Pemuda Pedalaman Sang Pewaris

Pemuda Pedalaman Sang Pewaris

Jati Diri yang sebenarnya

"Nak Arka!! Sudah 20 tahun kamu hidup bersama kami di pulau terpencil ini dan tidak pernah keluar jauh dari pulau ini.

"Tidakkah kamu ingin melihat dunia luar?

"Bukannya kami ingin mengusirmu dari sini, Bapak dan Ibu hanya tidak ingin kamu menghabiskan seluruh hidupmu di pulau terpencil ini!!

dan siapa tau kamu bisa menemukan keluarga kandungmu

Ucapnya lagi sambil menghela nafasnya.

Seorang pemuda tampan dengan tinggi 180 cm kulit sawo matang dan badan yang berotot sempurna terpaku mendengar kata-kata sepasang suami-istri yang berusia 70 tahunan itu

Pemuda itu adalah Arka

Dan sepasang suami-istri itu Dambung Ekot dan Hanyam adalah orang tua angkatnya, mereka tinggal di Pulau Randayan sebelah utara Kalimantan Barat dengan luas pulau sekitar 500.000 meter persegi dan hanya di huni oleh 37 kepala keluarga dan Dambung Ekot sebagai ketua suku disana

20 tahun lalu Dambung Ekot dan Hanyam yang sedang mencari ikan untuk bahan makanan dan juga untuk dijual ke pasar dipulau seberang di aliran sungai disekitar pulau Randayan,

mereka melihat sesuatu yang mengapung mengikuti arus sungai dan ketika dihampiri ternyata itu adalah sebuah kotak dari kayu yang menyerupai tempat tidur bayi dan di selilingnya diikat dengan 4 jerigen minyak besar dan didalamnya ada seorang balita laki-laki yang terbungkus selimut bayi berwarna merah bercorak dengan gambar naga emas

Dambung Ekot dan Hanyam kala itu berpikir pastilah orang tuanya telah membuang bayi tersebut, karena dilihat dari jerigen yang terikat mengelilingi kotak kayu tersebut yang menandakan supaya kotak itu tidak tenggelam dan akan hanyut diatas air, lalu mereka memutuskan membawa bayi tersebut untuk dijadikan anak karena setelah 25 tahun hidup bersama mereka tidak mempunyai keturunan, mereka juga melihat dileher bayi itu sebuah kalung emas bertuliskan "ARKA" Dan dibaliknya bertuliskan 20-04-1990, namun karena mereka tidak bisa membaca tulisan tersebut, karena mereka hanya bisa membaca dan menulis abjad suku mereka sendiri saja dan lalu tidak menghiraukan tulisan tersebut

Hingga 8 tahun setelahnya pemerintah mengadakan sosialisasi masuk ke pulau-pulau terpencil yang tidak terjamah dunia luar untuk memberikan pendidikan gratis dan pengetahuan tentang dunia luar, disanalah baru diketahui bahwa anak mereka bernama ARKA dan sudah berumur 11 tahun saat itu, kenyataan tersebut diketahui karena pemberitahuan para sukarelawan dari pemerintah yang membaca tulisan dari kalung tersebut

selama mengikuti pelajaran dan pemahaman yang diberikan, Arka ternyata sangat jenius dalam hal apapun dan selama 5 tahun program pendidikan gratis dari pemerintah Arka mampu jauh melampaui target dari para guru sukarelawan dan secara statistik jika itu dikota sama artinya Arka mampu lulus sarjana di usia 16 tahun dan hanya membutuhkan waktu selama 5 tahun dari awal dia belum bisa membaca dan menulis namun tentunya tanpa ijazah karena itu hanya program sosialisasi,

Para sukarelawan pun dengan berani menyarankan kepada Dambung Ekot dan Hanyam selaku orang tua Arka supaya pemerintah diperbolehkan membawa Arka ke kota untuk diberikan kehidupan yang baru dan tentu ada tujuan lainnya melihat kejeniusan yang dimiliki Arka

Namun Dambung Ekot yang tentu saja masih berpikir primitif langsung menolak dan mengusir para sukarelawan tersebut, karena Ekot ingin menjadikan Arka sebagai anaknya untuk selamanya dan tidak ingin terpengaruh dunia luar apalagi sampai dia tau silsilah dirinya sendiri

Hingga akhirnya kini disaat Arka berusia 23 tahun Dambung Ekot dan Hanyam ingin melepas Arka ke dunia luar demi masa depan Arka dan mereka tidak ingin anak angkatnya tersebut menghabiskan sisa hidupnya sebagai orang pedalaman

Masih terpaku mendengar kata-kata dan semua cerita dari awal tentang dirinya

Arka pun berdiri dari duduknya lalu berlutut memeluk kaki Dambung Ekot dan Hanyam seraya menangis

"Bapak,..Ibu,.. "Ucap Arka seraya menangis sendu,.

