NovelToon NovelToon

Pemuda Pedalaman Sang Pewaris

Jati Diri yang sebenarnya

"Nak Arka!! Sudah 20 tahun kamu hidup bersama kami di pulau terpencil ini dan tidak pernah keluar jauh dari pulau ini.

"Tidakkah kamu ingin melihat dunia luar?

"Bukannya kami ingin mengusirmu dari sini, Bapak dan Ibu hanya tidak ingin kamu menghabiskan seluruh hidupmu di pulau terpencil ini!!

dan siapa tau kamu bisa menemukan keluarga kandungmu

Ucapnya lagi sambil menghela nafasnya.

Seorang pemuda tampan dengan tinggi 180 cm kulit sawo matang dan badan yang berotot sempurna terpaku mendengar kata-kata sepasang suami-istri yang berusia 70 tahunan itu

Pemuda itu adalah Arka

Dan sepasang suami-istri itu Dambung Ekot dan Hanyam adalah orang tua angkatnya, mereka tinggal di Pulau Randayan sebelah utara Kalimantan Barat dengan luas pulau sekitar 500.000 meter persegi dan hanya di huni oleh 37 kepala keluarga dan Dambung Ekot sebagai ketua suku disana

20 tahun lalu Dambung Ekot dan Hanyam yang sedang mencari ikan untuk bahan makanan dan juga untuk dijual ke pasar dipulau seberang di aliran sungai disekitar pulau Randayan,

mereka melihat sesuatu yang mengapung mengikuti arus sungai dan ketika dihampiri ternyata itu adalah sebuah kotak dari kayu yang menyerupai tempat tidur bayi dan di selilingnya diikat dengan 4 jerigen minyak besar dan didalamnya ada seorang balita laki-laki yang terbungkus selimut bayi berwarna merah bercorak dengan gambar naga emas

Dambung Ekot dan Hanyam kala itu berpikir pastilah orang tuanya telah membuang bayi tersebut, karena dilihat dari jerigen yang terikat mengelilingi kotak kayu tersebut yang menandakan supaya kotak itu tidak tenggelam dan akan hanyut diatas air, lalu mereka memutuskan membawa bayi tersebut untuk dijadikan anak karena setelah 25 tahun hidup bersama mereka tidak mempunyai keturunan, mereka juga melihat dileher bayi itu sebuah kalung emas bertuliskan "ARKA" Dan dibaliknya bertuliskan 20-04-1990, namun karena mereka tidak bisa membaca tulisan tersebut, karena mereka hanya bisa membaca dan menulis abjad suku mereka sendiri saja dan lalu tidak menghiraukan tulisan tersebut

Hingga 8 tahun setelahnya pemerintah mengadakan sosialisasi masuk ke pulau-pulau terpencil yang tidak terjamah dunia luar untuk memberikan pendidikan gratis dan pengetahuan tentang dunia luar, disanalah baru diketahui bahwa anak mereka bernama ARKA dan sudah berumur 11 tahun saat itu, kenyataan tersebut diketahui karena pemberitahuan para sukarelawan dari pemerintah yang membaca tulisan dari kalung tersebut

selama mengikuti pelajaran dan pemahaman yang diberikan, Arka ternyata sangat jenius dalam hal apapun dan selama 5 tahun program pendidikan gratis dari pemerintah Arka mampu jauh melampaui target dari para guru sukarelawan dan secara statistik jika itu dikota sama artinya Arka mampu lulus sarjana di usia 16 tahun dan hanya membutuhkan waktu selama 5 tahun dari awal dia belum bisa membaca dan menulis namun tentunya tanpa ijazah karena itu hanya program sosialisasi,

Para sukarelawan pun dengan berani menyarankan kepada Dambung Ekot dan Hanyam selaku orang tua Arka supaya pemerintah diperbolehkan membawa Arka ke kota untuk diberikan kehidupan yang baru dan tentu ada tujuan lainnya melihat kejeniusan yang dimiliki Arka

Namun Dambung Ekot yang tentu saja masih berpikir primitif langsung menolak dan mengusir para sukarelawan tersebut, karena Ekot ingin menjadikan Arka sebagai anaknya untuk selamanya dan tidak ingin terpengaruh dunia luar apalagi sampai dia tau silsilah dirinya sendiri

Hingga akhirnya kini disaat Arka berusia 23 tahun Dambung Ekot dan Hanyam ingin melepas Arka ke dunia luar demi masa depan Arka dan mereka tidak ingin anak angkatnya tersebut menghabiskan sisa hidupnya sebagai orang pedalaman

Masih terpaku mendengar kata-kata dan semua cerita dari awal tentang dirinya

Arka pun berdiri dari duduknya lalu berlutut memeluk kaki Dambung Ekot dan Hanyam seraya menangis

"Bapak,..Ibu,.. "Ucap Arka seraya menangis sendu,.

