Kembang desa?

HAPPY READING ALL

.

.

.

.

Semua barang sudah di masukkan ke dalam mobil, mau tak mau Nolan harus ikut pergi. Lebih baik tinggal di pelosok desa yang penuh kebosanan dari pada harus menikah dengan gadis pilihan papanya.

Nolan yakin pilihan papanya pasti cantik dan dari keluarga ternama, tapi bukan itu masalahnya. Ia tidak mau hidup penuh tekanan dan aturan dari orang lain terlebih soal pasangan hidup.

"Sudah siap boy?" Tanya Aji menepuk pundak Nolan cukup keras.

"Hem"

"Kamu pasti akan berterima kasih dengan papa setelah tiba di sana"

Mendengar perkataan Aji yang terdengar menggelikan di telinganya Nolan lantas berdecak pelan.

"Itu tidak akan pernah terjadi, yang ada aku merasa sial di tempatkan di sana" jawabnya dengan nada datar.

"Masa depan tidak ada yang tau, jadi jangan terlalu sombong tuan muda. Di sana banyak gadis cantik-cantik yang masih polos, papa yakin 99 persen kamu akan tertarik dengan salah satu di antara mereka"

"Kalau hal itu sampai terjadi aku akan berteriak sambil menangis penuh haru di tengah jalan" 

"Soal perusahaan kamu, papa serahkan ke Jovi. Kakak iparmu itu terkenal beringas di dalam bisnis" 

"Hem"

Sedikit tidak rela rasanya menyerahkan perusahaan yang ia bangun dari nol sampai sejaya saat ini kepada orang lain, ya meskipun itu kakak iparnya sendiri.

Apa Jovi bisa membagi waktu? Mengingat kakak iparnya itu seorang dokter yang terbilang sibuk.

Tidak bisa ia bayangkan jika saat ia kembali lalu mendengar kabar perusahaannya gulung tikar. Oh ia mungkin akan gila jika hal itu sampai terjadi.

"Semoga tidak ada berita yang meliput bangkerutnya Wang Grup" ucap Nolan seraya meninggalkan Aji menuju mobilnya

"Selamat bersenang-senang putraku, kembali lah dengan membawa calon menantuku" teriak Aji melambaikan tangannya yang sama sekali tidak di tanggapi oleh Nolan

***

Butuh waktu 2  jam dari Jakarta menuju Bandung, lalu menempuh waktu sekitar 6 jam untuk sampai ke kampung Jambu.

Nolan melirik ke arah kiri dan kanan, jalan bergelombang membuat mobil terguncang. Bahkan pria 32 tahun itu merasa seperti akan muntah saat jalan tidak stabil, seperti saat ini mobil kesulitan melaju dengan kencang karena jalan semakin jauh semakin berlubang.

Sepanjang jalan masih ditumbuhi pohon-pohon tinggi, rumah penduduk yang kecil dengan halaman luas, bentuk tidak dinamis serta beberapa anak kecil yang tengah bermain pasir bahkan ada juga yang bermain di tengah sawah dengan tawa riang menghiasi wajah lugu nan polos mereka.

Beberapa perkebunan lewat silih berganti, dari kebun kelapa sawit sampai kebun karet. Perkotaan, perkampungan, jalan lenggang lalu kembali memasuki hutan yang terbelah jalan aspal hitam begitu terus berulang hingga sampai.

"Tidak seburuk yang aku pikirkan" gumam Nolan membuka kaca mobil untuk menikmati udara segar yang masuk dari lubang hidungnya.

"Tuan muda pasti akan merasa nyaman tinggal disini" timpal sang supir yang sedari tadi diam-diam memperhatikan Nolan.

"Ya semoga saja aku tidak mati dalam kebosanan"

Perlahan kendaraan beroda empat itu berhenti di pekarangan rumah berlantai dua yang Nolan yakini rumah ini adalah yang paling besar dan mewah di antara rumah penduduk lainnya.

Rumah ini mungkin hanya sebesar ruang tamu rumah utama keluarga wang, tapi tidak masalah Nolan akan coba menempatkan diri 2 minggu, 3 minggu mungkin paling lama sebulan itupun jika ia bisa merasakan nyaman.

"Ada berapa pelayan disini pak Wiji?" Tanya Nolan menghempaskan dirinya ke sofa yang ada di ruang tamu.

"Tuan besar baru saja memindahkan seluruh pelayan disini ke kota,  tuan muda bisa mencari pelayan sendiri nantinya"

What the..

Yang benar saja tidak ada pelayan? Tidak mungkinkan dirinya harus melakukan apapun sendirian? Dasar si tua tidak berperi keanakan.

"Menyebalkan" kesal Nolan menghentakkan kakinya menaiki lantai dua yang ia yakini pasti ada kamarnya disana.

Sore hari menjelang, Nolan masih urang-uringan di atas tempat tidurnya. Pak wiji, supir 40 tahun itu sudah kembali ke kota sejak 1 jam yang lalu.

"Hari-hari yang membosankan baru saja dimulai" kekeh Nolan beranjak ke kamar mandi untuk sekadar membersihkan diri lalu mencoba mencari apa yang bisa ia makan di kampung ini.

****

Mata tajam bak elang berwarna hitam pekat itu memandang lurus kedepan, tangan kekar berotot sedikit berurat itu ia masukkan ke dalam kantong celana dasar hitam.

Penampilan Nolan begitu rapi dengan celana dasar dipadukan dengan kemeja putih yang mencuri perhatian penduduk desa.

"Penduduk baru ya?" Tanya salah satu warga yang sedari tadi memperhatikan Nolan.

"Heem, saya baru saja pindah tadi pagi" jawab Nolan berusaha ramah.

"Oalah pantas saya perhatikan bapak seperti orang kebingungan, mau kemana pak? Biar saya antar" tawarnya yang di balas anggukan oleh Nolan.

Tidak buruk pikirnya, toh jika di temani ia tidak akan terlihat seperti orang linglung.

"Jika itu tidak merepotkan kamu"

"Tentu saja tidak merepotkan sama sekali, oh iya kenalkan saya ujang"

Selesai berkenalan singkat dengan pemuda yang ia yakini masih SMA itu, mereka berdua berjalan berdampingan menuju warteg dengan sesekali menyapa warga yang tengah membajak sawah.

"Ya allah cantiknya calon istri" ucap Ujang yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Siapa?" Tanya Nolan menatap gadis berambut panjang di kepang dua yang tengah duduk di pinggir pelang sawah, ah jangan lupakan kaki dan tangannya yang penuh lumpur.

"Bidadarinya kampung jambu" jawab Ujang spontan. 

"Dia?"

"Namanya Cici, gadis paling cantik di kampung ini. Asal bapak tau saja banyak bujang di kampung sini yang melamarnya" cerita Ujang dengan muka memerah.

Lebay… pikir Nolan

"Termasuk kamu?"

"Ah bapak tau aja, tapi saya ditolak sama bapaknya. Katanya saya belum PNS. Bagi calon mertua menantu PNS tetap pilihan utama"

Tidak ada tanggapan dari Nolan pria matang itu lantas meninggalkan Ujang yang masih senyam senyum memperhatikan gadis yang katanya kembang desa itu.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

eryuta

eryuta

nanti juga kmu bucin liat saja kmu Nolan 🙈😁

2021-11-23

1

mam Cahya

mam Cahya

absen dulu

2021-11-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!