Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
Pov author
Keesokan harinya, Salma dan Thomas menyempatkan diri mereka untuk berkunjung ke rumah yang ingin mereka survei sebelum dibeli dan ditempati
"Ini airnya lancar ngga? "
"Airnya lancar, karena disini ada sumber mata air, jadinya bisa menggunakan air dari sumur sendiri" jelas pemilik rumah tersebut kepada Salma dan Thomas
Thomas dan Salma melihat lagi ke dalam, mereka melihat rumah yang disurvei tersebut lebar dan luas, bahkan memiliki halaman belakang rumahnya
"Hmmm, lumayan bagus disini, mas. Aku setuju kalau kita ambil rumah ini, karena lumayan nyaman"
Salma melanjutkan melihat lihat rumahnya, ia cukup puas, walaupun tak bertingkat, setidaknya rumahnya luas dan nyaman
"Besok atau lusa saya datang ke sini lagi ya, pak"
"Oh iya mas, terimakasih telah mengambil rumah ini"
Thomas dan Salma memutuskan untuk pulang, mereka bersiap siap untuk pergi ke tempat kerja masing-masing
"Mas, rumahnya cukup bagus, halaman belakang nya juga, pantas aja harganya mahal... "
"Iya, tapi kamu gak nuntut rumah harus bertingkat kan? "
"Gak lah, malah aku senang rumah kayak gitu, mas. Soalnya kalau dirumah yang kita tempati sekarang, kalau lagi sendirian suka parno, sering mikir diatas ada orang gitu.... "
"Oh, itu alasan kamu takut ya? "
"Mau ngejek gitu? "
Thomas hanya tertawa, sedangkan Salma mendengus kesal dengan lawakan suaminya
Malam harinya, keempat keluarga tersebut sedang makan malam, tampak sangat menikmati makanan yang ter hidang diatas meja
"Marsel, Misella, papa boleh ngomong sesuatu sama kalian ngga? "
Marsel dan Misella menatap Thomas, mereka menganggukan kepalanya
"Apa papa? "
"Marsel sama Misella bakalan punya rumah baru! "
Marsel dan Misella menatap bingung, Marsel langsung ngeh dan berubah ekspresi nya menjadi sedih, sedangkan Misella masih bingung
"Kita pindah, papa? " tanya Marsel
"E..eh... I..iya nak, kita pindah ke rumah baru, bagus loh tempatnya... "
"T.. Tapi, Marsel suka disini, papa... "
Marsel menangis, Salma dan Thomas menatap kasihan pada anak sulung mereka, mereka tau bahwa anak sulung nya tak akan rela meninggalkan rumah yang telah mengukir kenangan
"Maaf ya Marsel.... "
Marsel hanya sesenggukan, ia masih menangis, karena tak ingin terpisah dari rumahnya
Selesai makan, Marsel berjalan ke setiap sudut sudut ruangan, satu persatu barang ia peluk dan dicium
"Sayang, Marsel kenapa? "
"Kayaknya ucapan say goodbye gitu, mas. Aku kasihan lihat dia... "
Thomas berdiri, ia mendekat ke arah Marsel dan menegur anaknya
"Marsel kenapa? "
"Marsel lagi peluk barang barang, Marsel bakal rindu sama mereka nanti.... "
Thomas memeluk anaknya, ia menggendong anaknya menuju ke ruang utama
"Jangan sedih lagi ya, sayang, nanti kita punya rumah baru, yang luas pastinya, dan bisa nyimpen mainannya Marsel.... "
Thomas menghibur Marsel, tetapi hiburan tersebut tak mempan oleh Marsel
Salma dan Thomas kebingungan, mereka hanya bisa mengelus punggung anaknya dan menjelaskan satu persatu ucapan tentang pindahan rumah
.