"Aku benar-benar tidak menyangka ternyata aku bukan anak kandung kalian, selama ini aku merasakan kebahagiaan bersama kalian, apakah aku harus keluar dari pulau ini?

"Seperti yang sering Bapak dan Ibu katakan, dunia luar itu sangatlah kejam

namun jika itu adalah saran terbaik untukku, aku tentu akan mengikuti apa kata Bapak dan Ibu dan juga aku sangat berterimakasih kepada kalian atas apa yang sudah kalian berikan kepadaku hingga aku tumbuh besar seperti ini.

"Aku akan selalu menjadi anak kalian sampai kapanpun karena kalian selalu menyayangiku selama ini

dan jika bukan karena kalian yang menyelamatkanku di sungai saat itu mungkin aku sudah menjadi makanan buaya dan tidak pernah menghirup udara lagi" kenang Arka yang masih memendamkan wajahnya,.

"Bangunlah anak ku!!

"Merantaulah dan jadilah orang yang berguna diluar sana

Bapak dan ibu tidak bisa membekali apapun hanya kemampuan bertahan hidup dan ilmu leluhur ku yang aku bekali untukmu dan kamu jangan pernah meragukan kemampuanmu itu, pergunakanlah dengan bijak kemampuan beladirimu dan juga kamu sudah mendapatkan pelajaran tentang dunia luar dari para guru sukarelawan, Bapak yakin kamu akan bisa melalui kejamnya dunia luar nantinya

"Ini kalungmu anakku"

Seru Hanyam lalu memakaikan kalung yang rantai aslinya sudah tidak muat dileher Arka tapi sudah diganti oleh Dambung Ekot dengan tali akar Dewa yang disulam sehingga liontin emas yang bertuliskan namanya masih bisa melekat dibawah leher Arka

Setelah perbincangan panjang yang dipenuhi rasa haru dan kesedihan itu berakhir, mereka bertiga pergi untuk tidur karena hari sudah malam

3 hari setelahnya Arka sudah bersiap-siap untuk pergi merantau dan Arka sudah menaiki sampan milik Dambung Ekot, Hanyam tidak kuasa menahan air matanya melepas si gagah yang sudah dianggap anak kandungnya itu,

Arka memeluk erat Bapak dan Ibunya sebelum akhirnya dia naik ke atas sampan milik penduduk setempat, beberapa orang yang mengantarkan Arka mulai mendayung sembari Arka sesekali melambai ke arah Dambung Ekot dan Hanyam sebagai tanda perpisahan.

***

Tidak berselang lama setelah 2 jam sampan yang mereka gunakan sudah sampai di satu dermaga kecil suatu Desa di Kalimantan Barat dimana Desa itu adalah titik awal bagi masyarakat pedalaman jika ingin pergi ke kota ataupun hanya sekedar pergi kepasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari

Di terminal yang terlihat ramai oleh penduduk, disana sudah terlihat ada beberapa truck yang akan membawa puluhan orang yang akan menuju pelabuhan Dwikora Pontianak untuk mencari kerja disana dan Arka pun meminta izin untuk bisa bergabung dengan tujuan awal mencari pekerjaan di pelabuhan Dwikora, setelah diizinkan dia pun langsung naik ke atas truck dengan biaya yang sudah ditentukan

Terlihat sekitar 20an orang didalam truck yang ditumpangi Arka hingga membuat mereka agak sedikit berdesakan, ketika semua sudah naik truck mulai berangkat dan beberapa jam setelahnya truck sudah sampai di pelabuhan dan para calon pekerja turun dari truck begitu juga dengan Arka

100 juta lalu 200 juta

"Kami mencari 20 orang untuk mengangkut patung-patung diatas truck itu" sembari menunjuk ke arah truck dan orang-orang yang kuat pastinya" Teriak seorang pria gemuk berpakaian ala juragan pada umumnya

Arka yang mendengar itu langsung berlari menghampiri bersama puluhan orang lainnya

Si pria gemuk berteriak keras " Berbaris semuanya aku akan memilih yang kuat saja!

