Setelah selesai mandi, Laras keluar dari kamar nya menuju meja makan, Dimas masih menunggu Laras
Laras pun duduk di meja dan tersenyum pada Dimas
" Om!! Boleh ga Laras ngomong sesuatu??" Sambil mengambil piring dan sendok
" Boleh" Jawab Dimas tersenyum, dia selalu lembut berbicara pada siapapun
" Aku panggil Daddy aja gimana?? Nanti kalo nikah sama Damar kan jadi Daddy ku juga" Kata Laras malu-malu
" Hmmm, boleh, Laras panggil Daddy aja" Kata Dimas
Setelah sarapan, Dimas mengantar kan Laras pergi ke sekolah
Laras masih kelas X di SMK favorit
" Daddy nanti Laras pulang jam 12, apa bisa Daddy jemput??" Tanya Laras pada Dimas yang menyetir mobilnya
" Iya, nanti Daddy jemput!!" Kata Dimas
Dimas pria yang berwibawa, sangat tampan, kulitnya cerah meskipun sudah berusia 42, tapi masih nampak seperti 32 tahun
" Daddy, apa Daddy udah tau dimana Damar??" Tanya Laras menatap Dimas
Laras masih seperti anak kecil jika bicara dengan Dimas, Dimas sangat mengerti Laras dan tak pernah bicara kasar pada dirinya
" Daddy belum tau, tapi akan Daddy usahakan mencari tau dimana Damar!!
Sampai di sekolah, Laras turun dari mobil Dimas, disana Nadia sudah menunggu nya
" Hati-hati yah dad" Kata Laras melambaikan tangan dan memberikan senyuman manis
Nadia heran melihat Laras memanggil Daddy dengan sangat akrab
" Laras, kamu manggil Daddy ke siapa?? bukan kah orang tua mu tak pernah mengantar kan mu ke sekolah??? selama ini sih aku belum pernah liat sampai kita sementara dua" Kata Nadia heran
" Aku punya Daddy sangat tampan, yang paling penting sangat baik" Kata Laras merangkul bahu Nadia, mereka berjalan ke kelas
Dimas tiba di kantor nya lebih awal, dia memarkirkan mobil nya tepat di depan kantornya, meski kantor nya kecil, tapi pendapatan nya setara dengan pendapatan keluarga Laras
Sementara Damar sudah berada di Singapura, Ibunya menyuruh nya untuk pergi sementara
karena Ibunya mengingat masa lalu nya bersama Dimas, dimana kala itu Dimas kesulitan mendapatkan uang, sehingga dia terpaksa pulang ke rumah orangtuanya, hubungan nya dengan Dimas kala itu pun tak mendapatkan restu, tapi ibunya damar tak mau menikah hingga sekarang, masih ada rasa cinta dihatinya untuk Dimas
" Harusnya aku tak lari meninggalkan Laras, entah apa yang di lakukan orangtuanya ketika aku melarikan diri" Gumam damar sambil menarik rambut nya
Si sekolah, Laras terus memikirkan Damar
" Kenapa kamu meninggalkan aku Damar??" raut wajah nya sangat sedih
" Laras, kamu kenapa?? Oh ya, biasanya kamu sibuk chatting dengan Damar, kenapa tiba-tiba ponsel mu ga keluar dari tas mu??" Tanya Nadia
" Aku ga tau dimana Damar" Kata Laras, dia malu menceritakan kejadian yang membuatnya kabur dari rumah
" Apa?? Ada masalah??" Tanya Nadia penasaran
" Gak na, ga ada masalah" Kata Laras mencoba tersenyum, Nadia pun tak lagi bertanya
Dirumah Laras, orangtuanya sangat marah besar ketika mengetahui Laras kabur dari kamar nya
" Siapa yang membantu Laras kabur dari rumah??" Tanya ayah nya dengan suara yang sangat kuat, tangan nya gemetaran menahan emosi, seperti ingin menerkam Laras jika berada di dekatnya
" Pasti ada yang membantunya kabur dari sini!!" Jawab kakak nya Roy
bi Inah sudah sangat ketakutan mendengar kemarahan ayahnya Laras, dia langsung berkeringat dingin dan tak tak mampu untuk bicara
" Panggil semua pembantu kita, sekarang!!!" Teriak ayahnya pada Roy
Roy pun menyuruh pak Ujang memanggil yang lain
