Di sebuah club malam lain, tepat diseberang jalan dimana Kiran berada, Luke sedang melakukan pertemuan dengan beberapa rekannya yang juga merupakan pendatang disana beberapa orang juga sudah menetap dan menjadi warga penduduk disana.
Ada 3 orang lelaki dewasa Mily, Fabian dan Arga dia penduduk asli Jakarta namun Luke pernah kenal sebab dia sebab Arga pernah magang di perusahaan pengiklanan milik Morean Sanden beberapa tahun silam dan sudah membuka agency sendiri di Jakarta.
“Ada banyak hal semacam itu di ibukota, bahkan ada sebuah tempat dimana menjadikan pernikahan kontrak sebagai nama lain dari perdagangan manusia,” ucap lelaki bernama Arga itu pada Luke yang menceritakan Dayana dan Kiran yang saat ini.
“So sad…” sahut Fabian.
“Tapi tidak jarang juga gadis-gadis muda menjual diri mereka karena kemauan sendiri dan kurasa lebih banyak dari yang dipaksa menjual diri.” ujar Mily lelaki seumuran Luke tersebut.
“Itu tidak hanya dinegara ini saja tapi semua negara juga ada, jangan berpura-pura bodoh padahal kau juga peminat mereka.” Arga tertawa, “Bagaimana gadis kecil itu sudah menghubungimu?”
Luke meraih ponsel miliknya melihat pemberitahuan disana lalu mengendikkan bahunya, “Tidak ada apapun,” Namun Luke sudah merasa tidak tenang bagaimana jika gadis itu dibuat tidak b isa menggunakan ponsel atau kesulitan untuk menghubungi.
“Temanku bilang pabrik garmen atas nama yang kau sebutkan itu, tempat orang yang membeli Dayana kekasihmu itu tidak ada terdata kau yakin itu namanya? Setelah aku lacak memang ada di hongkong dan di Singapura tetapi yang diSingapura bahkan sudah tutup setahun lalu,” Perlihatkan Arga gawai iliknya.
“Nah itu dia, dari informasi yang aku dapat sudah tidak beroperasi tapi pabriknya masih ada disana katanya berpindah ke Jakarta atau mungkin mereka ganti nama lain?”
Mily tertawa, “Ada banyak pabrik Garment dikota ini, jika kau bersedia kau bisa memeriksanya satu-satu.”
“Tidak masalah aku memang akan memeriksa satu persatu lagi pula seluruh pabrik resmi punya data dan izin yang lengka bukan? Mungkin aku bisa mendatangi sebuah lembaga untuk memeriksa.” Jelas Luke.
“Ide bagus, tenang aku akan membantumu, Luxurious!” Tepuk Arga lelaki tampan itu pundak Luke.
“Yah, kami juga…tenanglah,” ucap kedua pria bule itu pula.
“Terimakasih guys…”
Luke kembali melirik pada ponselnya dia sudah hampir dua jam meninggalkan Kiran disana namun sama seklai gadis itu tidak mengirimkan informasi apapun, apakah semua baik-baik saja?
Beberapa menit Luke diam ia tidak lagi nyambung apa yang ketiga lelaki dewasa rekannya itu bicarakan.
Hanya tubuhnya saja yang berada disana namun fikirannya sudah melanglang buana jauh ketempat Kiran berada. Lluke takut hal buruk pada Dayana menimpa juga pada Kiran.
“Hhemm…baiklah semua, aku mahu lihat situsasi dulu, gadis itu tidak juga menghubungiku, aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya,” Luke bangkit meraih kunci mobilnya.
“Oke bro lanjut, semoga semuanya berhasil dan lancar!” ucap Mily.
Arga kembali mensesap botol birnya, mengangkat tangan meminta Luke menunggu, “Aku ikut Luke! Mungkin kau perlu bantuan menghadapi orang-orang seperti mereka.”
“Aku juga mau ikut!” Fabian menimpali.
“Tetap disini Fab, datang beramai-ramai bisa membuat kacau, kita berjaga dari jauh jika mereka sudah perlu bantuan barulah kita datang,” ujar Mily kemudian.
“Ya Mily benar, ayo Ga!” Luke segera berlalu dari sana diikuti Arga kemudian.
...***...
Di tempat hiburan lain, Kira menahan tangis disudut ruangan pakaian yang wanita suruhan bapaknya berikan itu begitu terbuka, belahan dadanyaa begitu teekspose dua benda bulat itu tepampang sisi-sisnya, yang mana dressnya begitu mini hanya sepaha dan jika dia duduk mungkin akan memperlihatkan pakaian daalam bermotif panda miliknya itu.
Kiran juga tidak tahu dimana tas yang ia letakkan di sofa tempat dia berganti pakaian tadi, semuanya sudah hilang mungkin sang bapak yang mengambilnya.
“KIRANNNN!”
