ketakutan laras

Setalah Laras terbangun lalu makan siang dengan Dimas, tepat jam lima sore kantor Dimas tutup, mereke pulang ke rumah

Sepanjang jalan Laras berjoged di dalam mobil, dia tengah asik mendengar kan musik DJ yang sedang di putar nya itu

" Kamu suka joged??" Tanya Dimas tersenyum

" Iya dong dad, terkadang joged bisa membuat sangat rileks" Jawab Laras tersenyum

sampai di rumah, Laras langsung masuk ke kamarnya, mandi dan istirahat

begitu juga dengan Dimas

Ayah Laras masih terus marah-marah karena tak ada yang menemukan Laras

bahkan saat Roy mendatangi rumah damar sama sekali Laras tak ada disana

" Bagaimana kalo kita laporkan saja ke polisi??" Kata ibunya khawatir

" Itu hanya akan menambah masalah pada keluarga kita" Jawab ayah nya mengepalkan tangan nya

" Laras hanya akan menambah masalah pada keluarga ini" Gumam ayah nya

Sementara Roy masih memikirkan bagaimana cara menemukan Laras

" Ayah, aku akan pergi ke sekolah nya Laras besok, mungkin kita akan menemukan Laras dimana dia bersembunyi!!" Kata Roy

" Baiklah Roy, besok pergilah ke sekolah nya Laras, bawa dia pulang segera!!" Kata ayahnya lalu pergi ke kamarnya

Ibunya hanya bisa menangis, dia memikirkan nasib Laras jika Roy menemukan nya, mungkin ayah nya Laras akan menambah hukuman pada putrinya itu

Sampai saat ini, Laras tak menerima kabar dari damar, dia masih sangat mengharapkan kehadiran damar saat ini, laki-laki yang dia cintai itu malah pergi tanpa kabar

" Dad, apakah ada kabar dari damar??" Tanya Laras saat dia turun dari kamar nya, dia menemui Dimas di ruang tamu

" Daddy belum menerima kabar damar Laras" Jawab Dimas meletakkan koran di meja

Saat Dimas baru saja ingin bicara dengan Laras ponselnya berdering, dia melihat panggilan itu dari Marissa

Marissa adalah kekasih Dimas saat ini, bahkan mereka berdua sudah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat

" halo Marissa!!" Kata Dimas penuh kasih sayang

" Halo sayang, jemput aku di bandara besok jam 8 pagi" Kata Marissa, dia telah kembali dari Bandung karena urusan pekerjaan nya sebagai model

" Baiklah, besok aku ke bandara" Jawab Dimas tersenyum

Saat Dimas telah mematikan panggilan Marissa, Dimas melihat Laras yang senyum padanya

" Laras kenapa senyum?" Tanya Dimas malu-malu

" Daddy punya pacar yah???" Tanya Laras menggoda dirinya

" Hmm, Marissa" Jawab Dimas, lalu dia menceritakan tentang hubungan nya dengan Marissa pada Laras

Laras pun mengerti

" Jadi besok kalo Tante Marissa datang ke sini, gimana?? Tante Marissa kan ga kenal sama Laras" Kata Laras mengerutkan alisnya

" Iya gimana yah??" Dimas juga memikirkan hal itu, karena selama ini ketika Marissa datang ke rumah Dimas, tak seorang pun disana kecuali hanya Dimas

" Nanti kalo Tante Marissa datang, bilang aja kalo Laras adalah keponakan Daddy yang sekolah disini!!" Kata Laras dengan girang

" Good idea" Kata Dimas tertawa

Saat malam, Laras selalu memikirkan Damar, Laras masih tak percaya dengan apa yang di lakukan damar, hingga dirinya belum bisa tidur hingga jam dua pagi

" Damar cepatlah kembali!!" Gumamnya

setelah jam tiga, matanya mulai terpejam, tidurnya pun sangat nyenyak

Hingga jam tengah tujuh pagi Laras belum bangun, sementara Dimas sudah siap dari jam enam, Dimas sudah duduk dimeja makan, pakaian nya sudah rapi dan sudah pakai dasi

" Kenapa Laras belum turun??" Gumam Dimas melihat jam di tangan nya

Lalu dia pun naik ke atas untuk memastikan Laras sudah bangun atau masih tidur, tiba di depan pintu kamar, Dimas mengetuk pintu dengan pelan

" Laras..., Laras...,!!" Dimas memanggil nya dari luar, meski Laras tak mengunci pintu kamar nya Dimas tak berani masuk ke dalam, dia begitu sangat sopan dan menghargai privasi orang lain

