HAPPY READING ALL
.
.
.
.
"Bagaimana dengan Ara?"
Bola mata berwarna sedikit kekuningan itu membulat sempurna, Ara? Baru kali ini ada yang memanggilnya dengan nama tengah. Terdengar bagus namun sedikit aneh bagi Cici.
"Iya"
"Iya apa?" Tanya Nolan memandang gadis berwajah manis itu dengan sedikit menundukkan badannya.
Nolan memiliki tinggi badan 181 CM sedangkan cici hanya sebatas dadanya, hingga membuatnya mau tak mau harus sedikit membungkukkan badan.
"Iya bapak boleh memanggil saya Ara" jawabnya menunduk, tidak sopan rasanya seorang murid terlalu mengangkat kepala jika sedang berbicara dengan gurunya.
Tidak ada jawaban lagi dari Nolan, pria dengan aura menegangkan itu kembali melanjutkan langkahnya diikuti Cici dari belakang.
Sekolah ini terbilang bagus, asri, dan nyaman. Tidak semegah bangunan dan tidak banyak ruangan seperti sekolah yang ada di kota, tapi dikelilingi hamparan sawah luas dan banyak pepohonan besar sehingga membuatnya terlihat benar-benar nyaman dipandang mata.
Tak..tak..tak...
Langkah kaki Nolan memasuki kelas 12 MIPA 1, hanya ada sekitaran 20 siswa dengan dominan siswa perempuan.
"Selamat pagi" ucap Nolan menyapa para peserta didiknya.
"Omg ini beneran pengganti pak Budi"
"Kenapa gak dari kemarin aja pak Budi pensiun"
"Ganteng banget gak si?"
"Fiks idola baru gue"
Dan masih banyak ocehan para lainnya yang membuat Nolan menghela nafas berat.
Nolan dasarnya memang bukan seorang guru, tapi sepertinya untuk kedepannya ia akan jauh lebih tegas kepada murid-muridnya.
"Jika masih ingin berbicara silahkan keluar dari kelas saya!" Ucapnya membuat keadaan kelas yang tadi ramai menjadi hening seketika.
"Sebelumnya perkenalkan nama saya Nolan Wg. saya guru pengganti pak Budi sekaligus wali kelas baru kalian" Nolan sengaja tidak menyebutkan marga keluarganya, ya meskipun data dirinya tidak ada di internet tetap saja marga wang pasti akan membuat orang bertanya-tanya lantaran identitas dirinya
"Beberapa peraturan yang harus saya tekankan kepada kalian ketika saya mengajar, dilarang berbicara, tidur, tidak fokus dan bermain ponsel. Paham?"
"Siap paham pak" jawab mereka serentak.
"Terkait tugas, kerjakan tepat waktu, jujur dan rapi. Kalian sudah kelas 12 saya rasa kalian cukup pintar untuk memahami saya ketika mengajar" sambung Nolan yang lagi-lagi dijawab serentak.
Dua jam berlalu, Nolan mengajar dengan serius, dan tegas tapi materi yang ia sampaikan benar-benar mudah di pahami.
"Materi ini sudah pernah kalian pelajari di kelas 11, mengingat tidak lebih dari 5 bulan lagi kalian sudah ujian, dan untuk persiapan masuk ke perguruan tinggi jadi saya akan sedikit mengulang materinya" ucap Nolan seraya menuliskan deretan angka di papan tulis.
"Diketahui barisan aritmatika 25, 21, 17, 13,...suku keempat puluh barisan tersebut adalah? Ada yang tau?"
Hening...
Bukannya menjawab pertanyaan Nolan, mereka semua hanya menunduk atau pura-pura mencatat agar tidak ditanya.
"Sekali lagi ada yang tau jawabannya? Materi ini sudah kalian lewati di kelas 11 kemarin"
"AYO 12 MIPA 1, jangan hanya diam cari jawabannya!"
"Min 131 pak"
Suara lembut mendayu itu memecah keheningan...
Syukurlah ada yang menjawab" Lega para siswa yang tadi terdiam
"Oke jawabannya benar sekali, minggu depan saya akan adakan ujian lisan terkait materi yang kita pelajari hari ini. Dan saya harap semuanya dapat menjawab pertanyaan saya dengan jelas dan lugas. Terima kasih untuk pertemuan hari sampai jumpa minggu depan"
Nolan menutup pertemuan pertamanya di kelas, yang membuat para siswa-siswi merasa lega.
Wajah saja tampan, badan kekar, tampilan macho ternyata caranya mengajar pun cukup killer. Pikir mereka memandangi Nolan yang masih membereskan buku-bukunya.
***
Jika anak-anak lain pergi berhamburan untuk ke kantin, atau mungkin menemui pacarnya di saat waktu istirahat, berbanding balik dengan gadis cantik berambut panjang sepinggang yang tengah duduk manis di perpustakaan dengan buku tebal di hadapannya.
Mata bulat kekuning-kuningannya itu terlalu fokus pada buku yang tengah ia baca, membuatnya tak menyadari ada empat pasang mata yang sedari tadi mengamatinya dari jarak jauh.
"Dia gadis yang berbakat, dan pintar" celetuk kepala sekolah membuat Nolan menatapnya.
"Namanya Cici, siswa yang terkenal cantik di daerah sini. Ah saya rasa pak Nolan pasti sudah tahu kabar ini" kekehnya namun tidak mendapat reaksi apapun dari Nolan.
"Seperti yang saya bilang tadi, dia gadis yang pintar hanya saja nasib tidak terlalu berpihak padanya. Keluarganya tidak punya cukup uang untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi, maklum pak biaya hidup di kota mahal tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan bermodal sawah yang tidak terlalu luas. Bisa untuk makan saja sudah bersyukur"
"Kau sepertinya tahu betul tentang keluarganya?" Tanya Nolan menanggapi setelah cukup lama menyimak.
"Bagaimana tidak tahu pak, dulu dia sempat jadi tukang masak di rumah saya. Kalau tidak salah dia juga pernah ditugaskan pak Aji mengurus rumah bapak"
What....
Seperti ada yang ganjal di sini????
Papahnya? Dia tak salah dengarkan?
"Tenang saja pak, saya tahu betul siapa bapak dan Pak aji"
"Really?"
Kepala sekolah yang diketahui bernama Agung itu mengangguk tanda membenarkan.
"Kelas akan segerah di mulai, tolong kau urus agar anak itu kembali bekerja di rumah" simrik Nolan meninggalkan Agung.
Oh begitu cara mainnya, oke Nolan wang tidak selugu itu, iya sudah dapat menyimpulkan apa sebenarnya tujuan papa nya mengirim dirinya kemari.
"Permainan akan segera dimulai" Gumam Nolan terkekeh penuh kemenangan.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
eryuta
udh ketebak Thor 😁 Nolan Wang kaya ny harus deketin cici🙉🙈😁
2021-11-25
1