Suara pintu terbuka dan teriakan bapak terdengar jelas diruangan ganti yang gelap itu, Kiran terlonjak kaget segera menutupi belahan dadanya.
“Apa yang ditutup buka saja, semua disini terbiasa seperti itu, ini bukan kampungamu jika memakai rok mini sana dilihat, orang telaanjang saja tidak ada yang peduli disini, sesuaikan tempatmu jika kau ingin berkembang maju, buang sikap dan sifat primitifmu!”
“Ta-pi ini terlalu terbuka pak!” Kesal Kiran.
“Ini hanya belum terbiasa ayo keluar, jangan mempermalukan aku yang membawamu! Sekali lagi jangan panggil aku bapak ditempat ini, ada dua orang yang akan melihatmu, Pak Kashmir seorang pengusaha bahan bakar dan Mister Celonatan pemilik beberapa hotel di Bali, pastikan kau tidka mengecewakan.”
...***...
Setengah jam berlalu Kiran sudah diperkenalkan dengan dua orang yang bapaknya dapatkan itu secara bergantian, seorang wanita yang memberikan pakaian untuk Kiran itu menemani Kiran dan memperkenalkan Kiran sebagai rekannya.
Kini negosiasi harga sedang terjadi Yuda memastikan bahwa gadis yang dibawanya adalah berkualitas tinggi dan merupakan barang yang masih terjaminan kualitasnya, setelah memperlihatkan dirinya dan mendapatkan santapan menjijikan penuh selera dari orang-orang yang akan membelinya, Kiran pun dibawa lagi kesebuah ruangan oleh wanita suruhan bapaknya itu.
“IBU!! Hiksss Hiksss Ibu!” Kiran menangis disebuah tempat tamaram. Kedaan sungguh begitu kejam menimpa gadis itu, entah dimana Luke saat ini. Kini Kiran merasakan sedikit tidak nyaman pada titik diri area sensitivenya.
Kiran berjongkok disana, sungguh manusia tidak berkprimanusiaan semua yanga di sini. Kiran terus memeluk dirinya sedari disana melihat terus kearah pintu. Kiran terus tersentak setiap kali ada suara apapun yang terdengar masuk keruangan itu.
“Katanya kau akan melindungiku? Kau dimana?” Hiksss hikss.. “IBU!!!!”
“JANGAN MENANGIS!” Bentak wanita itu, “Sudah menyerah saja, inilah realita hidup keterpaksaan akan menjadi sebuah kebiasaan dan suka, makan pil ini kau akan aman, aku akan mengajarimu banyak hal,” ulur wanita itu sebuah tablet pil.
“A-apa ini? Aku tidak mau.”
“Permen, makanlah kau akan butuh ini,” Wanita itu juga mengulur sebotol minuman untuk Kiran, “Ayo minum cepat!” Paksa wanita itu kemudian.
Dengan ragu Kiran mengambilnya pil itu sudah dibuka oleh wanita itu, Kiran mengeluarkannya menatapnya lamat-lamat hendak membaca keterangan diatas tablet itu.
“Kau lama sekali ayo telan cepat! Ini product bagus minum sekarang ampuh jika beberapa saat lagi hal yang tidak diinginkan terjadi,” Wanita itu mencekoki Kiran pil itu.
“Ja-jangan!”
“Minum cepat! Aku justru menyelamatkanmu!” Bentak wanita itu, “Berbahagialah kau minta uang lebih Dari Yuda mala mini, dia mendapatkan uanga yang banyak karenamu mala mini.”
Kiran nayris ingin muntah namun tidak jadi, ia sudah berhasil meminum pil dari wanita itu, “A-aku—“
“’Sudah jangan aku! Aku...aku, sini mendekatlah aku akan memberikanmu banyak tips untuk menjalani semuanya pekerjaan ini, kau mungkin akan menjadi seorang simpanan atau hanya teman tidur dari para laki-laki itu, pastikan kau pintar menyimpan uangamu, kau tidak selamanya di atas….”
Hiksss hiksss...
Kiran menangis seketika, apa maksud wanita ini, apakah dia sudah terjual saat ini, dimana lelaki itu, lelaki yang menjadi malaikat penolongnya beberapa waktu ini, “A-aku siapa yang membeli? A-aku harus apa?”
Wanita itu tertawa, “Harus apa? HAHA…Apa lagi yang mereka mau darimu, ya kehangatan ranjang bersamamu, kau fikir mereka mau memperistri sampah-sampah dan manusia rendahan dari tempat ini.”
Kiran meremasi pakaiannya, hidupnya hancur saat ini, selamat datang dunia kelam, ibu….Ine… Semua ini demi kalian.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Santi Liana
😢😢kejam
2024-11-09
0
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
lukee mna😳😳😳😳😳😳😳😳
2022-12-30
0
Cucu Ulpah
cepet datang luke selamatkan kiran
2022-10-04
1