Empat

Berry berputar arah kembali ke diskotik. Dan Yeni pun langsung memutar kembali motornya menuju diskotik tadi. Entah mengapa feeling seorang istri mengatakan bahwa Yogi suaminya ada di dalam diskotik tersebut. Yeni menyusuri jalan di tengah heningnya malam diiringi hembusan angin malam yang sangat dingin. Tidak seharusnya wanita muslimah seperti Yeni berjalan sendirian tengah malam seperti ini

"Loh Mbaknya kok balik lagi?" Tanya satpam tadi ketika melihat Yeni datang memarkirkan motor.

"Iya Pak. Masih mau nyari adik saya."

"Ya sudah. Tunggu di sini aja Mbaknya."

Yenni lun menunggu di pos satpam. Yeni pun ikut larut dengan obrolan satpam dan tukang parkir. Sesekali ikut tertawa melihat kekonyolan mereka, mendengar obrolan mereka yang terdengar renyah di telinga seperti tanpa beban. Hingga waktu menunjukkan pukul 01.25 Yeni masih menunggu suaminya keluar, meski tidak ada tanda-tanda yang berarti tentang keberadaannya.

"Mbak, sebenarnya Mbak ini nyari siapa? Kok sampai ditungguin sampai jam segini?" Tanya satpam tersebut yang menatap iba pada Yeni.

"Sebenarnya saya ini lagi menunggu suami saya Pak, makanya saya menunggu sampai jam segini."

"Saya sebenarnya kasihan sama Mbak kalau harus menunggu sampai pagi begini."

"Nggak apa-apa Pak, saya pengen tahu aja benar-benar ada atau tidak." Jawab Yeni dengan senyum meyakinkan.

"Ya sudah begini saja Mbak. Mbak tunjukin aja poto suami Mbak." Yenni pun mengecek gawainya dan menunjukan poto Yeni dan suami ketik liburan di Bali dulu.

"Yang ini suami saya Pak." Yeni menunjukan beberapa poto suaminya.

"Bagaimana kalau saya bawa Hp Mbak masuk ke dalam, biar saya bisa lihat potonya dan cocokan sama orang yang di dalam?" Tanyanya meyakinkan. Tapi Yeni tampak takut dan ragu. Mungkin ia paham dengan keraguan Yeni. "Mbak jangan takut, ini kunci motor saya, itu motornya. Saya bawa Hp Mbak. Kalau nanti saya kabur Mbak boleh ambil motor saya. Ini STNKnya." Katanya sambil menunjukkan kunci dan STNK.

"Iya Pak. Bawa saja, saya percaya."

Dibawanya gawai Yeni ke dalam untuk melihat apakah ada suaminya di dalam sana. Hampir 15 menit Yeni menunggu akhirnya satpam itu kembali.

"Bagaimana Pak?" Tanya Yeni yang melihatnya keluar dari pintu diskotik.

"Maaf Mbak. Di dalam ramai banget saya nggak nemuin suaminya Mbak." Mendengar jawabannya Yeni tertunduk pasrah. Apa mungkin memang tidak ada?

"Ooh ya sudah Pak. Terimakasih ya Pak?"

"Iya Mbak. Jadi bagaimana Mbaknya? Masih mau menunggu?"

"Ehm. Saya tunggu aja deh Pak, sampe jam 5an pagi. Nggak apa-apa kan Pak?' tanya Yeni yang ragu, takut beliau tidak mengizinkan.

"Iya Mbak boleh-boleh saja."

Yeni memainkan gawainya. Berselancar di dunia maya menikmati hiruk pikuk fb,ig dan twitter. Hampir 2 jam lamanya Yeni menunggu, di tengah mata yang mulai mengantuk, Yeni memutuskan untuk pulang. Beruntung di tempat seperti ini aku masih bertemu dengan orang yang baik. Ketika Yeni berdiri aku melihat Berry dan Dion keluar dari Diskotik.

"Eh ada Yeni, ada Yeni!" Teriak Berry sambil menepuk pundak Dion. Tiba-tiba Yenni melihat di belakang meraka ada Yogi bersama Zee. Mereka bergandengan, Yogi memapah Fauziah yang memakai baju dress ketat nan seksi serta menggunakan tas jelly dengan rambut dipirang kuning. Entah kekuatan darimana yang membuat Yeni setegar ini melihat kejadian ini di depan matanya.

"Oh kalian berdua ya?" Saking bingungnya hingga Yeni tak bisa berkata apa-apa selain menunjuk mereka dengan telunjuknya.