Dia mulai melihat-lihat yang kiranya bertubuh kuat

Ok kamu, kamu, kamu dan kamu sambil menunjuk dan 20 orang dipilihnya termasuk Arka

"Namaku Anton" Seru si pria gemuk

Aku akan membayar masing-masing untuk setiap orang 200ribu untuk mengangkut 50 patung kayu disana sembari menunjuk 5 truck besar dibelakang mereka.

"Kerjakan dengan rapi dan jangan ada yang menjatuhkan patungnya karena itu adalah patung mahal teriak Anton lagi.

Terlihat ke 5 truck itu masing-masing memuat 10 patung yang terbuat dari kayu Jepara

Ada patung naga melilit rajawali , ada patung dewa, patung Buddha dan yang lainnya

"Baik bos" Seru semua orang

Arka dan yang lainnya mulai mengangkat patung untuk dibawa ke kontainer dan akan disusun

1 patung diangkat 4 hingga 6 orang karena 1 patung beratnya hampir 300KG

Buuggg"

aduuuhhhaduuuhhh tanganku"

teriak beberapa pekerja

Tiba-tiba patung terjatuh karena 4 orang yang mengangkatnya sudah kelelahan dan itu adalah patung terakhir yang harus dipindahkan

Baabiii"" Akan kupatahkan kaki kalian jika patungnya sampai rusak

Cepat angkat patungnya!

Perintah Anton dengan raut wajah kesal.

"Maaf Kami kelelahan sekali bos" ucap keempat orang itu dan kemudian 1 orang diantaranya jatuh pingsan.

Arka yang melihat itu dengan cepat menghampiri dan membopong orang yang pingsan tadi itu ke tempat teduh dan memberikan air putih

"Mari aku bantu angkat patungnya" Seru Arka.

"Maaf tangan kami terkilir saat menahan patungnya bang, sudah gak bisa angkat lagi" Terlihat ketiganya meringis memegang tangan masing-masing.

Arka mencoba meminta bantuan ke pekerja lainnya tapi tidak ada satupun yang menghiraukan permintaannya

"Kami sudah sangat kelelahan lagipula tugas kami sudah selesai " Ucap salah satu pekerja yang berdiri tidak jauh darinya

Karena dirasa tidak ada yang mau membantu kemudian Arka memutuskan akan mengangkat patungnya sendiri

Ciihhh"...

Jangan sok kuat kamu anak muda, berat patung itu 300KG lebih! Yang ada punggungmu akan remuk

"Aku akan mencobanya bos" ucap Arka penuh percaya diri, lalu dia mencari posisi untuk mengangkat patungnya.

"Eh orang b***h

Mari bertaruh!!

Jika kamu bisa mengangkat sendiri patung itu aku Anton akan bersujud dikakimu dan memberikan 100 juta padamu" tantang Anton dan masih dengan maksud meremehkan

"Apa itu benar bos?

"Apa nanti bos Anton malah ingkar janji setelah aku bisa mengangkat patung ini?

Arka mencoba memprovokasi Anton

sembari tersenyum membayangkan uang 100 juta itu sangatlah banyak "Arka membatin.

"Banyak saksi disini aku tidak akan ingkar, tapi!!

Jika kamu tidak bisa maka kamu harus jadi pekerjaku tanpa upah dalam 1 tahun!!

Hahahaa Anton tertawa karena dia merasa pasti akan sangat menguntungkan taruhan ini untuknya karena dia yakin pemuda itu tidak akan bisa mengangkat patungnya sendirian.

"Hhmm baiklah bos Anton" Kita sepakat ya!!

Arka meraih tangan Anton pertanda mereka sepakat bertaruh.