" Laras....!!" Sekali lagi Dimas memanggil

Laras langsung terbangun dan lompat dari kasurnya, dia membuka pintu kamarnya dan melihat Dimas sudah berdiri disana

" Daddy!!!" Kata Laras sambil mengucek matanya

" Cepat mandi, Daddy akan mengantarkan mu sekolah!!" Kata Dimas tersenyum

Laras langsung mandi dan buru-buru dia melakukan kegiatan nya

hanya lima belas menit Laras sudah turun dari atas

" Daddy" Kata Laras menyapa

" Kamu sarapan di mobil aja, kalo sarapan di rumah nanti ke sekolah akan terlambat!!" Kata Dimas

" Maafkan Laras dad" Jawab Laras menunduk

" Ga papa, bawa ini" Kata Dimas memberikan kotak makanan yang isinya roti selai strawberry, Dimas telah menyiapkan sarapan untuk Laras

" Makasih dad" Jawab Laras

Mereka pun berjalan menuju mobil, ketika berjalan Laras menggandeng tangan Dimas, seketika mata Dimas membesar, tapi Laras justru mengajak Dimas bercanda

Dimas pun tersenyum

Setelah Dimas mengantar Laras, dia pun langsung pergi ke bandara untuk menjemput Marissa

Tiba disekolah, Nadia teman dekat Laras sudah tiba, di ruangan itu semua teman sekelas nya sudah tiba

" Laras, yang kamu panggil Daddy itu siapa??" Tanya Nadia masih tetap penasaran

" Huss, penasaran yah???" Jawab Laras meledek Nadia

" Iya, kasih tau ngapa??" Nadia sedikit memaksa

" Nanti aku kenalin pulang sekolah"

" Serius yah"

" Iya" kata Laras meyakinkan Nadia

kelas pun berlangsung hingga tiba waktunya untuk pulang sekolah

Laras dan Nadia berjalan keluar, tiba-tiba mata Laras melihat seorang pria yang bertubuh tinggi, sepertinya pria itu tak asing baginya

" kak Roy???" Laras ketakutan, jantung nya pun berdebar dan tangan nya gemetar

" Kamu kenapa?? tangan mu kok dingin??? sakit????" Tanya Nadia

" Nad, aku minta tolong, kalo kakak ku nanya kamu tentang aku bilang aja aku udah ga sekolah beberapa hari, aku juga mengganti nomor ponsel ku, keluarga ku ga ada tau aku tinggal dimana saat ini" Kata Laras langsung berlari ke gerbang belakang

Nadia belum tau apa alasan nya kenapa Laras mengindari kakaknya

Nadia pun berjalan, tapi tidak seperti biasa

kali ini ada ketakutan di hatinya

" Nadia??" Panggi Roy ketika Nadia lewat dari depannya

Nadia sebenarnya nya sangat takut, tapi tak mungkin dia menghindari Roy

" Laras dimana, kak Roy mau jemput!!" Kata Roy pura-pura ingin menjemput adiknya itu

" Itu kak, Laras....!!!" Kata Nadia gemetaran

" Kenapa dengan Laras???" Tanya roy

" Beberapa hari ini Laras ga masuk kak" Jawab Nadia penuh ketakutan " Kalo kakak mau jumpa wali kelas, masih ada di kantor" Kata Nadia lagi meyakinkan

" Makasih yah Nadia, kak Roy pulang dulu!!" Kata nya lalu pergi

" Hah, mati aku, untung aja kak Roy udah pilang dan ga nanya wali kelas" Kata Nadia langsung buru-buru pulang

Sementara Laras berlari dengan penuh ketakutan, hingga akhirnya Laras lupa menelepon Dimas uang sudah tiba di sekolah

" Oh iya, aku lupa Daddy pasti sudah menunggu ku di sekolah" gumam Laras, Laras langsung mengambil ponselnya dari tasnya

lalu menelepon Dimas

" Halo Laras, Daddy sudah diluar!!"

" Dad Laras menunggu di kantor, tolong cepat pulang" Suara Laras terdengar putus-putus seperti orang yang sedang berlari-lari

Dimas langsung memutar mobil nya dan memacunya ke kantor nya

" Semoga Laras baik-baik saja" Gumam Dimas, Dimas jadi khawatir apakah terjadi sesuatu pada Laras

Terpopuler

Comments

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

mantab boh

2022-05-12

1

Iyus Threena IraFael Situmeang

Iyus Threena IraFael Situmeang

lanjutkan

2021-12-15

2

Putri Handayani

Putri Handayani

semangat

2021-11-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!