti ini..." Luke memperagakan caranya, "Kartunya jangan tertinggal jika pergi nanti kau tidak bisa masuk dan akan menyusahkan orang lain, panel lampu disebelah sana. Akam otomasis menyala saat masuk dan kau bisa mengaturnya sendiri."
"Jika hanya menyalakan lampu aku mengerti."
"Hemm, kamar mandinya? aku yakin pasti berbeda bukan?"
"Berbeda? Biasanya ditempatmu seperti apa?"
"Dengan menyiramnya dengan sebuah gayung.... " Luke tertawa, "Gayung? Benda apa itu?"
"Sebuah benda untuk mengambil air, kau tidak mengerti gayung?"
"Hemm, pergilah masuk, kau bisa melihatnya sendiri, tidak ada yang sulit disetiap alat ada sebuah keterangannya, ku fikir kau sangat pintar hanya saja tidak pernah menggunakan."
"Tidak, aku hanya ingin tahu cara menggunakan lift, aku takut jika kau tiba-tiba menghilang akan bagaimana aku." Tatapnya dengan wajah serius
Luke semakin tertawa rasanya gemas sekali dengan gadis ini, "Kau punya mulut, kau bisa meminta bantuan orang lain, lagi pula ada tangga darurat dihotel ini."
"Ada?"
"Hemmm..."
Luke berlalu keluar dari kamar untuk menunjukkan semua hal para Kiran, ia sepertinya benar-benar dari sebuah desa terpencil.
Kiran mengikuti langkah Luke dibelakang, "Kau tidak ingin tahu namaku?"
"Kucing kecil."
"Aku tidak kecil, usiaku sudah 20tahun, berhenti memanggilku kucing, itu tidak baik!"
Luke semakin terkekeh, "Apa? kau baru 20tahun, panggil aku paman itu lebih pantas."
"AWWWh... " Tiba-tiba sendal Kiran putus terinjal oleh kakinya sendiri, ia berhenti segera lalu berjongkok mengambil sendalnya itu, "Lihatlah semua seakan ikut cari masalah saat kondisi seperti ini."
Luke berdiri melihat itu segera ia mengambil sendal Kiran lalu membuangnya, "Dia tidak salah, memang sudah waktunya rusak, tunggulah disini aku ambil sendal hotel."
"Ah tidak, jangan buang-buang uang dengan membeli sandal di hotel, aku tidak ingin banyak makan jasa."
OH GOD
HAHA...
Luke tertawa lihatlah betapa polosnya dia, "Aku minta nyawa bukan jasa," Segera lelaki itu kembali kekamarnya mengambilkan sandal.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NASIB OM LUKE AKN SAMA DGN OM ALEX YG AKAN DAPAT GADIS DAUN MUDA... SEGER MELINTIR....
2023-08-17
0
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
kucing Luke lucu juga ternyata🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-12-30
0
Anggi King
😍😍
2022-07-20
1