Gadis Manis

Sebulan sudah ayah Dipta pergi meninggalkan mereka. Pelan-pelan mereka pun bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya yang secara tiba-tiba itu.

Ayahnya meninggal karena kecelakaan ketika sedang dalam perjalanan mengantar barang ke Jakarta.

Karena penyebab meninggalnya adalah kecelakaan kerja maka mereka mendapatkan santunan yang cukup besar dari perusahaan tempat ayahnya bekerja.

Uang santunannya mereka manfaatkan untuk membuka warung sembako dan melebarkan warung seblak milik ibunya yang sudah ada sebelumnya.

Teras rumahlah satu-satunya tempat yang bisa dijadikan warung sembako sekaligus warung seblak karena rumah mereka yang sederhana cenderung sempit.

Oleh karena itu, kini Dipta dan keluarga sudah tidak bisa lagi duduk-duduk bersantai di teras rumah karena terasnya sudah penuh terisi dengan barang dagangan ibunya.

Barang dagangan yang sudah dibeli meliputi dua jenis beras ukuran dua karung besar, minyak goreng ukuran satu liter sepuluh buah, telor satu peti, terigu satu karung besar, dan gula pasir satu karung besar.

Kemudian perlengkapan kamar mandi seperti sabun mandi, odol, sikat gigi, deterjen, pewangi pakaian dan sampo.

Lalu jajanan anak-anak seperti permen, chiki, coklat, biskuit, susu uht dan sosis siap makan.

Warung sembako ibunya diberi nama Warung Pak Iman. Itu adalah nama almarhum ayahnya.

Rencananya baru esok Dipta dan keluarganya membuka warung tersebut. Maka dari itu hari ini sedang sibuk-sibuknya mereka merapihkan warung.

Ketika Dipta sedang beres-beres warung, datanglah seorang tamu. Tamunya adalah seorang gadis manis yang sempat membuat Dipta mengingat kembali memori masa kecilnya.

Ia pun agak kaget dibuatnya!

"Assalamualaikum Aa."

"Waalaikumsalam. Eh temennya Keysha ya?" tanya Dipta.

"Iya. Keyshanya ada?"

"Ada tuh di dalam. Tunggu ya!" Dipta pun berteriak memanggil adiknya.

"Key ada temennya tuh!"

"Iya...," sahut Keysha dari arah dapur.

"Eh Shakila! Masuk La. Wah kamu bawa apa sih repot-repot," ujar Keysha sambil menggiring Shakila masuk.

"Enggak repot kok Key. Aku kesini mau kasih titipan Mamahku untuk Ibumu," ucap Shakila sambil membuka isi plastik hitam yang ia bawa.

Shakila? Shakila anak kecil yang dulu sering Dipta gangguin dan dibuat nangis? Anak kecil yang sering kejar-kejaran dengan dia?

Anak kecil yang rambutnya sering dikepang dua dan dia tarik-tarik rambutnya seolah mengendarai delman.

Anak kecil yang punya uang jajan lebih banyak daripada teman-teman seumurannya.

Anak kecil yang manja dan selalu bisa mendapatkan semua yang ia mau hanya dengan menangis di depan mamah dan papahnya.

Anak kecil yang periang, lucu dan imut tapi juga cengeng. Apa benar dia Shakila?

Kalau memang benar Dipta sungguh tidak mengenalinya. Shakila sudah jauh berbeda. Kini ia terlihat lebih dewasa dengan jilbab menutupi rambutnya. Tak terlihat lagi kuncir kepang seperti dulu.

Dipta tak menyangka Keysha masih berteman baik dengan Shakila. Ia memang tidak pernah tau dengan siapa adiknya itu bergaul.

Selama ini Keysha nggak pernah bawa teman ke rumah. Mungkin karena dulu ibu pernah mengingatkannya untuk tidak sering-sering membawa teman ke rumah. Alasan ibu sih karena katanya malu kalau tidak bisa menyuguhkan makanan-makanan enak.

Jadi selama ini Keysha yang lebih sering main ke rumah temannya.

Tanpa sepengetahuan Dipta sebenarnya Keysha dan Shakila sudah berteman sejak masih sekolah TK. Bahkan sekolah SD, SMP, dan SMA-nya pun sama.

Mendengar ada tamu, ibu pun keluar ikut menemui Shakila.

"Mamah kamu memangnya kapan kesini La?" tanya Ibunya Keysha sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Shakila.

Shakila pun mencium tangannya dengan sopan.

"Kemarin Bu tapi pagi tadi sudah kembali lagi ke Jakarta. Kata Mamah maaf Bu tak bisa mampir jadi titip ini saja ke Shakila."

"Aduh. Terima kasih ya La. Salam untuk Mamahmu."

"Iya Bu nanti saya sampaikan salamnya," ucap Shakila sambil tersenyum.

"Shakila mau minum apa?" tanya ibunya Keysha.

"Nggak usah repot-repot Bu." Tolaknya halus.

"Nggak repot kok! Ya sudah Ibu buatin teh manis dulu ya." Ibu pun beranjak ke dapur meninggalkan Shakila dan Keysha.

Nggak lama Shakila dan Keysha pun mulai asik berbincang menceritakan apapun seperti biasa mereka lakukan kalau ketemu satu sama lain.

Ibu pun keluar membawa secangkir teh manis untuk Shakila.

"Diminum La tehnya."

"Iya Bu terima kasih. Ngomong-ngomong Lusiana mana ya Bu?" tanya Shakila basa-basi.

"Baru mandi tuh La di kamar mandi." Jawab Ibunya.

"Ya sudah Ibu ke dapur dulu ya mau menyelesaikan masak." Pamit Ibunya Keysha.

"Iya Bu silahkan."

Dipta pun masuk ke dalam rumah dan melirik sekilas ke arah Shakila yang sedang asik ngobrol bareng Keysha.

Dan lagi-lagi lirikan Dipta kepergok Shakila. Gadis itupun tersenyum dengan manisnya.

'Haduh kepergok lagi dah!' Ucap Dipta dalam hati.

Dipta pun berlalu dengan sedikit canggung. Ia pergi ke dapur dan mengambil tempe goreng yang baru saja ibu masak.

Setelah itu ia kembali ke ruang TV dan duduk di karpet sambil menyalakan TV yang tadi masih dalam keadaan off.

Ruang TV dan ruang tamu tidak terpisah hanya dibatasi dengan kursi tamu saja. Karena rumah Dipta memang sederhana.

Jadi Shakila dan Dipta masih bisa saling melihat satu sama lain.

Meskipun Dipta membelakangi mereka tapi pandangan Shakila selalu tertuju ke punggung Dipta.

Begitupun Dipta, meskipun matanya tertuju pada TV tapi telinganya terus mendengar dan memperhatikan obrolan antara Shakila dan Keysha.

Sepertinya Dipta mulai penasaran dengan gadis manis ini.

Tak lama ibunya dan Lusiana keluar dari dapur membawa sebakul nasi, semangkok sayur asem, sepiring tempe goreng, semangkok kecil sambal, dan sepiring telur dadar yang sudah dibagi menjadi lima bagian.

"La, makan bareng yuk! Tapi ya gitu menunya cuma segini aja nggak ada ayam goreng atau ikan goreng." Ajak ibunya Keysha.

"Nggak Bu terima kasih. Saya belum lapar." Tolak Shakila dengan halus.

"Yah La, makan yuk. Aku kan laper. Masa aku makan tapi tamunya nggak makan." Ajak Keysha.

"Iya deh," sahut Shakila mengiyakan ajakan Keysha.

Mereka pun langsung duduk melingkar di karpet depan TV yang ditengahnya sudah tersedia menu masakan ibu.

Posisi Dipta bersebrangan dengan Shakila. Entah kenapa kali ini Dipta yang salah tingkah. Dia merasa mata bulat si gadis manis itu tengah menatapnya. Sampai-sampai Dipta tak berani menatapnya balik.

Shakila memang gadis manis tapi ia sepertinya tidak lugu apalagi pemalu. Dia cukup berani menatap seorang laki-laki yang sedang berada dihadapannya.

Sebaliknya dengan Dipta. Justru ia yang lebih sering menunduk atau melihat ke arah lain. Karena tatapan mata gadis itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya kikuk.

Seperti apa sebenarnya gadis manis itu?

***

Terpopuler

Comments

🅿!💤©€$_--🦈 🐬

🅿!💤©€$_--🦈 🐬

cieeee... uhuyy🤓

2024-12-21

0

Mr Crabb

Mr Crabb

Thor aku sudah Like dan rate Bintang 5 loh🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

Jika berkenan silahkan mampir di karyaku ya😇😇😇😇😇😇😇😇😇


>>Legenda 7 Bintang<<


Jangan lupa tinggal kan jejak juga di sana. Terimakasih author kesayangan.

🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰



2020-05-06

1

Esw_Gee

Esw_Gee

aku mampir

2020-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!