Kemudian Arka mendekati patung dan mengambil ancang-ancang dan

Ciaattt""

Dengan sedikit mengeluarkan tenaga dalam Arka mengangkat patungnya dan dibawa ke kontainer

Semua mulut orang yang menyaksikan adegan itu terbuka lebar-lebar saking terkejutnya melihat pemuda yang mengangkat patung seberat itu seorang diri

Anton pun juga sama, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan lalu terduduk di tanah

"Sial kenapa dia bisa mengangkatnya dengan semudah itu, Anak muda ini manusia apa bukan sih" gumam Anton dalam hatinya.

Keringat Anton bercucuran mengingat taruhannya, dia akan kehilangan uang 100 juta dengan sangat mudah dan juga berlutut dikaki pemuda itu, dia tidak berani ingkar dengan taruhannya mengingat Pemuda itu dengan mudahnya mengangkat patung seberat 300KG apalagi hanya melemparkannya kelaut

Bagaimana bos Anton?

Aku bisa dapatkan uang taruhan dan upahku sekarang? dan Bos tidak perlu berlutut, karena itu tidak menguntungkanku sama sekali!

Arka menghampiri Anton yang masih terduduk dan berkeringat dingin

"Oh tentu saja anak muda, aku orang yang tepat janji dan siapa namamu?

"Namaku Arka bos

Arka sedikit menundukan kepala mengenalkan diri dengan sopan.

"Baiklah aku akan mengingat namamu!

kemudian Anton mengambil tas dan memberikan uang taruhan dan upahnya Arka total 100,200,000 yang di bungkus dengan kertas berwarna coklat

Anton berpikir sejenak lalu berkata:

"Apa kamu mau bekerja Sebagai pengawal pribadi di Jakarta?

Bayarannya 200 juta per bulan dan akan dikontrak selama 2 tahun jika kamu memenuhi syarat dan kerjanya hanya mengawal pengusaha terkaya di Asia saat ini! dan aku bisa mengurusnya untukmu.

"Benarkah bayarannya sebesar itu bos? Arka sangat antusias mendengar bayaran sebesar itu.

Dia berpikir dengan uang sebanyak itu pasti akan sangat berguna untuk kehidupan Dambung Ekot dan Hanyam dan juga tentu untuk Pulau tempat dia dibesarkan

"Tentu saja!!

"Jadi kamu setuju? Anton meyakinkan lagi sembari tersenyum licik" Karena sejatinya informasi yang dia dapat dari agen yang merekrut pengawal itu , dia sendiri akan mendapatkan upah sebesar 200 juta selaku penyalur, tentunya upahnya akan didapatkan Anton jika Arka lolos seleksi

Setelah apa yang disaksikan Anton saat Arka mengangkat patung tadi, dia yakin Arka pasti lolos seleksi.

"Iya tentu saja aku setuju bos" Arka kembali membungkukkan kepalanya tanda terimakasih kepada Anton.

"Baiklah aku akan mengurusnya untukmu" Sembari menelfon seseorang dari pihak agen perekrutan.

Anton terlihat manggut-manggut sembari menjelaskan kemampuan calon pengawal yang ia rekomendasikan dan tidak lupa sedikit melebih-lebihkan situasinya,

lalu ia menutup telfonnya

Anton tersenyum lalu berkata : Sudah beres"

"Malam ini kamu berangkat kejakarta, semua keperluan dan kebutuhanmu sudah diurus oleh kawanku ( yang sebenarnya adalah dari pihak agen, bukanlah kawannya Anton )

Dan 1 jam lagi kawanku akan menjemputmu di depan kantor pelabuhan! Jangan lupa 1 jam lagi!!

Anton mengingatkan

"Terimakasih banyak bos Anton, aku akan tepat menunggu didepan kantor pelabuhan

Arka membungkukkan sedikit tubuhnya.

1 jam kemudian Anton dan Arka tepat berada didepan kantor pelabuhan dan terlihat sebuah mobil Toyota Fortuner yang ditumpangi 2 orang pemuda berpakaian rapi menghampiri mereka

"Apa kamu Arka?

Pihak agen menanyakan dari dalam mobil"

"Iya bang nama saya Arka!