"Aku benar-benar tidak menyangka ternyata aku bukan anak kandung kalian, selama ini aku merasakan kebahagiaan bersama kalian, apakah aku harus keluar dari pulau ini?

"Seperti yang sering Bapak dan Ibu katakan, dunia luar itu sangatlah kejam

namun jika itu adalah saran terbaik untukku, aku tentu akan mengikuti apa kata Bapak dan Ibu dan juga aku sangat berterimakasih kepada kalian atas apa yang sudah kalian berikan kepadaku hingga aku tumbuh besar seperti ini.

"Aku akan selalu menjadi anak kalian sampai kapanpun karena kalian selalu menyayangiku selama ini

dan jika bukan karena kalian yang menyelamatkanku di sungai saat itu mungkin aku sudah menjadi makanan buaya dan tidak pernah menghirup udara lagi" kenang Arka yang masih memendamkan wajahnya,.

"Bangunlah anak ku!!

"Merantaulah dan jadilah orang yang berguna diluar sana

Bapak dan ibu tidak bisa membekali apapun hanya kemampuan bertahan hidup dan ilmu leluhur ku yang aku bekali untukmu dan kamu jangan pernah meragukan kemampuanmu itu, pergunakanlah dengan bijak kemampuan beladirimu dan juga kamu sudah mendapatkan pelajaran tentang dunia luar dari para guru sukarelawan, Bapak yakin kamu akan bisa melalui kejamnya dunia luar nantinya

"Ini kalungmu anakku"

Seru Hanyam lalu memakaikan kalung yang rantai aslinya sudah tidak muat dileher Arka tapi sudah diganti oleh Dambung Ekot dengan tali akar Dewa yang disulam sehingga liontin emas yang bertuliskan namanya masih bisa melekat dibawah leher Arka

Setelah perbincangan panjang yang dipenuhi rasa haru dan kesedihan itu berakhir, mereka bertiga pergi untuk tidur karena hari sudah malam

3 hari setelahnya Arka sudah bersiap-siap untuk pergi merantau dan Arka sudah menaiki sampan milik Dambung Ekot, Hanyam tidak kuasa menahan air matanya melepas si gagah yang sudah dianggap anak kandungnya itu,

Arka memeluk erat Bapak dan Ibunya sebelum akhirnya dia naik ke atas sampan milik penduduk setempat, beberapa orang yang mengantarkan Arka mulai mendayung sembari Arka sesekali melambai ke arah Dambung Ekot dan Hanyam sebagai tanda perpisahan.

***

Tidak berselang lama setelah 2 jam sampan yang mereka gunakan sudah sampai di satu dermaga kecil suatu Desa di Kalimantan Barat dimana Desa itu adalah titik awal bagi masyarakat pedalaman jika ingin pergi ke kota ataupun hanya sekedar pergi kepasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari

Di terminal yang terlihat ramai oleh penduduk, disana sudah terlihat ada beberapa truck yang akan membawa puluhan orang yang akan menuju pelabuhan Dwikora Pontianak untuk mencari kerja disana dan Arka pun meminta izin untuk bisa bergabung dengan tujuan awal mencari pekerjaan di pelabuhan Dwikora, setelah diizinkan dia pun langsung naik ke atas truck dengan biaya yang sudah ditentukan

Terlihat sekitar 20an orang didalam truck yang ditumpangi Arka hingga membuat mereka agak sedikit berdesakan, ketika semua sudah naik truck mulai berangkat dan beberapa jam setelahnya truck sudah sampai di pelabuhan dan para calon pekerja turun dari truck begitu juga dengan Arka

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Arca

2024-01-14

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Pulau Randayan tempat wisata yg indah di Kalbar.

2023-07-21

1

Libra Rahutia

Libra Rahutia

ijinmpromo ya kaka
silahkan mampir juga ya dikaryaku judulnya MERTUAKU MEMBENCIKU

2022-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!