Pov Salma
2 hari berikutnya, mobil pindahan kami akhirnya datang, semua keluargaku termasuk keluarga Thomas dan aku datang untuk membantu, hari ini kami semua kompak
"Barang barang yang lainnya sudah belum? Diperiksa lagi, nanti ketinggalan loh... " Ucap mama padaku
"Udah kok mah, tinggal tanaman tanaman yang ada di teras belakang lagi, mah, itupun kita mau nyewa mobil pick-up"
"Kenapa nyewa? Di rumah papa ada mobil pick-up, itupun titipan om Kino kamu semalam"
"Dipinjem boleh gak pah? "
"Ya boleh lah, nanti suruh Thomas ikut papa buat ngambil mobilnya"
Aku menganggukan kepalaku, kemudian berjalan memanggil mas Thomas
"Mas, kamu mau gak ikut sama papaku? "
"Hmm, mau ngapain? "
"Mas ikut sama papa buat ngambil mobil pick-up di rumah nya... "
"Untuk? "
"Untuk ngangkut tanaman tanamannya mas, mas mau semua tanaman ini tinggal aja disini? "
"Gak lah, iya mas ikut papamu"
Mas Thomas berdiri dari tempat ia berjongkok di depan bunga bunga kesayangan nya, ia berjalan menyusul papaku untuk mengambil mobil pick-up, pemikiran papa bagus juga, jadinya aku tak keluar biaya lagi untuk mengangkut barang barang lainnya
"Salma, itu kardus kok ditaruh disana aja ya? Gak dibawa gitu? " tanya mama mertua padaku
Aku mulai berpikiran iseng, dengan raut wajahku meyakinkan dia nantinya
"Dibiarin aja disana, barang terlarang soalnya... "
"Hah?! Barang terlarang?! "
Ekspresi terkejut itu yang kutunggu dari mama mertua, aku hanya bisa menahan tawaku saat melihat ekspresi nya
Tiba-tiba kepalaku seperti ada yang menjitak, aku menatap ke belakang dan itu mas Thomas
"Gak ada mah, itu kardus isinya barang barang bayi anak anak kami, Salma kerjaannya iseng mulu, kualat"
Aku hanya tertawa, mama mertua menatap sinis padaku
"Kualat kamu sama mama mertuamu, Salma, nakut nakutin aja"
"Maaf ya mah, iseng aja tadi... "
Mama mertuaku menggeleng kepalanya, aku hanya cengengesan sambil ditatap mas Thomas
.
.
Setelah selesai, mas Thomas menyuruhku dengan anak anak untuk naik mobil duluan, ia mengunci pintu dan ikut menyusul ke dalam mobil bersama kedua orangtua kami
"Udah siap semua ini? "
"Sudah semua ini masuk ke mobil? "
"Sudah, sebagian di mobil lain, itu mama sama papa kamu, sayang"
Aku menganggukan kepalaku, mas Thomas menjalankan mobilnya sambil menggiring mobil pindahan yang ada didepan kami
Marsel dengan airmatanya menatap rumah lama kami yang telah dijual, aku hanya bisa memeluknya dan mengelus punggung nya, aku tau perasaan nya sekarang
"Udah ya sayang, kapan kapan kita mampir lagi kesini... "
"M.. Marsel mau... T.. Terus ke... Sini... "
Aku memeluk Marsel, ia memeluk ku dengan erat
Aku menatap lagi rumah lama, perasaanku sudah sama seperti anakku sekarang
'Terimakasih buat kenang kenangan selama 6 tahun ini, rumah, semoga kamu bisa terurus oleh pemilik baru... '
.
.
Menempuh waktu perjalanan yang cukup lama, akhirnya sampai juga
Mama dan papaku memuji kondisi rumah baru kami, karena tempat tinggal baru kami di dekat persawahan dan perumahan
Rumah kami tidak termasuk di perumahan, hanya rumah biasa saja
"Asri banget rumahmu, Salma, suamimu bagus banget milih tempat tinggal yang baru dan cocok"
"Iya mah, lagipula disini udaranya segar dan pemandangan gak hanya rumah rumah tetangga doang, tapi persawahan juga ada" jelasku
"Ayok ah langsung masuk ke rumahmu, mama penasaran gimana isi di dalam rumahmu"
Mama mertuaku tampaknya tak sabar dan penasaran dengan isi rumahku, aku mengajak mereka untuk masuk ke dalam sembari sedikit membantu membereskan barang barang yang akan kami bereskan
"Wah, ini luas banget sih, bagus pemilihan rumah kalian ini"
"Iya mah, disamping pengen tempat baru, kami juga pengen beli rumah ini buat penambahan kamar buat anak anak kami. Kan gak selamanya juga kedua anak anakku kamarnya samaan terus, apalagi mereka cewek cowok"
"Hmmm setuju juga itu"
"Gak yakin cuma penambahan kamar doang, pastinya privasi kalian juga kan? "
.