"Eh Bun kamu ngapain kesini? Syifa mana? Kamu tu nggak boleh ke tempat seperti ini." Yogi menarik Yeni menjauh dari pintu diskotik.

"Oh aku nggak boleh kamu boleh gitu ya?"

"Sudahlah kalau begini kita langsung bawa aja mereka ke kantor polisi terdekat, ini keterlaluan Mbaknya jalan sama suami orang." Teriak satpam yang membantu Yeni tadi sambil menyikut tangannya dan berbisik.

"Bilang aja saya sepupu Mbak." bisik satpam itu pada Yenni.

Yogi yang mendengar perkataan satpam langsung takut dan berteriak.

"Eh kenapa pakai polisi segala? Bapak ini siapa sok mau jadi pahlawan?"

"Saya sepupu dia. Udah ayo bawa saja mereka ke kantor polisi biar pada kapok." Teriak satpam lagi.

"Ya sudah ayok Pak. bawa saja mereka berdua." timpal Yeni.

"Eh Bun. Kamu nggak malu ya?" tanya Yogi masih tak ingin dibawa ke polisi.

"Sudah. kita jelasin di Kantor polisi aja nanti." Kata Yenni.

"Dia itu sepupu kamu yang mana? Kalian bohong ya?" Yogi masih tidak percaya.

"Ada. Dia sepupu dari kampung."

Diboncengnya Yogi dan Fauziah dengan dua orang satpam tadi. Sepanjang perjalanan Yeni hanya mengambil poto mereka berdua. Biar mereka malu dan tak lupa Yeni menelpon Ayah dan Ibu mertuanya untuk datang ke kantor polisi dimana kami membawa Yogi dan Fauziah.

Disitu mereka disuruh menandatangani surat perjanjian bahwa mereka tidak akan berhubungan lagi. Karena lelaki sudah memiliki istri. Dan apabila mereka melakukan hal tersebut dikemudian hari maka mereka akan mendapat sangsi. Setelah tanda tangan selesai, Yeni melihat ibu dan ayah mertuanya datang. Ibu yang kesal dan marah langsung menampar Fauziah.

"Plak. Dasar *****. Kurang ajar, kerjaannya gangguin rumah tangga orang." terlihat Fauziah hanya menunduk malu. Yogipun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kamu juga gi. Tidak bersyukur. Perempuan kayak begini yang kamu kejar? Baju seperti kekurangan bahan kayak gini? Ha?" Bentak ibu mertua Yenni. Yenni melihat Yogi hanya diam. "Yeni aja kalau pakai baju pendek kamu marahin abis-abisan. Kamu suruh Yeni pakai kerudung panjang-panjang malah kamu pilih perempuan ****** kayak begini?" Lanjutnya lagi.

"Dan Kamu perempuan murahan. Jangan pernah ganggu anak saya. Dia sudah berkeluarga, dia sudah punya anak. Apa kamu nggak malu masih ngejar-ngejar suami orang?" telunjuk ibu mertua mengarah tepat di depan muka Fauziah yang masih menunduk.

"Udahlah Ma, aku yang salah. Jangan marahin dia!" Yogi berusaha membela, tapi di bentak oleh sang Ibu.

"Diam kamu! Jangan sampai Ibu lihat kamu bersama wanita ****** ini."

Setelah puas ngomel dan mencaci akhirnya kami pulang kerumah hingga jam 06.00 pagi. Yeni melihat kekesalan masih terpancar di wajah Yogi karena tadi setelah kejadian itu Ibu tidak mengizinkan Yogi mengantar pulang Fauziah. Entah bagaimana nasibnya setelah itu.

Dirumah.

Setelah kejadian tadi subuh benar-benar membuat keadaan rumah menjadi kaku, Yeni bingung dan juga malu ntah harus bertahan disini atau pulang kerumah orang tuanya. Pasti mertuanya malu harus datang ke kantor polisi menyaksikan perlakuan bejat anaknya, tapi mau bagaimana lagi, jika Yeni hanya menyampaikan pasti mereka tidak akan percaya. Oleh karena itu Yeni sengaja menelpon mereka agar mereka menyaksikan sendiri.

"Gara-gara kamu tu Yen, buat malu keluarga aja bawa-bawa Yogi ke polisi sama si ***** itu. coba kamu diam-diam aja di rumah, nggak malu begini kan keluarga saya."

"Apa sih Bu malah nyalahin Yeni? justru bagus Yeni ngubungin kita jadi kita tahu kelakuan anak kita itu." Bela Bapak mertua Yeni.

"Maafin Yenni Bu?"

Terpopuler

Comments

💞🌜Dewi Kirana

💞🌜Dewi Kirana

bagus thor

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!