"Masuk ke mobil! Kita langsung berangkat menuju bandara

"Baik bang"

Arka sangat bersemangat, ini kali kedua dia menaiki kendaraan roda 4 dan di mobil ini terasa sangat nyaman dibandingkan truck yang sebelumnya dan juga Arka membayangkan akan naik pesawat yang selama ini memimpikannya saja dia tidak pernah untuk naik pesawat

Pemuda Randayan ke Jakarta

Malam itu tepat jam 20.00 Arka dan pihak agen perekrut sudah sampai di bandara international Supadio yang merupakan bandara dengan aktivitas terpadat di Kalimantan

Bandara yang terlihat megah membuat Arka terkagum-kagum, ini adalah pertama kalinya Arka meninggalkan kepulauan dan tentu juga pertama kalinya melihat bangunan besar

dilihat sekelilingnya begitu ramai bahkan jauh lebih ramai dari pasar yang biasa ia kunjungi untuk menjual ikan ataupun hasil hutan lainnya

Belum selesai ia melihat-lihat keramaian itu,

sang agen memanggil supaya mengikutinya

dan mereka langsung menuju gerbang 1 untuk masuk ke pesawat Bidadari Airline

Ya sang agen mendapatkan pelayanan VIP dari Bidadari Airline, karena Bidadari Airline adalah salah satu maskapai yang dimiliki oleh pengusaha terkaya di Asia, dimana Arka adalah calon pengawal pengusaha tersebut nantinya, jadi benar-benar dipermudah untuk segala urusan mereka

"Wah ini luar biasa sekali"

"Wah besar sekali bangunan ini"

"Mereka cantik-cantik! belum pernah aku melihat wanita secantik mereka"

Arka terus bergumam dalam hatinya tak henti-henti mengagumi apa yang dilihatnya saat ini

semua ini seperti dalam mimpi baginya

"Selamat datang di Bidadari Airline semoga perjalanan anda menyenangkan"

2 orang pramugari menyambut dengan senyuman manis dan tangan mencakup di dada mereka sembari mempersilahkan Arka memasuki pesawat

Arka sedikit tersipu malu melirik pramugari cantik yang menyambutnya sembari tersenyum kagum dan melanjutkan memasuki pesawat mengikuti pihak agen ke kelas bussiness

Para penumpang lain yang melihat penampilan Arka sedikit merasa jijik dan mencibir

"Hey orang kampung jangan mengemis di pesawat!!

teriak seorang pria tinggi kurus berkumis tipis kemudian tertawa terbahak-bahak

"Dia itu penumpang bukan pengemis!

jangan menghina orang jika tidak ingin mendapat masalah!!

Sang agen terlihat sangat marah dengan tatapan tajamnya sembari memegang kerah baju si kurus

Pria itupun mengangkat tangannya dengan gemetar melihat tatapan bengis sang agen

"Sialan tatapannya sangat mematikan, kurasa dia bukan orang sembarangan " pikirnya

diapun segera meminta maaf lalu pergi ke tempat duduknya

VBR ( VIP BODYGUARD RECRUITMENT) adalah tempat sang agen bekerja yang tentunya ia adalah seorang ahli karena itu adalah persyaratan mutlak untuk bisa bekerja disana, karena pekerjaannya adalah merekrut orang dan diteruskan untuk menjadi pengawal bagi bos-bos besar

Biasanya orang-orang yang ingin menjadi pengawal akan dites langsung kemampuan bela dirinya oleh sang agen tapi tidak untuk Arka, karena sang agen sudah mendapat penjelasan dari Anton tentang bagaimana kemampuan Arka, jadi Arka akan langsung mengikuti seleksi di pusat VBR

"Duduklah disini disebalahku!

Perintah agen yang bernama Dion

"Baik bang" Sahut Arka sembari sedikit menundukkan kepalanya

( anak ini benar-benar sopan santun)

Dion asli orang pontianak dan ketika melihat gerak gerik Arka yang seperti anak kecil yang melihat mainan baru, ia sedikit tersenyum dan teringat saat pertama kali dia naik pesawat juga berperilaku sama seperti itu

"Namaku Dion asli pontianak, kamu asli orang mana Arka? Tanya Dion sembari meregangkan kakinya di tempat duduk pesawat yang terlihat mewah dan nyaman

"Salam kenal bang Dion, aku tinggal dan besar di pulau Randayan dan ini adalah pertama kalinya aku keluar dari Kepulauan untuk merantau" Arka menjelaskan

"Apa? Pulau Randayan?

