All About You
🌹
🌹
Tangan Dimitri merayap mencari ponsel miliknya yang terus berdering sejak pagi tadi. Namun dia tak berniat untuk membuka matanya sama sekali. Efek alkohol sisa pesta semalam jelas masih tertinggal, dan itu masih membuatnya tak bisa bangun. Sepertinya dia terlalu banyak minum semalam.
"Mmm... " suara gumaman perempuan terdengar dekat ditelinganya, dan itu mau tak mau membuatnya segera membuka mata.
Ponsel berhenti berdering namun dia malah terbangun. Kemudian menyingkap selimutnya saat merasakan sesuatu yang hangat melingari perutnya. Dan benda lembut menempel di punggungnya.
Tangan kurus dengan jari-jari lentik itu memeluknya dengan erat, sementara wajah di belakangnya tersuruk nyaman di punggungnya.
Pemuda itu mengerjap untuk mengumpulkan kesadaran, dan ingatan yang sempat mengabur semalaman saat dirinya mabuk dan jatuh di pelukan seorang perempuan seksi yang dia temui di sebuah klub di tengah kota.
Dimitri menoleh kebelakang dan dia mendapati wajah pucat itu terlelap begitu dalam. Riasannya memudar, dan dengan rambut pirang berantakan, namun dia masih terlihat menggoda.
"Hey!" katanya, bermaksud membangunkan perempuan itu.
"Hey, bangunlah Nona, sudah pagi." katanya lagi, dan dia menepuk tangan yang memeluk tubuhnya itu.
Perempuan itu mengerjap lalu membuka mata, dan tampaklah wajah tampan Dimitri yang tengah menoleh kepadanya.
"Ah, ... apa kita kesiangan?" katanya, yang sedikit bangkit. Dengan senyum manis di bibir sensual yang lipstiknya telah memudar.
"Sepertinya begitu." pemuda itu melirik jam dinding yang berdetak seperti biasanya.
"Mati aku!" dia kemudian bangkit dan menghambur kedalam kamar mandi.
***
"Kau mau pergi?" gadis itu bertanya saat Dimitri telah selesai dengan pakaiannya.
"Ya, aku harus menjemput orang tuaku di bandara. Dan aku sudah terlambat." pemuda itu tergesa.
"Baiklah, apa kau akan kembali nanti?"
"Ng... tidak tahu, karena aku akan sangat sibuk dengan orang tuaku." Dimitri terlihat berpikir, kemudian bersiap untuk pergi.
"Baiklah jagoan, kembalilah kapan-kapan, aku ada disini atau di klub seperti biasa." gadis itu kembali merebahkan tubuh telanjangnya di tempat tidur.
Dimitri hampir saja keluar dari tempat tersebut ketika dia baru saja mengingat sesuatu.
"Siapa namamu tadi? aku lupa." dia memutar tubuh.
"Panggil saja Irina." jawab gadis yang kembali memejamkan matanya itu.
"Baik Irina. Nanti aku akan menemuimu lagi." ucap Dimitri, yang kemudian benar-benar keluar dari tempat itu.
"Baik sayang, aku akan menunggu." Irina setengah menggumam.
🌹
🌹
"Mama, Papi!" Dimitri berlari tergesa menghampiri kedua orang tuanya yang telah tiba di kediaman Nikolai, kemudian menghambur untuk memeluk mereka berdua secara bergantian.
"Sayangku! wow, kamu merubah warna rambutmu lagi?" Sofia memeluknya begitu erat, lalu mengusak rambut putranya yang kini tak sehitam biasanya.
"Kau sehat Nak?" Satria menepuk pundak putranya beberapa kali.
"Sehat. Kalian sendiri bagaimana?" jawab Dimitri dengan wajah semringah.
"Sehat." jawab Satria.
"Maaf aku tidak menjemput. Aku....
"Sibuk ya? acara kelulusan sepertinya membuatmu lupa banyak hal." sahut Sofia.
"Eee... begitulah."
"Kak Dygta tidak Ikut?" dia melihat sekeliling, hanya ditemukan beberapa koper yang mulai dipindahkan oleh para pegawai di mansion tersebut.
"Oh, dia juga sangat sibuk. Dan tidak bisa pergi tanpa Arfan, anak-anaknya akan sangat merepotkan tanpa ayah mereka." Sofia menjawab.
"Yeah, ... seperti Daryl dan Darren waktu kecil kan? hang saja ini dua kali lipat repotnya." pemuda itu tertawa lalu melirik tiga orang pria yang baru saja tiba. Kakek dan kedua adik kembarnya yang baru saja menyelesaikan olahraga pagi mereka di sekitar mansion.
"Begitulah." Sofia pun tertawa.
