Sepulangnya Shakila dari rumah Dipta. Dipta selalu terngiang cerita lama tentang mereka. Kali ini Dipta betul-betul ingat kejadian ketika ia pernah memberikan bunga untuk Shakila.
Saat itu Dipta sedang bermain di komplek dekat rumahnya. Dia melihat ada pohon kembang sepatu yang banyak sekali bunganya.
Ia pun teringat akan Shakila, teman Keysha adiknya. Shakila dan Keysha sering bermain masak-masakan di lapangan bulu tangkis dekat rumahnya.
Mereka menjadikan bunga kembang sepatu sebagai bahan masakannya. Mereka iris tipis kembang itu dengan pisau mainan.
Awalnya Dipta hanya berniat memetiknya untuk simpanan kalau mereka mau main masak-masakan.
Tapi entah kenapa setelah melihat Shakila dari kejauhan. Dipta merasa Shakila itu anak perempuan yang lucu dan manis.
Kepangan rambutnya membuat ia makin terlihat menggemaskan. Sebenarnya Dipta sendiri nggak tau sejak kapan ia mulai menyukai anak perempuan lucu itu.
Yang ia tau. Ia merasa kehilangan kalau sehari saja tidak menggoda Shakila. Dia paling suka melihat wajah Shakila yang memerah menahan marah dan tangis.
Dia pun pulang merangkai bunga sepatu yang tadi dipetiknya. Kemudian ia pergi lagi ke tempat Shakila dan Keysha bermain.
Sesampainya disana, Dipta pun memanggil Shakila dari kejauhan.
"Shakila... Sini!" Teriak Dipta sambil menyembunyikan tangannya yang menggenggam rangkaian bunga sepatu di balik badannya.
"Apa sih? Nggak mau ah! Nanti kamu pasti jahil lagi sama aku!" Tolak Shakila mentah-mentah.
"Ih sumpah dah! Aku nggak akan jahil lagi sama kamu." Teriak Dipta sambil terus berdiri mematung di pinggir lapangan dekat jalan raya.
Keysha yang ada disitu juga bingung dengan kelakuan kakaknya yang agak aneh itu. Shakila pun melirik ke arah Keysha meminta pendapatnya.
"Ya udah sana gih! A Dipta emang lagi nggak mau jahil kayaknya," sahut Keysha meyakinkan Shakila bahwa ia akan baik-baik saja.
Shakila pun berlari kecil ke arah Dipta. Tak lama kemudian Shakila sudah berada persis di depan Dipta.
"Kamu mau apa sih?" tanya Shakila polos.
"Aku cuma mau kasih ini," jawab Dipta sambil memberikan serangkai bunga kembang sepatu yang sudah ia kasih minyak wangi ibunya sebelum ia menemui Shakila.
"Apaan nih?" tanya Shakila bingung.
"Ya bunga atuh La!"
"Iya aku tau itu bunga. Tapi untuk apa?"
"Ya untuk apa saja terserah kamu. Untuk main masak-masakan sama Keysha juga boleh."
"Ohh gitu," sahut Shakila sambil mencium wangi bunga. Tapi tak lama setelah ia menciumnya ia bersin.
"Huuuaaacchhuuuuuu!"
"Bunga kembang sepatu kok baunya gini sih A?" tanya Shakila heran.
"Eh emang kenapa?" Dipta balik bertanya.
"Seinget aku kembang sepatu nggak ada baunya deh!"
"Iya tadi aku kasih minyak wangi dulu," sahut Dipta malu.
"Kenapa mesti dikasih minyak wangi sih?"
"Ya biar wangi lah! Supaya kamu tau kalau itu tandanya aku sayang kamu," ucap Dipta menyatakan perasaannya sambil tertunduk malu.
Shakila cuma terbengong mendengar pengakuan Dipta. Ia tidak mengerti harus bilang apa. Tapi sebagai anak-anak saat itu ia merasa senang. Mungkin itu tandanya Dipta nggak akan jahil lagi sama dia.
Belum sempat Shakila bicara ternyata ada beberapa temen Dipta sedang memperhatikan mereka. Lalu menggodanya.
"Cie... Cie... Dipta suka sama Shakila ni yee!" Teriak Ardi dari jauh. Dan teriakannya itu membuat teman-teman yang lain ikut gaduh.
"Cinta monyet... Cinta monyet..." Ledek teman-temannya secara bersamaan. Tapi tak disangka tiba-tiba ada anak laki-laki tinggi besar dan lebih tua usianya dari Dipta mendorong Dipta hingga terjatuh. Dan anak itu menarik tangan Shakila untuk berlindung dibelakangnya.
