Part 2 Mereka Berpisah

Kedua orang yang berstatus suami istri yang telah berusia senja, jalan terseok seok pada tengah malam, di jalanan Ibu kota yang tak pernah sepi, lampu lampu jalan sebagai penerang kota tak membuat kedua orang itu berbinar hati nya, gelisah itu yang ada di dadaa keduanya, yang mereka pikirkan anak serta cucunya yang masih satu minggu usianya, kedua orang itu masih diam, lalu untuk menenangkan hatinya yang tidak karuan mereka duduk di halte.

" De, duduk sebentar untuk menata hati, " Kiara menurut, lalu duduk di bangku besi panjang.

" Mas, mereka sudah pergi lama tentu sudah jauh," dia merasa nyaman dengan suami dan tak merasa sedih kini suami jatuh miskiin, apalagi Kiara juga punya tabungan sehingga tak bingung untuk hidup sehari hari.

" De, kita ke Cilacap saja ya, Vera cs tak tahu kita punya rumah disana."

" Naik kereta Mas?"

" Iya, cuman ini masih malam kita tidur di rumah dekat stasiun saja," rumah yang akan dituju oleh keduanya tak diketahui oleh Vera cs, rumah kecil yang hanya dipakai untuk menginap berdua kalau ingin pergi naik kereta, bahkan Alissa, Juna apalagi Paman sama Bibi tak ada yang tahu.

Memang baik Hardiansyah, Juna demikian Jono punya rumah kecil, cuman mobil bisa masuk ke jalan depan rumahnya, dan di masing masing rumah ada mobil, karena mereka kalau datang seringnya pakai taxi bahkan tetangga tak tahu kalau Hardiansyah seorang pengusaha besar, demikian Juna, tetangga tahunya sama ekonominya dengan mereka, karena keseharian kalau disitu sederhana, sebab baik Hardiansyah juga Juna ingin seperti tetangga hidupnya.

Pagi langit Jakarta gelap tertutup kabut, keduanya hampir dini hari baru rebahan di kasur, sehingga tak bisa pagi itu menuju ke rumah yang ada di sebuah kampung di Cilacap, Kiara pagi ini bangun melakukan kegiatan kaya orang orang di perumahan ini, bersih bersih rumah juga menyediakan sarapan untuk berdua.

" Mas, aku goreng bandeng," di kulkas sebelum Alissa melahirkan baru diisi penuh, sehingga tak binggung untuk makan.

" Bikin teh lemon De!" pinta suami.

" Iya ini aku sudah buatkan."

" Mandi dulu Mas, baru sarapan!"

" Nanti saja pingin santai menikmati minum teh," Kiara ikut duduk di sebelah suami sambil lihat orang perumahan keluar bekerja juga ada yang mengantar anak ke sekolah.

" Mas, nomer kita di off,"

" Iya, terutama nomer yang satu, kalau nomer yang hanya khusus untuk berempat juga di off tadi malam," ucap Hardiansyah.

" Sekarang di buka Mas, ini punyaku juga."

" Ada sms dari Juna, dia belum ketemu Jono," kedua orang itu menjadi resah, takut kalau Jono sama Isah yang bawa Aruna di tangkap oleh anak buah Manyu terus dieksekusi.

" De, orang orang di rumah besar tahunya keluarga kita mau di bunuh!"

" Katanya cuman Alissa sama Juna yang belum dengar rencana Manyu, makanya kemaren kedua orang pada bingung," cerita Kiara.

" Iya, aku saja baru tahu kemaren kan, " jawab Hardiansyah.

" Di bales smsnya De, untuk sementara kita jangan telponan dulu dan jangan memberitahu keberadaan kita, yang penting kita bisa berhubungan pakai ponsel!" ucap Hardiansyah lagi, Kiara menuruti perintah suami.

Demikian yang terjadi pada Juna, semalaman menjagai Alissa yang tak bisa tidur, ia selain menangisi Aruna juga ASI nya terasa sangat sakit karena tidak disusuuu oleh babynya.

" De, aku menghubungi orang tua Isah, katanya enggak pulang, juga pada Jono," ucap Juna, berdua di pagi itu sebelum berangkat ke kampung Isah juga Jono telah telpon dulu sama orangtuanya.

" Mas, semoga Jono sama Isah tidak ditangkap orang orang Manyu," ucap Alissa, ia gemetaran sambil menahan ASI penuh, juga resah di hatinya mengingat tentang Aruna, bagaimanapun juga mereka terpukul hatinya harus kehilangan kontak dengan Isah sama Jono yang membawa Aruna, apalagi keduanya lagi bahagia bahagianya dengan hadirnya baby pertama.

" De, kamu tiduran saja, biar aku yang masak," ucap Juna, di dalam kulkas masih ada bahan bahan terutama telor, juga di frizer banyak bahan lauk beku.

" Aku buatin juz jambu biji De," ucap Juna lagi, Alissa tiduran karena tubuhnya tidak nyaman oleh ASI yang penuh, walau otaknya tak bisa tenang memikirkan Aruna.

Sementara Jono dan Isah yang sangat sayang dengan Aruna merasa tenang bersembunyi di Jogja, rumah tak sengaja mereka beli, karena Hardiansyah satu bulan yang lalu memberi hadiah uang sangat banyak padanya, kedua orang itu tulus juga ikhlas selama puluhan tahun, terutama pada Jono, sedang Jono memilih di Jogja karena transportasinya mudah baik lewat udara maupun darat, kebetulan Jono baru saja ke Jogja sehingga rumah sudah bersih, dia sangat kaget di beritahu Isah agar cepat pulang ke Jakarta saat itu.

"Ada berita Vera dengan anaknya mau meminta semua aset aset milik kakek Hardiansyah, ART, juga Satpam sudah pada minta pesangon terus pada kabur, karena gosip keluarga Hardiansyah mau di bunuh," pesan dari Isah.

" De, kamu tetap berada disitu, kita lebih baik mati bersama majikan, jangan beritahu pada Juna sama Alissa, " pesan Jono.

" Mas, jangan melamun!" Isah sambil menggendong Aruna yang sudah wangi juga kenyang duduk di kursi panjang sebelah suami.

" Iya, aku ingat kemaren baru datang kesini, terus langsung keburu buru pulang Jakarta setelah baca sms mu."

" Aku jadi kepikiran mereka berempat, coba nonton berita di tv, siapa tahu ada berita," Isah ambil remote di meja depannya dan memilih salah satu chanel berita.

" Mereka tentu tak mau melakukan pembunuhan selama Pak Hardiansyah menyerahkan semua asetnya," tandas Jono.

" Semoga Mas, kalau di nalar tentu iya bener katamu," jawab Isah.

" Beli nasi gudeg saja ya?" ucap Jono terus bangkit menuju dasaran mbok Tujinah di pojokkan jalan depan rumahnya.

" Lengkap ya mas, ayam, telor juga kreceknya," tandas Isah.

" Aruna jangan ditinggal kalau tidak tidur!" ucap Jono.

" Iya," Isah sebenarnya mau buat minuman kopi kesukaan Jono, juga teh hangat buat dia karena Aruna tak tidur sehingga Isah hanya fokus pada baby Aruna.

Satu bulan Isah sama Jono merawat Aruna, sejauh ini di media tak ada kabar berita mengenai Hardiansyah, istri juga anak sama menantu, sedang kedua orang itu tetap bersembunyi, Jono mau ngojeg sepeda motor masih ragu ragu kalau ketemu orang orangnya Manyu, dan saat Jono dapat hadiah karena kesetiaan juga keikhlasan ikut Hardiansyah tak hanya untuk sekedar beli rumah saja.

" De, tanah sebelah bisa untuk buat kamar untuk kost ya?" ucap Jono.

" Apa punya uang untuk buat kamar?"

" Ini masih cukup banyak yang di kasih pak Hardi, bisa untuk biaya sekolah Aruna kelak."

Sementara Abimanyu dengan Vera mengambil alih perusahaan, semua pegawai hanya diam, kasak kusuk di belakang tentang keberadaan Hardiansyah dan Juna juga pada takut.

" Siapapun bos nya aku tetap ngikut saja," kata Anintya bagian keuangan.

" Iya benar, kita hanya karyawan yang penting kerja setiap bulan dapat upah layak," jawab Tari.

Dan kebijakkan pada perusahaan yang di ambil alih oleh Manyu meneruskan Hardiansyah, sehingga para karyawan tak merasa keberatan pimpinan diambil alih oleh adiknya.

Dan para karyawan mereka tahunya saudara kandung, sehingga tak ada yang bisik bisik dibelakangnya.

" Ma, kita tetap cari Juna, dia bisa berbahaya bagi kita, kalau Hardi tak perlu dirisaukan bentar lagi dia sama istrinya yang sudah tua juga mau menghadap yang diatas!" ucap Manyu,

" Juga kita tak melihat bayinya, itu dulu anak Juna cowok atau cewek!" ucap Vera,

" Aku tidak tahu juga!" ucap Manyu.

Vera dan Abimanyu hanyalah istri kedua dari ayah Hardiansyah, sebenarnya keduanya punya hak mengelola bersama, bahkan Hardiansyah selalu melibatkan Abimanyu untuk bekerja bersama di perusahaan nenek moyangnya, tetapi keserakahan Vera agar Manyu yang jadi penguasa tunggal dengan harus menyingkirkan Hardiansyah juga anak serta cucunya, dan Manyu yang selalu takut pada Mamanya menurutinya.

" Manyu, kamu lihat si Juna, dia hanyalah seorang menantu tetapi Hardiansyah lebih mempercayakannya dari pada kamu!" tandas Vera.

" Iya Ma, dia memiliki kemampuan untuk memajukan perusahaan," ucap Manyu.

" Kamu malah membela Juna," lantang Vera.

" Buuukaan begitu Ma, ok ok maaf, iya bener kata Mama, Juna kaya anak emasnya Hardi!" tandas Manyu, walau Manyu mengakui kalau Juna punya kemampuan dalam pengembangan bisnis.

Hampir setiap hari Vera selalu membisik bisiki kalimat itu berulang ulang akhirnya kerja sama Vera dengan Manyu juga para pendukungnya bisa mengusir Hardiansyah serta Juna agar hengkang dari Wisesa grup, kakeknya Hardi juga Manyu dulu yang berjuang dari nol.

Sementara itu Juna dan Alissa masih berada di Jakarta, Juna pernah mencoba meng on kan ponselnya, nomer nomer tak di kenal muncul, dengan nada ancaman pembunuhan pada keluaga istri, anak, mertua bahkan keluarga Juna apabila sampai berani muncul di publik.

" De, kita keluar Jakarta saja," ajak Juna, ia telah memberitahu istrinya tentang ancaman itu.

" De, kita sudahi saja pencarian Aruna, semoga sama Isah dan Jono mendapat pendidikan yang baik," lanjut Juna.

" Mas, aku tadi nyoba kirim uang ke rekening Isah, bisa masuk," ucap Alissa, dan keduanya percaya Isah sama Jono ada di suatu daerah di pulau Jawa.

" Mas, di nomer lamamu muncul pesan dari Jono atau Isah?"

" Enggak ada mereka, kita positif saja De, Isah dan Jono orang setia pada Papa," ucap Juna, dia berusaha menghibur istrinya yang sangat sedih hatinya karena harus terpisah dari Aruna. Kalau dengan kedua orang tua masih bisa berhubungan ponsel, dan sampai saat inipun Alissa sama Juna belum tahu tentang tempat tinggal Papa serta Mamanya, mereka masing masing sampai waktu yang tepat dan aman baru memberi tahu tempat tinggalnya, untuk sementara kalau pengin ketemu kencan di suatu tempat yang aman.

Juna dan Alissa kalau pengin keluar, selama satu bulan di Jakarta selalu pakai kostum yang tak di kenali orang.

" Mas, ke rumah Bandung atau Jogja?"

" Jangan disitu, orang orang Manyu banyak berada di dua kota itu!"

" Di Solo saja Mas!" pinta Alissa, di kota ini ada rumah kecil letaknya agak di dalam, ada kelebihan tanah bisa untuk bertanam atau beternak hanya untuk kegiatan sehari hari biar tak jenuh sehingga bisa terhibur agar tak berpikir terus tentang Aruna.

" De, kamu bisa hamil lagi besok kalau sudah tiga bulan dari melahirkan Aruna," ucap Juna, Alissa saat melahirkan Aruna tanpa operasi cesar, ia ingin merasakan sakitnya saat lahiran.

Juna menyetir mobil ke Solo hari itu dengan kecepatan standar.