Pov author
Salma terkejut mendengar ucapan Maggie, sudah merembet pada privasi, wajahnya memerah
"Lihat tuh wajahnya, mbak Kinanti, merah gitu, gak salah tebakan ku" ucap Maggie pada Kinanti
"Ish mbak Maggie, si Salma kan udah bilang kalau penambahan kamar aja, privasi mah urusan Salma sama Thomas, kita cuma bisa nunggu penambahan cucu aja lagi"
"Hehehe, dua kurang puas rasanya kan? Pengennya empat gitu, biar rumah ramai sama tawa anak anak, kan tau sendiri mbak, si Salma cuma satu satunya anakku, dia aja jarang ngajakin cucuku buat main kerumah"
Salma hanya bisa terdiam, ia hanya mendengar obrolan kedua orangtua itu, apalagi sampai merembet ke pertambahan anak
'Mau sih mau aja nambah lagi, tapi dua aja udah cukup bagiku kok, biaya sekolah anak mahal soalnya'
.
.
Malam harinya, Salma membentangkan karpet polos dan karpet bulu di ruang keluarga, ia mengajak suami dan anak anaknya untuk bersantai di ruang keluarga
"Bagian kamar udah beres, mas? "
"Udah kamar kita doang, kamar Marsel baru pasang ranjang aja, kasurnya belum. Bagian kamar Misella kan besok tuh ranjang sama kasurnya baru nyampe, jadinya besok angkut angkut lagi, sekalian besok mas mau bantuin kamu buat beresin dapur"
"Berarti nyot nyot gak ada ya, anak anak tidur sama kita"
"Ya gak bisa gitu lah, masa tunda tunda terus, merana nanti... "
Salma tidak meladeni suaminya, tiba-tiba hpnya berbunyi, ia mengambilnya dan melihat layar HP miliknya
"Siapa? "
"Sahabatku mas, Arina, ku angkat dulu telponnya"
Salma mengangkat telponnya, sedangkan Thomas berbaur dengan anak anaknya yang sedang bermain mainan
'Salma, rumahmu kok gak ada orang ya, gelap lagi, kamu kemana? '
"Oh, maaf rin belum kasih kabar, sebenarnya aku pindahan"
'Hah?! Pindahan?! '
Suara teriak dari telpon membuat Salma menjauhkan telinganya, Arina terkejut mendengar bahwa Salma sudah pindahan
'Besok aku mau berkunjung boleh gak? Mau lihat rumah baru kamu, sekalian juga si Arinska mau main sama kakak Marsel nya, bisa kan? '
"Oh, kalau soal itu datangnya agak siangan dikit ya, soalnya tau lah Marsel besok sekolah"
'Oke, besok tolong sharelock ya, biar aku datang ke sana... '
"Iya rin"
'Aku tutup ya, dadah... '
Panggilan berakhir, Salma meletakkan lagi hpnya, ia melihat anak anaknya yang sedang bermain bersama suaminya, membuatnya ingin ikut bergabung dan bermain bersama
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Puja Kesuma
keluarga yg bahagia.. betul tuh salma nambah anak aja lg syg kan bibit unggul klo cuma 2 org anaknya 😁😁
2022-01-06
0
Defi Danny Firmansyah
semoga kebahagiaan trs menyertai Thomas & Salma jg ank2 mrka Marsel & Misella...
2022-01-06
0
Donna Youana
rukun terus yaa salma dan keluarga
2022-01-05
0