"Jangan macam-macam kamu ya sama adikku! Awas kalau aku lihat kamu bersama adikku lagi," ucap anak laki-laki itu.
Ternyata anak laki-laki itu bernama Aris. Ia Kakaknya Shakila yang kedua. Aris merasa Dipta akan berbuat tidak baik pada adiknya. Maka dari itu ia nekat mendorong Dipta yang sejatinya hanya sedang mengungkapkan cintanya bukan untuk melukai adiknya.
Dipta yang terjatuh masih terdiam dalam posisinya dan terus memperhatikan ucapan yang Aris sampaikan padanya.
Ia tidak berani melawan karena Aris memang lebih tua darinya. Aris sudah SMP sedangkan ia masih kelas enam SD.
Melihat kakaknya terjatuh, Keysha berlari untuk segera menolongnya. Disaat yang bersamaan Aris menarik tangan Shakila memaksanya untuk segera pulang.
Sejak kejadian itu, Dipta sudah tidak pernah lagi menggoda atau menjahili Shakila. Ia pun segera menghindar bila bertemu muka dengan Shakila.
Dipta memang lumayan shock saat itu. Terlebih lagi rasa malunya di depan teman-temannya, ia diperlakukan seperti itu oleh Aris.
Dipta benar-benar menjauh dari Shakila. Ia tak ingin kejadian itu terulang lagi padanya.
Tiba-tiba ibu datang ke kamar mengagetkannya serta membuyarkan lamunannya saat ini.
"Hayo loh anak perjaka Ibu lagi melamun apa? Melamun jorok ya!" Ledek ibu sambil mengelus rambut Dipta yang lurus.
"Ah Ibu bisa aja! Enggak lagi melamun kok Bu."
"Ah masa sih? Ibu nggak percaya." Ledek ibunya lagi.
"Ah Ibu mah! Dosa loh Bu nggak percaya sama anak sendiri. Haha." Tawa Dipta berusaha mengalihkan pembicaraan ibunya.
"Eh A, sepertinya Shakila kasih kode tuh ke Aa," tukas ibunya sok tau.
"Kode apa sih Bu? Ibu sok tau nih," ucap Dipta sambil melirik ibunya.
"Masa kamu nggak engeh sih? Shakila jelas-jelas ingin tau respon kamu tentang ceritanya tadi."
"Cerita yang mana sih Bu?" tanya Dipta pura-pura lupa.
"Itu lho yang dia bilang dulu kamu pernah bilang sayang ke dia," ucap ibu bersemangat.
"Ah Ibu itu kan dulu banget waktu masih kecil lagian Aa juga nggak tau waktu itu sayang tuh artinya apa! Waktu itu mah asal ucap aja."
"Tapi kalau udah segede gini tau kan arti sayang itu apa?" tanya ibunya menggoda.
"Nggak tau juga sih Bu kan Aa juga belom pernah pacaran," jawabnya polos.
"Oh iya juga ya! Ibu baru ingat kalau kamu itu belom laku-laku." Ledek ibunya lagi.
"Yee Ibu sok tau! Biarpun nggak pernah pacaran tapi bukan berarti nggak laku. Buktinya tuh banyak temen-temen cewek Aa yang masih ngejar-ngejar Aa dan ngefans berat sama Aa." Aku Dipta sombong sambil bercanda.
"Haha... Terlalu percaya diri kamu! Ya sudah solat Ashar dulu sana dan nggak usah pikirin pacaran, ibu dan ayah nggak pernah mengajarkan untuk pacaran."
"Iya Bu." Dipta pun beranjak dari tidurnya keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Dipta merasa ucapan ibu ada benarnya. Sepertinya Shakila memang sedang memberikan kode dan merencanakan sesuatu.
Tapi entah sesuatu apa dia tak tau!
Perasaan Dipta pada Shakila juga masih sebatas teman lama yang baru ketemu lagi. Hanya saja dia merasa heran dengan perubahannya.
Shakila kini lebih dewasa dan lebih manis tentunya juga tumbuh menjadi perempuan yang berani. Berani menatap Dipta lekat-lekat!
Shakila bukan lagi anak perempuan kecil yang cengeng tapi dia tetap masih menjadi anak perempuan yang lucu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Linn
Seru kak ceritanya, part 1 dan 2 bikin terhura:")
ohiyaaa ka jangan lupa mampir juga yaa ke novelku
2020-05-02
1
Lulu FH
ceritanya bagus
2020-04-11
1
Zainal Fajri
cakeepp
2020-04-10
2