Dion begitu terkejut dan tidak percaya ketika Pulau Randayan keluar dari mulut Arka yang menjelaskan tempat asalnya"

"Iya aku dari pulau Randayan" Arka kembali menegaskan, sembari bingung melihat ekspresi wajah Dion

Dion menatap Arka " Melihat kembali dari ujung rambut hingga ujung kakinya dengan penuh pertanyaan dikepalanya, karena sepengetahuan dirinya sebagai orang kalimantan, penduduk di pulau Randayan dan sekitarnya tidak ada yang pergi keluar pulau apalagi untuk merantau, mereka akan keluar dari pulau hanya jika terjadi konflik atau ada yang menindas tanah kalimantan karena penduduk pedalaman yang menempati pulau-pulau di area itu adalah keturunan langsung prajurit ataupun panglima perang pada zaman kerajaan dahulu, maka tidak heran sebagian besar penduduknya memiliki ilmu leluhur seperti beladiri dan kebal tubuh, dan juga forum wajah beserta warna kulit Arka yang terlihat berbeda dengan penduduk pedalaman pada umumnya

Dengan sedikit ragu Dion bertanya kepada Arka yang masih terlihat bingung dengan pertanyaannya tadi

"Jika memang kamu berasal dari pulau Randayan mengapa kamu punya pengetahuan tentang dunia luar? Warna kulit, postur tubuh dan wajahmu juga nampak berbeda, juga pakaianmu tidak seperti penduduk Randayan pada umumnya?

Dion mengernyitkan dahinya bertanya dengan penasaran

"Oh untuk itu" Beberapa tahun yang lalu ada program dari pemerintah, beberapa sukarelawan memberikan kami bantuan pangan, pakaian, pendidikan gratis dan juga pengetahuan tentang dunia luar, itu berlangsung selama 5 tahun lamanya, sebelum bapakku dan beberapa tetua lainnya akhirnya mengusir mereka, karena para tetua tidak ingin budaya nenek moyang yang murni di jejali dengan hal-hal dari luar, dan,..

Arka sedikit menghela nafas"

"Untuk wajah, kulit dan postur tubuhku terlihat sedikit berbeda karena bapak dan ibuku memang tampan dan cantik, celoteh Arka sembari terkekeh

Arka tidak ingin mengungkap jati dirinya seperti yang sudah diceritakan Dambung Ekot dan Hanyam, dia ingin selalu di kenal sebagai penduduk pedalaman dari pulau Randayan"

"Oh jadi begitu"

Dion pun tersenyum lega mendengar penjelasan dari Arka dan dia jadi tambah yakin jika Arka si orang pedalaman ini akan lolos seleksi untuk menjadi pengawal elit dilihat dari latar belakang penghuni pulau Randayan"

Setelah pramugari menjelaskan hal-hal yang di instruksikan kepada penumpang, pesawat pun mulai lepas landas

Arka terlihat begitu tegang ketika pesawat mulai lepas landas namun ketegangan nya itu segera sirna setelah pesawat mengudara, dia melihat keluar jendela pesawat lampu-lampu kota terlihat indah sejauh mata Arka memandang"

"Aku tidak sabar melihat Jakarta itu seperti apa " Gumamnya dalam hati

"Arka istirahatlah dulu! Perjalanan kita akan memakan waktu 1 setengah jam! Lirih Dion yang sudah memejamkan mata sembari headset menutup kedua telinganya

"Hhmm aku akan melihat pemandangan saja, pemandangan indah begini tidak boleh terlewatkan! ucap Arka,

1 jam 20 menit sudah berlalu, kota Jakarta dengan gemerlapnya sudah terlihat dari jendela pesawat dan Arka mulai mendekati jendela kaca pesawat dan kembali tercengang bahwa apa yang dilihatnya sekarang jauh lebih gemerlap daripada saat pesawat lepas landas

"Kita sudah sampai ya? Dion sudah membuka matanya dan melihat Arka masih menganga didekat jendela pesawat

Setelah pesawat landing, Dion dan Arka keluar dari pesawat dan pergi ke pengambilan bagasi selanjutnya menuju pintu keluar

"Ooiii Dion!! Pecundang mana lagi yang kau bawa hari ini?

Tiba-tiba terdengar teriakan menghina dari arah depan tepat diruang tunggu penjemputan yang membuat semua orang menolehnya dan selanjutnya melirik Arka dan Dion yang sedang berjalan ke arah pintu keluar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!