05. Tugas kelompok

Namaku Fani, sahabat dekatnya Dea. Sore ini aku harus mampir kerumah Dea untuk mengerjakan tugas kelompok bersama Rafa dan Indri.

Awalnya kami memutuskan untuk kerja kelompok di rumahku, namun karena ada banyak tamu yang berkunjung kerumah untuk memberikan selamat atas pertunangan kakak ku. Jadi kami memutuskan untuk pindah tempat kerumah Dea, tentu saja dengan sedikit perdebatan antara aku dan Dea.

Aku sendiri sangat tau sikap kakaknya Dea yang seperti anak kecil dan sering bertengkar denganya, dan Dea takut Kakaknya akan mengganggu kerja kelompok mereka. Tapi dengan sedikit dorongan, akhirnya dia mengalah.

Dan sekarang kami sudah berada di depan rumah Dea, menunggu gadis itu mempersilahkan kami masuk.

"Bahkan perdebatan mereka sampai terdengar keluar." Gumamku yang masih duduk dikursi depan rumah Dea bersama dengan Indri.

"A–apa tidak apa-apa kita kerja kelompok di rumah Dea?" Tanya Indri terlihat gugup.

"Ah... ini pertama kalinya Indri berkunjung ke rumah Dea ya? Tidak apa-apa, tenang saja tidak perlu gugup." Jelasku sambil tersenyum untuk memberikan perasaan tenang terhadapnya.

"Tapi! Mereka sedang bertengkar loh, suaranya sampai terdengar keluar, tuh dengar ...." Ucap Indri mulai panik.

"Te–tenang saja. Mereka memang selalu seperti itu, Hha–ha..." Ucapku berusaha menenangkanya.

Dea dan Kinan memang selalu seperti itu, aku sudah berteman dengan Dea dari kecil. Jadi aku tau seberapa dekatnya mereka. Mungkin bagi Indri pertengkaran mereka terdengar menakutkan, tapi bagi ku dan orang-orang yang sudah mengenal lama mereka. Pertengkaran mereka terdengar begitu hangat, cara mereka menunjukan perhatian dan perasaan mereka benar-benar tidak seperti sudara pada umumnya.

Sifat Dea yang begitu serius membuat Kakaknya mengubah sifat tegasnya menjadi seorang pemalas dan humoris. Aku pernah mendengar curhatan Dea saat kami duduk di bangku kelas 4 SD, dia bilang ingin tumbuh menjadi seperti kakaknya yang bisa melakukan apa saja, dan Dea begitu membanggakan kakaknya itu.

Namun semakin cepat Dea mengejar Kakaknya, semakin jauh kakaknya berlari. Iya, Kinan kakaknya Dea itu adalah seorang pelari dan berhasil mewakili sekolahnya di tingkat provinsi saat usianya baru 14 tahun, kelas 2 SMP.

Saat masuk SMA, Kinan berhenti berlari karena cedera. Sifatnya mulai berubah menjadi dingin membuat Dea khawatir dan takut kehilangan idolanya yang selalu dikejar olehnya. Lalu dari sana Dea memutuskan untuk berubah menjadi sosok Dea yang sekarang.

Dan ada rahasia yang harus ku sembunyikan dari Dea. Rahasiaku dengan Kinan, dari rahasia ini aku bisa mengerti perasaan mereka yang sama-sama mengkhawatirkan satu sama lainnya. Kasih sayang seorang kakak untuk adiknya dan kasih sayang seorang adik untuk kakaknya.

"Maaf membuat kalian menunggu, ayo masuk," Ucap Dea mengejutkanku, "eh? Dimana Rafa?" Lanjutnya bertanya.

"Ah dia bilang mau ngisi bensin dulu, nanti juga datang." Jawabku sambil bangkit dari tempat duduk, begitupun dengan Indri.

"Kamu yakin De? Maksudku, kakak mu gak marah kita kerja kelompok di rumah kalian?" Tanya Indri merasa cemas.

