Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
Pov Salma
3 tahun berlalu, akhirnya anakku masuk taman kanak-kanak, tak ku sangka dia sudah sebesar ini, dan dia juga berbicara mulai lancar, tidak cadel seperti dulu
"Mama, makan? "
"Iya, sebentar ya sayang, kamu duduk dulu di sana"
Anakku duduk tenang, tak lama datang anak bungsu ku
"Mamaa, ela apal... "
"Sela lapar nak? Bentar ya, mama mau gorengin nugget buat kamu sama kakak, kamu duduk dulu ya sama kakak Marsel... "
Aku mengangkat Misella, ia ku dudukan di kursi sebelah Marsel dan mendekatkan kursi mereka agar bersatu, karena kutau mereka ingin berdekatan
"Marsel makan sendiri ya, mama mau suapin adek"
"Iya ma, Marsel makan sendiri... "
Aku menyendokan nasi ke piring pertama untuk Marsel, kemudian dia mengambil nya dan memakannya dengan lahap menggunakan nugget dan sedikit sambal
"Akak, gak edas? "
"Ngga, kakak suka sambal, enak... "
Tak lama kemudian mas Thomas datang, aku menyuruhnya untuk segera sarapan, karena mas Thomas terlebih dahulu akan mengantarkan Marsel ke TK nya
.
Pov author
"Marsel makannya lahap banget, Sela juga"
"Enak pah, Marsel suka... "
"Ela, enyak, papa... "
Thomas mengelus kedua rambut anaknya, ia kemudian duduk dan mengambil lauk kemudian memakannya
"Sayang, ayo sarapan bersama... "
Salma yang sedang mencuci piring menatap Thomas, ia hanya menggelengkan kepalanya
"Nanti mas, mau beres beres dulu, biar aku juga bisa langsung santai, siang nanti mau santai sama anak anak di rumah"
Thomas menganggukan kepalanya, ia melanjutkan makannya sampai habis
.
.
Selesai sarapan, Thomas dan Marsel bersiap siap untuk pergi
"Marsel, bekalnya tadi udah dimasukkan, sayang? "
Salma memeriksa barang barang keperluan Marsel untuk kesekolah, Marsel menganggukan kepalanya
"Sudah mah, Marsel sudah masukkan"
Salma tersenyum, ia memeluk anaknya dan menciumnya
Marsel termasuk sudah sangat tinggi, tingginya saja sudah sebatas pinggang Salma, mungkin menurun gen dari Thomas
"Sayang, aku pergi dulu"
"Hati hati ya mas"
Salma bersalaman dengan Thomas, Thomas mencium kening Salma
"Dadah.... "
Salma melambaikan tangannya, Thomas dan Marsel masuk ke dalam mobil, mobil pun berjalan menuju ke tempat yang dituju, kemudian perlahan menjauh dari pandangan
"Mama... "
Salma menatap ke arah bawah, ia melihat Misella yang menyusul nya
"Sela? Kamu kok bisa sampai sini, sayang? "
Salma langsung menggendong Misella, Misella tersenyum dan memberikan sepetik bunga anggrek
"Misella dapat darimana bunga anggrek ini? "
Misella tersenyum, ia kemudian turun dari gendongan Salma dan berjalan menuju teras belakang rumah
"Ela apat ali sini... "
Salma terkejut, karena yang diambil oleh Misella adalah bunga anggrek milik suaminya
"Misella, kok bunganya dipetik, sayang? "
"Uat adiah mama... Unga cantiiikk ayak mama..."
Salma hanya bisa menggelengkan kepalanya, bagaimana cara menjelaskannya pada suaminya, bahwa anggrek kesayangan nya dipetik oleh si bungsu
"Sela, makasih ya sayang... "
Sela tersenyum, ia memeluk Salma dengan erat dan tersenyum
'Bagaimana mungkin aku akan memarahi anakku, sedangkan dia menunjukkan rasa kasih sayangnya padaku, ya walaupun bunga anggrek nya mas Thomas. Huhuhu, aduh, gimana mau jelasinnya.... '
Salma tidak bisa marah, karena tak mungkin ia akan memarahi anaknya yang menunjukkan ekspresi sayang padanya, walaupun nantinya akan susah menjelaskan soal bunga anggrek tersebut
Tok tok!
