Bu Siska enggak bisa masuk kelas habis upacara, karena mau ngisi materi pada siswa baru yang minggu ini full diisi mpls ( masa pengenalan lingkungan sekolah ).
" Run, kamu bicara ke teman teman di depan dari pada ngobrol terus bikin grup kelas di ponsel," bisik Bagas ditelinga Arun, ia dari tadi kesel sama murid baru yang diajak ngobrol terus sama Arun, apalagi Sesil menyatukan kepala keduanya membuat pipi Runa sama Ffandra nempel, Sesil sengaja biar Bagas kesal, karena Sesil tahu Bagas sejak klas 10 tertarik pada Aruna, dan waktu klas 10 Bagas tak sekelas dengan Aruna tapi sekelas sama Sesil. Ffandra ngelirik.
" Aaahhh, kenapa nich aku enggak rela Arun di dekati Bagas di name atribut nya, bahkan dia sambil bisik matanya lihat aku dengan tatapan tak bersahabat, jangan jangan Arun pacarnya Bagas," Ffandra ada rasa sakit di dalam sana lihat sikap Bagas pada Arun.
" Uuhhhh, baru beberapa jam tahu Arun membuat ku gelisah, hmmm kalau di sekolah Jakarta Arun sudah ku teemmbaak dari awal," kata hati Ffandra berikutnya, dia berusaha menunduk.
Sementara Arun nurut pada Bagas, ia bangkit, tangan Ffandra sengaja diletakkan disisi mejanya, berharap Aruna nyenggol ke tangannya.
" Ffand, tangannya, aku mau lewat," Ffandra pura pura tak dengar, dia asyik buka buka aplikasi di ponselnya.
" Ffand, dengar enggak."
" Apaa?"
" Tanganmu nanti kesenggol lagi, mau lewat,"desak Arun.
" Hmmm, kalau aku bukan pindahan malah ku pegang tuh pingguulnya," batin Ffandra.
" Ffand, kok malah diam,"karena Ffandra malahan bengong sedang tangannya ia sengaja tak mau menyingkir, Aruna berdiri di tempat itu juga terus membalikkan tubuh menghadap pada teman teman, yang lagi pada duduk di bangkunya dengan meja dan kursi tak beraturan.
" Hallo teman teman, sehubungan wali kelas kita bu SR belum masuk, baiknya kita manfaatkan waktu untuk buat grup kelas, harus setuju ya yang bikin Affandra, sekaligus admin pertama, tak menerima bantahan dari siapan, pengin kerja cepet, ok masing masing chat ke Ffandra, cukup," Arun duduk lagi, Ffandra wajahnya merah terus protes ke Arun.
" Run, Bagas kenapa,"
" Kamu yang lagi asyik mainin hp, sampai enggak dengar aku ngomong," sanggah Arun, sedang ponsel Affandra dari tadi, drrt drrt, terus.
" Dasar nich cewek ngerjain aku, awas kamu Run, aku harus bisa nundukan kamu," protes Ffandra di hati.
Ffandra akhirnya sibuk memasukkan nomer nomer satu kelas sejumlah 30 anak.
" Ffand, buat dua grup, yang satu untuk ha ha hi hi kelas, yang satu grup memasukkan bu SR," pinta Arun, Aruna di sekolah aktif dalam OSIS juga sejak klas 10.
" Bu SR sapa itu Run?" sambil memasukan nomer teman sekelas.
" Bu Siska Rahayu," Aruna dengar suara bu Setyo Rani yang lagi bicara di lorong kelas depannya.
" Bentar pak, aku mau ngasih jadwal ke kelas 11 ipa 2 dulu," suara bu Setyo, Aruna bangkit menjemput bu guru.
" Selamat siang bu," salam Aruna, ia membukakan pintu.
" Siang Run, jadwal sementara mulai besok ini," ucapnya, terus berlalu.
" Run, di foto saja terus di share di grup," pinta Bagas, ia mendekat ke tubuh Aruna, Affandra melirik ke Bagas, kesal lihat sikapnya pada Aruna, ia agak males jadi suruhannya juga, dan Aruna lihat wajah cemberut Ffandra, iapun menuju ke kursinya terus ambil ponsel di tas, menyalakan ponsel lalu membuka password dan mengusap layar warna, terus menyentuh aplikasi warna hijau, dan membuka grup klas 11 ipa2, terus menfoto kertas hvs yang hanya separuh saja.