Episodes
1 Part 1 Juna di PHK
2 Part 2 Mereka Berpisah
3 Part 3 Siswa Pindahan
4 Part 4 Ffandra jadi Ketua Kelas
5 Part 5 Bagas Jeles
6 Part 6 Ffandra Pakai Motor
7 Part 7 Jono jadi tahu Ffandra anak Ferdi
8 Part 8 Chat dari Tasya
9 Part 9 Orang Tua Tasya datang ke Sekolah
10 Part 10 Aruna di UKS
11 Part 11 Ke Gerai Roti
12 Part 12 Ke Rumah Aruna
13 Part 13 Main di Rumah Aruna
14 Part 14 Ffandra Tidur di Kamar Danis
15 Part 15 Nginep di Rumah Jono
16 Part 16 Memancing
17 Part 17 Aruna Kecegur Kolam
18 Part 18 Cerita Tasya
19 Part 19 Ffandra ke Rumah Runa
20 Part 20 Nasehat Bu Arini ke Tasya
21 Part 21 Ulah Tasya
22 Part 22 Di kira Arine
23 Part 23 Jatuh dari Sepeda
24 Part 24 Menyelipkan Bunga di Telinga
25 Part 25 Ffandra dan Runa Naik KRL
26 Parg 26 Rekaman Suara Jono
27 Part 27 Masuk Sekolah
28 Part 28 Tugas Matematika
29 Part 29 Ffandra ke Kantin
30 Part 30 Ffandra Kost
31 Part 31 Tasya Tak Masuk Sekolah
32 Part 32 Ke Solo
33 Part 33 Ke Rumah Juna
34 Part 34 Sikap Arine
35 Part 35 Juna Ketemu Ferdi
36 Part 36 Serangan Tasya
37 Part 37 Kedatangan Keluarga Juna
38 Part 38 Juna mulai berani Mengajak ke Mall
39 Part 39 Makan Bareng di Warung Kampung
40 Part 40 Tasya ke Rumah Arine
41 Part 41 Chat tentang Tasya
42 Part 42 Tasya di ajak Davka
43 Part 43 Kata Dani Bersaudara
44 Part 44 Ffandra tak Bersemangat
45 Part 45 Runa dan Ffandra Bersaudara
46 Part 46 Ffandra Sakit
47 Part 47 Danis Tidur di Rumah Runa
48 Part 48 Runa Jatuh
49 Part 49 Video di Kirim ke Bu Siska
50 Part 50 Menginjak Kaki
51 Part 51 Ke Rumah Rinda
52 Part 52 Di Kebun
53 Part 53 Davka mulai tahu Karakter Tasya
54 Part 54 Aruna di bawa ke Rumah Sakit
55 Part 55 Arine Jatuh
56 Part 56 Arine Meminta Maaf
57 Part 57 Membuka Brangkas
58 Part 58 Tasya sulit berbaik
59 Part 59 Ffandra datang
60 Part 60 Pulang ke Jogja
61 Part 61 Kembali ke Sekolah
62 Part 62 Ferdi pindah ke Jakarta
63 Part 63 Pertunangan
64 Part 64 Dani dapat Kabar
65 Part 65 Runa Kuliah di Jakarta
66 Part 66 Ending
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Part 1 Juna di PHK
2
Part 2 Mereka Berpisah
3
Part 3 Siswa Pindahan
4
Part 4 Ffandra jadi Ketua Kelas
5
Part 5 Bagas Jeles
6
Part 6 Ffandra Pakai Motor
7
Part 7 Jono jadi tahu Ffandra anak Ferdi
8
Part 8 Chat dari Tasya
9
Part 9 Orang Tua Tasya datang ke Sekolah
10
Part 10 Aruna di UKS
11
Part 11 Ke Gerai Roti
12
Part 12 Ke Rumah Aruna
13
Part 13 Main di Rumah Aruna
14
Part 14 Ffandra Tidur di Kamar Danis
15
Part 15 Nginep di Rumah Jono
16
Part 16 Memancing
17
Part 17 Aruna Kecegur Kolam
18
Part 18 Cerita Tasya
19
Part 19 Ffandra ke Rumah Runa
20
Part 20 Nasehat Bu Arini ke Tasya
21
Part 21 Ulah Tasya
22
Part 22 Di kira Arine
23
Part 23 Jatuh dari Sepeda
24
Part 24 Menyelipkan Bunga di Telinga
25
Part 25 Ffandra dan Runa Naik KRL
26
Parg 26 Rekaman Suara Jono
27
Part 27 Masuk Sekolah
28
Part 28 Tugas Matematika
29
Part 29 Ffandra ke Kantin
30
Part 30 Ffandra Kost
31
Part 31 Tasya Tak Masuk Sekolah
32
Part 32 Ke Solo
33
Part 33 Ke Rumah Juna
34
Part 34 Sikap Arine
35
Part 35 Juna Ketemu Ferdi
36
Part 36 Serangan Tasya
37
Part 37 Kedatangan Keluarga Juna
38
Part 38 Juna mulai berani Mengajak ke Mall
39
Part 39 Makan Bareng di Warung Kampung
40
Part 40 Tasya ke Rumah Arine
41
Part 41 Chat tentang Tasya
42
Part 42 Tasya di ajak Davka
43
Part 43 Kata Dani Bersaudara
44
Part 44 Ffandra tak Bersemangat
45
Part 45 Runa dan Ffandra Bersaudara
46
Part 46 Ffandra Sakit
47
Part 47 Danis Tidur di Rumah Runa
48
Part 48 Runa Jatuh
49
Part 49 Video di Kirim ke Bu Siska
50
Part 50 Menginjak Kaki
51
Part 51 Ke Rumah Rinda
52
Part 52 Di Kebun
53
Part 53 Davka mulai tahu Karakter Tasya
54
Part 54 Aruna di bawa ke Rumah Sakit
55
Part 55 Arine Jatuh
56
Part 56 Arine Meminta Maaf
57
Part 57 Membuka Brangkas
58
Part 58 Tasya sulit berbaik
59
Part 59 Ffandra datang
60
Part 60 Pulang ke Jogja
61
Part 61 Kembali ke Sekolah
62
Part 62 Ferdi pindah ke Jakarta
63
Part 63 Pertunangan
64
Part 64 Dani dapat Kabar
65
Part 65 Runa Kuliah di Jakarta
66
Part 66 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!