Suara ketukan pintu dari luar, Salma menyahuti nya dan berjalan menuju ke pintu rumahnya
"Halo, abang Marsel nya ada? "
"Ibu Rahma... "
Salma memeluk bu Rahma, mereka sudah lama tak bertemu, karena keluarga pak djarot sudah pindah dari 2 tahun yang lalu
"Aduh, datang kok ngga kasih kabar bu? "
"Ah, ngga perlu kasih kabar, saya mah maunya datang pake kejutan gitu, biar mbak Salma gak kelabakan"
"Aduh, yaudah, ayo masuk dulu bu"
Salma mempersilahkan bu Rahma masuk, seketika ia kaget dengan sebuah larian dari depan rumah
"Azizah, jangan lari lari nak"
Salma menatap ke belakangnya, terlihat gadis kecil berkerudung dan bergamis kecil ungu, tampak berhenti karena perintah ibunya
"Izah mau main sama aba.... "
"Yah, abang Marsel nya pergi sekolah, izah, nanti siang dia baru pulang"
Setelah Salma mengatakan bahwa Marsel pergi sekolah, wajah Azizah seketika berubah
"Akaak... Ain? "
Misella datang ke arah Azizah, ia membawa mainan dan mengajak Azizah untuk bermain bersamanya
"Mau, ayo main... "
Azizah kemudian menggandeng tangan Misella, Salma kemudian membentangkan karpet bulu tambahan untuk mereka bermain dan meletakkan semua mainannya di atas karpet
"Wah, kayaknya lagi asyik main nih... "
Salma menatap ke arah pintu, ia berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu
"Arina?! "
Seperti biasa, kalau persahabatan perempuan tak lepas dari berpelukan, Salma dan Arina berpelukan
"Aaaa, kok kamu ngga ngasih tau sih rin? "
"Ah kamu, kayak penting aja perlu ku kasih tau. Kamu tau lah, si Iska yang rindu sama kakak bulenya... "
"Wah, dia lagi sekolah"
"Kakak Marsel sekolah...? "
Tiba-tiba suara anak kecil, itu adalah Arinska, tampak sekali ekspresi kecewa dari gadis kecil tersebut
"Iya Iska, kakak Marsel nya lagi sekolah, nanti dia pulang kok... "
Arinska kemudian mendekati Arina, ia menarik narik celana Arina dengan ekspresi sedih dan kecewa
"Iska... "
"Iska mau main sama kakak Marsel! Huwaaaa! "
Arina langsung menggendong Arinska, ia menenangkan anaknya yang merengek
"Ah, kalau gitu, Iska main yuk sama adek Misella dan Azizah di dalem, sambil nunggu kakak Marsel nya"
Arinska yang ada dipangkuan Arina menggelengkan kepalanya, Salma kebingungan dan mencari cara untuk mengajak Arinska bermain bersama
"Kalau gitu, kita makan eskrim yuk... "
Wajah Arina berubah, ia menggelengkan kepalanya, tanda tak menyetujui nya
"Ngga usah, Salma, nanti dia batuk"
"Tapi Iska mau eskrim, mama! "
Rengekan terdengar kembali, Arina hanya bisa menyetujui nya saja
Salma mengajak mereka masuk, sementara ia akan mengambil es krim untuk anak anak di dalam kulkas
"Ini eskrim untuk Arinska ya... "
Salma memberikan eskrimnya, tawaran tersebut terdengar oleh dua bocah yang sedang asik bermain tadi
"Es krim?! " teriak Azizah, sedangkan Misella hanya terkejut mendengar teriakan Azizah
"Eeh, izah jangan makan eskrim dulu, izah belum sembuh dari sakit loh.... "
Bu Rahma membujuk anaknya, Azizah kemudian memberontak dan merengek
"Azizah nya makan smoothie aja ya, kayak Misella"
Azizah menggelengkan kepalanya, ia tetap kekeuh pada keinginan nya untuk memakan eskrim
"Ya sudah, bu Rahma makan saja eskrim nya sama sama dengan Azizah, biar Azizah nya ngga terlalu doyan sama eskrim nya"
"Ide bagus juga itu, mbak Salma"
Salma mengambil eskrim dan satu cup smoothie untuk Misella, ia memberikan eskrim beserta smoothie tersebut pada dua gadis kecil tersebut
"Kok Misella suka smoothie ya? Ngga kayak mereka berdua, suka sama eskrim? "
"Marsel yang bisa makan eskrim seperti ini, sedangkan Misella ngga bisa, karena Misella ngga mau sampai kena batuk, katanya ngga bisa main sama tidur, risih gitu"
Kedua ibu ibu tersebut ber oh ria dengan penjelasan Salma, mereka melanjutkan mengontrol anak anaknya yang sedang makan eskrim tersebut
"Arinska ini setiap nemu eskrim ngga bakal bisa lepas, sampai sampai papanya harus beli eskrim sampai ke freezer nya sekalian dibeli"
"Se freezer? Ngga batuk anakmu, rin? "
"Keseringan dia batuk, tapi entah gimana cara ngelarang nya, yang ada aku yang dimarahi papanya karena ngga nyuruh dia makan eskrim"
Salma menganggukkan kepalanya, ia tidak bisa membayangkan orangtua yang membelikan se freezer eskrim hanya untuk anak, selera sultan memang beda
.