Dan ketiga pria berbeda generasi itu bergantian menyapa dan memeluk pasangan yang baru saja tiba ini.
"Berhari-hari tidak pulang, dan kau juga melupakan tugasmu menjemput orang tuamu. Dasar anak nakal!" Nikolai Mulai menggerutu, melihat cucunya yang memang tidak tinggal bersamanya.
"Aku sibuk Ded." Dimitri beralasan.
"Sibuk kepalamu! Bahkan asrama tempatmu tinggal sudah sepi, semua mahasiswa sudah pulang ke tempat orang tua mereka, kecuali mahasiswa dari luar distrik dan luar negri."
"Ded memata-matai aku lagi ya?"
"Tentu saja anak nakal! hanya kau yang selalu bertindak seenaknya, dan membahayakan dirimu sendiri."
"Aku bukan anak kecil lagi Ded,"
"Dua adikmu juga bukan anak kecil, tapi mereka menuruti apa yang aku bilang."
"Itu beda."
"Sudah Ded, katanya rindu kak Dim, tapi kalau ketemu kenapa Ded selalu memarahinya?" Daryl menyela percakapan.
"Iya, Ded aneh. Kalau tidak ada selalu di rindukan, tapi kalau datang pasti marah-marah." Darren menimpali.
"Itu karena kakak kalian nakal."
"Hanya karena aku tidak tinggal disini Ded menyebutku nakal?" Dimitri menggerutu.
"Diamlah, ayo kita sarapan. Aku sudah lapar. Jalan pagi-pagi dengan kalian sangat melelahkan. " pria itu berujar, dan mereka semua tertawa.
🌹
🌹
"Nanti setelah selesai kelulusan kamu pulang kan?" Sofia memulai percakapan, sesaat setelah mereka selesai bercengkerama dan putra pertamanya itu keluar menjauh.
"Nanti Ma." jawab Dimitri, yang segera meneguk minuman yang dia bawa dari dalam rumah.
"Kapan?" Sofia bertanya lagi.
"Nanti, ... kalau aku mau." pemuda itu tertawa.
"Papimu membutuhkanmu sayang, tidak kah kamu ingin pulang dan membantu dia dirumah?" bujuk Sofia.
"Kan ada Om Arfan Ma?"
"Masa pengunduran dirinya hampir tiba sayang, kami sudah janji begitu kamu lulus kuliah dia bisa berhenti, dan dia hampir tidak bisa menunggu lagi." perempuan itu menjelaskan.
"Dim?" panggil Sofia saat tak terdengar lagi suara putranya.
"Ya Ma?"
"Pulanglah, kami membutuhkanmu." bujuknya lagi.
Namun Dimitri masih belum memberi jawaban.
"Dim?"
"Ya Mama?"
"Mama mohon, pulanglah. Bantu papimu."
"Hanya kamu yang bisa papi andalkan." Satria muncul dan mendekat kepada istri dan putra pertamanya.
Dimitri menoleh, dan dia tampak terkejut.
"Sebelum kedua adikmu lulus, hanya kamu yang papi harapkan. Tapi jika mereka sudah menyelesaikan sekolah, dan bisa bekerja, maka kalian bertigalah yang akan mengambil alih perusahaan dan mengurus bisnis keluarga." lanjut Satria.
"Kalau aku nggak pulang?" Dimitri srolah bertanya.
"Maka papi akan kembali bekerja, setelah Arfan mundur tentunya."
"Papi bisa? kan dokter bilang sudah tidak boleh bekerja terlalu keras.?"
"Terpaksa, kalau kamu tidak mau, dan Arfan pun tidak bisa... apalagi adik-adikmu pun belum bisa papi andalkan, jalan satu-satunya ya papi kembali bekerja."
Pemuda itu menghela napasnya dalam-dalam. Jika tidak pulang, maka dirinya akan mengecewakan kedua orang tuanya, tapi jika pulag, maka hilang sudah kebebasannya yang biasa dia nikmati beberapa tahun ini.
🌹
🌹
🌹
Bersambung ...
hai haii... masih ingat dengan keluarga Nikolai dong? novel selanjutnya akan bercerita tentang Dimitri, si anak manja nan tengil kesayangan Mama Fia dan Papi Satria.
Mau tahu gimana keseruannya? ayo kita berpetualang lagi di dunia halu emak, yang akan bercerita tentang keluarga, cinta, dan hubungan antar sesama. Yang awalnya biasa, namun akan berubah menjadi luar biasa ketika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Meet Dimitri Alexei Nikolai 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
Dimitri jd anak Badung
2025-01-14
0
Cici_sleman
di novel MSL bayangan aku, Dimitri ky anake Zorro, tengil lucu kl sm Dygta
2024-03-30
1
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
dimitrii😳😳😳
2023-02-22
1