Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
Pov author
Sore harinya, Thomas pulang dari tempat kerjanya
Seperti biasanya, ia pastinya sudah membelikan jajanan untuk kedua anak anaknya
"Papa pulang... "
Suara tersebut pastinya dikenali oleh Marsel dan Misella, mereka menyambut Thomas yang sudah pulang dengan jajanan nya
"Seperti biasa dong, cium papa dulu sebelum dikasih jajanan nya"
Thomas menunjukkan pipinya kepada Marsel dan Misella, Marsel dan Misella menganggukan kepalanya dan mendekat ke arah Thomas dan mencium pipi Thomas
"Mas, kamu sudah pulang? "
Salma berjalan ke arah Thomas dan bersalaman, ia mengambil barang barang milik Thomas dan berjalan ke atas untuk membereskan nya
"Enak jajanan nya, sayang? " tanya Thomas kepada anak anaknya
"Enak pah! "
Marsel dan Misella menganggukan kepalanya, Thomas tersenyum dan mengelus kedua kepala anaknya
Thomas kemudian berdiri dan berjalan ke arah teras belakang, ia ingin melihat tanaman tanamannya, terutama bunga bunga anggrek miliknya
Saat sedang asik melihat anggrek nya, ia terkejut melihat salah satu anggrek nya dipetik
"Anggrek ku! "
Suara teriakan tersebut terdengar sampai ke atas, Salma menyadarinya dan langsung turun ke bawah untuk menyusul
"Ada apa, mas? "
"Anggrek mas, siapa yang petik? "
Salma dengan ragu ingin menjawabnya, Thomas hanya bisa melihat bunga anggrek nya yang rusak akibat dipetik
"Siapa Salma? " tanya Thomas dengan gemas
"Maaf mas, Misella tadi siang ngga sengaja metiknya, aku juga sempat terkejut lihat dia metik anggrek itu"
Thomas hanya bisa menghela nafas berat, Salma memeluk lengan suaminya, ia takut kalau suaminya akan marah pada si bungsu, mengingat spesies anggrek yang dipetik oleh si bungsu adalah anggrek tebu yang harganya sampai 5 juta
"Jangan marahin Misella ya, mas? Kasihan, Misella masih kecil soalnya"
Thomas hanya menghela nafasnya, ia mengelus tangan Salma dan merangkul bahu istrinya
"Ya mau gimana lagi? Mas juga ngga bisa marahin anak anak, walaupun bunga anggrek ini mahal harganya, mas ngga sampai hati mau marahin dia, mas sayang sama dia soalnya"
Salma merasa lega, ia memeluk suaminya, Thomas mengelus bahu Salma dan menatapnya
Tak lama kemudian, Thomas langsung mengangkat nya, Salma terkejut sampai berteriak
"Mas! "
"Kamu yang harus tanggungjawab atas pemetikan yang dilakukan sama si bungsu, mas ngga mau tau"
Salma menelan ludahnya, ia menjadi deg deg-an dengan ucapan Thomas
"A.. Aku siap gantinya kok mas, pake aja uang cateringan ku buat gantinya... "
Thomas hanya tersenyum, ia segera berjalan ke arah kolam renang dan menyeburkan dirinya bersama Salma yang ia gendong
"Maaaas! "
Byur!
Suara air yang bertabrakan dengan ceburan dua orang, suara tersebut membuat Marsel dan Misella berlari ke teras belakang untuk melihat keadaan orangtua mereka
"Mama, papa, kalian kenapa? "
Thomas tertawa, ia memercikkan air ke arah Salma, Salma tak bisa melihat karena percikan air dari suaminya
"Hayo, ini jadi tanggungjawab mu! Mas mandiin kamu! "
"Mas! Udaaah! "
Marsel dan Misella tertawa, mereka segera mendekati kolam renang dan ikut menceburkan diri, Thomas berhenti dan menangkap Marsel dan Misella yang ikut berenang
"Siram mama! "
Marsel dan Misella mengikuti perintah Thomas, mereka memercikkan air ke arah Salma
"Marsel, Misella, kalian usil ya sama mama.... "
Salma tertawa, ia memercikkan air ke arah anak anak serta suaminya yang daritadi mengerjai nya
Mereka berempat tertawa bersama, karena tidak ada sedikit pun marah yang di lampiaskan oleh Thomas, melainkan kebersamaan yang menyenangkan
.
.