"Tenang aja, ayo masuk." Ajaknya lagi membuatku dan Indri melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Waah... rumahmu bagus ya De, minimalis." Gumam Indri yang terpesona dengan rumah Dea.

"Kita kerja kelompok di kamarku aja ya, kalian duluan nanti aku nyusul." Ucap Dea sambil berjalan kearah dapur. Sedangkan aku pergi kelantai atas bersama Indri, hanya ada satu ruangan disana yang tidak lain adalah Kamarnya Dea.

"Rasanya udah lama gak main kekamar Dea." Gumamku.

"He? Jadi kalian udah lama gak main? Terakhir kali main kapan?" Tanya Indri terlihat penasaran.

"Tahun lalu..." Jawabku sambil tersenyum dan mengambil sikap duduk diatas kasur Dea.

Tak lama kemudian Dea masuk ke kamarnya bersama dengan Rafa yang baru datang.

"Maaf ya cuma ada es jeruk." Ucap Dea sambil menghidangkan es jeruk yang sudah tersimpan di dalam empat cangkir.

"Wah es jeruk," gumam Indri terlihat senang.

"Loe lama banget sih, beli bensin dimana ?" Tanyaku pada Rafa yang baru duduk disebelahku.

"Ya di tempat yang loe bilang." Jawabnya membuatku kesal.

"Jadi mau mulai ngerjain dari mana?" Tanya Rafa mengalihkan pembicaraan kami.

"Hem..." Gumam Dea dan Indri yang sudah membuka buku catatan mereka.

"Latihan soal matematikanya banyak banget ...." Keluh Dea menundukan kepalanya.

"Belum apa-apa otak loe udah ngebul aja De." Gumamku merasa lelah melihat kebiasaan mengeluhnya itu.

"Habisnya..." Ucap Dea terpotong, "Kita kerjakan soal yang gampangnya dulu, baru yang susahnya. Hemat waktu." Tutur Rafa membuatku kesal, karena otaknya yang begitu cerdas membuatku merasa tidak ada apa-apanya dihadapan dia. Meskipun begitu dia adalah pacarku.

"Soalnya kita bagi empat ya, jadi masing-masing ngerjain 10 soal. yang bisa kalian kerjakan, langsung kerjakan. Yang gak bisa nanti kita bahas barengan." Lanjut Rafa mulai membagi tugas.

***

Satu jam sudah kami mengerjakan tugas kelompok dan masih ada beberapa soal yang belum bisa dikerjakan, bahkan Rafa juga terlihat kesusahan.

Tok tok...

Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar, lalu terlihat seorang wanita yang membuka pintu sambil tersenyum ramah kepada kami.

"Kakak?! Ke–kenapa?" Tanya Dea yang terkejut dengan kehadiran kakaknya dan tak terima dengan kemunculannya.

"Bagaimana kalau istirahat dulu? Aku baru selesai membuat camilan." Ucapnya sambil memperlihatkan kue buatannya.

"He? Kau membuatnya?" Tanya Dea langsung mendapat anggukan cepat bersama senyuman manis dari Kinan.

"Uwaah kue, masih hangat ...." Ucap Indri terlihat senang dan langsung mencicipi kue yang dibawakan oleh kakaknya Dea, "Enak." Lanjutnya membuatku ingin mencobanya juga.

"Syukurlah kalau kalian menyukainya." Tutur Kinan sambil tersenyum.

"Giliran buat kue cepet banget." Gumam Dea setelah mencoba kue buatan kakaknya itu.

"Hhaha... aku kan emang suka bikin kue," tutur Kinan, "Kalau begitu aku pergi dulu, yang rajin ya belajarnya." Lanjutnya sambil melirik ku dan tersenyum hangat membuatku refleks membalas senyumannya.

'Kak Kinan benar-benar berbeda dari biasanya.' Batinku merasa heran melihatnya bisa bersikap ramah seperti itu, 'Ha... jadi perdebatan mereka sebelum kami masuk itu, mungkin Dea meminta Kinan untuk bersikap sebagai seorang kakak pada umumnya. Jadi karena itu, aku tidak melihatnya bermain komputer di bawah tadi, kali ini Dea mengancam apa pada kak.Kinan ya?" Lanjutku bertanya-tanya sambil membayangkan perdebatan mereka.

