🌹
🌹
Ratusan orang telah berkumpul di sepanjang jalan yang telah di blokade, menunggu pembalap andalan mereka untuk unjuk gigi pada hampir tengah malam itu. Puluhan sepeda motor dengan berbagai jenis dan merk tampak berjejer rapi di dekat trotoar. Beberapa mobil sport pun turut ambil bagian dalam acara malam itu. Sebanyak sembilan orang pengedara motor bahkan telah siap dengan tunggangannya, dan mereka tampil dengan gaya terbaiknya.
"Kalian siap?" seorang starter berteriak di depan garis start.
Suara mesin motor meraung-raung memekakan telinga, ditengah sorak sorai para muda mudi yang menonton pertandingan tersebut.
"Tunggu! satu lagi!" teriak seseorang dibelakang sana ketika CBR R250 berwarna merah melesat melewati kerumunan kemudian berhenti tepat di jajaran paling belakang.
"Dia lagi? tahu aja ada acara kayak gini?" seorang pembalap pria bergumam.
"Ya kali, dia mau ikutan lagi? nggak inget apa minggu kemarin kalah telak?" gumam yang lainnya.
Raungan mesin kembali terdengar, dan asap knalpot terlihat membumbung di udara.
"Lu, dari pada ikut balapan mending open B.O deh neng. Lumayan duitnya." salah seorang dari mereka berteriak, kemudian tertawa.
Rania membuka helmnya sedikit, lalu mengacungkan jari tengahnya kepada pria tersebut.
"Tar lu kalah mewek lagi, ngadu sama bokap lu." ucap yang lainnya.
"Minggir deh, dari pada lu kena pepet, sayang. Mending nunggu gue di garis finish aja, nanti kita indehoy di Banana Inn." ucap pria itu lagi.
"Bilang aja Lu takut kalah bang, tapi sayangnya gue nggak takut. Mendingan Lu hati-hati deh, jangan banyak omong." gadis itu balik berteriak.
"Anj*ing." gumam si pria dengan geram.
"Mau gue, apa Lu yang nunggu di garis finish?" teriak Rania lagi, yang kemudian kembali memakai helm fullfacenya, dan mengencangkannya dengan benar.
"Oke, siap!" sang starter memberi aba-aba, kemudian seorang gadis dengan pakaian minim berjalan ke garis start dan berdiri di tengah-tengah. Mengayunkan sehelai kain berwarna merah di udara.
"Ready? Go!" kain tersebut dijatuhkan dan secara serentak para pengendara motor tersebut memacu kendaraan mereka dengan kencang. Tak terkecuali Rania yang menunggangi CBR merah itu dengan garang.
Beberapa tikungan dilewati tanpa hambatan, dan dia mampu mengendalikannya dengan sangat baik. Hasil latihan satu minggu terakhir denga sang ayah di lapangan dekat rumah mereka.
Kecepatan 100 kilometer per jam membuatnya mampu menyusul sembilan pembalap di depannya dengan mudah, dan dia hampir tak terkalahkan.
Rania melewati para pembalap pria itu satu persatu, dan dia melakukannya dengan mudah. Hingga hampir tiba di garis finish, dan dia melewati seorang pembalap yang selalu berseteru dengannya.
Pria itu melirik dari balik helmnya, kemudian dia menambah kecepatan. Namun Rania tak mau menyerah, diapun melakukan hal yang sama. Hingga akhirnya keduanya mencapai garis finish hampir bersamaan.
Sorakan kembali terdengar saat dua pengendara tangguh itu tiba di garis finish dan berhenti. Para penonton langsung berkerumun menyerbu mereka berdua.
"Oke, oke... pemenangnya sudah di tentukan!" si pembawa acara berteriak, dengan ponsel menyala di tangannya. Hasil jepretan pada saat kedua motor itu menyelesaikan balapannya hampir bersamaan.
"Nggak ada editan, nggak ada manipulasi. Kalian lihat sendiri karena acara ini juga tayang life di medsos."
"Dan kita udah dapat pemenangnya. Siapa guyss?"
"RANIA!!" sahut para penonton diikuti gemuruh tepuk tangan yang membahana.
"Lu dengar sendiri?" gadis itu membuka helmnya dan tersenyum ke arah rivalnya, kemudian berpaling saat seorang panitia menyerahkan lembaran uang dengan jumlah yang cukup banyak kepadanya.
Dia menerimanya dengan riang kemudian segera mengantonginya.
"Bubar! ada polisi!" seseorang berlari menembus kerumunan. Diikuti suara sirene dan mobil patroli juga beberapa motor polisi yang datang secara bersamaan.
Puluhan orang yang tengah berkerumun Itupun buyar seketika. Berusaha melarikan diri dengan kendaraan mereka masing-masing, dan kabur secepatnya untuk menghilangkan jejak.
Rania kembali mengenakan helmnya, lalu menghidupkan motor begitu menyadari keadaan. Dan dia hampir saja pergi sebelum akhirnya seseorang mendorongnya hingga tanpa bisa ditahan lagi, kendaraan beroda dua tersebut bersama dirinya jatuh terguling ketanah.