Sesudah berenang, mereka membersihkan diri di kamar mandi dan bersiap siap untuk shalat maghrib
Salma membantu Misella untuk menggunakan mukena, sedangkan Thomas membantu Marsel untuk menggunakan sarung
"Udah? "
"Sudah"
Mereka berempat menjalankan ibadah sholat maghrib bersama sama. Setelah selesai, mereka melakukan aktivitas yang ada
"Mama... "
"Kenapa nak? "
"Bantuin Marsel kerjain PR dong, mah... "
Salma tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ia mengajak Marsel ke ruang utama untuk membantu mengerjakan tugasnya
"Ma, akak enapa? "
"Kakaknya lagi ngerjain tugas, sela"
Misella yang sedang makan smoothie mendekati Marsel dan melihatnya, ia mengambil pensil dan menunjukkan nya pada Salma
"Mama, ela engen uga! "
Salma melihat Misella yang memegang pensil, ia kemudian mengambil buku gambar dan memberikannya pada Misella
"Marsel, mama mau pinjemin buku gambarnya sama adek, gak papa ya? "
"Yang bekas ya, mah? "
"Iya, yang bekas"
"Oh iya, kasih aja, ma"
Salma melihat kedua anak anaknya yang sedang belajar, ia tersenyum dan duduk di sofa
Tak lama kemudian, Thomas yang turun dari atas dengan membawa laptop duduk disebelah Salma, Salma menatap nya
"Mas, kok udah pindah aja ke bawah? "
"Diatas sepi, mas juga mau kumpul kumpul sama kalian, bosan soalnya"
Thomas menjelaskannya dengan tangan yang sibuk mengetik di laptop, Salma menganggukan kepalanya dan menyenderkan kepalanya di bahu
"Kenapa sayang? Lagi mau? "
"Apaan sih, orang cuma nyender doang, yaudah deh gak usah kalau gitu"
Salma menyingkirkan kepalanya dari bahu Thomas, Thomas menahannya dan meletakkan lagi kepala Salma ke bahunya
"Ngambekan mulu, kayak lagi beranak aja"
"Ih, enak aja ya mas kalau ngomong, sesuka hati dan asal nyeplos. Aku gak mau nyender, biar gak ada lagi pikiran kotornya mas itu! "
Thomas hanya tertawa, sedangkan Salma menatap kesal
"Salma, mas mau berunding boleh? "
"Berunding? Soal apa ya mas? "
"Jadi gini, maren tuh ada orang yang ngeliatin rumah kita, katanya naksir gitu... "
"Terus? "
"Dia mau beli rumah kita"
Salma merasa bingung, ia tetap saja menyuruh Thomas untuk menjelaskan nya
"Jadi, kita jual rumah kita, gitu? "
"Iya, kita beli rumah yang baru. Lagipula, anak anak kan udah gede, gak mungkin juga kamarnya barengan terus, kan? "
Salma menganggukan kepalanya
"Dan juga, dia tertarik sama rumah kita karena cocok untuk tempat kerja pengiriman paket gitu, apa kamu setuju? "
"Aku setuju, sesuai pemikiran mas tadi, anak anak juga udah gede dan gak mungkin kamarnya samaan, jadinya aku setuju aja"
"Baguslah kalau begitu... "
"Tapi, gimana bentuk rumah baru kita nanti, mas? "
"Kalau gitu, besok kita survei rumah aja. Tadi pas pulang, mas sempetin buat survei sendiri sebelum minta persetujuan sama kamu, tapi balik lagi, apa kamu mau atau ngga gitu sama rundingan mas dan survei rumahnya"
Salma menganggukan kepalanya
"Oh ya, satu lagi mas"
"Hmmm? Apa itu? "
"Mahal ngga? "
"Ngga, paling seharga sama gaji mas selama 7 tahun"
"Mahal amat! "
"Hehehe, mas udah nabung sedikit kok dari awal sekitar 2 tahun yang lalu, itupun uang dari berhenti ngerokok. Dan juga nanti tambahan dari penjualan rumah ini, ya walaupun baru dapat mungkin 12% dari tabungan mas doang. Tapi mas gak bakal ganggu dana darurat sama uang sekolah anak, mas punya tabungan sendiri"
"Hmmm, okelah, kalau semisal ada yang kurang, kasih tau aku ya mas, aku bakal ikut berusaha juga demi rumah baru kita"
"Baik sayang ku... "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Donna Youana
keluarga bahagia
senangnya🥰🥰
2022-01-05
0
Puja Kesuma
besar dong gaji thomas ...gaji 7 thn kerja dia bs beli rumah..aku aja gaji 10 thn blom.tentu bs beli 😃😃😃 tambah anak donk thor
2022-01-03
0
Sabet
keluarga bahagia
2022-01-03
0