***

"Sudah jam segini, aku harus pulang," tutur Indri saat melihat jam tangannya menunjukan pukul enam sore.

"Indri benar, aku juga harus pulang." Lanjut Rafa memastikan jam digital di heandphonenya.

"Kalau begitu kerja kelompoknya udahan, tiga nomor lagi kita kerjakan disekolah aja," saran Fani langsung mendapat respon cepat dari mereka bertiga, "Kelihatan cape ya kalian." Lanjutnya sambil tersenyum dan membereskan buku catatannya.

"Akhirnya..." Gumam Dea sambil meregangkan tangannya sebelum berdiri.

Kemudian Dea mengantarkan teman-temannya kedepan pintu.

"Yakin gak mau dianterin?" Tanya Rafa membuat Fani menganggukan kepalanya.

"Yakin. Udah loe pulang bareng Indri aja, kalian searah kan? Lagian rumah gue juga deket." Jelas Fani.

"He... belajarnya udahan?" Tanya Kinan yang berdiri didepan pintu rumahnya mencuri perhatian Fani dan yang lainnya.

"Ah ia, terima kasih untuk kue nya. Maaf merepotkan kakak." Tutur Indri sambil tersenyum.

"Ah tidak merepotkan ko, tenang saja. Kapan-kapan main lagi ya..." Ucap Kinan sambil tersenyum.

"Kalau begitu kami pamit dulu." Ucap Rafa yang sudah menyalakan mesin motornya dan Indri langsung naik keatas motor Rafa, berboncengan dengan pria itu.

"Hati-hati ya." Ucap Dea dan Fani bersamaan, sebelum Rafa menancap gas nya.

"Melalahkan sekali berakting jadi orang baik ...." Gumam Kinan mengejutkan Dea.

"Ternyata kakak emang gak cocok jadi dewasa." Ejek Dea membuat Kinan emosi.

"Apa kau bilang?!" Tanya Kinan penuh penekanan.

"Emang bener kan?! Aku berkata benar kan?" Jelas Dea membuat Kinan semakin emosi, sedangkan Fani hanya bisa menonton pertengkaran kakak adik itu.

"Itu dia sifat asli kak.Kinan." Gumam Fani sambil tersenyum.

"Ah Fani mau membantuku mencuci piring?" Tanya Kinan langsung mendapat jitakan dari Dea dan membuat Fani terkejut.

"Mencuci piring?" Gumam Fani.

"Lakukan sendiri! Kau sudah dewasa kan?" Ucap Dea sambil melirik tajam kearah mata Kinan.

"Hee ... tapi tadi kau sendiri yang bilang kalau aku gak cocok jadi orang dewasa." Teriak Kinan merasa kesal dengan perlakuan adiknya.

"Berisik seperti biasanya ya..." Gumam Fani kembali tersenyum, lalu matanya melihat kearah Kinan yang meliriknya dengan tatapan hangat dan tersenyum hangat kearahnya disela-sela pertengkarannya dengan Dea.

'Benar juga ... Rahasia sifat kekanak-kanakannya itu karena Dea.' Batin Fani membalas senyuman Kinan.

xxx

Terpopuler

Comments

KIA Qirana

KIA Qirana

Kinan 👍👍👍👍👍

2021-08-14

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Ayo, kerjakan tugas dengan benar