*
*
Mereka tiba dirumah pada hampir subuh, setelah berhasil bernegosiasi dengan polisi untuk melepaskan Rania. Dengan sedikit perjanjian dan beberapa rupiah uang tebusan tentunya, juga penandatanganan surat pernyataan bahwa gadis itu tidak akan mengulangi perbuatannya mengikuti balapan liar di sebuah jalanan di kota Bandung.
Rania duduk di sofa setelah melepaskan jaket kulitnya tanpa bersuara. Dia tahu akan kembai mendapatkan hukuman dari orang tuanya, setelah dua kejadian yag sama pula dialaminya.
Anggara duduk di depannya setelah menenggak habis minuman kaleng miliknya. Dengan tatapan yang dia tujukan kepada putri pertamanya. Dia terdiam mengunci mulutnya dengan otaknya berputar kerasa mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
"Kamu nggak kapok?" akhirnya dia berbicara.
"Papa Kira Kamu beneran mau nginep dirumah kakek? tahunya malah belok ke balapan?" lanjutnya.
"Udah tiga kali loh kamu kayak gini?"
"Rania!" Anggara meninggikan suaranya.
"Eh, ... Jangan bentak-bentak. Anak-anak lagi tidur." Maharani menyahut, yang kemudian duduk disamping putri pertamanya.
"Kamu sih kak? pakai bohong segala?" katanya, sambil mengusap lengan Rania yang lecet setelah terbentur aspal saat menahan motornya yang terjatuh.
"Kamu tahu nggak kalau itu bahaya? kalau kamu kecelakaan gimana? mana kamu bohong lagi sama papa? beneran ya, kalau tadi papa tahu kamu bakal balapan nggak akan papa ijinin kamu bawa si merah. Dan setelah hari ini papa nggak akan ijinin lagi kamu bawa motor." ucap Anggara.
"Pa ...jangan gitu dong?" Rania Mulai bereaksi.
"Habis kamunya ngeyel. Udah dua kali kena razia nggak ada kapok-kapoknya! mana pakai taruhan uang lagi?"
"Kamu udah dewasa lho Ran, masa nggak bisa bedain mana bahaya mana nggak? papa latih kamu bawa motor bukan buat ugal-ugalan di jalan, apalagi buat pamer. Tapi biar kamu bisa mengendalikannya dengan baik. nggak sembrono, nggak ngeyel kayak emak-emak yang sukanya nyalain sen kiri tapi beloknya ke kanan." Angga bersungut-sungut.
Rania tetap terdiam.
"Udah papa bilang, kalau mau mending kamu Ikut balapan resmi aja deh. Yang jelas, yang aman di sirkuit."
"Ish, ... papa cuma ngomong aja bisanya? tapi realisasinya nggak ada." gadis itu menjawab.
"Ya sabar, semua ada prosesnya. Kamu kira untuk bisa balapan di sirkuit semacam itu gampang? kita harus melewati banyak tahapan seleksi, belum lagi nyari sponsor. Buka koneksi juga sama pihak penyelenggara, Karena kita nggak bisa melakukan itu semua sendirian." Angga menjelaskan.
"Dan selagi nunggu, kamu bagus nya latihan biar makin mahir."
"Ya kan ini juga aku lagi latihan Pah."
"Tapi nggak balapan di jalan raya juga, selain membahayakan diri sendiri juga membahayakan orang lain. Ngerti nggak sih?"
"Rania! ngerti nggak papa ngomong apa?"
"Ngerti papa."
"Ngerti-ngerti, tapi besok diulangi lagi?" pria itu bangkit.
"Seminggu ini kamu papa skors, nggak boleh bawa motor atau mobil." pria itu merebut kunci motor di tangan putrinya.
"Nggak mungkin pa! nggak bisa gitu dong?"
"Bisa aja kalau papa udah bilang begitu."
"Ya, ... papa kok gitu? katanya aku suruh latihan? kalau nggak bawa motor gimana bisa latihan?" Rania mengikuti langkah sang ayah.
"Latihannya ditunda dulu." ucap Angga yang hampir menaiki tangga menuju kamarnya.
"Atau... lebih baik kamu nerusin kuliah aja, kan bagus tuh kalau kamu balik lagi ke kampus." dia berbalik.
"Nggak mungkin, nggak mau. Ngapain kuliah?"
"Kok Ngapain? ya biar kamu pinter."
"Aku nggak butuh pinter. Aku butuh motor!" gadis itu merengek.
"Ah, ... daripada kamu nggak nurut gini?"
"Papa!"
"Udah, sebaiknya kamu tidur. Besok urus lagi kegiatan kuliah kamu ke kampus." ucap Angga dengan tegas.
"Yah, papa nggak asik!"
"Terserah."
🌹
🌹
🌹
Bersambung...
ih... Papah Angga galak juga sama anaknya? 🤭🤭
meet Rania Khaira Yudistira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Erna Yunita
aq datang lagiiiiiieeeee
2024-08-25
0
Umi Fauzan
mak fit aku kangen ama karya karyamu
2024-08-23
0
May Keisya
😂😂😂...
2023-06-16
1