Setelah mereka berkumpul, ayahnya Laras langsung bertanya dengan suara yang kuat
semua nya terdiam tak ada yang berani bicara bahkan ibunya Laras
" Kalo dilihat dari jendela yang patah itu, pasti Laras memukul jendela itu lalu kabur" Kata Roy
ayahnya semakin tak mampu menahan amarahnya
" Ayah, lebih baik kita ke kamar dulu, jangan sampai karena Laras ayah jadi sakit" Kata Roy
mereka pergi ke kamar dan di ikuti oleh Ibunya
semua pembantu pun pergi mengerjakan tugas masing-masing, bi Inah memanggil pak Ujang dengan ketakutan
" Ujang, untuk kamu cepat merusak jendela itu, kalo tidak bisa mati kita di buat tuan muda" Kata Bi Inah berbisik
" Iya bi, aku kasihan pada Nona Laras, tiap hati di marahin, kayak bukan anak kandung tuan dan nyonya" Kata Ujang
Tiba-tiba bi Inah melihat nyonya jalan menuju ruang tamu
" Ujang ayo cepat pergi, nyonya datang!!" Kata bi Inah berbisik
Ujang pun ke taman untuk merapikan semua bunga-bunga dan membersihkan taman itu
" Untung saja nona Laras kabur dari sini, kalo tidak tuan akan memarahi habis-habisan!!" Gumam Ujang mengerutkan bibirnya
Setelah jam 11.45, Dimas menjemput Laras ke sekolah
tepat jam 12 Dimas sudah tiba disana
" Kamu pulang sama siapa ??" Tanya Nadia pada Laras saat berjalan ke luar dari sekolah
" Ada deh" Jawab Laras membuat Nadia penasaran
" Sekarang aku tidak akan mendapatkan siksaan dari keluarga ku lagi, aku sudah aman di jaga oleh seseorang yang sangat baik" Kata Laras penuh amarah
Nadia hanya melihat Laras, dia tak ingin membuat Laras sedih dengan pertanyaan nya tentang keluar Laras
" Aku duluan yah" Kata Nadia meninggalkan Laras, tak lama kemudian Dimas pun tiba di sekolah
" Daddy" Kata Laras melambaikan tangan pada Dimas
Dimas pun tersenyum lalu membuka pintu mobil
" Dad, hari ini sibuk ga??" Tanya Laras menatap wajah Dimas
Dimas tak ingin memandang wajah Laras, meski baru berusia 15 tahun, tapi Laras bertubuh tinggi, langsing, dan rambutnya panjang
Laras sangat cantik dan tak bosan-bosan nya jika memandangnya
" Kenapa Laras?? Daddy ga sibuk!!" Jawab Dimas sambil fokus menyetir mobil nya
" Aku ikut ke kantor ya dad, di rumah pun aku akan sangat kesepian" Kata Laras
Laras memutar lagu di dalam mobil, dia berjoged dan menggeleng kan kepalanya, tanpa sengaja Dimas memandang nya
lalu seketika dia memalingkan wajah nya dari Laras
" Baik lah, kalo kamu mau ikut Daddy ke kantor!!" Jawab Dimas
" Makasih dad" Kata Laras merangkul leher Dimas dengan kedua tangan nya
jantung Dimas berdebar, dan seketika dia menahan nafasnya, dia adalah pria dewasa, tentu saja Mr.P nya akan membesar
Dimas hanya mengangguk, lalu Laras melepaskan tangannya dari leher Dimas, Dimas menarik dasinya seolah kepanasan, sedangkan mobilnya ada AC
Tiba di kantor, Laras langsung masuk
sedangkan Dimas menyuruh karyawan nya untuk membeli makanan, dia tau Laras pasti lapar saat ini
Dimas pun membawa makanan itu ke ruang kantor nya, Dimas gak menemukan Laras ada disana
dia keluar dan bertanya pada pekerja di bengkel itu, satupun tak ada yang melihat Laras keluar
Dimas kembali masuk ke dalam, pandangan nya langsung ke sofa, matanya sekejap tak berkedip melihat Laras tertidur disana
Dimas langsung membalikkan tubuhnya, lalu keluar dari ruangan pribadi nya
dia takut Laras akan terbangun jika dia tetap ada disana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Maminya Nathania Bortum
semangat eda
2022-05-12
1
Iyus Threena IraFael Situmeang
suka
2021-12-15
2