Ceklek
Terus di share di grup.
" My friends, jadwal pelajaran sementara, " pesan dari Aruna.
"Foto jadwal pelajaran "pesan dari Aruna.
Ffandra bersender di kursi, matanya melihat wanita sebelah kiri yang sedang nyender di dinding sambil membaca aplikasi hijau khususnya grup klas 11 ipa2 sambil manyun karena penuh dengan foto foto lucu terutama tuh cowok cewek yang lagi ngrumpi di belakang.
" Sesil, di hapuus foto itu!," Sesil share foto yang telah diperbesar, berdua Aruna dengan Ffandra, dia terlihat nempel di pundak Aruna.
Akhirnya ia melirik lagi sambil menarik nafas panjang ke Aruna setelah lihat foto berdua, yang dilirik enggak ngehlah karena lagi manyun dan ngomel ke Sesil.
Sementara Bagas di belakang terus dekati ke Aruna.
" Run, cari bu Siska, laporan mau bentuk pengurus klas, sama ke kantor TU minta tinta spidol white board," ajak Bagas, ia terlihat geram lihat foto yang di share Sesil, sedang Sesil sengaja nginjek sepatu Bagas saat ia ndekat Aruna.
" Ini sepatu baru Siil," tandas Bagas.
" Sekalian sambil kenalan," ucap Sesil.
" Ruun, ayoo!" ajak Bagas.
" Gas, aku punya tinta," Ffandra nimpali karena enggak suka lihat Bagas sama Aruna jalan berdua ke kantor TU yang agak jauh dari kelasnya, ia sudah tahu letak kantor TU.
" Run, aku enggak rela kamu jalan bareng sama Bagas," batinnya kesel.
" Pliiis Run," batinnya lagi, tetapi Runa telah berjalan berdua dengan Bagas, Ffandra hatinya gelisah pengin nyusul dibelaksngnya.
" Ffand, nyusul mereka yuk!" ajak Sesil menggandeng Ffandra, dia langsung bangkit mengikuti Sesil, setelah diluar berjalan bersebelahan ngikuti Bagas dan Aruna yang jalan bareng juga.
" Gas, aku yang minta tinta saja," pinta Sesil.
" Enggak usah Sil, aku punya kok!" ucap Ffandra. Belum masuk ke ruang guru di depan pintu telah bertemu bu Siska.
" Mau ketemu aku," ucap bu Siska, dan Aruna mengutarakan tujuan menemui bu Siska, berempat menuju ke kelas, sedang keinginan Bagas untuk minta tinta ke TU tidak jadi, karena bu Siska juga sudah bawa tinta untuk kelas. Ffandra doanya terkabul, Aruna sama Bagas tak berduaan menuju kantor.
" Ffand, semoga kamu krasan di SMA ini," ucap bu Siska.
" Iya bu, Aamin," jawab Ffandra ia berjalan di sebelah kiri bu Siska, sedang Bagas di sebelah kanannya, Aruna sama Sesil di belakangnya.
Bu Siska masuk kelas, keempat anak yang jemput terus menuju ke bangku masing masing yang sudah tertata rapih, enggak seperti sebelum bu Siska datang.
" Selamat siang bu," para siswa memberi salam.
" Siang, kalian sehat semua!"
" Alhamdulillah bu, sehat," serentak siswa menjawab, dan seperti yang di rencanakan menit berikutnya setelah bu Siska ngobrol, maka bu Siska menyerahkan sepenuhnya tentang pembentukkan pengurus kelas pada para siswa.
" Run, kamu yang nulis di white board, siapa siapa yang akan di jadikan kandidat," ucap bu Siska, memang Aruna tulisannya juga bagus, guru guru suka banget kalau ngoreksi tugas atau ulangan baca tulisan Aruna, ia nurut sambil buka kotak pensil milik Ffandra.