2021-04-11

1

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

Ceritanya seru kak 👍👍👍

ijin promo ya 🐞🐞🐞

jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"

kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,

jangan lupa tinggalkan like and comment 🐞🐞🐞🙏

2021-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 01. Gara-gara diskon jadi lupa diri
2 02. Kuis dadakan
3 03. Jaga lilin
4 04. Hujan
5 05. Tugas kelompok
6 06. Olahraga sebelum pergi sekolah
7 07. Weekend
8 08. Mimpi masa lalu
9 09. Penghuni baru rumah utama
10 10. Sifat asli Kinan
11 11. Makan malam
12 12. Perdebatan dengan Kinan
13 13. Tersesat ?!
14 14. Marahnya Dea
15 15. Berburu Kecoa ?
16 16. Kemalasan Dea
17 17. Pulang Sekolah
18 18. Minggu Pagi
19 19. Ancaman Akira
20 20. Rencana Akira
21 21. Mendapat penolakan
22 22. Curhatan Fani
23 Author Corner
24 23. Rengekan Kinan
25 24. Rencana Rafa
26 25. Ulang tahun Fani
27 26. Rencana Liburan
28 27. Senyuman Dea & Kinan
29 28. Mabuk Darat
30 29. Taman hiburan
31 30. Kesenangan yang berakhir dengan cepat
32 31. Kemunculan Manda
33 32. Kesiangan
34 33. Tuan muda ?
35 34. Rona merah diwajah Kinan
36 35. Tunangan ?
37 36. Peran
38 37. Berdansa
39 38. Berdansa 2
40 Pengumuman !
41 39. Patah hati
42 40. Patah hati 2
43 41. Malam tahun baru
44 42. Festival kembang api
45 43. Acara puncak
46 44. Kencan
47 45. Diantar Megan
48 46. Pesan misterius
49 47. Ancaman
50 48. Rencana Kinan
51 49. Campur tangan Karina
52 50. Campur tangan Karina 2
53 51. Rencana Karina yang sebenarnya
54 52. Taman kota
55 53. Minggu pagi
56 54. Minggu pagi 2
57 55. Terkepung
58 56. Pulang
59 57. Folder rahasia
60 58. Berita ?
61 59. Pembicaraan Kinan dan Akira
62 60. Pembicaraan Kinan dan Akira 2
63 61. Kesal
64 62. Terbongkar
65 63. Karina
66 64. Karina 2
67 Author Corner
68 65. Tiga sekawan
69 66. Ambruk
70 67. Tiga D
71 68. Layangan
72 69. Kediaman Kinan
73 70. Halusinasi
74 71. Pertengkaran Dea & Megan
75 72. Kepulangan Akira
76 73. Fino
77 74. Speechless
78 75. Delia
79 76. Delia 2
80 77. Menyembunyikan perasaan
81 78. Kediaman keluarga Wira
82 79. Kediaman keluarga Wira 2
83 80. Kediaman keluarga Wira 3
84 81. Pertemuan tak terduga
85 82. Pertemuan tak terduga 2
86 83. Secret Admirer
87 84. Akira
88 85. Halte bus
89 86. Megan
90 87. Salah paham
91 88. Rencana rahasia
92 89. Rencana rahasia 2
93 90. 11 Februari
94 91. 11 Februari 2
95 92. Dibawah cahaya rembulan
96 Pengumuman !
97 93. Dea dan Megan
98 94. Tawaran emas
99 95. Membeli hadiah
100 96. Sarapan pagi tanpa Kinan
101 97. Menunggu
102 98. 14 Februari
103 99. 14 Februari 2
104 100. 14 Februari 3
105 101. Petunjuk
106 102. Ulang tahun Akira
107 103. Cincin
108 104. Rencana Delia
109 105. Rencana Delia 2
110 106. Pertemuan
111 107. Pertemuan 2
112 108. Kediaman Akira
113 109. Menuju Kejelasan
114 110. Menuju Kejelasan 2
115 111. Khawatir
116 112. Ingatan yang tersisa
117 113. Ingatan yang tersisa 2
118 114. Terbuka
119 115. Terbuka 2
120 116. Pulang
121 117. Berkumpul
122 118. Pingit
123 119. Baikan
124 120. Baikan 2
125 121. Baikan 3
126 122. Baikan 4
127 123. Pergi
128 124. Akira & Kinan
129 125. Bintang dan Bulan
130 126. Menguping
131 127. Pernikahan
Episodes

Updated 131 Episodes

1
01. Gara-gara diskon jadi lupa diri
2
02. Kuis dadakan
3
03. Jaga lilin
4
04. Hujan
5
05. Tugas kelompok
6
06. Olahraga sebelum pergi sekolah
7
07. Weekend
8
08. Mimpi masa lalu
9
09. Penghuni baru rumah utama
10
10. Sifat asli Kinan
11
11. Makan malam
12
12. Perdebatan dengan Kinan
13
13. Tersesat ?!
14
14. Marahnya Dea
15
15. Berburu Kecoa ?
16
16. Kemalasan Dea
17
17. Pulang Sekolah
18
18. Minggu Pagi
19
19. Ancaman Akira
20
20. Rencana Akira
21
21. Mendapat penolakan
22
22. Curhatan Fani
23
Author Corner
24
23. Rengekan Kinan
25
24. Rencana Rafa
26
25. Ulang tahun Fani
27
26. Rencana Liburan
28
27. Senyuman Dea & Kinan
29
28. Mabuk Darat
30
29. Taman hiburan
31
30. Kesenangan yang berakhir dengan cepat
32
31. Kemunculan Manda
33
32. Kesiangan
34
33. Tuan muda ?
35
34. Rona merah diwajah Kinan
36
35. Tunangan ?
37
36. Peran
38
37. Berdansa
39
38. Berdansa 2
40
Pengumuman !
41
39. Patah hati
42
40. Patah hati 2
43
41. Malam tahun baru
44
42. Festival kembang api
45
43. Acara puncak
46
44. Kencan
47
45. Diantar Megan
48
46. Pesan misterius
49
47. Ancaman
50
48. Rencana Kinan
51
49. Campur tangan Karina
52
50. Campur tangan Karina 2
53
51. Rencana Karina yang sebenarnya
54
52. Taman kota
55
53. Minggu pagi
56
54. Minggu pagi 2
57
55. Terkepung
58
56. Pulang
59
57. Folder rahasia
60
58. Berita ?
61
59. Pembicaraan Kinan dan Akira
62
60. Pembicaraan Kinan dan Akira 2
63
61. Kesal
64
62. Terbongkar
65
63. Karina
66
64. Karina 2
67
Author Corner
68
65. Tiga sekawan
69
66. Ambruk
70
67. Tiga D
71
68. Layangan
72
69. Kediaman Kinan
73
70. Halusinasi
74
71. Pertengkaran Dea & Megan
75
72. Kepulangan Akira
76
73. Fino
77
74. Speechless
78
75. Delia
79
76. Delia 2
80
77. Menyembunyikan perasaan
81
78. Kediaman keluarga Wira
82
79. Kediaman keluarga Wira 2
83
80. Kediaman keluarga Wira 3
84
81. Pertemuan tak terduga
85
82. Pertemuan tak terduga 2
86
83. Secret Admirer
87
84. Akira
88
85. Halte bus
89
86. Megan
90
87. Salah paham
91
88. Rencana rahasia
92
89. Rencana rahasia 2
93
90. 11 Februari
94
91. 11 Februari 2
95
92. Dibawah cahaya rembulan
96
Pengumuman !
97
93. Dea dan Megan
98
94. Tawaran emas
99
95. Membeli hadiah
100
96. Sarapan pagi tanpa Kinan
101
97. Menunggu
102
98. 14 Februari
103
99. 14 Februari 2
104
100. 14 Februari 3
105
101. Petunjuk
106
102. Ulang tahun Akira
107
103. Cincin
108
104. Rencana Delia
109
105. Rencana Delia 2
110
106. Pertemuan
111
107. Pertemuan 2
112
108. Kediaman Akira
113
109. Menuju Kejelasan
114
110. Menuju Kejelasan 2
115
111. Khawatir
116
112. Ingatan yang tersisa
117
113. Ingatan yang tersisa 2
118
114. Terbuka
119
115. Terbuka 2
120
116. Pulang
121
117. Berkumpul
122
118. Pingit
123
119. Baikan
124
120. Baikan 2
125
121. Baikan 3
126
122. Baikan 4
127
123. Pergi
128
124. Akira & Kinan
129
125. Bintang dan Bulan
130
126. Menguping
131
127. Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!