.
Beberapa jam kemudian, suara mobil terdengar dari luar rumah, itu adalah suara bis sekolah
"Kayaknya Marsel udah pulang"
Salma langsung berjalan, dibelakangnya diikuti oleh 2 gadis kecil, yang pastinya itu adalah Azizah dan Arinska
"Mama...! "
Marsel berlari ke arah Salma, ia memeluk Salma dengan erat dan mencium pipi Salma
"Bagaimana sekolah nya hari ini sayang? "
"Seru mah! Marsel tadi main plastisin sama teman teman! "
"Oh iya, bagus dong Marsel, kayak gitu, cari banyak teman biar pas main seru"
"Iya mama... "
"Kakak Marsel! "
"Abang Marsel! "
Secara tiba-tiba Marsel dipeluk oleh Arinska dan Azizah, mereka memeluk Marsel dengan erat
"Akak, au es klim? "
"Eskrim? Iya, kakak mau"
Marsel masuk dan melepaskan sepatunya, ia menyusunnya di rak sepatu kemudian masuk ke rumah menuju ke kulkas
Saat dibuka, tidak ada sama sekali eskrim, Salma mengingat bahwa es krim milik Marsel telah ia berikan untuk kedua gadis kecil tersebut
"Eskrim Marsel kemana, mah? "
"Oh iya, maaf ya kakak, es krim nya mama kasih ke adek Azizah sama Arinska, ngga papa ya? "
"Iya deh, ngga papa, Marsel mau smoothie aja kayak sela, mah"
Tak lama kemudian, Azizah dan Arinska mendekati Marsel lagi, mereka memberikan es krim sisa dari mereka pada Marsel
"Kak malsel, esklim ku aja... "
"Abaa, esklim izah aja... "
"Eh, ngga usah, adek makan aja, Marsel mau smoothie aja"
Salma kemudian memberikan cup smoothie untuk Marsel, Marsel mengambil nya dan membawanya ke arah meja ruang utama, itupun diikuti oleh Azizah dan Arinska
"Aku disini! "
Arinska mengambil posisi duduk di sebelah Marsel, tak mau mengalah, Azizah pun begitu
"Akak, mau eskrim iska ngga? "
"Ngga ah, Marsel punya sendiri"
"Eskrim izah? "
"Ngga, makan aja, Marsel punya sendiri"
Arinska menatap Azizah dengan wajah mengejek, Azizah mengetahui nya dan langsung melemparkan es krim ditangannya ke arah Arinska
Tak senang baju gaunnya terkena es krim, Arinska marah dan berdiri, ia melangkahi Marsel dan tak sengaja menendang cup smoothie milik Marsel
"Kamu! "
Suara berisik tersebut mengundang perhatian ketiga ibu ibu, mereka melihat anak anaknya yang berkelahi
"Kamu jelek! "
"Kamu yang jelek! "
Azizah menarik rambut Arinska, hal tersebut membuat Arina dan bu Rahma berlari ke arah anak anaknya dan memisahkan nya
"Kok kalian berkelahi? " tanya bu Rahma yang sedang menggendong Azizah
"Mama, smoothie Marsel jatuh... "
Salma hanya menganggukan kepalanya, ia segera mengambil lap dan membersihkan nya
"Iska, mama sudah bilang apa tadi dirumah? Jangan nakal"
"Dia mah! Dia ejek ejek iska! "
Arina dan bu Rahma hanya menggelengkan kepalanya, mereka berusaha membuat anak anak mereka berbaikan lagi, tetapi perkelahian anak kecil akan susah membujuk mereka untuk berbaikan dan pastinya ada bumbu bumbu dramanya
Hari itu menjadi keributan antara Arinska dan Azizah, mereka berkelahi hanya masalah sepele dan akhirnya membuat Salma keheranan, setiap kedua gadis kecil itu bertemu pasti berujung keributan maupun berkelahi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
dr kecil udh memperebutkan Marcel...
2022-01-02
0
Donna Youana
rame jadi nya rumah salma yaa😅😅
2022-01-01
0
Puja Kesuma
tuh azizah kasar bgt dr lecil.keliatan udah garang
2022-01-01
0