" Ffand, lupa nich bukanya," Aruna ngasih kotak pensil ke Ffandra, padahal Ffandra inginnya ia mendekat biar nyenggol lengan mungil berkulit halus.
" Whiteboard marker Run," ucap Ffandra, Aruna mendekat.
" Emmm wanginya enggak ilang ilang nich cowok udah siang kaya gini, aku saja ngerasa dah mulai kecut," guman Aruna dihati,
" Mesti parfumnya mahal!" gumannya lirih, Ffandra tersenyum dengar Aruna bicara sendiri.
" Ngapain tersenyum Ffand?"
" Kan kamu tadi ngomong,"
" Kamu dengar ya?"
" Iya donk aku belum tuli Run."
" Aruna, kok malah ngobrol, maju," piinta bu Siska.
" Iya bu, sambil nunggu anak anak berembug!" jawab Aruna.
Dua jam pelajaran berlalu ( 1 jam pelajaran : 40 menit ), telah selesai membentuk kepengurusan kelas, yang jadi ketua kelas Ffandra, sedang wakilnya Sesil, semua memang memilih Ffandra terutama yang cewek, walau murid baru toh Ffandra di sekolahnya sejak SD sampai SMA selalu jadi ketua kelas terus, sehingga tak bingung saat di sekolah baru ia dijadikan kandidat ketua kelas, walau ia menolak, sedang Aruna biasa selalu jadi sekretaris.
" Ok, pembentukkan telah selesai, sekarang Ffandra maju ke depan yang kepilih jadi ketua kelas," ucap bu Siska, Ffandra berdiri tak lupa senyum imut di wajah yang tenang dan berwibawa selalu tak ketinggalan.
" Assalamuallaikum, terimakasih teman teman mempercayakanku untuk jadi ketua kelas, sebenarnya ini tak menyenangkan buatku, disamping aku disini tahu diri sebagai murid baru juga aku benarnya pengin resign, abis selama sekolah selalu saja jadi ketua kelas...." kata kata Ffandra belum selesai di potong.
" Kalau mau menolak kan tadi sebelum dipilih," ucap Bagas, ia tak suka dengan Ffandra karena terus dekat sama Aruna.
" Maaf Bagas, tadi aku dah menolak, tapi kalian maksa," Ffandra tak mengatakan Aruna, karena dia tadi yang berkata.
" Ffand, maulah kamu biar cepet selesai," ucap Aruna yang disetujui sebagian besar temannya.
Perang mulut antara Bahas dan Ffandra terjadi di depan teman teman sekelas juga di depan bu Siska.
" Sudah sudah, malah jadi saling serang, Ffand jalani dulu posisimu sekarang, di rasa tak lagi mau pegang tanggung jawab kamu boleh mundur, sekarang jangan kecewakan teman teman yang milik kamu, ok," tandas bu Siska, maklum guru tentu memberi petuah tentu kalimatnya panjang, terpaksa Ffandra nurut, dengan dongkol.
" Sekarang, para pengurus yang dipilih teman teman mulai kerja, tak perlu dengar omongan teman yang tak puas, anggap itu kritik, siaap ya semua, saya kira cukup, Ffandra bisa duduk lagi, bu guru juga mau ngisi materi di klas 10," ceramah bu Siska, diakhiri dengan ucapan
" Selamat siang anak anak," terus bu Siska keluar, sedang Ffandra diam sambil bersender di kursinya, Aruna tak lagi duduk di sebelahnya, tetapi ada di belakang dekat Bagas, dia terasa kesal lihat keakraban keduanya, apalagi Ffandra saat berdiri di depan melihat Aruna yang dekati Bagas ke belakang.
" Jangan jangan memang sudah jadian, berarti aku bisa bertepuk sebelah tangan donk," pikirnya.
Ffandra nengok Sesil yang lagi duduk bersender di dinding dengan jari jarinya memainkan ponsel, iapun pindah ke kursi yang kosong di sebelahnya, karena ditinggal Aruna dekati Bagas.
" Sil, ke kantin yuk, nanti klo bel istirahat," ajak Ffandra, dan bel istirahat berbunyi, semua anak keluar, juga Sesil yang nemani Ffandra ke kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments