Shakila bersama dengan keluarga Dipta makan siang bersama dengan menu sederhana tapi menggugah selera. Saat ini Keysha yang sibuk mengambil piring dan nasi untuk Shakila sahabatnya.
Ibunya pun ikutan menambahkan telur dadar ke dalam piring Shakila. Sedangkan Lusiana menuangkan air putih di cangkir untuknya.
Shakila merasa perlakuan ini sangat istimewa untuknya. Ia merasa keluarga Keysha sangat memperhatikan tamunya. Meskipun salah satu diantara mereka ada yang bersikap cuek.
Salah satu keluarganya yang dimaksud itu adalah Dipta. Laki-laki yang sedari tadi ia tatap tapi tak pernah menatapnya balik.
Shakila suka sekali melihat laki-laki itu menjadi salah tingkah dibuatnya. Meskipun sebenarnya tidak ada niatan Shakila untuk membuatnya merasa seperti itu. Ia hanya ingin menegaskan bahwa laki-laki itu benar Dipta yang dikenalnya dulu.
Setelah mengambil bagian masing-masing, mereka pun berdoa dalam hati. Selepas itu mereka mulai makan dengan lahapnya. Kecuali Shakila.
Mungkin dia juga malu kalau terlihat lahap karena tadi dia bilang belum lapar padahal kenyataannya dia juga sudah lapar.
Ketambah lagi menu sederhana yang ibunya Keysha masak itu adalah menu favoritnya. Tapi tetap saja ia makan dengan santai tidak terlihat lahap karena ia malu kalau ketahuan lagi lapar.
Ketika sedang asik makan, Shakila merasa sangat utuh berada di posisi seperti ini. Ia tak setiap hari bisa kumpul makan seperti ini.
Ia merasa iri dengan keluarganya Keysha yang bisa setiap hari makannya kumpul begini. Meski dengan menu seadanya. Tapi nikmatnya tak terkira karena kebersamaannya yang bernilai mahal untuknya.
Berbanding terbalik dengan Shakila. Ia merasa kesepian di rumah. Ia bisa makan bersama kalau semua lagi pada libur saja. Seperti libur lebaran yang datangnya hanya setahun sekali.
Ia tinggal jauh dari keluarganya. Papah dan mamahnya tinggal di Jakarta karena tahun ini papahnya ditempatkan kerja di Jakarta.
Papahnya bekerja di salah satu perusahaan swasta yang menugaskan beliau untuk siap dipindahtugaskan ke seluruh Indonesia setiap dua tahun sekali.
Maka dari itu mamahnya selalu menemani papahnya kemanapun papahnya bertugas.
Di Sukabumi, Shakila tinggal di rumahnya bersama mamang dan bibinya. Mang Cecep dan Bi Mela. Mamangnya adalah adik kandung mamahnya. Kemudian bibinya adalah istri dari mamangnya.
Mang Cecep dan Bi Mela memang sudah seperti orang tua kandung Shakila. Karena dari bayi, ia diurus dan dibesarkan oleh mamang dan bibinya itu.
Mang Cecep dan Bi Mela juga sangat menyayangi Shakila seperti anak sendiri. Tak pernah mereka biarkan Shakila menangis berlama-lama. Mereka pasti langsung menuruti permintaan Shakila supaya tidak menangis lagi.
Sebenarnya Shakila punya dua kakak laki-laki. Yang pertama bernama Dani. Usianya 24 tahun. Kini ia sudah bekerja di daerah Garut. Kemudian yang kedua bernama Aris. Usianya 20 tahun. Ia masih kuliah di daerah Bandung mengambil jurusan ekonomi.
Selama ini ia dan kakak-kakaknya memang diurus oleh Mang Cecep dan Bi Mela. Mereka tidak ikut papahnya berpindah-pindah kota dari satu kota ke kota lain tiap dua tahun sekali dengan alasan kasihan dengan anak-anaknya kalau harus berpindah-pindah sekolah dan bergonta-ganti teman.
Maka dari itu ia merasa kesepian. Mamang dan Bibinya juga belum punya keturunan sampai saat ini. Jadi mereka hanya bertiga di rumah.
Itu pun mamang dan bibinya sibuk ke sawah. Mengelola persawahan orang tuanya Shakila.
Jadi acara makan siang kali ini sangat spesial untuknya.
Karena melihat kecanggungan Dipta, sambil makan Shakila menggoda Dipta dengan suatu pernyataan.
"A Dipta mah sekarang kalem ya. Dulu mah waktu kecil jahil banget." Celetuk Shakila di depan keluarga Dipta.
"Ah masa sih Teh? A Dipta tuh masih jahil kok kalau ke aku," tukas Lusiana adik bungsunya Dipta.
"Lho emang dulu Dipta suka jahil ke Shakila ya, La?" tanya ibu bingung karena dia tak pernah tau kalau anaknya dulu suka jahil ke Shakila.
"Tanya saja A Diptanya Bu," jawab Shakila sambil tersenyum menggoda.
"Hehe... Iya Bu!" jawab Dipta sambil nyengir-nyengir macam kuda.
"Dulu tuh A Dipta suka kejar-kejar Shakila Bu sampai Shakila jatuh karena ditakut-takuti kucing," tukas Keysha.
"Lha emang ya?" tanya Dipta seolah merasa tak pernah melakukannya.
"Iya A. Masa Aa lupa!" Seru Shakila.
"Iya lupa saking banyaknya," sahut Dipta sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal dengan tangan kiri.
"Wah kalau begitu Aa harus minta maaf ya ke Shakila!" Cetus Ibunya.
"Yah Bu namanya juga anak kecil." Elak Dipta karena dia malu kalau harus minta maaf saat ini.
"Haha... Nggak apa-apa kok Bu. Lagian itu juga sudah berlalu," jawab Shakila.
"Tuh kan Bu, Shakila aja udah maafin kok!" Seru Dipta merasa bebas tak perlu minta maaf.
Dipta pun mulai cair dengan suasana yang dibuat hangat oleh Shakila. Dia memang gadis yang pandai berbicara.
Tapi cairnya Dipta tak berlangsung lama setelah Shakila berusaha membuka kembali memori mereka di masa lalu.
"Iya Bu sudah saya maafkan dari dulu. Tapi dulu saya juga masih ingat kalau A Dipta pernah baik juga ke saya."
"Maksudnya baik gimana La?" tanya ibu penasaran dengan cerita masa kecil anak sulungnya itu.
"Iya baiknya tuh A Dipta pernah petik bunga kembang sepatu banyak banget terus dia kasih ke saya dan dia bilang aku sayang kamu," ucap Shakila tersipu malu. Ada rona merah dipipinya yang ia tak sadari.
Mendengar cerita tentang rasa yang dulu pernah ada membuat Dipta menjadi kikuk lagi.
Kali ini ia betul-betul ingat kalau Shakila itu cinta monyetnya pada zaman ia masih kelas enam SD.
Dulu kenapa ia sangat jahil ke Shakila karena ia ingin sekali mendapatkan perhatiannya. Maka dari itu ia selalu membuat kejahilan-kejahilan yang berujung dengan kejaran Shakila terhadapnya atau bahkan tangisan Shakila yang disebabkan olehnya.
Ia suka sama Shakila tapi itu dulu. Saat ini ia belum tau. Dipta pun tak pernah berpacaran sama sekali padahal banyak teman perempuannya yang menyukainya.
Ia tak berpacaran karena ia merasa pacaran itu bukan keperluannya saat ini. Ia masih asik main dengan teman-temannya dan merasa tak bebas kalau ia punya pacar.
Celetukan Keysha membuyarkan lamunan Dipta.
"Cie... Cie... Kamu masih ingat aja La."
"Ya sedikit-sedikit sih masih ingat. Tapi nggak tau tuh A Diptanya masih ingat atau enggak." Kalimat Shakila seolah menusuk jantung Dipta ke bagian terdalam.
Ia pun menjawab.
"Iya saya masih ingat!"
Mendengar jawaban Dipta membuat senyum Shakila melebar.
Semua rasa yang dulu pernah ada mulai mengisi kembali memori Dipta.
Dipta dibuat penasaran dengan tujuan Shakila mengingatkan cerita masa kecil itu lagi.
Apakah itu pertanda Shakila menyukai Dipta?
Dan ia ingin Dipta mengulang ucapannya yang dulu?
Aku sayang kamu!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Lulu FH
mantaapp. Shakila bisa ae 😅
kunjungin ceritaku juga ya. judulnya Bingkai Cinta Arjuna 🙏
2020-05-06
1
SFL
jejak dulu
2020-05-02
1
Uni (ig : @Uni_Feisya
aku baru like sampai sini ya 😅
kunjungi dan bom like novelku My love my cute husband. nanti ku kunjungi dan bom like novelmu lagi ya yuning 😍
2020-04-26
1